Akuntansi

Sejarah Akuntansi di Indonesia

sejarah akuntansi di Indonesia
Written by Kamal

Sejarah Akuntansi di Indonesia – Akuntansi merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari karena akan membantu pencatatan keuangan dengan lebih baik. Perkembangan ilmu akuntansi tidak lepas dari sejarah awal kemunculannya hingga dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Sistem pengelolaan keuangan menggunakan sistem akuntansi lebih mudah dilakukan karena sudah ada sistematika dalam penyusunannya. Berikut adalah sejarah akuntansi di Indonesia hingga bisa dikenal oleh masyarakat luas hingga saat ini.

1. Sejarah Akuntansi di Indonesia

Akuntansi di dunia mulai diperkenalkan oleh Luca Pacioli melalui bukunya yang berjudul “Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita”. Luca pacioli mulai memperkenalkan adanya sistem buku berpasangan yang saat ini dikenal dengan istilah debet dan kredit.

Pada awalnya, sistem pembukuan yang dikenalkan oleh Luca Pacioli ditujukan untuk membantu sistem pencatatan pedagang di Italia. Namun, sistem akuntansi tersebut berkembang hingga dikenal oleh masyarakat luas, termasuk Indonesia.

Sistem pembukuan pertama kali muncul di Indonesia dimulai pada sekitar tahun 1642. Kemunculan akuntansi ini ditandai dengan adanya sistem pengenalan yang sudah dilakukan oleh masyarakat tradisional. Pencatatan yang dilakukan ini digunakan untuk memperhitungkan laba rugi perdagangan.

Masyarakat tradisional meniru cara yang dilakukan oleh pedagang luar negeri di Indonesia pada saat melakukan pencatatan terhadap barang dagangannya. Negara yang memperkenalkan sistem pencatatan pertama kali di Indonesia adalah Belanda dan Portugis.

Bukti tertulis mengenai diterapkannya akuntansi di Indonesia adalah adanya pencatatan pada tahun 1747. Namun, sistem akuntansi yang diterapkan pada saat ini belum mencakup keseluruhan dan hanya didasarkan sesuai kepentingannya saja.

Perkembangan akuntansi yang selanjutnya adalah ditandai dengan didirikannya Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 1957. Pendirian IAI ditujukan agar bisa menjadi wadah dan mengembangkan ilmu pendidikan akuntan di Indonesia.

Akuntansi selanjutnya dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan yang disebarkan melalui jenjang pendidikan tinggi. Bentuk perkembangan lainnya adalah dengan banyaknya bisnis mulai dari sektor UMKM sehingga perusahaan besar yang menggunakan sistem akuntansi dalam pelaporan keuangannya.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Setiap negara mempunyai sistem akuntansi tersendiri yang diselesaikan dengan kemudahan pencatatannya. Sistem akuntansi yang digunakan oleh Amerika Serikat adalah Anglo Saxon, sementara negara Belanda menganut pada kontinental.

Pada mulanya, Indonesia menganut sistem kontinental, sebab pada saat itu sedang berada dalam kendali pemerintah Belanda pada masa penjajahan. Pada sistem kontinental ini menganggap bahwa proses pembukuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi.

Seiring dengan berkembangnya ilmu Akuntansi, banyak negara yang memilih untuk menggunakan sistem anglo saxon. Hal tersebut dikarenakan anglo saxon dianggap lebih mudah diterapkan karena lebih sederhana jika dibandingkan dengan sistem yang lainnya.

Pada sistem akuntansi anglo saxon akan ada pencatatan berbagai transaksi yang dialami dalam perdagangan. Hal ini dianggap memudahkan penggunanya, karena dianggap tidak perlu melakukan pemisahan terhadap pembukuan dan sistem akuntansi.

Perkembangan sistem akuntansi di Indonesia dimulai dengan adanya penerapan pembukuan di beberapa perusahaan. Di samping itu, mulai dikembangkannya juga sistem pemeriksaan untuk mengontrol keuangan yang dilihat dari sistem akuntansi.

Indonesia juga sempat mengalami perubahan dalam penggunaan sistem akuntansi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam penerapannya. Berikut adalah ulasan terkait perkembangan sistem akuntansi yang ada di Indonesia.

Pembukaan Perusahaan Amphioen Societeit th 1747

Menelusuri dari jejak sejarah, perkembangan akuntansi di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1642. Namun, praktik akuntansi di Indonesia tersebut baru ditemukan pada tahun 1747 di salah satu perusahaan di jakarta.

Pada tahun 1747 sistem akuntansi di Indonesia ditandai dengan ditemukannya sistem pembukuan pada perusahaan Amphioen Societeit di Jakarta. Perusahaan tersebut menggunakan sistem pembukuan double entry yang diterapkan pada masa penjajahan belanda.

Akuntansi baru berkembang secara pesat di Indonesia saat dihapuskannya undang-undang tanam paksa pada tahun 1870. Hal ini memicu semakin banyaknya para investor Belanda yang menanamkan modalnya dan mengembangkan bisnis di Indonesia.

Sistem tata buku yang lengkap pada zaman penjajahan hanya diterapkan oleh perusahaan Belanda. Perusahaan Indonesia belum mengenal sistem tata buku yang sistematis, meskipun pada saat itu mulai ada pembukuan berpasangan.

Double entry atau pembukuan berpasangan merupakan sistem akuntansi yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli melalui bukunya. Sistem pencatatan ini menggunakan pencatatan menggunakan sisi debit kredit karena perusahaan saat itu membutuhkannya untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi.

Pencatatan dengan sistem double entry digunakan oleh perusahaan yang mempertimbangkan urusan hutang piutang. Setiap transaksi di dalam perusahaan dicatat ke dalam sisi debit dan kredit, sehingga bisa menimbulkan kesimbangan dalam keduanya.

Double entry bookkeeping menggunakan rumusan dasar yaitu total aset adalah jumlah keseluruhan dari kewajiban ditambah dengan modal pemilik. Transaksi yang dicatat menggunakan sistem double entry akan mengakibatkan dua efek, berupa pengeluaran dan imbalan.

Pencatatan double entry akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan secara berkelanjutan dalam satu periode. Setiap transaksi di perusahaan akan dicatat kedalam buku besar, neraca, hingga laporan laba rugi pada akhir periode akuntansi.

Karena banyak keuntungan yang diperoleh untuk pembukuan perusahaan, double entry dipilih untuk dijadikan sistem pencatatan saat itu. Sistem double entry akan membantu perusahaan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara lengkap.

Keunggulan dari penggunaan sistem double entry pada perusahaan Belanda tersebut adalah untuk mendeteksi adanya kesalahan. Perhitungan keuangan menggunakan sistem pencatatan double entry akan menghasilkan laporan yang akurat.

Sejarah Auditing di Indonesia tahun 1907

Sejarah perkembangan akuntansi berikutnya di Indonesia ditemukan dengan adanya proses auditing pada tahun 1907. Indonesia mulai mengenal sistem auditing atau pemeriksaan laporan keuangan, sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk pengontrolan.

Fungsi auditing akuntansi ini mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 semenjak datangnya Van Schagen yang merupakan seorang anggota NIVA. Kedatangan Van Schagen ini juga merupakan awal pendirian jawatan akuntan negara pada tahun 1915.

Pendirian kantor akuntan publik di Indonesia pertama kali secara resmi adalah pada tahun 1918 oleh Frese & Hogeweg. Jasa akuntan publik tersebut tentu saja diperuntukkan bagi perusahaan Belanda yang saat itu berdiri di Indonesia untuk mengontrol sistem keuangan.

Akuntansi auditing di Indonesia belum bisa diterapkan oleh masyarakat Indonesia hingga akhir penjajahan, meskipun sudah dikenalkan pada tahun 1907. Pada mulanya, sistem akuntansi di Indonesia menganut pembukuan yang digunakan oleh pemerintah Belanda pada masa itu.

Sistem kontinental yang pada saat itu digunakan oleh Belanda tidak termasuk ke dalam akuntansi, melainkan hanya pencatatan saja. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang lebih luas dan prosedural, sehingga setiap pencatatan transaksinya lebih sistematis.

Pembukuan dan akuntansi mempunyai perbedaan mendasar yang perlu diketahui, sehingga tidak ada kesalahan dalam penggunaannya. Akuntansi mempunyai cakupan yang luas, sementara pembukuan hanya salah satu bagian dari prosedur ilmu tersebut.

Pembukuan adalah kegiatan untuk mencatat dan mengelompokkan setiap transaksi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan pembukuan tersebut termasuk ke dalam prosedur akuntansi, sebab pencatatannya didasarkan pada data perusahaan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
Pengertian akuntansi sendiri lebih mendasar, yaitu menganalisis dan menginterpretasikan informasi berdasarkan pada data yang terjadi sebenarnya. Hasil analisa data tersebut akan digunakan untuk kepentingan kedepannya, tidak hanya pada peringkasan aktivitas saja.

Indonesia mulai kekurangan akuntan di masa penjajahan Jepang, karena sebelumnya posisi tersebut hampir seluruhnya diisi oleh bangsa Belanda. Hal tersebut memicu adanya ide dari Mr. Slamet untuk membuka kursus akuntansi agar bisa mengisi kekosongan jabatan tersebut.

Pembahasan mengenai berbagai aspek auditing juga bisa Grameds temukan pada buku Auditing dengan total 18 bab yang disusun secara sistematis dan komprehensif.

beli sekarang

sejarah Sistem Anglo Saxon di Indonesia

Sistem pembukuan berbasis kontinental mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia. Banyak perusahaan mulai menggunakan sistem akuntansi berbasis anglo saxon yang diadopsi dari Amerika disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor pertama yang mendasari penggunaan sistem akuntansi anglo saxon adalah adalah adanya peristiwa konfrontasi Irian Barat pada tahun 1957. Peristiwa tersebut menyebabkan semua pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Belanda ditarik kembali ke Indonesia.

Pelajar yang sudah ditarik tersebut bisa memilih untuk melanjutkan pendidikannya di berbagai negara lainnya kecuali Belanda, termasuk Amerika. Salah satu ilmu yang diperoleh oleh para pelajar yang menempuh pendidikan di Amerika tersebut adalah akuntansi.

Para pelajar yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Amerika kembali ke Indonesia untuk mulai memperkenalkan sistem akuntansi berbasis anglo saxon. Sistem akuntansi ini mulai diterapkan di Indonesia hingga pada akhirnya mulai mendominasi.

Penerapan sistem akuntansi anglo saxon yang mulai mendominasi ini mulai menyebabkan ditinggalkannya pembukuan kontinental. Anglo saxon dianggap sebagai sistem yang lebih rinci, sehingga kebutuhan internal bagi perusahaan tetap bisa terpenuhi.

Hal berikutnya yang memicu berkembangnya sistem anglo saxon adalah adanya dampak positif dari penanaman modal asing. Pihak asing yang menanamkan modal ini membuat perusahaan di Indonesia mengalami perkembangan, sehingga sistem anglo saxon dibutuhkan.

Selanjutnya, perkembangan akuntansi tetap berjalan pesat di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya pihak yang menaruh perhatian khusus. Akuntansi mendapat perhatian khusus dari bisnis secara global karena interpretasinya bisa digunakan untuk mengambil keputusan keuangan.

Informasi akuntansi bahkan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan saat ini. Di samping itu, informasi akuntansi juga akan membantu berbagai pihak untuk mendapatkan pengetahuan terkait isu terkini. Laporan keuangan yang didasarkan pada sistem akuntansi bahkan bisa digunakan secara global.

Perkembangan Pendidikan Akuntansi di Indonesia

Akuntansi mulai dikembangkan sebagai ilmu pendidikan di Indonesia sejak mulai mundurnya penjajahan Belanda. Pada masa tahun 1942 – 1925 mulai dibuka kesempatan bagi akuntan lokal untuk menduduki jabatan. Salah satu yang mendapat kesempatannya adalah Prof. Dr. Abutari.

Pada saat itu, mulai digencarkan upaya untuk menasionalisasi perusahaan yang dimiliki oleh pihak Belanda di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan semakin berkurangnya tenaga akuntansi di Indonesia, apalagi saat banyak warga Belanda yang kembali ke negaranya pada tahun 1958.

Perkembangan akuntansi di Indonesia akhirnya mengadopsi sistem anglo saxon dari Amerika yang dibawa oleh para pelajar. Anglo saxon ternyata bisa diterapkan dengan mudah karena tidak memerlukan penyesuaian yang terlalu banyak dengan sistem kontinental dari Belanda.

Akuntansi akhirnya pun menjadi salah satu ilmu yang diajarkan di dalam institusi pendidikan di beberapa perguruan tinggi. Institusi pertama yang membuka jurusan akuntansi adalah Universitas Indonesia pada tahun 1952, dan dilanjutkan dengan beberapa universitas lainnya.

Pada 1960 ada 3 institusi pendidikan tinggi yang mendirikan jurusan akuntansi, yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjajaran, dan Universitas Airlangga. Empat tahun berselang, Universitas Gadjah Mada juga mendirikan jurusan akuntansi, yaitu pada tahun 1964.

Pada tahun 1990 mulai didirikan perguruan tinggi khusus, bernama Institut Ilmu Keuangan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atau yang lebih dikenal dengan sebutan STAN. Sejak saat itu, banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan akuntansi dengan berbagai program khusus.

Perkembangan jurusan akuntansi di berbagai institusi perguruan tinggi ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akuntan di Indonesia. Hal ini disebabkan kebutuhan akuntan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis dan kesadaran terhadap pentingnya sistem keuangan.
Masalah Laporan Keuangan

Penerapan ilmu akuntansi di Indonesia juga pernah mengalami permasalahan yang serius. Hal ini menyebabkan timbulnya ketentuan khusus dalam akuntansi, agar laporan keuangan bisa dipertanggungjawabkan. Beberapa skandal akuntansi memicu perhatian khusus dari berbagai pihak.
Permasalahan pertama pelaporan keuangan akuntansi di Indonesia muncul pada tahun 1990 dengan adanya skandal. Hal tersebut membuat perilaku investor mengalami perubahan karena adanya tingkat kepercayaan yang berpengaruh pada saat itu.

Skandal pelaporan keuangan tersebut membuat pemerintah mendapatkan tekanan. Hal tersebut membuat pemerintah harus bergerak cepat untuk memperbaiki kualitas laporan keuangan. Perbaikan tersebut ditujukan agar investor kembali menaruh kepercayaan dan menanamkan kembali modalnya.

Permasalahan berikutnya yang membuat gempar adalah adanya kasus Bank Duta. Bank Duta mulai terkenal di Indonesia pada tahun 1990, namun pada saat ini mempunyai sebuah kasus yang cukup menggegerkan. Pada saat itu, Bank Duta dianggap gagal untuk mengungkap laporan kerugian yang dialaminya.

Ketidakjujuran Bank Duta tersebut terungkap pada saat proses auditing yang membuat berita tersebut menyebar cukup luas. Bank Duta tidak mengungkapkan seluruh informasi keuangannya terhadap auditor mengenai terjadinya kerugian tersebut.

Masalah yang terjadi pada Bank Duta tersebut membuat auditor mengeluarkan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian pada instansi tersebut. Hal tersebut membuat pemerintah mula memerintahkan untuk melakukan perbaikan laporan keuangan.

Perbaikan laporan keuangan ditujukan agar aliran investasi jangka panjang tetap dalam keadaan lancar. Hal ini semakin membutuhkan perhatiaan khusus terutama pada saat peristiwa jatuhnya nilai rupiah. Pada tahun 1997-1998, saat nilai rupiah jatuh, banyak permasalahan keuangan yang menuntut adanya penyelesaian.

Selanjutnya, pada saat peristiwa jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1998, pemerintah Indonesia diharuskan gencar untuk melakukan perbaikan kualitas laporan keuangan. Pada tahun tersebut juga terjadi collapse terhadap sistem perbankan, kebangkrutan masa pada berbagai sektor usaha, inflasi meningkat, dan pengangguran.

Pemerintah Indonesia memilih menjalankan kerja sama dengan IMF untuk mengatasi berbagai permasalahan keuangan tersebut.

Pada masa yang sekarang ini, permasalahan dalam pelaporan keuangan masih terjadi akibat buruknya penerapan sistem akuntansi dan rendahnya kualitas transparansi laporan.

Munculnya berbagai permasalahan laporan keuangan tersebut mendorong ditetapkannya berbagai macam regulasi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi. Regulasi pertama yang diterapkan di Indonesia adalah ditetapkannya Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 1994.

Pemerintah juga bekerja dengan World Bank dengan mengadakan proyek Pengembangan Akuntansi. Tujuan dari proyek pengembangan tersebut adalah untuk melatih akuntan dan mengembangkan regulasi. Pada tahun 1995, ditetapkan beberapa aturan akuntansi pada Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Pada tahun 1995 pemerintah juga menanamkan regulasi mengenai akuntansi dan pelaporan keuangan di dalam Undang-Undang Pasar Modal. Berbagai regulasi akuntansi tersebut dapat diterapkan oleh berbagai lembaga sesuai dengan bidang usahanya.

Untuk lebih memahami berbagai akun yang ada di dalam laporan keuangan, buku Pengantar Akuntansi 2 bisa kamu jadikan referensi pembelajaran.

beli sekarang

Rekomendasi Buku Akuntansi Gramedia

Pengantar Akuntansi Berdasarkan Sak Etap Dan Ifrs, Edisi Rev

Kajian Riset Akuntansi

Akuntansi Sektor Jasa & Dagang Untuk Usaha Kecil & Menengah

Akuntansi Keuangan Menengah

Akuntansi Biaya: Teori & Penerapannya

Akuntansi Dasar 1 dan 2

Auditing Dan Asurans: Integrated And Comprehensive Edition (Pemeriksaan Akuntansi Berbasis Standar Audit Internasional)

Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak

Materi Terkait Sejarah Akuntansi Di Indonesia

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.