Agama Islam

Memahami Niat Puasa Tarwiyah dan Keutamaan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah
Written by Yufi Cantika

Niat puasa tarwiyah – Syarat dari puasa ada pada rukun Islam. Sedangkan rukun Islam sendiri diartikan sebagai perbuatan atau amalan yang bentuk fisik dan diyakini dapat menjadi perantara untuk masuk ke surga nantinya.

Bagi umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk memahami serta melaksanakan beberapa diantaranya dengan syarat dan ketentuan. Hal ini dikarenakan Rukun Islam dikenal sebagai pilar atau fondasi dari agama Islam.

Di dalam agama Islam ada lima Rukun Islam yaitu :

  1. Syahadat
  2. Shalat
  3. Zakat
  4. Puasa
  5. Naik Haji

Dalam pelaksanaan rukun Islam ada syarat tertentu yang dapat menentukan apakah seseorang wajib melakukannya atau menjadi sunnah. Terdapat setidaknya 5 aspek yang perlu diketahui sesuai dengan hadist berikut :

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم .

Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits di atas sudah disebutkan bahwa Islam dibangun atas lima perkara sebagai fondasi dalam hidup untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dan yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah tentang rukun Islam yang ke 4 yaitu tentang puasa.

Salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Islam adalah puasa tarwiyah. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang puasa tarwiyah.

Pengertian Puasa Tarwiyah

Puasa tarwiyah termasuk puasa sunnah. Umat Islam di Indonesia disunnahkan untuk melaksanakan puasa tarwiyah pada 8 Dzulhijjah 1443 H.  Di bulan Dzulhijjah, puasa sunnah ada dua tarwiyah dan arafah.

Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-Hurum), bulan Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan lainnya. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh kita sebagai umat muslim untuk menuai pahala dan keberkahan di bulan istimewa ini. Salah satunya adalah anjuran berpuasa Tarwiyah.

Puasa di bulan Dzulhijjah memiliki keistimewaan yang luar biasa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil berikut ini :

“Rasulullah Saw bersabda, ‘Tiada ada hari lain yang disukai Allah Swt untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini.”  (HR At-Tirmidzi)

Khususnya puasa tarwiyah dan arafah, yang berturut turut dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Keduanya sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Terlebih, puasa arafah yang dapat menghapus dosa bagi yang menjalaninya.

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR Muslim)

Sebagian besar ulama, dosa-dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah dihapusnya dosa-dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).

Dalam menjalankan puasa tarwiyah, seorang muslim diwajibkan niat terlebih dahulu. Niat ini sudah bisa dilakukan mulai malam ini hingga menjelang waktu subuh pada esok. Orang yang memiliki utang puasa Ramadhan juga  boleh mengqadhanya bersamaan dengan puasa Dzulhijjah.

Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha dengan mengutip fatwa Al-Barizi, meski diniatkan qadha, maka tetap mendapat puasa Dzulhijjah. Misalnya saat bertepatan hari Arafah seseorang melakukan puasa dengan niat qadhanya saja, maka secara otomatis akan tetap memperoleh kesunahan puasa Arafah.

Niat Puasa Tarwiyah

Niat puasa adalah amalan puasa sunnah, tak jarang masih banyak orang yang lupa mengucapkan atau melafalkan niat niat pada malam hari. Meski begitu, niat tersebut ternyata tetap boleh diusulkan pada siang harinya.

Tepatnya, dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur) selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Adapun niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut yaitu:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā. 

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

Kesunnahan puasa tarwiyah pada setiap tanggal 8 Dzulhijjah secara khusus ini ditegaskan oleh ulama dari Mazhab Syafi’i, selain mereka juga menganjurkan puasa delapan hari pertama bulan Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Terdapat riwayat atau hadits yang menyebutkan tentang keutamaan puasa tarwiyah. Salah satunya adalah sebagai berikut yaitu:

صَوْمُ يَوْمَ التَّرْوِيَّةِ كَفَارَةُ سَنَة

Artinya: “Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.”

Berdasarkan hadits di atas, keutamaan mengerjakan puasa tarwiyah yaitu dapat menghapus dosa.

Pengertian Puasa

pixabay

Anda pasti sudah tahu kalau ibadah puasa adalah ibadah yang mengharuskan manusia yang melaksanakan ibadah ini untuk menahan lapar, serta segala sesuatu menurut kepercayaan masing-masing.

Meskipun poin utama dari puasa adalah menahan rasa lapar dan haus, namun secara lebih mendalam hal ini juga berkaitan dengan mengontrol beberapa kegiatan buruk.

Sebagai contoh, hawa nafsu berlebihan, amarah serta agar dapat merasakan sulitnya saudara yang kurang beruntung. Di agama Islam sendiri, puasa dibagi menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa di bulan Ramadhan menjadi ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam. Hal ini dibuktikan dengan masuknya ibadah puasa dalam urutan keempat di rukun Islam.

Menurut agama Islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari Bahasa Arab : صوم merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat Islam adalah dengan menahan diri dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT.

Jenis Puasa Dalam Agama Islam

Dalam agama Islam, ibadah puasa dibagi menjadi dua hukum, yaitu jenis puasa dengan hukum wajib dan yang kedua adalah jenis puasa dengan hukum sunnah.

Puasa dengan Hukum Wajib

Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus dilaksanakan oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil melaksanakan puasa jenis ini, maka ia akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan dosa.

Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam puasa wajib yaitu:

  • Puasa wajib Ramadhan
  • Puasa yang disebabkan karena bernazar
  • Puasa denda atau kafarat
  • Puasa ganti atau qadha

Puasa dengan Hukum Sunnah

Adapun yang dimaksud puasa sunnah atau shaum sunnah adalah jenis puasa yang apabila dikerjakan, maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa dan pahala.

Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam puasa sunnah yaitu:

  • Puasa senin kamis tiap minggu
  • Puasa sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal, kecuali saat hari raya Idul Fitri.
  • Puasa sunnah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
  • Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
  • Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini dilaksanakan untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
  • Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
  • Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
  • Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
  • Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
  • Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.

Syarat-syarat Wajib dan Sah Puasa Dalam Agama Islam

Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa tentunya memiliki beberapa syarat-syarat wajib menurut syariat Islam yang harus terpenuhi.

Syarat Wajib Puasa

Berikut ini syarat wajib ibadah puasa menurut syariat Islam yaitu:

Syarat wajib puasa menurut syariat Islam yaitu:

  • Beragama Islam dan menyembah Allah SWT.
  • Sudah baligh atau sudah cukup umur.
  • Kondisi akalnya sehat dan waras.
  • Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.
  • Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang dan jauh.
  • Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
  • Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa.

Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa Menurut Syariat Islam yaitu:

  • Beragama Islam dan tidak murtad.
  • Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
  • Tidak dalam keadaan najis yang suci dari nifas dan haid (khusus wanita)
  • Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.

Rukun-rukun Puasa Dalam Agama Islam

Ibadah puasa dalam agama Islam memiliki beberapa rukun puasa yang diambil dari syariat Islam. Berikut ini rukun puasa dalam agama Islam yaitu:

1. Islam

Rukun pertama dalam melaksanakan ibadah puasa di agama Islam adalah seseorang haruslah memeluk atau beragama Islam seperti yang telah disampaikan pada syarat berpuasa menurut syariat Islam.

2. Membaca niat

Membaca niat serta doa puasa merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa.

Umat muslim akan membaca niat sebelum mereka menjalankan ibadah puasa tepatnya setelah mereka melaksanakan sahur atau juga dapat dilakukan sebelum fajar tiba. Ada beberapa hadist yang menyatakan bahwa pembacaan niat dan doa dapat dilakukan malam harinya sebelum tidur.

3. Menahan serta mengontrol diri

Ketika berpuasa, umat muslim menahan serta mengontrol diri mereka dari segala hawa nafsu baik hawa nafsu makanan, minuman, kegiatan seksual, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Berpuasa

Umat muslim disunnahkan untuk melakukan beberapa unnah dalam menjalankan puasa untuk bisa menambah pahala dan meningkatkan derajat umat muslim.

Berikut ini hal-hal yang disunnahkan ketika berpuasa dalam agama Islam yaitu:

  1. Melambatkan sahur.
  2. Menyegerakan berbuka ketika sudah waktu berbuka.
  3. Membaca doa atau niat berbuka puasa.
  4. Ketika berbuka diawali dengan makanan/minuman yang manis.
  5. Bersedekah memberi makanan berbuka untuk sesama.
  6. Lebih giat dalam beribadah dan bersedekah.

Waktu-Waktu Dilarang Melaksanakan Puasa

pixabay

Ibadah berpuasa dalam agama Islam ternyata memiliki waktu atau saat yang melarang umatnya untuk melakukan ibadah tersebut.

Berikut ini adalah beberapa waktu umat Islam dilarang atau bahkan sampai diharamkan untuk melaksanakan ibadah berpuasa yaitu:

  • Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)

Agama Islam mengharamkan tanggal 1 Syawal bagi umatnya yang ingin melaksanakan ibadah puasa karena agama Islam menetapkan tanggal 1 Syawal sebagai hari yang sakral untuk umat agama Islam. Pada tanggal 1 Syawal merupakan hari kemenangan untuk umat agama Islam.

  • Hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)

Tanggal 10 Dzulhijjah ditetapkan sebagai hari raya kedua oleh agama Islam. Pada hari tersebut, umat Islam diharamkan untuk berpuasa dan disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban lalu dibagikan kepada kerabat serta fakir miskin atau orang-orang yang kurang mampu.

Hal itu bertujuan agar mereka juga dapat merasakan kebahagiaan serta kegembiraan mengonsumsi daging hewan qurban.

  1. Tiga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
  2. Hari syak (30 Sya’ban)
  3. Berpuasa selamanya
  4. Wanita yang sedang haid atau nifas dan belum mandi besar
  5. Seorang istri yang berpuasa Sunnah tanpa izin dari suami

Selain itu, ada waktu yang dianggap makruh bagi seorang muslim yang ingin melaksanakan puasa, yaitu pada saat hari Jum’at, dengan keterangan berpuasa tanpa didahului berpuasa di hari sebelumnya.

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Ibadah puasa dalam agama Islam memberikan beberapa hal yang dapat membatalkan puasa menurut syariat puasa dalam agama Islam. Berikut ini beberapa hal yang dapat membatalkan puasa dalam agama Islam yaitu:

  1. Makan, minum atau memasukkan benda dengan sengaja ke dalam lubang atau rongga tubuh
  2. Melakukan kegiatan seksual;
  3. Menyengajakan muntah;
  4. Menyengajakan keluarnya air mani;
  5. Tiba-tiba haid atau nifas;
  6. Kehilangan akal (gila atau tiba-tiba pingsan);
  7. Keluar dari agama Islam dan memeluk agama lain (murtad).

Jenis-Jenis Orang yang Membatalkan Puasa

Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini tentunya ada umat yang akan melakukan pembatalan puasa baik dikarenakan situasi atau memang tidak dibolehkan berpuasa. Berikut ini akan kami sajikan beberapa jenis orang yang membatalkan puasa beserta dengan jenis hal yang digunakan untuk mengganti puasa tersebut yaitu :

  • Orang yang wajib mengqadha

Orang-orang di bawah ini diberi kesempatan untuk boleh tidak melakukan puasa, namun mereka harus menggantinya dengan berpuasa dilain hari sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkannya yaitu:

  1. Tidak berpuasa karena sakit (ada harapan pulih).
  2. Seorang musafir atau berpergian jauh dengan jarak minimal 89 km dari rumah.
  3. Wanita yang sedang hamil.
  4. Ibu-ibu yang sedang fase menyusui anak.
  5. Wanita yang sedang haid atau nifas.
  6. Seseorang yang tidak sengaja membatalkan puasanya.
  • Orang yang tidak wajib mengqadha, namun wajib fidyah

Orang-orang di bawah ini adalah orang yang tidak berpuasa dan tidak diwajibkan untuk menggantinya, namun mereka diwajibkan untuk membayar fidyah (memberi makan fakir miskin di hari ia tidak berpuasa) yaitu:

  1. Tidak berpuasa karena sakit (tidak ada harapan pulih) dan
  2. Orang tua yang sudah tidak mampu menjalankan puasa.
  3. Orang yang wajib mengqadha dan melaksanakan kafarat

Bagi umat muslim yang membatalkan puasa dengan cara bersetubuh harus menggantinya dengan mengqadha puasa tersebut disertai dengan melakukan kafarat. Kafarat sendiri berarti memerdekakan atau membebaskan hamba sahaya yang mukmin.

Jika tidak ada yang bisa dimerdekakan, maka seorang muslim tadi diperintahkan untuk berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Apabila dia tetap tidak bisa, maka dia diperintahkan untuk memberi makan orang miskin dengan jumlah yang ditentukan yaitu sebanyak 60 orang miskin, dengan masing-masing mendapatkan 576 gram bahan makanan pokok.

Keutamaan dan Hikmah Berpuasa

Berpuasa dalam agama Islam apalagi berpuasa Ramadhan yang diwajibkan oleh Allah merupakan ibadah yang ditujukan agar umat Islam selalu menghamba hanya kepada Allah SWT.

Ibadah puasa memiliki beberapa keutamaan menurut syariat Islam, seperti umat muslim yang melaksanakan puasa akan melewati sebuah pintu di surga yang bernama Rayyan, pintu surga tersebut adalah pintu yang di khususkan untuk muslim yang berpuasa.

Selain itu, Allah akan memberi kelebihan kepada muslim yang berpuasa dengan menjauhkannya dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan masa akhiratnya. Berikut beberapa hikmah yang diperoleh dari melaksanakan ibadah puasa dalam agama Islam.

  1. Mendapat beberapa pendidikan rohani.
  2. Memperbaiki cara bergaul seorang muslim.
  3. Bermanfaat untuk kesehatan.

Demikian pembahasan tentang puasa tarwiyah dan juga pengertian puasa secara umum. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika ingin mencari buku tentang puasa, maka kamu bisa mendapatkannya gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika