Kesehatan

Mengenal Fungsi Epididimis sebagai Sarana Transportasi Sperma

fungsi epididimis
Written by Adinda Rizki

Fungsi Epididimis – Setiap makhluk hidup memiliki alat untuk reproduksi, termasuk manusia. Laki-laki dan perempuan memiliki organ reproduksi yang berbeda, begitu pula dengan fungsinya. Sistem reproduksi sendiri merupakan sistem biologis yang terdiri dari seluruh organ anatomis yang berkaitan dengan reproduksi seksual.

Jadi, organ reproduksi bukan hanya alat kelamin yang termasuk dalam sistem reproduksi, tetapi juga cairan, feromon, dan hormon yang ikut berperan dalam sistem reproduksi. Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda. Oleh sebab itu, setiap dari kita harus mengetahui fungsi dari setiap sistem reproduksi diri supaya dapat merawat dan tetap sehat.

Berikut akan dibahas mengenai organ reproduksi laki-laki, khususnya epididimis yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.

Apa Fungsi Epididimis?

Epididimis merupakan organ saluran reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai transportasi sperma, perlindungan konsentrasi, dan penyimpanan sperma. Epididimis juga disebut sebagai tabung panjang melingkar yang menjadi tempat penyimpanan sperma dan mengangkutnya dari testis.

Masalah fungsional dan struktural pada epididimis dapat dihubungkan dengan infertilitas atau penurunan kesuburan. Fungsi epididimis secara lebih rinci seperti yang diterangkan dalam Epididimis dan Perannya pada Pematangan Spermatozoa yang ditulis oleh Muslim Akmal, dkk yang dimuat dalam laman Kumparan.com sebagai berikut.

1. Menyimpas Spermatozoa

Fungsi utama dari epididimis adalah menyimpan spermatozoa sampai penuh. Kemudian, spermatozoa yang ada di dalam epididimis akan dialirkan ke dalam duktus epididimis. Sperma dari testis dikumpulkan di epididimis. Ia juga memberikan ruang dan lingkungan yang baik untuk proses pematangan sperma.

Pematangan spermatozoa dalam epididimis manusia terjadi lebih cepat daripada spesies lainnya. Sehingga, penyimpanan spermatozoa tidak membutuhkan waktu yang lebih lama. Tidak hanya itu, proses pematangan spermatozoa manusia juga relatif lebih sederhana dibandingkan spesies lainnya.

Transit spermatozoa dalam epididymis membutuhkan waktu 2-6 hari. Jangka waktu tersebut terbilang lebih singkat dibandingkan dengan spesies lainnya.

2. Tempat Pematangan Spermatozoa

Fungsi selanjutnya dari epididimis, yakni sebagai tempai pematangan spermatozoa. Spermatozoa baru akan mengalami pematangan yang sempurna ketika berada di dalam epididimis. Selama masa transit di dalam epididimis, spermatozoa akan mengalami pematangan.

Tidak hanya itu, spermatozoa juga mengalami beberapa perubahan di antaranya ukuran, bentuk, ketajaman, dan struktur internal akrosom.

3. Sumber Molekul-Molekul Penting

Epididimis menjadi organ yang kaya dengan sejumlah protein atau molekul penting untuk mendukung pematangan spermatozoa. Proses pematangannya bergantung pada jumlah molekuk yang disekresikan oleh epithelium.

Terdapat sejumlah molekul yang memiliki peranan penting dalam meregulasi pematangan spermatozoa. Molekul-molekul tersebut di antarnya CRISP1, SPAG11e, DEFB126, carbonyl reductase P34H, CD52, and GPR64.

4. Transportasi Spermatozoa

Epididimis juga berfungsi mengangkut dan menyalurkan sperma ke bagian lainnya. Sperma yang akan keluar dari tubuh juga harus melewati saluran tersebut.

Jika bicara tentang reproduksi, maka akan sangat banyak sekali, sehingga kita perlu mencari tahunya melalui buku. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai refernsi dalam mengetahui sistem reproduksi adalah At a Glance: Sistem Reproduksi Edisi 2. Melalui buku ini, pembaca akan mengetahui reproduksi normal pada manusia mulai dari embriologi saluran reproduksi, selanjutnya pubertas dengan pematangan anatomi dan fisiologi reproduksi pria dan wanita.

Fungsi Epididimis

button rahmad

Struktur Epididimis

Epididimis terdiri dari tiga struktur. Berikut ketiga struktur tersebut seperti yang terangkum dalam laman Kumparan.com.

1. Kepala (Caput)

Kepala atau caput menjadi bagian epididimis yang terletak di bagian atas dekat dengan testis. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sel sperma yang siap untuk mengalami proses pematangan.

2. Tubuh (Corpus)

Tubuh atau corpus epididimis berbentuk layaknya tabung yang panjang dan bengkok. Bagian ini menjadi tempat berlangsungnya peristiwa pematangan sel sperma.

3. Ekor (Cauda)

Bagian ekor pada epididimis mengambil peran sebagai penyakur sel sperma ke bagian lainnya, yakni ke saluran vas deferens. Setelahnya, sperma akan diangkut menuju saluran ejakulasi.

Bicara tentang seksualitas di Indonesia bisa dibilang terus mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Dengan mengetahui  seksualitas yang terjadi di Indonesia, maka akan menambah wawasan kita. Buku Seksualitas Di Indonesia Politik Seksual, Kesehatan, Keberagaman, dan Representasi, bisa dijadikan panduan untuk kamu yang ingin mendalami seksualitas di Indonesia.

Seksualitas Di Indonesia - Fungsi Epididimis

Penyakit atau Gangguan pada Epididimis

Jika kesehatan epididimis tidak dijaga dengan baik maka besar kemungkinan terserang penyakit atau gangguan. Melansir dari laman Alodokter.com dan Halodoc.com, berikut beragam penyakit yang dapat menyerang epididimis.

1. Epididimitis

Epididimitis merupakan kondisi epdidimis yang meradang akibat infeksi bakteri pada saluran kemih, penyakit menular seksual, atau infeksi prostat. Tidak hanya itu, epididimitis juga dapat disebabkan oleh benturan di selangkangan atau akibat infeksi tuberkolosis.

Sebagian besar penyebab masalah epididimitis adalah infeksi yang disebut sebagai E.coli. beberapa kasus disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycoplasma atau Chlamydia. Infeksi ini kerap kali datang melalui penyakit menular seksual.

Berikut penyebab lainnya dari penyakit epididimitis.

  • Penyumbatan di uretra (tabung yang membawa kencing dari tubuh).
  • Kelenjar prostat yang membesar atau terinfeksi (kelenjar berotot seukuran buah kenari yang mengelilingi bagian dari uretra).
  • Penggunaan kateter (tabung yang mengalirkan kandung kemih).
  • Pembedahan pada prostat, uretra atau kandung kemih.
  • Cedera pangkal paha traumatis.
  • Infeksi lain, seperti virus gondok dan tuberculosis.

Pada umumnya, penyakit ini terjadi pada laki-laki dewasa, yakni di rentang usia 20-40 tahun.

2. Kista Epididimis

Kista epididimis atau spermatocele merupakan kondisi ketika kantong berisi cairan terbentuk di dalam saluran epididimis. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan dalam saluran epididimis.

Ukuran dari kista epididimis kecil sehingga kerap kali tidak terdeteksi. Umumnya, benjola baru dapat dirasakan ketika ukurannya mulai membesar. Bentuknya menyerupai gumpalan lunak dan bisa bergerak jika diraba. Penyakit ini kerap diderita oleh laki-laki berusia 20-50 tahun.

3. Epididimo-orchitis

Epididimo-orchitis merupakan peradangan pada testis dan epididimis karena infeksi. Terutama, infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada skrotum.

Penyakit ini sering kali terjadi pada laki-laki berusia 15-30 tahun atau lebih dari 60 tahun. Adapun, risiko terkena epididimo-orchitis akan meningkat pada laki-laki yang menggunakan kateter atau alat bantu medis lain yang dimasukkan ke dalam uretra.

Gangguan fungsi epididimis sering kali dihubungkan dengan infertilitas karena berperan dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Oleh sebab itu, sebaiknya mengkonsultasikan penyakit ini dengan tenaga medis.

Kesehatan pria harus perlu diperhatikan karena bisa memberikan pengaruh terhadap seksualitas. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan pria bisa dilakukan dengan membaca buku. Misalnya, pada buku Panduan Kesehatan Pria dari Seksualitas Hingga Manajemen Stres. Dalam buku ini, pembaca khususnya pria akan mengetahui memahami kesehatan seksual pria, dan juga membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan pada umumnya.

Panduan Kesehatan Pria dari Seksualitas Hingga Manajemen Stres - Fungsi Epididimis

4. Menempel atau Tidaknya Epididmis pada Testis

Ketika epididimis tidak melekat pada testis maka akan menjadi masalah. Tidak hanya itu, jika hanya ada beberapa bagian epididimis yang menempel pada testis dan tidak pada bagian lain, maka juga akan menyebabkan gangguan.

5. Agenesis Epididimis

Agenesis epididymis terjadi ketika bagian dari epididimis tidak berkembang dengan baik. Bagian epididimis yang hilang biasnaya berupa korpus atau cauda. Hal ini disebabkan karena capur berasal dari jenis jaringan yang berbeda. Beberapa orang mengalami agenesis haya di satu sisi tubuh dan pada bagian tubuh lainnya tidak.

6. Duplikasi Epididimis

Duplikasi epididimis terjadi ketika terdapat epididimis sekunder yang bercabang dari epididimis utama. Seseorang dengan kondisi ini akan sering kali tidak megalami gejala apapun.

Pengobatan pada Penyakit atau Gangguan di Epididimis

Ketika akan mendiagnosis penyakit pada epididimis, dokter biasanya melakukan sejumlah pemeriksaan fisik. Misalnya mendeteksi apakah testis dan kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak.

Tidak hanya itu, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine, tes darah, skrining infeksi menular seksual, dan USG. Saat hasil diagnosis telah keluar, maka dokter akan merekomendasikan beberapa pengobatan sebagai berikut.

1. Antibiotik

Antibiotic diberikan untuk mengatasi epididymitis dan epididimo-orchitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gerala ini biasanya akan mereda dalam jangka waktu 48-72 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Antibiotik yang telah diresepkan dokter harus benar-benar dihabiskan supaya dapat memastikan infeksi benar-benar hilang dan mencegah terjadinya kekebalan bakteri terhadap antibiotik.

2. Obat Penghilang Rasa Sakit

Ketika mengalami kista epididimis atau epididimo-orchitis, dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit. Misalnya obat antiinflamasi nonsteroid, paracetamol, atau golongan opionid untuk meredakan nyeri yang muncul.

Tidak jarang obat kurang efektif maka biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan prosedur aspirasi. Prosedur tersebut dilakukan untuk meringankan rasa sakit dan meredakan tekanan kista epididimis.

3. Operasi

Pada kasus penderita epididimis yang tergolong parah akan direkomendasikan menjalani operasi pengangkatan sebagian atau seluruh epididimis. Namun, pada penderita kista epididimis yang parah, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk hanya mengangkay kista yang muncul. Operasi ini dikenal sebagai spermatocelectomy. Operasi ini berlangsung secara singkat, yakni kurang dari 1 jam.

4. Pemeriksaan Berkala ke Dokter

Ketika Grameds mengalami penyakit epididymitis dan epididimo-orchitis maka harus periksa berkala ke dokter. Namun, untuk penyakit kista epididimis tidak membutuhkan perawatan khusus. Akan tetapi, pemeriksaan berkala ke dokter untuk memantau perkembangannya perlu dilakukan.

Penanganan dokter menjadi penting jika kista epididimis semakin besar dan mulai menimbulkan rasa sakit. Ketika dalam masa pengobatan, Grameds harus patuh pada petunjuk dan aturan dokter.

Demikian pembahasan tentang fungsi epididimis, semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds. Jika ingin mencari buku tentang reproduksi, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rujukan:

https://kumparan.com/kabar-harian/pahami-fungsi-epididimis-serta-struktur-dan-gangguan-penyakitnya-1xlu04PQ2wk

https://www.halodoc.com/artikel/kenali-fungsi-epididimis-dan-penyakit-yang-bisa-menyertainya

https://www.alodokter.com/mengenal-epididimis-dan-penyakit-yang-dapat-menyertainya

Rekomendasi Buku Seputar Reproduksi Manusia

Berikut rekomendasi buku seputar reproduksi manusia sebagai upaya mengenal alat reproduksi diri sendiri dan menjaga kesehatannya. Buku-buku rekomendasi di bawah ini terdiri dari buku ilmiah dan fiksi, keduanya sama-sama membicarakan reproduksi manusia.

1. Fisiologi Manusia, Siklus Reproduksi Wanita

Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita

Fisiologi merupakan ilmu yang sangat penting dan menjadi dasar (basic science) di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. Dengan memahami fisiologi, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep manusia secara komprehensif. Buku ini disusun untuk menjadi sumber referensi dan acuan bagi dosen dan mahasiswa di bidang Ilmu Kedokteran, Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Gizi dan Ilmu kesehatan lainnya. 

Pada penerapannya, buku ini digunakan dalam mata kuliah fisiologi manusia kajian siklus reproduksi wanita. Buku ini disusun sebagai wujud dedikasi dan sumbang asih bagi ilmu pengetahuan kedokteran dan kesehatan sebagai buku ajar Mata Kuliah Fisiologi Manusia bidang kajian siklus reproduksi wanita pada Jurusan Kedokteran, Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan Gizi di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman dan institusi pendidikan lainnya. Bagi civitas academica, buku ini merupakan sarana komunikasi yang efektif untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas dan kelompok diskusi.

Di masyarakat, buku ajar ini dapat menjadi acuan dalam pengelolaan focus group discussion khususnya mengenai kesehatan reproduksi pada ibu dan remaja putri. Dengan buku ini pun, mahasiswa dipandu secara mandiri untuk dapat meningkatkan kualitas pemahamannya dengan mengacu pada pencapaian kompetensi yang tersedia.

2. Evolusi Reproduksi Manusia

Evolusi Reproduksi Manusia - Fungsi Epididimis

Bagaimanapun, peradaban manusia diciptakan oleh seksualitas kita yang rumit. Seksualitas menciptakan bahasa, hubungan kekerabatan, penguasaan alat dan teknologi, norma, hukum, politik, struktur, hingga sistem ekonomi masyarakat kita. Bisa jadi, kita akan berdiri dengan tegak kepala saat menghadapi argumen bahwa manusia terlahir dengan seperangkat kebebasan dan kesetaraan.

Bahwa peran gender serta posisi perempuan dan laki-laki sekadar hasil konstruksi sosial saja. Sebuah hal yang diimani banyak masyarakat industrial modern, serta menjadi penguat banyak gagasan yang melindungi sekaligus mengacaukan gaya bermanusia kita lewat cetusan Hak Asasi Manusia. Tapi bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau kebebasan dan kesetaraan yang agung itulah hasil konstruksi besar-besaran kita? Dan peran gender serta posisi perempuan memang terjadi oleh rentetan persoalan seksualitas-reproduksi yang biologis dan masuk akal? Kita pasti lemas dan terbelalak, bahkan sampai marah.

Jared Diamond, sekali lagi merepotkan dirinya sendiri dengan berusaha menjawab pelbagai keganjilan kemanusiaan kita soal seksualitas dan reproduksi itu. Lewat bukunya, Why Sex is Fun: Evolution of Human Reproduction yang dalam edisi Bahasa Indonesia terbitan KPG dijuduli, Evolusi Reproduksi Manusia (2019). Kita patut curiga, perubahan judul yang dilakukan KPG ini adalah demi menghalau imaji pembaca yang mengira buku ini sebagai buku panduan seks. Jared sendiri pun telah mewanti-wanti hal ini lewat kata pengantar yang ditulisnya.

3. Jangan Manin-Main (dengan Kelaminmu)

Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu) - Fungsi Epididimis

Dalam kumpulan cerpen “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)”, Djenar menyajikan sebuah dunia yang dipenuhi karakter manusia yang terluka, termarginalkan oleh norma masyarakat, dan pengkhianatan. Aroma yang menyajikan bahwa hidup itu indah, seperti siklus manusia bahagia—lahir, remaja, dewasa, bekerja, menikah, bahagia punya anak kemudian meninggal segera ditampik jauh-jauh dalam kumpulan cerpen ini.

Dari penamaan judulnya saja, sudah berbau vulgar, seks, tubuh telanjang, hal ini teringat dalam esainya Damhuri Muhammad yang berjudul “Tarekat Ketubuhan” versi Djenar Maesa Ayu yang menjelaskan duduk permasalahan tema utama yang ditulis Djenar dalam cerpen “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)” dan “Menyusu Ayah” sebagai gaya baru Djenar dalam mengekspresikan “jalan” bagi ketubuhan. Maksudnya tema-tema tersebut adalah suatu bentuk perlawanan Djenar terhadap upaya hegemoni pengekangan seksualitas wanita yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan di masyarakat umum.

Oleh sebab itu Damhuri, menganggap proses tarekat bukan hanya dikenal di kalangan sufi-sufi saja, namun tarekat yang berarti jalan adalah sebuah proses perjalanan yang ditempuh seseorang untuk menuju sesuatu, dalam konteks ini, tarekat ketubuhan yang membuka selebar-lebarnya pengungkapan tubuh telanjang ini—bahkan vulgar merupakan upaya jalan ketubuhan dalam perlawanan terhadap ketidakadilan terhadap nasib tubuh wanita itu sendiri. Meminjam istilah Seno Gumira Ajidarma, yang mengungkapkan cerita dengan sarkasme, yaitu memvisualisasikan hal yang membuat bergidik, tabu, menakutkan, kesakitan dengan hal yang biasa seolah hal itu sudah biasa terjadi. Hal itu dicoba digambarkan oleh Djenar Maesa Ayu dengan “nyentrik”—berani mendobrak pintu-pintu terlarang di ranah seksual dengan vulgar, apa adanya.

4. Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita

Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita

Vital memang bagian perempuan yang satu ini. Karena sedikit ada masalah bisa berakibat fatal. Tentu semua wanita tidak menginginkan hal fatal menimpanya. Sehingga tidak ada jalan lagi, mau tak mau harus sedini mungkin untuk menjaga dan merawatnya. Informasi dalam buku ini sangat penting khususnya bagi perempuan yang ingin mejaga kesehatan reproduksinya.

Buku ini selain menyajikan pengenalan terhadap sistem reproduksi wanita, juga mengupas gangguan-ganguan yang bisa terjadi pada bagian reproduksi. Diantara gangguan tersebut adalah: Vaginitis dan Vulvitis; Penyakit Radang Panggul; Endometriosis; Penyakit-penyakit Yang Bisa Mempersulit Kehamilan; Kontraksi dan Persalinan; Nyeri Panggul; Fibroid. Namun Sahabat jangan khawatir, karena buku ini juga menyajikan tips-tips untuk mengatasinya.

5. Kesehatan Reproduksi Tenaga Kerja

Buku Kesehatan Reproduksi Tenaga Kerja - Fungsi Epididimis

Menjaga kesehatan organ reproduksi merupakan hal yang penting karena terkait dengan bagaimana kita menjamin keberlangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi hingga generasi berikutnya bisa lebih berkualitas dibanding dengan generasi pada saat ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus perkuat kualitas kesehatan pekerja perempuan. Hal itu dilakukan melalui pendekatan siklus hidup manusia, Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP), dan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK).

Jumlah tenaga kerja semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS pada 2014 dari 237, 64 juta populasi penduduk Indonesia, 114 juta atau sekitar 48,23% adalah pekerja. Jumlah pekerja laki-laki sebesar 71,46 juta dan jumlah pekerja perempuan sekitar 43,16 juta. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kemenkes RI drg. Kartini Rustandi mengatakan jumlah pekerja hampir separuh dari jumlah seluruh populasi penduduk Indonesia, sehingga status kesehatan pekerja sangat berkontribusi menentukan status kesehatan masyarakat Indonesia.

About the author

Adinda Rizki

Saya sudah tertarik dengan dunia menulis sejak usia belia, walaupun saat itu saya hanya bisa menulis cerita-cerita pendek saja. Lewat menulis pula, saya jadi mengetahui banyak kosakata yang belum pernah saya tahu/dengar sebelumnya. Saya senang menulis dengan tema-tema seperti kesehatan, dan juga tentang Korea.

Kontak media sosial Linkedin saya Adinda Rizki