Administrasi Akuntansi

Pengertian Asas Dasar Penilaian: Fungsi dan Hal-Hal yang Mempengaruhinya

pengertian asas dasar penilaian
Written by Kamal

Pengertian asas dasar penilaian – Dalam auditing atau audit asas dasar penilaian atau judgement merupakan kebijakan auditor dalam memberikan pendapat atas informasi yang ditemukan di sepanjang proses audit, yang mengacu pada ide, gagasan atau estimasi tentang peristiwa yang terjadi pada objek audit. Hasil yang dikeluarkan oleh seorang auditor harus dapat memberikan informasi dan bukti yang benar, sehingga penilaian audit yang disampaikan akan benar atau sesuai.

Pengertian Asas Dasar Penilaian

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asas dasar penilaian adalah suatu pendapat berdasarkan fakta atau bukti yang telah ditemukan agar dapat memperhatikan beberapa hal yang tersirat.

Contohnya, asas dasar penilaian dapat digambarkan dengan adanya suatu pengetesan tentang kualitas sistem internal control terhadap audit berdasarkan penilaian dari auditor pada situasi tertentu.

Dalam proses audit, asas dasar penilaian diartikan sebagai kebijakan dari seorang auditor dalam memberikan pendapat mengenai informasi yang ditemukan selama melakukan proses audit. Biasanya, pendapat tersebut berupa ide, gagasan atau estimasi terhadap objek audit.

Selain itu, seorang auditor juga harus memberikan informasi berdasarkan fakta dan kebenarannya, karena dapat mempengaruhi penilaian audit apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Maka dari itu, seorang auditor harus mempunyai sifat yang amanah, agar tidak mempersulit proses audit yang membutuhkan pendapat berdasarkan fakta yang ada.

https://www.gramedia.com/products/sistem-pengendalian-mutu-auditor-internal?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/sistem-pengendalian-mutu-auditor-internal?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Fungsi Asas Dasar Penilaian (Judgement)

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Dalam setiap hal yang berkaitan dengan pembukuan keuangan, pasti mempunyai fungsi utamanya tersendiri. Seperti asas dasar penilaian yang mempunyai fungsi sebagai judgement.
Judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti ini yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa duit judgement ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit.

Apabila pelaksanaan audit tidak berjalan dengan lancar, maka akan memberikan pengaruh pada suatu perusahaan. Seorang auditor dapat dikatakan berkualitas jika sudah memenuhi berbagai macam ketentuan serta standar yang berlaku pada pengauditan. Oleh sebab itu, bagi perusahaan sangat penting untuk mempunyai auditor yang berkualitas, karena proses pembukuan keuangan sangat berpengaruh dari proses audit tersebut.

Tujuan audit adalah memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dibuat manajemen adalah benar dan wajar (true and fair) ataukah dibuat berdasarkan standar kerangka pelaporan keuangan dan bebas dari salah saji material.

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Kompas.com

Berdasarkan ISA 200, asas dasar penilaian profesional ini diperlukan dalam membuat kondisi berikut:

  • Sebelum memulai audit, auditor perlu menerapkan pertimbangan profesional dalam memutuskan material dan risiko audit.
  • Untuk menyusun rencana audit yang tepat sesuai dengan keadaan, auditor memerlukan judgment profesional. Cakupan audit, penentuan waktu dan prosedur audit membutuhkan asas dasar penilaian dan skeptisme dari auditor.
  • Dalam memutuskan kecukupan dan kelayakan bukti audit, jika tidak cukup auditor dapat mengevaluasi prosedur dan tindakan baru untuk audit menggunakan asas dasar penilaiannya.
  • Dalam akuntansi piutang tak tertagih memerlukan pertimbangan dari manajemen.
  • Seorang auditor menggunakan asas dasar penilaiannya, maka harus dapat memerlukan kemampuan untuk mengetahui apakah ada kecurangan atau kesalahan (fraud and error) yang terjadi di balik keputusan tersebut.
  • Asas dasar penilaian diperlukan saat auditor membuat kesimpulan dan penilaian mengenai bukti audit.

Hal–Hal yang Memengaruhi Asas Dasar Penilaian

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi asas dasar penilaian (judgment), antara lain:

1. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor merupakan akumulasi gabungan semua yang diperoleh dari semua yang telah dikerjakannya. Pengalaman dapat memberikan peluang bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan semakin banyak pengalaman, maka semakin terampil dalam juga mengerjakan pekerjaan mereka.

Selain itu, pengalaman juga menjadikan seorang auditor mempunyai peluang yang lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dibandingkan dengan yang tidak berpengalaman. Pengalaman tersebut akan membuat seorang auditor menjadi lebih terampil dalam melakukan pekerjaannya.

2. Pengetahuan Auditor

Selain perusahaan harus mempunyai auditor yang berkualitas seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

Secara umum, seorang auditor harus mempunyai beberapa pengetahuan agar proses audit berjalan dengan lancar mengenai General Auditing, Functional Area, Computer Auditing, Accounting Issue, Specific Industri, General World Knowledge (pengetahuan umum) dan Problem Solving Knowledge.

3. Tekanan Ketaatan

Dalam hal ini, tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme. Tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa juga dapat memberikan pengaruh yang buruk seperti hilangnya profesionalise dan hilangnya kepercataan public serta kredibilitas sosial.

Akibat adanya tekanan dari auditor senior atau atasan, maka dapat menghilangkan rasa kepercayaan terhadap satu sama lain, serta hilangnya kredibilitas sosial. Hal ini akan membuat suasana saat bekerja bagi auditor junior menjadi tidak nyaman dan segan untuk bertanya saat melakukan kesalahan.

4. Kompleksitas Tugas

Ketika sedang bekerja, tidak jarang seorang auditor menemukan pekerjaan yang sulit untuk dipahami dan terlihat tidak terstruktur. Hal ini akan mempengaruhi penilaian, serta dikhawatirkan akan memberikan hasil yang tidak maksimal di akhir pengauditan. Di sinilah pengalaman dan pengetahuan auditor harus dapat diandalkan.

Dalam permasalahan ini, pengalaman dan pengetahuan auditor berperan penting agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan benar tanpa adanya kesalahan. Itulah alasan mengapa pengetahuan dan pengalaman sangat mempengaruhi asas dasar penilaian.

Semakin banyak faktor yang mendukung seorang auditor maka semakin baik penilaian auditor tersebut. Atau semakin banyak pengalaman auditor tersebut, maka semakin baik penyusunan penilaian, sehingga penting bagi auditor untuk memahami dasar-dasar audit.

Audit merupakan pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait informasi untuk menentukan dan membuat laporan mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit juga harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.

Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Menilai Asas Dasar Penilaian

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Seorang auditor dalam menilai asas penilaian juga sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi, sebagai berikut :

1. Cost Principles

Sebagian besar aktiva dan kewajiban dilaporkan berdasarkan harga perolehan. Bagaimanapun, penggunaan prinsip biaya historis untuk mencatat perolehan aktiva telah mengabaikan dampak dari perubahan nilai. FASB dan IFRS kini mulai berkeyakinan bahwa informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar wajar akan lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan biaya historis.

Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar akan menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban serta menyediakan dasar bagi penilaian prospek arus kas di masa mendatang.

2. Revenue Principles

Laba bersih (net income) diartikan sebagai “kelebihan pendapatan dibandingkan dengan beban, ditambahkan atau dikurangi dengan keuntungan atau kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan dan pertukaran atau penggantian aktiva lainnya”. Artinya, laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

Kerangka kerja konseptual FASB mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah dihasilkan atau telah terjadi.

Pengakuan pendapatan pada umumnya dilakukan pada saat titik penjualan. Namun, bisa juga pada proses produksi masih berlangsung, misalnya bagi kontrak konstruksi jangka panjang atau sering disebut metode persentase penyelesaian proyek atau metode kinerja proporsional, akhir produksi bila permintaan dan harga atas produksi yang dihasilkan terjamin, contoh jenis produk logam atau produk pertanian tertentu, atau bahkan pada saat kas diterima, contohnya untuk penjualan dengan metode cicilan.

3. Matching Principles

Besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat dapat dicatat dalam pilihan cash basis dan accrual basis. Cash basis akan melaporkan pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi dalam periode dimana uang kas diterima untuk pendapatan atau uang kas dibayarkan untuk beban. Besarnya laba bersih atau rugi bersih yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dengan beban akan mencerminkan jumlah bersih uang kas yang dihasilkan (untuk net income) atau jumlah bersih uang kas yang dikeluarkan (untuk net loss).

Sedangkan untuk accrual basis, pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memerhatikan arus uang kas masuk maupun arus uang kas keluar.

Dengan accrual basis, maka beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapat haruslah dilaporkan dalam periode yang sama di mana pendapatan tersebut juga diakui. Konsep akuntansi yang mendukung melaporkan pendapatan dan beban yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep penandingan (matching concept).

Jenis-Jenis Audit

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Umumnya, pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai catatan pembukuan serta bukti pendukung yang dibuat oleh manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu, audit dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu audit operasional (operational audit), audit ketaatan (compliance audit) dan audit laporan keuangan (financial statement audit).

1. Audit Operasional (Operational Audit)

Dalam jenis audit ini, pelaksanaan audit difokuskan pada pemeriksaan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Bukti yang dikumpulkan terkait dengan operasional perusahaan akan dibandingkan dengan standar atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil dari audit yang dilakukan berupa rekomendasi yang akan disampaikan kepada pihak perusahaan.

2. Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Pelaksanaan audit ketaatan ditujukan untuk menentukan tingkat kepatuhan auditor terhadap peraturan, prosedur atau regulasi yang ditetapkan. Hasil dari audit ketaatan ini akan dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pihak utama yang terkait dengan tingkat kepatuhan perusahaan terhadap prosedur dan regulasi.

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Kompas.com

3. Audit Kelaporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan, auditor berfokus untuk menentukan tingkat kewajaran dan tingkat kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku seperti PSAK, IFRS, dan GAAP.

Selain itu, tingkat kewajaran laporan keuangan ditentukan berdasarkan bukti–bukti yang dikumpulkan oleh auditor. Hasil audit terhadap tingkat kewajaran laporan keuangan tersebut dituangkan dalam laporan audit yang berisi opini audit dari auditor.

Tujuan Audit dalam Melakukan Asas Dasar Penilaian

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Pixabay

Dalam melaksanakan asas penilaian. Audit juga mempunyai tujuan tertentu yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kelengkapan (Completeness)

Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telak dimasukkan.

2. Ketepatan (Accuracy)

Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan dan dicatat dengan tepat.

3. Eksistensi (Existence)

Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat mempunyai eksistensi atau kejadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar–benar telah terjadi dan tidak fiktif.

4. Penilaian (Valuation)

Untuk memastikan bahwa prinsip–prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.

5. Klasifikasi (Classification)

Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo, maka angka–angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

6. Ketepatan (Accuracy)

Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka–angka buku besar. Selain itu, penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.

7. Pisah Batas (Cut – off)

Untuk memastikan bahwa transaksi–transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu periode akuntansi.

8. Pengungkapan (Disclosure)

Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.

Dalam membuat penilaian tentang adanya salah saji material, auditor bertanggung jawab untuk menerapkan penilaian pelatihan, pengetahuan dan pengalaman yang relevan dalam membuat keputusan berdasarkan informasi tentang tindakan yang sesuai dalam situasi perikatan audit. Selain itu, auditor juga bertanggung jawab untuk memenuhi tugasnya dengan tekun dan hati-hati.

https://www.gramedia.com/products/auditing-1dasar2-pemeriksaan-akuntansi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Prinsip Auditor

pengertian asas dasar penilaian

Sumber: Kompas.com

Prinsip–prinsip yang terkait dengan tanggung jawab auditor dalam audit menekankan kualitas pribadi yang penting. Oleh sebab itu, seorang auditor harus mempunyai hal–hal berikut ini :

1. Kompetensi dan Kemampuan yang Sesuai

Auditor bertanggung jawab mempunyai kompetensi dan kemampuan yang tepat untuk melakukan audit. Oleh sebab itu, untuk memiliki kompetisi tersebut, maka auditor harus melalui pendidikan formal dalam audit dan akuntansi, pengalaman praktik dan melanjutkan pendidikan profesional. Kasus-kasus pengadilan dengan jelas menunjukkan bahwa auditor harus punya kualifikasi dan pengalaman teknis dalam industri–industri di mana klien mereka terlibat.

2. Mematuhi Etika

IAPI menguraikan persyaratan etika buat akuntan public yang berpraktik di KAP atau bekerja di perusahaan sebagai bagian dari manajemen. Kode dan standar audit menekankan perlunya independensi dalam perikatan audit.

Selain itu, yang paling penting adalah persyaratan bagi KAP buat ikut beberapa praktik, sehingga meningkatkan independensi semua personel. Contohnya, ada prosedur yang ditetapkan tentang audit yang lebih besar ketika ada perselisihan antara manajemen dan auditor.

3. Mempertahankan Skeptisisme Profesional dan Penilaian Professional

Auditor bertanggung jawab buat mempertahankan skeptisisme profesional dan melakukan penilaian professional sepanjang perencanaan dan kerja audit. Skeptisisme adalah sikap yang mencakup pikiran yang mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang mungkin mengindikasikan kemungkinan salah saji karena penipuan atau kesalahan dan penilaian kritis terhadap bukti audit.

Jadi, auditor harus tetap waspada terhadap kemungkinan adanya salah saji material apakah karena kecurangan atau kesalahan selama perencanaan dan kinerja audit.

https://www.gramedia.com/products/auditing-dasar-dasar-pemeriksaan-akutansi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Penutup

Nah itulah mengenai asas dasar penilaian yang dapat dipahami ya grameds. Jadi, asas dasar penilaian atau judgement perlu diperhatikan bagi auditor serta tidak lupa untuk memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi judgement agar proses auditor dapat berjalan tanpa adanya permasalahan. Semoga artikel ini menginspirasimu ya!

Jika Grameds masih bingung, dan membutuhkan referensi terkait tentang asas pergantian secara lengkap kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Rosyda Nur Fauziyah

Baca juga:

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.