Technology

UPC Barcode: Pengertian Hingga Cara Membaca

Written by Amira K

UPC barcode – Barcode adalah sistem penandaan yang menggunakan kode garis-garis horizontal dan vertikal untuk menyimpan informasi. Barcode digunakan untuk mengidentifikasi produk atau item dengan cepat dan akurat. Ada beberapa jenis barcode yang sering digunakan, di antaranya adalah Code 39, Code 128, EAN-13, QR code, Data Matrix dan UPC barcode.

UPC atau Universal Product Code adalah salah satu jenis barcode yang digunakan untuk mengidentifikasi produk di toko-toko ritel. UPC barcode terdiri dari 12 digit angka yang dibagi menjadi dua bagian: 6 digit pertama adalah kode identifikasi perusahaan yang mengeluarkan produk, sedangkan 6 digit berikutnya adalah kode identifikasi produk itu sendiri.

UPC digunakan di seluruh dunia dan merupakan standar industri yang diterima secara luas. Nah, sebelum kita membahas tentang UPC barcode, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan barcode terlebih dahulu.

Apa Itu Barcode? 

Sumber: Rodnae Production/Pexels

Sebelum mengenal lebih jauh tentang UPC barcode, Grameds harus lebih dulu mengetahui apa itu barcode.

Barcode adalah sistem penandaan yang menggunakan gambar berupa garis-garis vertikal berwarna hitam dan putih dengan ketebalan berbeda-beda. Informasi yang tersimpan dalam barcode dapat berupa harga atau jenis produk. Barcode hanya dapat dibaca melalui alat yang disebut barcode scanner.

Barcode scanner atau barcode reader adalah alat yang digunakan untuk membaca informasi yang tersimpan dalam barcode. Alat ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu: sumber cahaya, lensa, photoconductor, dan decoder.

Sumber cahaya membantu agar barcode dapat dibaca dengan jelas dan akurat, lensa digunakan untuk memindai garis-garis barcode, photoconductor berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik, dan decoder digunakan untuk menganalisis data yang tersimpan dalam barcode dan mengirimkannya ke komputer atau tablet.

Setelah barcode dibaca, informasi akan ditampilkan pada monitor secara real-time tanpa campur tangan manusia, sehingga barcode dapat membantu dalam proses otomatisasi pengumpulan data dan mengurangi kesalahan manusia atau human error.

Bagaimana awal mula barcode diciptakan dan digunakan hingga sekarang?

Barcode sebenarnya terinspirasi dari kode Morse. Penciptanya yaitu Norman Jose Woodland dan Bernard Silver dari Amerika Serikat mendapatkan ide untuk membuat kode barcode dari simbol dalam kode Morse.

Setelah berhasil menemukan kode barcode, keduanya segera mendaftarkan penemuan kode barcode pada tahun 1949 dan menjualnya ke perusahaan elektronik Philco pada tahun 1962.

Penggunaan awal dari barcode adalah dari industri kereta api, di mana kode barcode dipasang pada sisi gerbong kereta api untuk mengawasi pergerakannya dengan lebih akurat dan scanner dipasang di samping rel.

Namun, penggunaan kode barcode kemudian benar-benar menyebar luas di tengah-tengah tahun 1970-an saat ratusan swalayan mulai menggunakannya. Penggunaan barcode meledak menjadi ribuan di tahun 1980-an dan toko-toko di Amerika Serikat mulai berbondong-bondong menggunakan kode barcode untuk mempermudah kerja.

Saat ini, hampir semua aktivitas yang kita lakukan bisa menggunakan aplikasi smartphone. Bahkan, absensi pun juga sudah bisa menggunakan smartphone. Ketika melakukan absen dengan smartphone, biasanya akan diberikan kode barcodenya.

Untuk kamu yang ingin membuat aplikasi absensi, maka bisa membaca buku Aplikasi Absensi Dosen dengan Java dan Smartphone sebagai Barcode Reader.  Buku ini akan mengajarkan pembaca tentang cara instalasi software secara lengkap, termasuk library-library yang dibutuhkan agar aplikasi berjalan dengan baik, teori java yang lengkap

 

Jenis-Jenis Barcode

Secara garis besar, ada dua jenis barcode yaitu 1- dimensional barcode atau 1D dan 2- dimensional barcode atau 2D.

Barcode 1D

Barcode 1D adalah jenis barcode yang paling umum ditemukan, seperti pada produk di swalayan, toko, dan sejenisnya. Barcode 1D hanya mampu menyimpan informasi sederhana seperti tipe produk, ukuran, dan warna. Jenis 1D dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

a. UPC (Universal Product Code)

Jenis 1D yang paling umum digunakan dan dapat ditemukan pada banyak produk. Versi standar UPC terdiri dari 12 digit angka, sedangkan versi pendeknya hanya terdiri dari tujuh angka.

b. EAN (European Article Number)

Mirip dengan UPC, tetapi lebih sering digunakan di Eropa. Versi standarnya memiliki 13 digit angka, sementara itu versi pendeknya memiliki delapan digit.

c. Code 39

Terdiri dari angka, huruf, dan simbol. Sering digunakan pada sektor manufaktur, industri otomotif, dan sektor pertahanan pemerintah.

d. Code 128

Versi yang lebih canggih dari Code 39 dan dapat menggunakan karakter ASCII apapun. Biasanya digunakan dalam B2B, sektor distribusi, dan transportasi.

e. Codabar (NW-7)

Codabar (NW-7) merupakan salah satu jenis barcode tertua di dunia dan hanya dapat menggunakan angka dan huruf A-D saja.

f. Interleaved 2 of 5 (ITF)

Jenis barcode dengan toleransi tinggi yang sangat cocok untuk permukaan tidak rata. Oleh karena itu, sering digunakan dalam warehouse atau pengiriman barang jarak jauh.

Barcode 2D

Sementara itu, 2- dimensional barcode atau 2D barcode adalah jenis barcode yang lebih kompleks karena mampu menyimpan banyak informasi seperti teks, harga, link website, hingga gambar. Jenis 2D dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

a. QR Code

Mungkin Anda sudah pernah menemukan atau menggunakan QR Code untuk berbagai keperluan. Jenis ini dapat di-scan dengan kamera smartphone dan digunakan untuk mengarahkan ke suatu website atau mengkonfirmasi identitas.

b. PDF417

Jenis 2D dengan kapasitas penyimpanan data yang besar dan efisiensi tinggi. Dapat ditemukan pada boarding pass, kartu identitas, maupun warehouse.

c. Data Matrix

Jenis ini memiliki toleransi error yang tinggi, sehingga masih dapat dibaca meskipun sudah rusak. Sering digunakan pada alat operasi, papan sirkuit, dan manufaktur elektronik.

 

Pengertian UPC Barcode

Sumber: Anna Shvets/Pexels

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa UPC barcode merupakan salah satu jenis barcode yang termasuk dalam tipe 1D barcode.

UPC (Universal Product Code) adalah sistem pengidentifikasi 12 digit yang mencakup angka dan kode batang. Jenis barcode ini digunakan untuk dapat mengidentifikasi produk yang dijual melalui pengecer secara unik.

UPC banyak digunakan di Amerika Serikat, meskipun negara-negara lainnya di seluruh dunia menggunakan kode serupa. Misalnya, produk dari Eropa menggunakan barcode 13 digit yang disebut EAN atau “Nomor Artikel Eropa” yang kompatibel dengan sebagian besar pemindai UPC.

UPC barcode berisi urutan batang vertikal berwarna hitam yang mewakili dua belas digit yang dicetak di bawah kode barcode. Bilah-bilah ini dapat dipindai oleh perangkat laser atau kamera yang dengan cepat membaca dan menafsirkan urutan menjadi nomor 12 digit yang sesuai. Saat Grameds sedang membeli barang di suatu toko ritel, UPC barcode akan digunakan untuk mengidentifikasi dan merekam setiap item yang telah Grameds beli.

Digit pertama yang ada dalam UPC barcode mewakili negara asalnya (0 untuk Amerika Serikat) dan lima digit berikutnya untuk mengidentifikasi produsen produk. Digit 7 hingga 11 mengidentifikasi produk tertentu. Digit 12 berfungsi sebagai checksum,  untuk memeriksa validitas 11 angka sebelumnya.

Apabila dibandingkan dengan sistem pengidentifikasi produk lainnya seperti SKU, UPC cenderung lebih universal karena produsen harus mengajukan serangkaian UPC yang mengidentifikasi produk mereka secara global untuk didistribusikan oleh pengecer mana pun.

Sementara itu, SKU dapat dihasilkan oleh pengecer mana pun sebagai alternatif untuk UPC. ID Produk UPC dan ID Produk (PID) keduanya secara unik mengidentifikasi produk, tetapi ID produk dihasilkan oleh masing-masing produsen.

PID (Product Identifier) memungkinkan produsen untuk menyimpan catatan produk produsen menggunakan ID yang ditentukan oleh produsen sendiri daripada menggunakan kode produk universal seperti UPC.

