Agama Islam

Apa Itu Tuma’ninah? Ketahui Pengertian Hingga Agar Tuma’ninah Lebih Khusyuk

Written by Yufi Cantika

Apa Itu Tuma’ninah – Shalat bukan ibadah yang asing bagi umat muslim di seluruh dunia. Bagaimana mau asing, kalau kita melakukannya setiap hari? Dalam ajaran Islam sendiri, shalat terbagi menjadi dua berdasarkan hukumnya. Pertama, salat yang hukumnya wajib. Sesuai dengan namanya, salat ini wajib atau harus dilakukan, apapun keadaannya, bahkan ketika kamu tidak bisa berdiri atau duduk sekalipun, kamu bisa melakukannya sambil berbaring.

Shalat wajib ada lima yaitu shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan juga isya. Lima salat ini dilakukan di waktu yang sudah ditentukan dan tidak boleh ditinggalkan. Orang yang meninggalkan shalat wajib lima waktu dianggap sudah melakukan dosa besar dan tentu akan mendapatkan ganjaran yang juga menyiksa jika tidak segera bertobat.

Shalat kedua adalah shalat sunnah. Berbanding terbalik dengan shalat lima waktu, shalat sunnah tidak harus dikerjakan. Kamu yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala, namun tidak berdosa ketika ditinggalkan. Meski begitu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menyarankan umat muslim untuk melakukan shalat sunnah, karena selain mendapatkan tambahan pahala, shalat sunnah juga memiliki banyak keutamaan.

Shalat dhuha misalnya, mendapatkan jaminan rezeki dan juga digugurkan dosa-dosanya. Shalat sunnah sendiri ada banyak macamnya, mulai dari shalat dhuha, tahajud, shalat witir, hingga shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang dilakukan setiap satu tahun sekali.

Membahas soal shalat, kita yang muslim sudah belajar shalat sejak kita masih kecil. Bahkan, sebelum bisa berjalan, kita sudah sering melihat orang tua melaksanakan shalat lima waktu di rumah. Sekilas melaksanakan shalat adalah hal yang mudah, apalagi kalau kamu memang sudah terbiasa. Namun, shalat juga tidak bisa sembarangan.

Salah-salah, shalat kamu tidak diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Supaya ibadah salat kamu tidak sia-sia, selain melakukan gerakan salat dan melafalkan bacaan shalat dengan benar, kamu juga harus mengikuti rukun shalat yang ada dan sudah ditetapkan oleh para ulama terdahulu. Berikut rukun shalat yang harus kamu penuhi!

Apa Itu Rukun Shalat?

pexels.com/Alena Darmel

Sebagai muslim yang taat, kita sudah terbiasa melakukan shalat lima waktu sejak kecil. Sayangnya karena saking sudah biasanya, sampai kadang membuat kita melupakan detail-detail kecil.

Padahal, shalat itu adalah momen dimana seorang hamba menghadap pencipta, maka segalanya harus dibuat sesempurna mungkin. Untuk membuat ibadah shalat kita, terutama salat lima waktu sempurna, kita perlu mengikuti rukun-rukun shalat.

Rukun shalat secara sederhana merupakan bacaan dan juga gerakan yang harus dilakukan ketika kita melaksanakan salat, baik itu shalat sunnah apalagi wajib. Para ulama sepakat, ada sebelas rukun dalam shalat dan berikut penjabarannya.

1. Takbiratul ihram

Takbiratul ihram adalah menjadi gerakan pertama dalam shalat. Takbiratul ihram sendiri dimulai dengan berdiri menghadap kiblat, dan mengangkat kedua tangan setinggi kuping, lalu mengucapkan kalimat takbir yakni:

اللهُ أكْبَر

Yang jika dilafalkan bacaannya, “Allahu Akbar” atau “Allah Maha Besar” yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

2. Berdiri saat melakukan shalat 

Normalnya, shalat dilakukan sambil berdiri, namun hal ini tentu disesuaikan dengan kondisi setiap orang. Ingat, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam selalu memilih yang termudah untuk umatnya dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah ingin membuat hambaNya kesusahan.

Jadi, kalau kamu sakit dan tidak sanggup untuk berdiri, kamu bisa melakukan shalat dan gerakan takbiratul ihram sambil duduk, atau berbaring jika kamu tidak bisa duduk. Hal ini sesuai dengan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

“Ketika menderita bawasir, aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai sholat dan beliau bersabda, ‘Sholatlah sambil berdiri. Jika tidak mampu maka sholatlah sambil duduk. Jika tidak mampu juga, maka sholatlah sambil berbaring miring.” (HR Al Bukhari)

3. Membaca surat Al-Qur’an

Rukun shalat selanjutnya yang tidak kalah penting adalah membaca surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Biasanya satu rakaat shalat kita membaca dua surat. Pertama, surat Al-fatihah yang merupakan surat yang wajib dibaca setiap shalat, baik itu shalat sunnah maupun wajib.

Surat kedua, kita dibebaskan untuk memilih sendiri surat yang akan kita baca. Kamu boleh membaca surat pendek yang kita hafal seperti Al-Ikhlas, An-Nas, atau Al-Falaq. Lebih bagus lagi kalau kamu hafal surat-surat panjang yang ada di Al-Qur’an. Ingat ya, pastikan kamu hafal di luar kepala bacaan suratnya. Pasalnya, shalat seorang muslim tidak dinyatakan sah jika dia tidak membaca surat dalam Al-Qur’an.

4. Rukuk

Ruku adalah gerakan membungkukkan punggung dengan tangan memegang lutut. Selama melakukan gerakan tersebut, kita juga harus membaca bacaan rukuk berikut ini:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ

“Subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdih”

Arti: Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepadaNya

Bacaan rukuk ini diulang sebanyak tiga kali setiap rukuk, dan kita baru boleh berdiri tegak setelah bacaannya selesai.

5. I’tidal

Setelah menyelesaikan bacaan rukuk dan berdiri tegak, sekarang kita ke rukun shalat selanjutnya yakni I’tidal. I’tidal adalah posisi dimana kita bangun dari rukuk dan berdiri tegak sebelum melakukan sujud. Tidak hanya sekedar berdiri, sama seperti rukuk, i’tidal juga ada bacaannya. Saat bangun dari rukuk kita membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

“Sami’allaahu liman hamidah”

Artinya: Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya.

Setelah berdiri tegak, kita kemudian membaca bacaan i’tidal lainnya yaitu:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

“Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi’ta min syain ba’du.”

Artinya: Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu.

6. Sujud

Setelah melakukan rukuk dan i’tidal, rukun selanjutnya adalah bersujud. Secara bahasa, sujud adalah meletakkan dahi ke tanah saat sedang salat. Gerakan sujud sendiri dilakukan dua kali untuk setiap rakaatnya. Tidak hanya meletakkan dahi, kita juga harus membaca bacaan sujud.

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

“Sub haana robbiyal a’la wabihamdih”

Artinya: Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepadanya.

Sama seperti bacaan rukuk, bacaan sujud ini juga diulang sebanyak tiga kali, sebelum bangkit dan duduk diantara dua sujud.

7. Duduk di antara dua sujud

Sesuai dengan namanya, duduk diantara dua sujud adalah gerakan shalat yang dilakukan antara sujud pertama ke sujud kedua. Seperti yang kita tahu, sujud setiap rakaat shalat dilakukan sebanyak dua kali. Saat melakukan duduk diantara dua sujud, kita juga harus membaca bacaan berikut ini:

رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْزُقْنِى وَارْفَعْنِى

“Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”

Artinya: Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.

8. Tasyahud awal dan akhir

Tasyahud adalah duduk terakhir dalam shalat. Tasyahud sendiri ada dua, yaitu tasyahud awal dan tasyahud akhir. Tasyahud awal dilakukan setelah sujud rakaat kedua, sedangkan tasyahud akhir dilakukan setelah sujud pada rakaat keempat.

Tasyahud awal hanya dilakukan jika shalat yang kamu kerjakan lebih dari 2 rakaat. Misalnya shalat maghrib yang terdiri dari 3 rakaat, maka tasyahud awal dilakukan setelah sujud rakaat kedua, dan tasyahud akhir dilakukan setelah sujud pada rakaat ketiga. Selain salat magrib, salat isya, dzuhur, dan ashar yang terdiri dari 4 rakaat juga harus melakukan tasyahud awal di rakaat kedua dan akhir di rakaat keempat.

Sama seperti gerakan shalat lainnya, baik tasyahud awal dan akhir memiliki bacaannya sendiri. Berikut bacaan tasyahud awal dan akhir:

Tasyahud awal:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

“Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.”

Artinya: Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Bacaan tasyahud akhir:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

“Allahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohim wa ‘alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohim wa ‘alaa aali Ibroohimm innaka hamiidum majiid.”

Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia.

9. Mengucapkan salam

Mengucapkan salam menjadi bacaan terakhir dalam shalat, baik itu shalat fardhu maupun sunnah, sekaligus juga menjadi pertanda shalat yang dilakukan sudah selesai. Bacaan salam:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

“Assalaamu alaikum wa rahmatullah.”

Artinya: Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.

Ucapan salam ini diikuti dengan menolehkan kepala ke bahu kanan dan bahu kiri.

10. Tuma’ninah

Bukan hanya memastikan bacaan dan gerakan shalat yang dilakukan sudah benar, kita juga harus memperhatikan adab dalam shalat. Salah satunya adalah melakukan semua gerakan shalat dengan tuma’ninah dan tidak terburu-buru. Bagaimana pun, shalat kita adalah waktu untuk menghadap Sang Pencipta. Tidak benar rasanya jika kita bergerak terlalu cepat apalagi bergerak asal-asalan.

11. Tertib dalam menjalankan rukun shalat

Sejak kecil, kita selalu diajarkan untuk tertib dalam melakukan apapun, apalagi jika aktivitas yang kita lakukan juga dilakukan oleh orang banyak. Sama seperti aktivitas sehari-hari, aktivitas menghadap Sang Pencipta juga harus dilakukan dengan tertib yakni dengan melakukan semua gerakan dan bacaan shalat.

 

Apa Itu Tuma’ninah?

Kalau kamu membaca rukun shalat di atas, kamu akan mendapati tuma’ninah sebagai salah satu rukun shalat. Kamu mungkin sudah terbiasa dengan bacaan dan gerakan shalat yang sudah kita pelajari sejak kecil. Namun, istilah tuma’ninah, ini mungkin sedikit asing.

Tentu kita tidak benar-benar asing dengan istilah satu ini. Kalau kamu dulu pernah belajar mengaji di madrasah, guru-guru disana pasti pernah mengajarkan tentang tuma’ninah, hanga saja, kitanya pasti sudah lupa. Kalau kamu salah satu yang kelupaan dengan apa itu tuma’ninah, secara sederhana, tuma’ninah adalah diam sebentar dan tidak terburu-buru.

Tujuannya agar shalat kita lebih sempurna baik itu dalam gerakan, maupun bacaannya. Selain itu, dengan sikap tuma’ninah, kita juga akan jadi lebih khusyuk saat menjalankan ibadah penting yang satu ini, sehingga shalat yang kita lakukan jadi lebih sempurna. Dengan shalat yang lebih sempurna, tentu kemungkinan shalat kita akan diterima juga jadi jauh lebih besar.

Sikap tuma’ninah sendiri harus diterapkan saat sedang salat, baik itu gerakan maupun bacaan. Ketika kamu melakukan gerakan shalat, maka bergeraklah dengan perlahan. Begitu juga, saat kamu membaca bacaan salat, bacalah pelan-pelan agar tidak ada bacaan yang salah.

Tips Agar Shalat Lebih Khusyuk

pexels.com/Thirdman

Sekilas menjalankan ibadah shalat itu mudah. Namun nyatanya, bagi banyak orang ibadah shalat lima waktu itu bisa jadi sulit. Ada saja halangannya, mulai dari rasa malas hingga pekerjaan yang membuat kita menunda waktu shalat. Bahkan ketika akhirnya shalat pun, banyak orang sering kali kesulitan mempertahankan fokus.

Alhasil, niatnya pengen salat sesempurna mungkin, malah pikirannya jadi kemana-mana dan salat yang dikerjakan jadi tidak khusyuk. Nah, kalau kamu adalah salah satu orang yang sering mengalami hal ini, coba deh tiru tips berikut ini!

1. Persiapkan diri sebelum salat

Ketika kita bertemu seseorang, apalagi orang penting, kita pasti akan mempersiapkan diri dengan baik. Dari mulai mandi sampai bersih, memastikan penampilan rapi dan wangi, bahkan tidak segan membeli baju baru supaya penampilan makin keren. Namun sayangnya, hal itu tidak kita lakukan ketika kita menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Padahal ulama dulu, kalau mau shalat justru berusaha mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Mulai dari mandi lebih bersih, memakai wewangian, menyiapkan pakaian khusus, bahkan sampai membersihkan tempat shalatnya sebersih mungkin.

Mereka bahkan sudah duduk di tempat salat jauh sebelum waktunya tiba. Kamu bisa nih meniru para ulama dengan mempersiapkan diri saat akan shalat. Tujuannya agar shalat yang dilakukan lebih nyaman dan khusyuk.

2. Shalat tepat waktu

Hayo, siapa disini yang suka mengakhirkan waktu shalat? Kalau kamu salah satunya, kamu harus banget nih mengubah kebiasaan buruk satu ini. Shalat di akhir waktu bukan cuma bikin pahala yang kamu dapatkan lebih sedikit, tapi juga bikin shalat kamu jauh dari khusyuk.

Bagaimana mau khusyuk, kalau dari wudhu aja kita sudah diburu waktu. Alhasil, karena waktu shalatnya sudah mepet, gerakan dan bacaan shalat kita juga jadi serba cepat. Tidak jarang, kita sampai lupa rakaat shalat.

Daripada salat di akhir waktu, lebih enak kalau kamu shalat di awal waktu. Lebih baik lagi, kalau kamu langsung shalat setelah adzan berkumandang. Selain lebih khusyuk, pahala yang didapat juga lebih banyak, dan shalat kita jadi lebih sempurna karena dilakukan tanpa terburu-buru.

3. Bersikap tuma’ninah

Selain salat di awal waktu, kamu juga harus selalu menerapkan sikap tuma’ninah dalam shalat. Apa itu tuma’ninah? Tuma’ninah adalah diam sebentar dan tidak terburu-buru saat salat, baik itu dalam gerakan maupun bacaan. Dengan bergerak dan membaca bacaan shalat secara perlahan, kita juga akan merasa tenang saat menjalankan shalat.

4. Memahami apa yang kita baca

Banyak orang hafal bacaan shalat, namun hanya sedikit yang benar-benar memahami artinya. Untuk bisa shalat dengan baik, kita memang harus hafal semua bacaannya. Namun, supaya shalat kita jadi lebih khusyuk, kita juga harus memahami apa yang kita baca, lengkap dengan makna yang terkandung di setiap kalimat.

Meski bacaan shalat semuanya dari Bahasa Arab, namun saat ini ada banyak buku tuntunan shalat yang menyediakan arti setiap bacaan shalat, sehingga kita bisa dengan mudah menghafal dan memahami makna bacaan shalat yang kita ucapkan.

Shalat adalah tiang agama, bahkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sendiri mengatakan kalau shalat menjadi hal pertama yang akan dihisab oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi buat kamu yang masih suka malas-malasan saat sholat, yuk mulai perbaiki sholat kita dari sekarang!

Untuk Grameds yang sedang ilmu agama dan panduan shalat, kamu bisa mengunjungi gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan produk terbaik dan terbaru untuk Grameds, supaya kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Siti Marliah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika