Agama Islam

Memahami Pengertian Syaja’ah sebagai Upaya Memupuk Keberanian

Written by Yufi Cantika

Sebagai manusia, kita harus selalu berbuat baik kepada sesama. Salah satunya, membela kebenaran dengan seganp keberanian. Dalam Islam, hal tersebut dikenal sebagai syaja’ah. Syaja’ah sendiri berarti gagah atau berani.

Secara bahasa, syaja’ah merupakan kekuatan nyata, keberanian, tekun, kegagahan, kekuatan hati menghadapi keputusasaan, tenang, sabar, menguasai diri. Sementara itu, secara istilah, syaja’ah diartikan sebagai keteguhan hati, kekuatan pendirian, dan keberanian jiwa yang dimiliki seseorang ketika menghadapi masalah atau kesulitan.

Syaja’ah juga dapat dipahami sebagai keberanian karena benar dan tidak ada ketakutan dalam menyampaikan kebenaran demi meraih ridho Allah. Sifat syaja’ah ini menjadi ciri seseorang yang istiqomah dalam menegakkan kebenaran di jalan Allah.

Dalam pandangan Imam Syahid Hasan Al-Banna pengertian syajaah adalah ‘Azhimul Ihtimal yang artinya besarnya daya pikul dan daya tahan. Ia akan bersabar ketika diberi ujian, dan ia akan bersyukur ketika ia diberi kenikmatan.

Berikut akan dibahas lebih dalam mengenai syaja’ah yang dirangkum dari berbagai laman di internet.

Dalil Syaja’ah

Syaja’ah dianjurkan dalam Islam. Berikut beberapa dalil mengenai syaja’ah yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S Ali Imran: 139)

Berani karena benar

Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam Baihaqi)

Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan, yang berkata: Bila orang melakukan kebaikan maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan keburukan maka aku pun ikut melakukannya juga. Akan tetapi tempatkanlah diri kalian! Jika orang melakukan kebaikan maka kamu pun melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka (tinggalkan sikap buruk mereka) jangan kamu berbuat zalim.” (HR. Tirmidzi).

Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut”. (HR. Abu Dawud).

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya: “Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Hud: 112)

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya: “Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (Q.S. Ali Imran: 139)

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا لَقِيۡتُمُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا زَحۡفًا فَلَا تُوَلُّوۡهُمُ الۡاَدۡبَارَ​ۚ‏ ١٥

Artinya: “Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).” (Q.S. Al-Anfal: 15)

وَمَنۡ يُّوَلِّهِمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ دُبُرَهٗۤ اِلَّا مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ اَوۡ مُتَحَيِّزًا اِلٰى فِئَةٍ فَقَدۡ بَآءَ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَمَاۡوٰٮهُ جَهَـنَّمُ​ؕ وَبِئۡسَ الۡمَصِيۡرُ١٦

Artinya: “Dan barang siapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah. Tempatnya ialah neraka Jahanam, dan seburuk-buruknya tempat kembali.” (Q.S Al-Anfal: 16)

Macam-Macam Keberanian

Syaja’ah dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.

  • Syaja’ah nafsiyyah merupakan sebuah bentuk keberanian ketika menghadapi berbagai bentuk bahaya atau penderitaan dan menegakkan sebuah kebenaran.
  • Syaja’ah harbiyyah merupakan sebuah bentuk keberanian yang dapat dilihat atau tamapk. Misalnya keberanian dalam membela kebenaran di medan perang.

Contoh Syaja’ah

Melansir dari laman Berdakwah.com, berikut contoh perbuatan syaja’ah yang dapat diterapkan Grameds dalam kehidupan sehari-hari.

  • Membela teman atau siapapun ketika dirungdung meskipun ada kemungkinan pula akan dirundung.
  • Berkata jujur apapun keadaannya.
  • Memberanikan diri mengkritik pemimpin yang bersikap sewenang-wenang dan dzalim.

Sementara itu, dalam Hot.liputan6.com dijabarkan implementasi dari syaja’ah sebagai berikut.

1. Daya Tahan Besar (Quwwatul Ihtimal)

Ketika seseorang memiliki sifat syaja’ah maka ia mampu bersabar dan siap untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya ketika berjuang di jalan Allah SWT. Banyak sekali kisah-kisah para sahabat yang menggambarkan hak ini. Seperti, Bilal bin Amr bin Yasir yang mengalami penyiksaan agar mengingkari keimanannya. Namun, beliau tetap teguh pada keimanannya.

2. Terus Terang dalam Kebenaran (Ash-Sharahah Fil Haq)

Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat syaja’ah ketika berani berterus terang dalam menyampaikan kebenaran.

3. Memegang Rahasia (Kitmanu As-Sirri)

Ketika Grameds diamanahi memegang rahasia maka butuh keberanian dan kehati-hatianagar tidak membocorkannya. Apalagi jika informasi yang kita jaga kerahasiaannya akan menimbulkan bahaya jika bocor.

Di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW tidak banyak yang dapat dipercaya sebagai pemegang rahasia. Salah satu sahabat Nabi yang mampu menjaga rahasia adalah Hudzaifah Ibnul Yaman r.a. Ia dikenal juga sebagai Shahibus Sirri (pemegang rahasia).

Hudzaifah menjadi sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah beritahukan mengenai semua orang-orang munafik yang ada. Selema hidupnya, Hudzaifah menjaga informasi mengenai hal ini bahkan kepada khalifah yang sedang menjabat ketika itu (Khalifah Umar).

Seri Cerita Anak Pembentuk Karakter: Berani Jujur

4. Mengakui Kesalahan (Al-I’tirafu Bi9l Khatha’i)

Seseorang yang siap dan mau mengakui kesalahan menjadi salah satu ciri orang yang memiliki sifat syaja’ah. Hal ini disebabkan mengakui kesalahan tidaklah mudah. Kita harus siap untuk dicaci, dimaki, bahkan dikucilkan ketika mengakui kesalahan.

Mengungkapkan kesalahan membutuhkan keberanian yang besar. Tidak hanya itu, keberanian juga dibutuhkan untuk menerima segala konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan.

5. Bersikap Objektif pada Diri Sendiri (Al-Inshafu Min Adz-Dzati)

Beberapa orang menganggap dirinya lebih dari orang lain baik dari kemampuan maupun finansial (over confidence). Sebagian lainnya justru menganggap dirinya lebih bodok daripada orang lain (under confidence).

Ketika hal-hal tersebut muncul maka membuat diri seseorang menjadi tidak proporsional dan tidak objektif terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki sifat Syaja’ah akan melihat dirinya secara objektif dan meyakini bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan yang seimbang.

6. Menguasai Diri Sendiri (Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi)

Seseorang yang memiliki sifat syaja’ah akan mampu melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

Faktor Munculnya Keberanian

Keberanian tidak datang begitu saja. Melansir dari laman Hot.liputan6.com, berikut faktor-faktor munculnya keberanian.

  • Rasa takut kepada Allah SWT.Selama seseorang yakin bahwa yang dilakukannya dalam rangka menjalankan perintah Allah, maka orang tersebut tidak takut kepada siapapun kecuali Allah SWT.
  • Lebih mencintai akhirat daripada dunia. Perlu dipahami bahwa dunia bukanlah tujuan akhir, namun hanya sebagai jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan ragu meninggalkan dunia asalakan dia mendapat kebahagiaan di akhirat.
  • Tidak takut mati apabila ajal sudah datang, tidak ada yang dapat mencegah atau lari darinya. Kematian adalah sebuah kepastian dan setiap orang pasti akan mati.
  • Tidak ragu-ragu apabila seseorang ragu dengan kebenaran yang dia lakukan tentu dia akan menghadapi resiko.
  • Tidak menomorsatukan kekuatan materi. kekuatan materi diperlukan dalam perjuangan, tetapi materi bukanlah segala-galanya. Allah yang menentukan segala sesuatu.
  • Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah. Orang yang berjuang untuk kebenaran tidak pernah takut, karena setelah berusaha dengan keras maka dia akan bertawakal dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.
  • Hasil Pendidikan sikap berani lahir melalui pendidikan yang diterapkan dirumah, sekolah, masjid, maupun lingkungan. Sebagai contoh, anak yang dididik dan diasuh oleh orang tua pemberani juga akan tumbuh dan berkembang menjadi pemberani.

Hikmah Syaja’ah

Melansir dari laman Tirto.id dan Berdakwah.com, berikut manfaat atau hikmah yang didapatkan ketika menerapkan syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari.

  • Memiliki kemampuan bertahan lebih kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Orang yang menerapkan syaja’ah cenderung tahan banting ketika dirinya dalam penderitaan hingga bahaya sewaktu meraih rida Allah.
  • Berani menyampaikan kebenaran. Seseorang akan cenderung berterus terang dan konsisten untuk menyuarakan kebenaran sekali pun dirinya mungkin akan berada dalam kesulitan akibat perbuatan orang-orang zalim.
  • Teguh memegang rahasia. Orang-orang yang memiliki sifat syaja’ah tidak akan menjadi pengkhianat. Dia memegang rahasia yang diamanahkan kepadanya sekali pun bertaruh dengan jiwanya saat dipaksa mengatakan.
  • Mengakui kesalahan. Pelaku syaja’ah adalah orang yang berbesar hati menerima kesalahan jika yang dilakukannya menyimpang dari kebenaran sembari memperbaiki kesalahan itu.
  • Dapat mengendalikan diri saat marah. Orang pemberani yang menerapkan syaja’ah tidak membiarkan amarahnya menguasai pikirannya. Dirinya mampu berpikir dengan jernih sekali pun ada hal yang membuatnya marah.
  • Pelaku syaja’ah melihat dirinya sendiri secara objektif dan mengakui bahwa ada kekurangan atau kelebihan sehingga tidak menjadikannya sombong.
  • Sifat keberanian memberikan kita kekuatan untuk berani dalam membela atau melawan sesuatu yang salah.
  • Menghilangkan perasaan sulit atau tidak mampu untuk mengerjakan atau mencoba sesuatu untuk pertama kalinya.
  • Dengan memiliki syaja’ah, Grameds akan bersikap kreatif dan produktif dalam menjalani sesuatu atau menjajal hal baru.

Buah-Buah Keberanian: Kisah-kisah Inspiratif Para Pemberi Yang Mengubah Dunia

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika