Kesehatan

Memahami Siklus Menstruasi yang Dialami Oleh Para Wanita

Siklus Menstruasi
Written by Adinda Rizki

Siklus Menstruasi – Siklus menstruasi dialami wanita yang telah melalui masa pubertas. Fase menstruasi tersebut melewati beberapa tahap dalam organ reproduksi wanita, yang diawali dari penciptaan sel telur sampai dengan keluarnya dari dalam rahim.

Periode menstrusi yang dialami oleh para wanita adalah perubahan natural yang berlangsung di dalam organ reprodusi mereka tiap bulan. Menstruasi berlangsung saat endometrium atau dikenal dengan dinding rahim maupun sel telur yang tak dibuahi terlepas keluar dari dalam vagina.

Lalu, bagaimana siklus menstruasi yang baik? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang siklus menstruasi. Jadi, tetap simak artikel ini sampai habis, Grameds.

Bagaimana Menstruasi Bisa Terjadi?

Siklus Menstruasi

(Beauty in Blood/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Menstruasi diawali dengan terlepasnya lapisan yang berada di dinding rahim hingga menimbulkan perdarahan yang keluar dari dalam vagina. Namun sampai hal ini terjadi, ada proses yang harus dilewati terlebih dulu. Ovarium atau indung telur awalnya akan meluruhkan sel telur, yang selanjutnya menempel di dinding rahim–menunggui jika dibuahi oleh sperma.

Sembari menunggu kedatangan sperma, jaringan dinding rahim akan terus menebal untuk mempersiapkan diri menghadapi kehamilan. Jika ada sel sperma yang masuk, sel telur bisa dibuahi untuk kemudian berkembang menjadi bakal janin.

Namun, jaringan yang berada di dinding rahim itu akan meluruh dan keluar melalui vagina jika sel telur tidak juga dibuahi. Proses ini akan kembali terulang lagi dari awal setelah menstruasi kalian selesai.

Jalannya proses menstruasi sejak awal hingga akhir itu disebut sebagai “siklus menstruasi”. Para wanita tidak mempunyai siklus menstruasi yang sama, ada yang teratur atau normal, begitupun sebaliknya. Siklus menstruasi  tiap wanita berbeda-beda dan biasanya terjadi antara 21–35 hari.  Namun, sebagian besar wanita mempunyai siklus menstruasi selama 28 hari.

Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi

Siklus Menstruasi

(Vulvani/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Siklus menstruasi secara umum dapat dibagi menjadi beberapa tahap yang terkena pengaruh lima tipe hormon di dalam tubuhnya, yaitu:

1. Hormon Estrogen

Hormon yang dibuat di dalam ovarium tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting, khususnya ketika berlangsung proses ovulasi. Tidak hanya itu, hormon itu juga memiliki peran dalam peralihan tubuh para remaja ketika pubertas, serta berperan dalam penciptaan kembali lapisan rahim setelah selesai periode menstruasi.

2. Hormon Progesteron

Hormon tersebut juga dibuat di dalam ovarium dan memiliki peran dalam proses penguatan dinding rahim. Hormon ini melakukan kolaborasi dengan hormon estrogen untuk menjaga periode reproduksi dan melindungi kehamilan.

3. Hormon Perangsang Folikel

Hormon ini berfungsi untuk mematangkan sel telur di dalam ovarium hingga siap untuk dilepaskan. Hormon folikel diproduksi di kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah otak.

4. Hormon Pelutein

Sama halnya dengan hormon folikel, hormon ini juga dibuat di dalam kelenjar pituitari yang memiliki fungsi sebagai perangsang ovarium ketika berlangsung proses peluruhan sel telur.

5. Hormon Pelepas Gonadotropin

Hormon ini dibuat di dalam otak dan berfungsi memberikan rangsangan di dalam tubuh untuk memproduksi hormon pelutein dan hormon perangsang folikel yang berpengaruh dalam fase kematangan dan peluruhan sel telur.

Fase dalam Siklus Menstruasi

Umumnya, terdapat tiga tahap dalam siklus menstruasi, yaitu menstruasi, praovulasi dan ovulasi, serta pramenstruasi. Berikut ini penjelasannya.

Fase I: Menstruasi

Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada tahap tersebut, struktur dinding rahim maupun sel telur akan berubah menjadi darah menstruasi. Intensitas darah yang keluar ketika menstruasi biasanya sekitar 30–40 ml. Darah yang keluar itu akan semakin meningkat pada tiga hari awal. Para wanita sering kali akan mengalami nyeri dan kram di perut, punggung, dan panggul. Keadaan itu disebabkan kontraksi rahim yang dialami akibat adanya pertambahan hormon prostaglandin saat menstruasi.

Kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi untuk mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi, meskipun memicu rasa sakit. Para wanita yang sedang menstruasi juga dapat merasakan berbagai gejala lainnya, misalnya perubahan suasana hati, nafsu makan, dan sakit kepala.

Fase II: Praovulasi dan Ovulasi

Ketika tahap praovulasi berlangsung, struktur dinding rahim yang telah luruh akan kembali tebal. Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan rahim supaya dapat didiami oleh sel telur apabila terjadi pembenihan oleh sperma. Tahap ini dapat berlangsung ketika ovulasi atau masa subur.

Ketika berlangsung ovulasi, folikel yang menonjol akan terpecah dan mengeluarkan sel telur, selanjutnya berpindah ke rahim melewati tuba falopi. Sel telur itu bisa dibuahi sampai dengan 24 jam setelah selesai dikeluarkan. Untuk menjamin keberhasilan program membuat anak, ada baiknya kalian melakukan hubungan intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi adalah waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Selain itu, sperma dapat bertahan kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.

Biasanya, waktu subur wanita akan berlangsung selama 14 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir. Namun demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Kurun waktu ovulasi terkadang dapat berubah dan hal tersebut sering kali dialami para wanta dengan siklus mestruasi yang tak teratur.

Fase III: Pramenstruasi

Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal. Hal tersebut disebabkan folikel yang terpecah dan mengeluarkan sel telur yang akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum merupakan suatu jaringan yang terbentuk di dalam ovarium dan berfungsi dalam proses produksi hormon progesteron yang menyebabkan struktur dinding rahim menebal.

Jika tidak terjadi pembuahan, kalian akan mulai merasakan gejala pramenstruasi atau PMS, seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri di payudara, pusing, cepat lelah, atau perut kembung. Selain berbagai gejala itu, korpus luteum juga akan melakukan perubahan dan selesai membuat hormon progesteron. Apabila tidak terjadi proses pembuahan, kandungan estrogen dan progesteron akan berkurang, struktur lapisan dinding rahim juga turut meluruh sampai berubah menjadi darah menstruasi.

Fase-fase di atas normalnya berlangsung secara teratur setiap bulannya. Namun, jika kalian mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari tujuh hari, atau tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan secara berturut-turut, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dapat diperiksa dan ditangani dengan tepat.

Siklus Haid Normal

Siklus menstruasi terhitung sejak hari kesatu menstruasi sampai dengan hari selanjutnya, tetapi setiap wanita tidak memiliki siklus yang sama. Menstruasi umumnya bisa terjadi tiap 21–35 hari dan berjalan selama 2–7 hari. Selama beberapa tahun awal menstruasi, seorang wanita kemungkinan akan menjalani siklus menstruasi yang relatif lama. Namun, siklus ini condong semakin pendek dan semakin teratur dengan menambahnya usia sang wanita.

Siklus menstruasi yang normal dapat ditandai dengan jangka waktu yang sama tiap bulan. Selain itu, menstruasi dapat menyebabkan nyeri yang ringan maupun berat, bahkan tanpa mengalami kesakitan. Semua hal itu dapat disebut normal jika para wanita mengalami menstruasi tiap bulan dengan siklus 21–35 hari. Namun demikian, siklus itu kemungkinan akan tidak teratur ketika mendekati masa menopause.

Waspada Siklus Haid yang Tidak Normal

Mayoritas wanita menjalani proses menstruasi dengan waktu 4–7 hari. Menstruasi yang dialami wanita sering berlangsung tiap 28 hari, tetapi siklus yang teratur kira-kira 21–35 hari. Siklus menstruasi yang tidak teratur sering kali memiliki tanda-tanda sebagai berikut.

  • Siklus menstruasi berlangsung lebih dari 35 hari atau kurang dari 21 hari.
  • Melewatkan tiga atau lebih siklus menstruasi berturut-turut.
  • Sirkulasi menstruasi lebih ringan atau lebih berat dibandingkan dengan biasanya.
  • Kurun waktu menstruasi berlangsung selama lebih dari tujuh hari.
  • Menstruasi diiringi dengan kram, nyeri, mual, dan muntah.
  • Mengalami perdarahan maupun bercak di luar siklus setelah berhubungan badan maupun menopause.

Siklus haid tidak normal yang telah disebutkan di atas dapat menunjukkan adanya suatu gangguan menstruasi berikut ini.

  • Amenore, yaitu keadaan saat wanita berhenti mengalami menstruasi sama sekali. Seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi dalam kurun waktu 90 hari atau lebih dapat dianggap tidak normal, kecuali mereka sedang hamil, menyusui, atau menopause. Seorang remaja wanita yang belum mengalami menstruasi ketika berusia 15–17 tahun, meskipun buah dadanya semakin berkembang, juga dapat disebut mengalami amenore.
  • Oligomenore, yaitu keadaan saat wanita jarang mengalami menstruasi.
  • Dismenore, yaitu keadaan saat wanita mengalami kram dan nyeri menstruasi yang sangat parah.
  • Perdarahan uterus yang tidak wajar bisa terjadi apabila sikluas menstruasi tidak teratur. Gejalanya bisa berupa cucuran menstruasi yang tinggi, kurun waktu lebih dari tujuh hari, dan perdarahan atau bercak di luar siklus setelah berhubungan intim atau setelah menopause.

Apakah kalian sudah tahu seberapa pentingnya mengetahui siklus menstruasi? Nah, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kepada dokter jika kamu mengalami siklus menstruasi yang tidak normal.

Tanda-Tanda Siklus Menstruasi Teratur

Selain ditinjau berdasarkan pola siklusnya, menstruasi teratur juga dapat dilihat berdasarkan hal-hal berikut ini.

1. Warna Darahnya

Umumnya, darah haid yang normal memiliki warna merah terang seperti buah ceri. Namun demikian, seberapa merahnya akan bervariasi juga antar satu wanita dan yang lainnya — tergantung tingkat kekentalan atau volume darah.

Warna merah yang terang lazimnya dapat dilihat pada hari pertama atau kedua menstruasi dikarenakan aliran darah yang keluar cukup deras. Pada hari-hari terakhir menstruasi, darah yang keluar akan berubah kecokelatan karena “usianya” sudah tua. Kemungkinan, darah itu merupakan sisa dari siklus menstruasi bulan sebelumnya yang belum meluruh semuanya.

2. Lamanya Waktu Haid

Normalnya, wanita menstruasi selama tiga sampai dengan tujuh hari, tetapi sebagian di antaranya hanya menjalaninya selama dua hari saja. Tipe lamanya juga disebabkan oleh banyaknya darah yang dikeluarkan. Jika terjadi selama dua hari, biasanya darah yang dikeluarkan lebih banyak. Menstruasi yang tidak juga selesai dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, bisa saja pemakaian pil KB, penyakit tiroid, adenomiosis, hingga obesitas.

3. Keputihan

Kalian biasanya akan mengalami keputihan beberapa hari menjelang menstruasi. Keputihan diproduksi oleh leher rahim dan terjadi pada masa subur. Normalnya, cairan keputihan yang keluar menjelang haid memiliki warna bening atau putih jernih, tidak berbau, serta teksturnya lengket dan kental (semakin mencair ketika mendekati masa subur).

4. Gejala Haid yang Terjadi

Gejala dari menstruasi yang normal, meliputi:

  • Perut kembung.
  • Kram pada perut bagian bawah dan punggung.
  • Kesulitan untuk tidur.
  • Payudara sensitif.
  • Muncul jerawat.
  • Ngidam makanan.
  • Perubahan mood.

Gejala PMS sering kali muncul beberapa hari menjelang haid dan berhenti pada hari-hari pertama menstruasi. Serangkaian gejala di atas masih termasuk normal, tetapi jika terjadi lebih parah dan cenderung menghambat aktivitas harian (atau bahkan kecenderungan depresi) mungkin menandakan kalian memiliki PMDD.

Jika kalian mengalami perdarahan vagina di luar siklus menstruasi, perubahan warna darah haid, keputihan tidak normal, rasa sakit yang amat sangat, serta siklus menstruasi tidak teratur di luar penggunaan KB, segera periksa ke dokter. Perubahan siklus itu kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu.

Itulah artikel terkait “siklus menstruasi” yang bisa kalian gunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

Rekomendasi Buku dan e-Book Terkait

1. Gangguan Payudara dan Menstruasi

Siklus Menstruasi

Sebagai wanita tentu menginginkan kesehatan setiap bagian anggota tubuhnya, apalagi menyangkut bagian tertentu yang sangat penting, yaitu payudara dan organ intim (menstruasi). Semua tahu jika keduanya adalah bagian terpenting baik luar maupun dalam, baik individu itu sendiri ataupun orang lain yang kelak akan menjadi pasangan kalian.

Tentu untuk menjaga kedua hal terpenting di atas, tidaklah mudah karena banyak gangguan (penyakit) yang siap mengancam organ yang hanya dimiliki wanita tersebut, sehingga memang sangat dibutuhkan gaya hidup yang sehat. Namun tak cukup hanya itu saja, antisipasi sedini mungkin adalah pelengkap untuk menjaga dari ancaman gangguan yang ada.

Kalian tak perlu gelisah sedemikian kritisnya. Segala gangguan atau masalah pasti ada penyelesainnya. Buku ini hadir mencoba mengupas gangguan-gangguan yang sering terjadi menyangkut seputar payudara dan menstruasi. Tak hanya menguraikan saja, tetapi juga memberikan informasi yang lengkap dan tips praktis untuk mengantisipasinya.

2. Mencegah Permasalahan Menstruasi dan Kewanitaan

Siklus Menstruasi

Vital memang bagian perempuan yang satu ini karena sedikit ada masalah bisa berakibat fatal. Tentu semua wanita tidak menginginkan hal fatal menimpanya, sehingga tidak ada jalan lagi, mau tak mau harus sedini mungkin untuk menjaga dan merawatnya. Informasi di dalam buku ini sangat penting, khususnya bagi perempuan yang ingin mejaga kesehatan reproduksinya.

Selain menyajikan pengenalan terhadap sistem reproduksi wanita, buku ini juga mengupas permasalahan menstruasi dan kewanitaan, yaitu permasalahan menstruasi: sindroma premenstruasi (PMS); dismenore; amenore (tidak menstruasi); perdarahan rahim akibat kelainan fisik; perdarahan rahim disfungsional; sindromaovariumpolikista(sindromastein-leventhal); serta permasalahan kewanitaan, yaitu keputihan; bau tidak sedap; peradangan vagina; peradangan kandung kemih; infeksi vagina. Namun, kalian jangan khawatir, karena buku ini juga menyajikan tips-tips untuk mengatasinya. Buruan dapatkan segera informasi lengkap di dalam buku ini! Selamat membaca, semoga bermanfaat!

3. Siap Menghadapi Mensturasi dan Menopause

Siklus Menstruasi

Buku ini membahas dengan tuntas mengenai pengertian, tanda-tanda awal menstruasi, permasalahan umum dan khusus menstruasi, serta penanganannya. Buku ini dapat dijadikan panduan bagi anak wanita yang baru akan berjumpa dengan menstruasi pertamanya agar siap menghadapi dan mampu menyikapi beberapa permasalahan yang menyertainya.

Selain itu, buku ini juga memberikan bahasan tuntas mengenai menopause dan segala permasalahannya, baik fisik maupun psikis serta penanganannya. Buku ini akan cocok juga dijadikan panduan bagi para wanita menjelang berakhirnya masa produktif tersebut.

Baca juga:

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki