Agama Islam

Memahami Pengertian dan Kalamullah Artinya

Written by Yufi Cantika

Bagi umat Islam, menjalani hidup ini harus sesuai dengan pedoman yang ada di dalam kitab suci Al-Quran. Dalam agama Islam, terdapat suatu firman-firman Allah yang telah ada di dalam kalamullah. Lalu, sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kalamullah? Kamu bisa temukan jawabannya pada artikel ini, Grameds.

Pengertian Kalamullah

pixabay

Islam adalah agama yang benar dan sempurna. Untuk mempelajari hukum dan ajaran yang terkandung di dalamnya, umat Muslim bisa berpedoman pada kalamullah.

Kalamullah adalah firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang disebut Al Qur’an.

Al-Quran adalah kitab suci dan bagian penting dalam hidup umat Islam. Bagi kaum muslimin, Al-Quran adalah hukum dan perintah, pedoman untuk berperilaku dan moral, serta berisi filosofi agama. Ini adalah kumpulan wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad dari Allah SWT melalui malaikat Jibril.

Secara umum, pengertian Al-Quran adalah kalamullah atau kalimat Allah SWT dan berasal dari sisi Allah SWT. Hal ini seperti ada dalam firman Allah SWT, yaitu:

“Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana, Maha Teliti.” (QS. Hud:1).

Makna Kalamullah secara bahasa adalah perkataan Allah. Sedangkan secara istilah, kalamullah adalah perkataan Allah yang disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia.

Kalamullah tentunya tidak hanya seputar hukum dan ajaran Islam saja, kalamullah juga memuat pesan moral yang mengatur perilaku manusia, bahkan tentang kehidupan di dunia ini. Dengan mengikuti kalamullah, seseorang bisa selamat dari api neraka dan siksaan Allah SWT.

Secara kontekstual, kalamullah terdiri dari surat dan ayat. Kalamullah adalah nama lain dari kitab suci Al-Quran. Kitab ini berfungsi sebagai pedoman sekaligus sumber hukum utama yang dibutuhkan umat Islam.

Pembahasan ibadah dan muamalah dalam Al-Quran bersifat umum, sehingga diperlukan suatu penjelas baginya. Hadits menjadi sumber hukum kedua yang bisa dijadikan pelengkap ayat Al-Quran.

Contohnya adalah ayat yang membahas shalat dan zakat. Di dalam Al-Quran tidak ditemukan waktu sholat, gerakan sholat, dan lain-lain. Rincian tata-tata cara tersebut dapat ditemukan pada hadist Nabi SAW. Disisi lain, Al-Quran juga merupakan sumber kebaikan bagi umat Islam. Mereka yang senantiasa membaca, mempelajari, hingga mengamalkan isinya akan diberikan pahala serta keutamaan besar oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah).

Secara makna yang tersirat dari hadits tersebut menganjurkan umat Islam untuk senantiasa mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. Termasuk didalamnya untuk memperhatikan dan mengenal hukum-hukum Al-Quran, mempelajari aqidah Islam, memahami sunnatullah dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu.

Selain itu, dianjurkan pula untuk memahami apa saja yang diperintahkan serta yang dilarang oleh Allah SWT. Sebab, di dalam perintah dan larangan tersebut terdapat keberuntungan bagi umat Islam, baik di dunia maupun di akhirat.

Al-Quran adalah kalamullah yang sifatnya agung. Jadi, seorang Muslim yang ingin mendapatkan rahmat dari Allah harus membaca, mempelajari serta mengamalkan isinya. Allah SWT berfirman:

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A‘raf [7]: 204).

Pengertian Al-Qur’an

pixabay

Kalamullah atau Al-Quran bagi umat muslim sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari. Seperti diketahui, Al-Quran adalah kitab suci dan bagian penting dalam hidup orang Islam sebagai petunjuk. Di dalamnya, terkandung hukum dan perintah, pedoman untuk berperilaku dan moral, serta berisi filosofi agama.

Rangkaian ayat dan surat yang tersusun rapi, sebagai kompilasi wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril.

Al-Quran benar-benar petunjuk lengkap bagi umat manusia. Baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bersosial, beribadah hingga cara bersikap yang baik dan benar. Dalam Islam sendiri bahkan diajarkan makna ibadah dalam konteks Habluminallah, Habluminannas dan Habluminal’alam.

Ketiganya lantas tertuang pula di dalam Al-Quran untuk membimbing umat. Selain itu, Al-Quran juga berisi petunjuk bagi pengikutnya, terdapat catatan sejarah dari para nabi dan orang terdahulu serta membawa kabar baik bagi orang-orang beriman dan peringatan bagi orang-orang kafir.

Sebagai seorang muslim sejati, sudah sepatutnya mendekatkan diri dengan Al-Quran dan Allah SWT. Bukan sekedar membaca tetapi juga memahami dan mengamalkan dalam kehidupan. Simak pengertian Al-Quran adalah kalamullah beserta arti dari para ulama berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber.

Pengertian Al-Quran adalah kalam Allah atau kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia.

Dilansir dari berbagai sumber, Al-Quran adalah istilah dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur di kota besar Mekah dan Madinah sejak tahun 610 M hingga kematian Nabi Muhammad SAW tiba, yakni pada tahun 632 M.

Istilah Al-Quran bahkan tertulis di dalam Al-Quran itu sendiri. Istilah Al-Quran muncul sebanyak 70 kali, salah satunya yang tertuang di surat At-taubah ayat 111 berikut ini:

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Artinya: 

“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.”

Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, pengertian Al-Quran secara harfiah berarti bacaan yang sempurna. Ia merupakan nama pilihan Allah SWT yang tepat, karena tidak ada suatu bacaan manapun sejak manusia mengenal baca tulis yang dapat menandingi Al-Quran, bacaan sempurna lagi mulia.

Sedangkan Muhammad ‘Abid al-Jabiri berpendapat bahwa pengertian Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada penghujung para Nabi, Muhammad Saw, ditulis dalam mushaf, ditransmisikan secara mutawatir, menjadi ibadah dengan membacanya, dan menjadi penentang/penguat dengan kemukjizatannya.

Kemudian, menurut para ahli ushul fiqh dalam al-Tibyan Fi Ulum Quran karya Muhammad Ali al-Subhani, pengertian Al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul (yaitu Nabi Muhammad), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

Sedangkan secara derivatif, lafadz kalam dalam bahasa Arab terdiri dari dua akar kata yakni kulmun dan kalimun. Kulmun dipilih menjadi derivatif lafadz kalam oleh Imam Sibawaih adalah karena kalam merupakan bentuk nomina  verba dari lafadz kallama.

Sementara itu, akar kata kalimun merupakan bentuk jamak dari kalimah. Kalam dengan qaul adalah dua hal yang berbeda. Qaul pengertiannya lebih dekat dengan pendapat, perkataan spontan, atau keyakinan.

Sebagai hal-hal yang berkaitan dengan perkataan, maka kalam haruslah disertai dengan sumbernya yang jelas. Oleh karenanya, Al-Quran hanya dapat disebut dengan Kalamullah (Kalam Allah) bukan kalam si A atau si B. Imam Abu Hayyan dalam kitabnya yang berjudul Tafsir al-Bahr al-Muhith mendefinisikan kalamullah khususnya dalam QS. Al-Baqarah [2]:75 dengan ‘perkataan yang menunjukkan hubungannya dengan maksud kalam itu sendiri.’

Sebuah riwayat yang dinukil dari Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Rasail dari Sunan Abu Dawud menceritakan bahwa Abu Bakar waktu itu bertemu dengan orang-orang Quraisy, kemudian beliau membacakan mereka Surat Al-Rum alif lam mim, ghulibat al-Rum. Kemudian, orang Quraisy bertanya, “Ini Kalam kamu atau Kalam sahabatmu?” Abu Bakar menjawab, “Ini bukan Kalam-ku dan bukan kalam sahabatku, melainkan ini adalah kalam Allah (kalamullah).

Pada ayat-ayat Al-Quran terdapat tiga lafadz kalam yang mana semuanya langsung dikaitkan dengan lafadz Allah (Kalamullah). Secara semantik hal ini disebut juga dengan istilah wahyu Tuhan. Tiga nomina kalam yang dimaksud tersebut, terdapat dalam:

Q.S. Al-Baqarah [2]:75 yang berbunyi:

اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُؤْمِنُوْا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:75)

Q.S. At-taubah [9]:6 yang berbunyi:

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (Q.S. At-taubah [9]:6).

Q.S. Al-Fath [48]:15 yang berbunyi:

سَيَقُولُ ٱلْمُخَلَّفُونَ إِذَا ٱنطَلَقْتُمْ إِلَىٰ مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ ۖ يُرِيدُونَ أَن يُبَدِّلُوا۟ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ۚ قُل لَّن تَتَّبِعُونَا كَذَٰلِكُمْ قَالَ ٱللَّهُ مِن قَبْلُ ۖ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا ۚ بَلْ كَانُوا۟ لَا يَفْقَهُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: “Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: “Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu”; mereka hendak merubah janji Allah. Katakanlah: “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya”; mereka akan mengatakan: “Sebenarnya kamu dengki kepada kami”. Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.” (Q.S. Al-Fath [48]:15).

Karakteristik Dari Al-Quran

pixabay

Sejak awal, Al-Quran telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dituliskan melalui berbagai media, seperti pelepah kurma, tulang unta dan sebagainya. Hal ini menegaskan bahwa Al-Quran secara historis telah dijaga keotentikannya atau kemurniannya, bahkan segera dicatat setelah wahyu diterima Rasulullah SAW.

Berdasarkan pengertian dan definisi Al-Quran yang dijelaskan di atas, berikut faktor yang menjadi karakteristik dari Al-Quran yaitu:

Al-Quran adalah firman atau kalam Allah SWT

Bukan perkataan malaikat Jibril karena dia hanya sebagai penyampai wahyu dari Allah. Bukan pula sabda Rasul, karena beliau hanya menerima wahyu dari Allah dan bukan perkataan manusia biasa.

Al-Quran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad

Kitab suci sebelumnya yang diberikan kepada para nabi terdahulu bukanlah Al-Quran, melainkan Zabur, kitab yang diberikan kepada Nabi Daud; Taurat, kitab yang diberikan kepada Nabi Musa; serta Injil, kitab yang diberikan kepada Nabi Isa.

Al-Quran adalah mukjizat

Sepanjang sejarah umat manusia, sejak awal turunnya sampai sekarang hingga masa yang akan datang, tidak akan ada seorang pun yang mampu menandingi Al-Quran, baik secara individu maupun kolektif.

Diriwayatkan secara mutawatir artinya Al-Quran diterima dan diriwayatkan oleh banyak orang

Periwayatan itu dilakukan dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada umat saat ini. Membaca Al-Quran bernilai jadi amal ibadah.

Membaca Al-Qur’an dianggap sebagai ibadah.

Hanya membaca Al-Quran saja yang dianggap sebagai ibadah, terlebih jika kita mau mengetahui makna dari ayat yang dibaca, apalagi disertai niat mencari ilmu. Oleh karena itu, pahala yang diperoleh pembaca selain Al-Quran adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi dari bacaan sebagaimana pada Al-Quran. Kemudian, mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupan.

Fungsi Dari Al-Qur’an

1. Al-Huda (Petunjuk)

Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk atau al Huda yang terdiri dari tiga jenis, yakni:

  • petunjuk bagi manusia secara umum,
  • petunjuk bagi orang yang bertaqwa, dan
  • petunjuk bagi orang yang beriman.

2. Al-Furqan (Pembeda)

Al-Quran dinamai Al-Furqan karena membedakan antara yang haq dengan yang batil, yang benar dan yang salah. Dengan membaca dan memahami Al-Quran, umat manusia mampu mengetahui tindakan mana yang baik dan benar dalam kehidupan.

3. Al-Syifa (Penyembuh)

Salah satu nama Al-Quran adalah asy-Syifa yang berarti obat penyembuh. Al-Quran bisa menjadi obat bagi penyakit mental. Membaca Al-Quran dan mengamalkannya, supaya terhindar dari berbagai penyakit hati atau mental. Membaca Al-Quran juga bisa memberikan pencerahan bagi orang yang beriman.

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus 10: 57).

4. Al-Mau’izah (Nasihat)

Di dalam Al-Quran terdapat banyak kisah sejarah umat manusia, ilmu dan juga nasehat-nasehat dalam menjalani kehidupan. Semisal ayat mengenai pertemuan air laut, gerhana, dan banyak lagi. Nasihat yang ada di dalam Al-Quran biasanya juga digambarkan dengan sebuah peristiwa atau kejadian di masa lalu, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa depan.

Mau’izhah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah, berita gembira, peringatan, pesan positif atau wasiat yang bisa dijadikan pedoman hidup agar mendapatkan keselamatan dunia akhirat.

Dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa Kalamullah artinya adalah firman-firman Allah yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat Islam. Semoga semua pembahasan di atas, bisa bermanfaat sekaligus menambah wawasan kamu.

Grameds bisa mendapatkan informasi lebih seputar kalamullah dengan membaca buku yang tersedia di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika