Technology

Pasteurisasi Adalah: Pengertian, Sejarah, dan Cara Kerja

Written by Amira K

Pasteurisasi adalah salah satu hal yang bisa jadi sering Grameds lihat di beberapa produk makanan atau minuman. Umumnya, kalian menemukan istilah pasteurisasi di makanan atau minuman yang berbahan dasar susu atau produk susu itu sendiri.

Setelah melihat ada tulisan pasteurisasi dalam produk makanan atau minuman yang kalian beli, Grameds bisa jadi akan merasa lebih aman dan nyaman dalam mengonsumsi produk tersebut. Namun, apakah kalian tahu apa yang sebenarnya dimaksud oleh pasteurisasi?

Artikel ini akan mengajarkan Grameds terkait serba-serbi pasteurisasi. Di sini, Grameds akan mempelajari pengertian pasteurisasi, sejarah penemuan pasteurisasi sampai dengan bagaimana proses pasteurisasi berlangsung. Kalian juga akan mendapatkan informasi mengenai sosok di balik penemuan pasteurisasi.

Jadi, simak artikel ini sampai selesai, Grameds

Mengenal Pasteurisasi

Britannica

Dari penjelasan di atas, mungkin sudah ada dari Grameds yang menduga kalau pasteurisasi merupakan semacam metode untuk mengamankan dan menjaga kualitas makanan atau minuman. Di sini, kita akan mempelajari lebih rinci mengenai proses pasteurisasi yang dilakukan untuk melindungi produk makanan atau minuman.

Pada dasarnya, pasteurisasi adalah proses yang dilakukan untuk menghilangkan bakteri serta kuman yang bisa saja hinggap di produk makanan atau minuman. Caranya cukup sederhana, yakni memanaskan makanan atau minuman baik itu kontainernya atau produk tersebut secara langsung.

Suhu pemanasan produk ini biasanya tidak sampai 100 derajat celcius dan dilakukan dalam periode waktu tertentu. Setiap produk mempunyai suhu pemanasan serta waktu memanaskan cukup spesifik, sehingga akan berbeda-beda dari satu produk dengan produk lainnya.

Adapun yang ditarget dari proses pasteurisasi adalah untuk membunuh kuman, bakteri, atau mikroorganisme lain yang berpotensi menyebabkan pembusukan serta membuat makanan atau minuman lebih cepat basi. Pasteurisasi juga pastinya bertujuan agar produk makanan atau produk minuman ini terbebas dari bakteri atau kuman penyebab penyakit.

Sosok yang menemukan proses pasteurisasi adalah ilmuwan asal Perancis bernama Louis Pasteur. Untuk penjelasan mengenai sejarah pasteurisasi dan biografi singkat mengenai Louis Pasteur, akan dipelajari pada sesi berikutnya dalam artikel yang sama.

Di era sekarang, pasteurisasi lebih sering dilakukan untuk produk susu atau produk makanan kalengan. Tujuannya sama, yaitu membunuh bakteri dan kuman penyebab penyakit dan juga menghilangkan mikroorganisme yang bisa menyebabkan pembusukan dan mencegah agar produk bisa tahan lebih lama.

Meskipun begitu, perlu ditekankan kalau dalam proses pasteurisasi, akan ada potensi makanan dan minuman mengalami perubahan nutrisi di dalamnya. Perubahan ini tidak begitu besar dan disebabkan karena pemanasan produk, sehingga akan  ada nutrisi yang hilang.

Sejarah Pasteurisasi

sciencehistory.org

Sebelum membicarakan mengenai proses pasteurisasi, perlu diketahui kalau sebenarnya proses pemanasan makanan dan minuman untuk menghilangkan bakteri dan mengawetkan makanan sudah ada sejak zaman Cina kuno. Lebih spesifiknya, proses ini sudah dilangsungkan sejak tahun 1100-an sebelum masehi.

Pada mulanya, proses ini dilakukan untuk memanaskan produk anggur yang bertujuan mengawetkan minuman tersebut agar bisa tahan lebih lama. Informasi mengenai proses pemanasan ini dicatat dengan rapi oleh seorang biksu dari Jepang dan ditemukan sekitar abad ke-15 sampai dengan abad ke-17.

Proses pemanasan makanan atau minuman ini terus dikembangkan oleh manusia dari masa ke masa. Sekitar tahun 1768, peneliti dari Italia bernama Lazzaro Spallanzani memanaskan kuah, lalu langsung menutup panci kuah tersebut dan menyimpannya.

Dirinya menemukan kalau kuah tersebut tidak basi. Setelah itu, pengembangan metode pemanasan makanan ini terus berlanjut. Tahun 1810, setelah puluhan tahun bereksperimen, Nicolas Appert, koki asal Perancis berhasil menemukan metode pengawetan makanan yang diketahui menjadi metode pengawetan paling awal.

Dalam metode ini, Nicolas Appert menaruh berbagai jenis makanan di dalam sebuah toples, kemudian toples tersebut dipanaskan pada suhu tertentu. Dan hasilnya, makanan tersebut bisa tahan lebih lama. Ini menjadi cikal-bakal proses pasteurisasi sekaligus menjadi awal mula dari makanan kalengan.

Makanan kaleng pertama yang diawetkan dengan metode dipanaskan diciptakan oleh penemu dari Inggris bernama Peter Durand pada tahun 1810. Adapun yang membedakan di sini hanyalah Peter Durand memakai kaleng besi alih-alih toples untuk menyimpan makanan tersebut.

Barulah di tahun 1864, Louis Pasteur menciptakan metode baru untuk menjaga keawetan makanan dan minuman. Dalam proses ini, Louis Pasteur tidak perlu mengawetkan makanan atau minuman di dalam wadah seperti kaleng atau toples. Cukup memanaskan dalam suhu spesifik dalam jangka waktu tertentu.

Saat itu, Louis Pasteur yang sedang berlibur ke sebuah wilayah di Perancis menemukan cara untuk membunuh kuman dari minuman anggur muda. Dia memanaskan minuman tersebut pada suhu sekitar 50 derajat celcius sampai dengan suhu 60 derajat celcius.

Setelahnya, dirinya juga menemukan kalau cara ini juga bisa dipakai untuk mengawetkan minuman beralkohol lainnya. Inilah yang menjadi sejarah pasteurisasi. Nama “pasteurisasi” sendiri diambil dari nama belakang Louis Pasteur sebagai bentuk penghargaan atas penemuan yang dia temukan.

Pasteurisasi kemudian menjadi cara untuk membunuh bakteri dan kuman dari sejumlah makanan atau minuman dan tersebar ke seluruh dunia. Pasteurisasi paling populer dilakukan untuk produk susu dan pada saat itu diadopsi oleh banyak negara untuk mencegah pertumbuhan kuman dan bakteri di dalam susu.

Cara Kerja Pasteurisasi

Seperti yang sudah dijelaskan dalam beberapa paragraf sebelumnya, teknik pasteurisasi pada dasarnya memanaskan makanan atau minuman dengan suhu yang tidak akan sampai 100 derajat celcius. Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman penyebab penyakit serta mengawetkan produk lebih lama.

Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa tiap jenis makanan dan minuman memiliki suhu yang berbeda-beda untuk pemanasannya. Umumnya, proses pemanasan ini dibedakan dari jenis pH makanan atau minuman, yakni pH asam dan pH netral menuju basa.

Bakteri dan kuman yang ditarget untuk dibunuh juga berbeda. Dalam makanan atau minuman dengan pH asam atau sekitar 4.6, pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman seperti beberapa spesies Lactobacillus yang berpotensi menyebabkan pembusukan dengan cara menonaktifkan sejumlah enzim di dalam produk tersebut.

Sementara itu, untuk makanan dengan pH di atas 4.6, pasteurisasi dilakukan untuk membunuh bakteri, kuman atau bahkan lumut yang bisa saja hadir dan menyebabkan pembusukan dan membuat produk cepat basi, sehingga mereka bisa tahan lebih lama.

Cara yang paling mudah untuk melakukan pasteurisasi yaitu dengan cara merebus atau mengukus produk ke dalam air yang sudah dipanaskan mencapai suhu tertentu. Dan tentunya, produk harus terlebih dahulu dimasukan ke dalam kontainer seperti kaca, kaleng atau plastik sebelum direbus atau dikukus.

Perebusan atau pengukusan ini memakan waktu yang berbeda-beda bagi setiap produk. Perbedaan ini terletak di jenis bakteri atau kuman apa yang ingin dimusnahkan agar mereka tidak menyebabkan pembusukan atau membuat produk menjadi lebih cepat basi.

Mayoritas bakteri atau kuman akan mati setelah 6 detik sampai dengan 7 detik tergantung suhu yang digunakan dalam proses pasteurisasi. Kecil kemungkinan kalau ada bakteri atau kuman yang masih bisa hidup setelah produk ini melewati tahapan pasteurisasi.

Metode pasteurisasi juga sebenarnya bisa dilakukan lebih cepat yakni menggunakan metode ultra-high-temperature (UHT). Metode ini mungkin sering dilihat dan ditemukan pada susu kemasan. Teknik pasteurisasi ini memang cukup sering digunakan untuk produk susu kemasan.

Caranya, susu dipanaskan dalam suhu tinggi di atas 100 derajat celcius. Lebih spesifiknya, suhu yang digunakan akan mencapai sekitar 135 derajat celcius. Meskipun demikian, proses pemanasan susu ini tidak akan berlangsung lama layaknya proses pasteurisasi standar.

Hanya memerlukan 1 detik atau mungkin 2 detik untuk memanaskan susu tersebut. Ini bertujuan agar tidak banyak kandungan di dalam susu yang berkurang. Lalu, melalui proses UHT ini, susu kemasan bisa disimpan di ruang penyimpanan 2 bulan atau 3 bulan lebih lama daripada susu yang hanya dipasteurisasi melalui proses standar.

Biografi Louis Pasteur

Wikipedia

Dengan penjelasan di atas, Grameds sekarang bisa memahami proses yang panjang di balik makanan atau minuman yang kita konsumsi dan bisa kita simpan meskipun belum habis. Kita harus berterima kasih kepada sosok Louis Pasteur yang sudah menemukan metode pasteurisasi ini.

Kalian perlu tahu bahwa sebelum proses pasteurisasi ditemukan, ada banyak orang yang mengalami sakit atau bahkan meninggal karena mereka mengonsumsi makanan atau minuman yang tanpa mereka ketahui rupanya mengandung bakteri atau kuman di dalamnya.

Bayangkan jika sekarang, proses pasteurisasi tidak ditemukan. Akan ada berapa banyak orang-orang yang mengalami keracunan akibat mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat-zat berbahaya di dalamnya. Tentu hal tersebut tidak diinginkan oleh kita semua, bukan?

Tidak berlebihan jika menganggap kalau keberadaan pasteurisasi menyelamatkan banyak orang. Louis Pasteur berhasil menciptakan metode yang membuat kita tidak lagi perlu khawatir ketika mengkonsumsi makanan atau minuman. Dan penemuan-penemuan Louis Pasteur tidak sampai di proses pasteurisasi saja.

Padahal, Louis Pasteur kecil dapat dikatakan bukanlah siapa-siapa. Dirinya lahir pada 27 Desember 1822 dari sebuah keluarga miskin. Dirinya juga diketahui bukan sosok yang begitu cerdas mulai dari bangku sekolah dasar sampai dengan bangku SMA.

Tidak sampai di situ, Louis Pasteur juga sebenarnya tidak memiliki latar belakang dalam mikrobiologi, sesuatu yang justru melekat dalam diri ilmuwan ini. Dirinya merupakan Sarjana Filsafat di sebuah universitas yang terletak Besançon, kota di sebelah timur Perancis.

Pada akhirnya, minatnya terhadap ilmu pengetahuan alam meningkat. Awalnya, Louis Pasteur bisa dibilang tidak mempunyai kemampuan di bidang kimia. Justru, sosok ini malah lebih handal di bidang matematika, mendapatkan gelar Sarjana Matematika dan nilai kimianya tidak begitu baik.

Namun setelah berusaha keras mempelajari bidang kimia mulai dari menghadiri kelas sampai dengan mengikuti penelitian, perlahan kemampuannya di bidang kimia meningkat drastis. Louis Pasteur bahkan mengeluarkan 2 buah tesis yang masing-masing membahas bidang kimia dan fisika.

Setelahnya, Louis Pasteur sempat beberapa kali menjadi dosen atau profesor di sejumlah universitas. Dirinya bahkan diangkat menjadi dekan pada salah satu universitas yang disinggahi ketika diminta mengajar di sana. Namun, di sela-sela waktu mengajar, Louis Pasteur selalu menyempatkan diri untuk melakukan penelitian.

Cukup banyak penelitian yang Louis Pasteur lakukan. Ini dikarenakan Louis Pasteur melakukan penelitian di berbagai macam bidang seperti kimia, fisika, matematika dan biologi. Meskipun demikian, bidang biologi lah yang membuat Louis Pasteur terkenal.

Lebih spesifiknya, Louis Pasteur sudah dianggap menjadi bapak mikrobiologi modern. Penelitian terhadap proses pasteurisasi tidak lepas dari keinginannya untuk mempelajari dan memahami mikroorganisme di balik pembusukan makanan dan cara menghilangkan mikroorganisme tersebut.

Tetapi, penelitian yang dilakukan Louis Pasteur tidak berhenti sampai di situ saja. Dirinya juga berhasil menemukan teori fermentasi, di mana dirinya mengetahui kalau fermentasi itu terjadi bukan karena penguraian bahan makanan, melainkan karena adanya mikroorganisme seperti ragi.

Dan penemuan Louis Pasteur yang paling penting lainnya adalah keberhasilannya dalam menemukan vaksin untuk hewan. Vaksin kolera, vaksin antraks dan vaksin rabies semua adalah temuan Louis Pasteur. Penemuan ini juga sama pentingnya dengan penemuan terkait metode pasteurisasi.

Dengan adanya vaksin untuk hewan ini, para hewan ternak bisa terbebas dari penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menyerang mereka. Lebih dari itu, manusia juga bisa selamat karena ada beberapa dari penyakit hewan ini yang bisa menjangkiti manusia dan bisa menyebabkan kematian.

Jika Grameds tertarik untuk mempelajari biografi Louis Pasteur lebih mendalam, kalian bisa membaca buku “Seri Tokoh Dunia 27: Louis Pasteur” dan buku “Why? People – Louis Pasteur“. Grameds juga bisa membaca buku “Why? Experiment and Observation – Percobaan dan Pengamatan” jika ingin mengetahui lebih lanjut proses dibalik eksperimen dan penemuan.

 

 

Kesimpulan

Dan pada sesi terakhir ini, kita akan mencoba menyimpulkan apa saja yang Grameds sudah pelajari dalam artikel kali ini. Kesimpulan-kesimpulan ini nantinya akan dibentuk dalam poin-poin dengan harapan kalian bisa lebih mudah dalam memahaminya.

  • Pasteurisasi adalah proses yang dilakukan untuk makanan atau minuman agar produk-produk tersebut bisa terbebas dari kuman atau bakteri serta bisa lebih tahan lama.
  • Proses pasteurisasi bisa dilakukan terhadap berbagai jenis makanan atau minuman. Namun, dapat dikatakan kalau jenis produk yang paling populer untuk dipasteurisasi adalah produk yang terbuat dari susu.
  • Sejarah pasteurisasi dimulai dari cara mengawetkan makanan agar mereka bisa tahan lama. Penemuan proses pasteurisasi juga berjalan seiring dengan penemuan makanan kaleng yang lebih tahan lama.
  • Cara melakukan pasteurisasi yaitu dengan merebus atau mengukus produk makanan atau produk minuman yang sudah masuk ke dalam kemasan, lalu dipanaskan dengan suhu tertentu. Biasanya tidak akan mencapai 100 derajat celcius.
  • Suhu dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pasteurisasi berbeda-beda dari satu produk dengan produk lainnya. Namun, biasanya mikroorganisme dalam makanan atau minuman ini akan mati jika dipanaskan dalam suhu sekitar 60-an derajat dalam waktu 6 detik sampai dengan 7 detik.
  • Ada juga proses ultra-high-temperature, di mana pasteurisasi akan dilakukan dalam suhu tinggi mencapai 135 derajat celcius, tetapi waktunya hanya sekitar 1 detik saja dan bisa membuat susu lebih tahan lama.
  • Adalah sosok Louis Pasteur, yang berperan besar dalam menemukan proses pasteurisasi. Selain proses pasteurisasi, dirinya juga berperan dalam penemuan teori fermentasi dan juga menemukan sejumlah vaksin hewan seperti vaksin antraks, vaksin kolera dan vaksin rabies.

Kesimpulan terakhir menandakan akhir dari artikel ini. Semoga saja Grameds bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat setelah membaca artikel ini, khususnya mengenai topik pasteurisasi dan Louis Pasteur secara keseluruhan.

Buku-buku rekomendasi di atas bisa kalian temukan di situs kami, yakni gramedia.com. Kalian bisa menemukan buku-buku lain dari Gramedia, #SahabatTanpaBatas, sesuai dengan minat dan bakat kalian yang diharapkan bisa menambah ilmu dan wawasan kalian #LebihDenganMembaca.

Penulis: M. Adrianto S. 

About the author

Amira K

Khansa adalah seorang Content Writer yang telah berkarir sejak tahun 2021 dan dunia kepenulisan selalu menarik baginya. Dengan menulis Khansa dapat membuka wawasan dan pandangan baru tentang topik-topik menarik.