Banyak produk memiliki ID UPC dan PID yang dicetak pada label. Sedangkan UPC digunakan untuk mengidentifikasi produk, nomor seri (SNS) digunakan untuk mengidentifikasi setiap item individu yang diproduksi.

Misalnya, jenis headphone Bluetooth tertentu mungkin memiliki UPC tunggal, tetapi setiap barang yang dijual akan memiliki nomor seri yang unik. Nomor seri pada barcode memungkinkan produsen untuk dapat menyimpan catatan dari setiap item yang dijual.

Cara Membaca UPC Barcode

Sumber: Egor Komarov/Pexels

Kode batang UPC atau UPC barcode secara spesifik menyimbolkan kode identitas yang diberikan kepada perusahaan yang menghasilkan atau menjual suatu produk, bersama dengan kode yang diberikan oleh perusahaan tersebut untuk produk tersebut.

Dalam beberapa kasus, Grameds dapat mendapatkan informasi tambahan dengan membaca 12 digit angka yang ada pada barcode UPC, tetapi sebagai alternatif,  Grameds dapat mempelajari cara menerjemahkan tanda batang dan spasi pada barcode ke dalam angka-angka aktual.

  • Mencari barcode UPC

Sistem UPC hanya menyimpan identitas pembuat dan nomor identifikasi untuk produk tertentu, kecuali dalam beberapa kasus yang akan dijelaskan di bawah ini.

Secara spesifiknya, tidak ada informasi tambahan yang dimasukkan ke dalam sistem UPC barcode, sehingga Grameds tidak akan mendapatkan informasi apapun jika Grameds mencoba untuk membaca barcode tanpa alat scanner.

Sebagai gantinya, carilah arti barcode secara online menggunakan layanan pencarian gratis seperti GTIN, perusahaan resmi layanan pembuatan barcode di Amerika, atau upcdatabase.org, sebuah basis data yang dibuat oleh pengguna.

Masukkan 12 digit kode batang ke “GTIN” atau ke kolom isian “Search for a product” untuk masing-masing situs web tersebut. GTIN menurut sistem data dari UPC barcode adalah  Global Trade Item Number. 12 digit angka UPC dapat mengacu pada GTIN-12, UPC-A, atau UPC-E.

  • Memahami dasar barcode

Meskipun 12 digit barcode tidak berisi informasi yang dapat dibaca oleh manusia, Grameds masih dapat mempelajari fungsinya. Digit 1 sampai ke-6 atau 10 dari 12 digit barcode menunjukkan perusahaan yang menghasilkan atau menjual suatu produk (keduanya dapat membuat barcode).

Kode ini dibuat serta dijual oleh sebuah organisasi nirlaba, berdasarkan permintaan. Digit sisanya, kecuali digit terakhir, dibuat oleh perusahaan sendiri, untuk menjelaskan masing-masing produk miliknya.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mendaftarkan kode 123456. Kemudian, perusahaan tersebut dapat mencetak berbagai kode batang 12 digit yang dimulai dengan 123456, masing-masing satu untuk setiap produk.

Bandingkan dua barcode dari perusahaan yang sama untuk melihat apakah Grameds dapat memahami apa yang dimaksud dengan kode perusahaan.

  • Cara menerjemahkan barcode dengan angka pertama 3

Obat-obatan, produk farmasi, dan kadang-kadang produk kecantikan biasanya memiliki barcode yang dimulai dengan angka 3. Angka 10 berikutnya adalah angka khusus dari National Drug Code Amerika.

Proses mengubah sebuah kode obat menjadi barcode dapat menghasilkan ambiguitas, sehingga Grameds mungkin tidak selalu dapat menggunakan daftar kode obat untuk memverifikasinya.

Tipe angka 12 digit ini kadang-kadang disebut sebagai UPN atau Universal Product Number. Meskipun kode obat selalu berjumlah 10 digit, di dalamnya juga dapat termasuk tanda hubung (atau spasi), yang tidak ditunjukkan dalam barcode.

Sebagai contoh, 12345-678-90 dan 1234-567-890 adalah kode obat yang berbeda, tetapi hanya salah satu dari keduanya yang dapat menggunakan urutan angka yang sama sebagai barcode.

  • UPC barcode dengan digit pertama angka 2

UPC barcode dengan digit pertama angka 2 digunakan untuk barang yang dijual berdasarkan berat. Secara spesifik, 6 digit pertama, termasuk angka 2 pada UPC barcode, menunjukkan perusahaan produsen suatu produk, sementara 5 digit selanjutnya digunakan secara lokal oleh toko atau gudang untuk  dapat mengidentifikasi berat produk ataupun harga untuk berat dari barang tertentu.

Jika Grameds memiliki beberapa produk dari lokasi yang sama namun dengan berat yang berbeda, maka Grameds dapat mencoba membaca kode-kode untuk berat yang spesifik. Sayangnya, sistem ini dibuat oleh masing-masing gudang atau toko, sehingga tidak ada kode universal untuk diterjemahkan.

Ketik keseluruhan kode batang ke dalam pencarian perusahaan GSI, pada kolom isian “GTIN”, untuk mencari perusahaan penghasil produk. Grameds akan dapat melihat bagian mana dari barcode yang merupakan kode awal perusahaan atau company prefix (biasanya enam digit pertama). Digit sisanya (kecuali digit yang paling akhir) adalah kode yang digunakan untuk dapat menunjukkan bobot atau harga barang.

  • Digit terakhir UPC barcode

Digit terakhir disebut “digit cek”, yang secara otomatis ditentukan dengan memasukkan 11 digit sebelumnya ke dalam sebuah rumus matematika. Tujuannya adalah untuk dapat mengecek kesalahan cetak.

Meskipun ditemukan banyak UPC barcode palsu, biasanya dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang tidak mengerti bahwa mereka perlu mendaftarkan UPC barcode untuk mendapatkan barcode, sebab untuk mendapatkan digit cek yang benar tidak sulit. Jika Grameds penasaran atau senang dengan matematika, Grameds dapat memasukkan barcode ke dalam kalkulator digit cek GTIN-12, atau mengikuti rumus pengecekan sendiri:

  • Jumlahkan seluruh digit yang ada pada posisi ganjil (yaitu digit ke-1, 3, 5, 7, 9, dan 11).
  • Kalikan hasilnya dengan 3.
  • Jumlahkan kembali hasil dari perkalian tadi dengan seluruh digit angka yang ada pada posisi genap (digit ke-2, 4, 6, 8, 10, dan 12) – termasuk digit cek.
  • “Pangkas” atau kurangi semua digit, kecuali digit terakhir dari hasil di atas, yaitu angka pada tempat satuan.

Saat ini, penggunaan iCloud sudah cukup banyak. Namun, beberapa orang mungkin masih bingung untuk menggunakan iCloud. Tak perlu cemas, buku Panduan Cepat Bergambar iCloud akan memudahkan pembaca dalam menggunakan iCloud.

 

Cara Kerja dan Fungsi UPC Barcode

Sumber: Jess Loiterton/Pexels

Cara kerja barcode cukup sederhana. Scanner membaca deretan garis dari kiri ke kanan, lalu garis hitam dan putih tersebut diterjemahkan menjadi kode biner (0 atau 1). Kode biner ini kemudian dibaca oleh komputer dan ditampilkan dalam bentuk informasi yang dapat dibaca oleh orang.

Sebagai tambahan informasi, dua atau tiga digit pertama dari kode barcode merupakan kode negara dimana barcode tersebut dibuat. Beberapa contoh kode negara yang sering digunakan adalah:

  • Indonesia: 899
  • Amerika Serikat dan Kanada: 00-13
  • Prancis: 30-37
  • Jepang: 45-49
  • Rusia: 46
  • Inggris: 50
  • Hong Kong: 89
  • Taiwan: 471
  • Sri Lanka: 479
  • Filipina: 480
  • China: 690-692
  • India: 890

Harap diingat bahwa ini hanyalah contoh dan tidak selalu berlaku untuk semua barcode.

Fungsi dari barcode adalah untuk membaca dan menyimpan informasi. Satu gambar kecil saja bisa menyimpan berbagai informasi yang dapat dibaca kapan saja hanya dengan melakukan scan menggunakan alat scanner atau smartphone.

Sangat praktis, bukan? Pada awalnya, barcode hanya digunakan untuk inventarisasi atau penjualan di swalayan. Namun, saat ini fungsinya sudah meluas ke berbagai sektor dan aspek kehidupan manusia seperti tiket bioskop/transportasi/konser, peminjaman buku di perpustakaan, dan masih banyak lagi.

Demikianlah penjelasan tentang UPC barcode, pelajari lebih lanjut tentang barcode atau topik lain dengan membaca buku. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan beragam buku bermanfaat dan original untuk Grameds.

Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

  • https://id.wikihow.com/Membaca-Kode-Batang-UPC-12-Digit
  • https://rmdigital.co.id/kamus/upc/
  • https://mekarisign.com/blog/apa-itu-barcode/

About the author

Amira K

Khansa adalah seorang Content Writer yang telah berkarir sejak tahun 2021 dan dunia kepenulisan selalu menarik baginya. Dengan menulis Khansa dapat membuka wawasan dan pandangan baru tentang topik-topik menarik.