Akuntansi

Pengertian Debit dan Kredit: Penggunaan dan Perbedaannya dalam Akuntansi

Written by Kamal

Pengertian debit dan kredit adalah suatu istilah yang digunakan dalam ilmu akuntansi yang merujuk pada pengakuan transaksi di dalam laporan keuangan. Debit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah transaksi yang menambah jumlah uang dalam sebuah rekening. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menerima uang dari sebuah transaksi penjualan, maka perusahaan tersebut akan mencatat transaksi tersebut sebagai debit di dalam rekening penjualan.

Sementara itu, kredit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah transaksi yang mengurangi jumlah dari uang dalam sebuah rekening. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku, maka perusahaan tersebut akan mencatat transaksi tersebut sebagai kredit di dalam rekening pembelian.

Debit dan kredit digunakan bersamaan untuk mengikuti prinsip akuntansi yang dikenal sebagai prinsip dualitas, yang artinya bahwa setiap transaksi harus memiliki dampak pada setidaknya dua rekening yang berbeda.

Pengertian Debit dan Kredit

Sumber: Pexels

Dalam ilmu akuntansi, debit dan kredit merupakan istilah yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Keduanya selalu muncul bersama-sama dalam setiap transaksi.

Pengertian yang paling umum tentang debit dan kredit adalah bahwa debit merupakan penambahan, sedangkan kredit merupakan pengurangan. Namun, dalam dunia akuntansi, pengertian yang lebih tepat adalah: debit merupakan transaksi yang menambah jumlah uang dalam sebuah rekening, sedangkan kredit merupakan transaksi yang mengurangi jumlah uang dalam sebuah rekening. Lebih jelasnya, berikut pengertian dari istilah kredit dan debit.

Debit 

Untuk memulai, akan dibahas sedikit tentang asal kata debit. Debit berasal dari kata debere dalam bahasa Latin yang artinya pencatatan akuntansi di mana aset dan biaya mengalami peningkatan. Debit biasanya ditempatkan di sisi kiri dan pertambahan aset dapat berupa penambahan uang, alat, atau bahkan hal-hal yang tidak berwujud secara langsung seperti sewa atau piutang.

Istilah debit sering digunakan dalam dunia akuntansi dan merujuk pada sisi kiri jurnal akuntansi. Debit sering digunakan untuk menggambarkan peningkatan aset atau penurunan liabilitas.

Dalam sistem akuntansi, debit dan kredit digunakan bersama-sama untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.

Menurut para ahli, debit dapat diartikan sebagai pencatatan yang mencerminkan peningkatan aset atau penurunan liabilitas. Debit juga dapat diartikan sebagai bagian dari sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.

Kredit 

Istilah kredit merujuk pada pencatatan akuntansi untuk akun hutang dan ekuitas yang mengalami peningkatan. Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan dan berasal dari kata latin credere.

Kredit merupakan pencatatan akuntansi yang mencerminkan peningkatan hutang atau ekuitas. Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan jurnal akuntansi dan bertujuan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.

Menurut para ahli, kredit dapat diartikan sebagai pencatatan yang mencerminkan peningkatan hutang atau ekuitas. Kredit juga dapat diartikan sebagai bagian dari sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.

Jika aset atau beban ditempatkan di posisi kredit, itu berarti bahwa nilai dari akun tersebut berkurang. Sebaliknya, jika akun hutang, akumulasi, atau ekuitas ditempatkan di posisi debit, itu berarti bahwa nilai dari akun-akun tersebut berkurang. Laba dan penjualan juga dapat bertambah jika ditempatkan di posisi kredit.

Dari penjelasan di atas tentang pengertian debit dan kredit, maka dapat disimpulkan bahwa debit dan kredit merupakan dua istilah yang digunakan dalam dunia akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan.

Debit merujuk pada peningkatan aset atau penurunan liabilitas, sementara kredit merujuk pada peningkatan hutang atau ekuitas. Debit dan kredit biasanya ditempatkan di sisi yang berlawanan dari jurnal akuntansi dan digunakan bersama-sama untuk memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.

Secara singkat, debit merupakan pencatatan untuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas, sementara kredit merupakan pencatatan untuk peningkatan hutang atau ekuitas. Kedua istilah ini penting dalam menjaga akurasi dalam akuntansi dan memastikan bahwa transaksi keuangan dicatat dengan benar.

Perbedaan Debit dan Kredit dengan Contohnya

Sumber: Pexels

Setiap kali terjadi transaksi akuntansi, setidaknya dua akun selalu terpengaruh. Entri debit akan dicatat pada satu akun dan entri kredit akan dicatat terhadap akun lainnya. Tidak ada batasan jumlah akun yang terlibat dalam suatu transaksi, tetapi minimal terdapat dua akun.

Total debet dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama, sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan seimbang. Jika suatu transaksi tidak seimbang, maka tidak mungkin untuk membuat laporan keuangan.

Penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom merupakan aspek terpenting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi. Berikut adalah contohnya:

  • Debit merujuk pada sisi kiri akun buku besar sedangkan kredit merujuk pada sisi kanan akun buku besar. Dalam rekening pribadi, penerima akan didebet sedangkan pemberi akan dikreditkan.
  • Apapun yang masuk ke akun, akan di debit dalam neraca, sedangkan apapun yang keluar akan dikreditkan.
  • Dalam laporan laba rugi, semua pengeluaran dan kerugian akan didebet, namun semua pendapatan dan keuntungan akan dikreditkan.
  • Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan dana tunai, inventaris, pabrik dan mesin, tanah dan bangunan, serta pengeluaran seperti gaji, asuransi, pajak, dividen, dan lain-lain.
  • Peningkatan kredit disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya keanggotaan, pendapatan sewa, laba ditahan, hutang, dan lain-lain.

Perbedaan dari istilah debit dan kredit juga dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu pencatatannya, jenis catatan laporan laba rugi dan sumber hasilnya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. Pencatatannya

Debit dan kredit memiliki cara pencatatan yang berbeda dalam akuntansi. Ciri khas dari debit dan kredit dapat langsung dikenali.

Debit biasanya dicatat di sisi kiri. Bagian debit termasuk hal-hal yang diterima atau dimiliki oleh perusahaan. Seluruh catatan pemasukan perusahaan akan ditunjukkan dalam debit.

Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan dari catatan keuangan perusahaan. Bagian kredit biasanya mencakup uang yang digunakan oleh perusahaan. Selain menerima, perusahaan juga pasti mengeluarkan uang untuk keperluan bisnis.

2. Pencatatan laporan laba dan rugi

Pada laporan laba rugi, debit dan kredit memiliki cara pencatatan yang berbeda. Debit biasanya didapat dari kerugian dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan.

Sedangkan kredit biasanya dicatatkan dari pemasukan dan laba yang diperoleh oleh perusahaan.

3. Sumber hasil

Debit dapat bertambah ketika ada pemasukan dari dana tunai, mesin, inventaris, bangunan, tanah perusahaan, asuransi, dan lainnya.

Sedangkan jumlah kredit dapat bertambah ketika ada pemasukan dari utang, pajak, laba ditahan, dana untuk pemegang saham, dan lainnya.

Agar lebih jelas, simak beberapa contoh transaksi dari perbedaan antara debit dan kredit berikut ini:

  • Menjual barang dagang secara tunai kepada pelanggan, maka akun debitnya adalah Kas, dan akun kreditnya adalah Pendapatan.
  • Menjual barang dagang secara kredit kepada pelanggan, akun debitnya adalah Piutang Dagang. Sedangkan akun kreditnya adalah Pendapatan.
  • Membeli perlengkapan secara tunai dari supplier, akun debitnya adalah Perlengkapan dan akun kreditnya adalah Kas.
  • Membeli perlengkapan secara kredit dari supplier, akun debitnya adalah Perlengkapan dan akun kreditnya adalah Utang Dagang.
  • Menerima dana tunai atas pelunasan piutang usaha oleh pelanggan, akun debitnya adalah Kas, dan akun kreditnya adalah Piutang Dagang.
  • Membeli fixed assets secara kredit dari supplier, akun debitnya adalah Fixed Assets dan akun kreditnya adalah Utang Dagang.
  • Pembelian inventory secara tunai dari supplier, akun debitnya adalah Inventory, dan akun kreditnya adalah Kas.
  • Pembelian inventory secara kredit dari supplier, akun debitnya adalah Inventory dan akun kreditnya adalah Utang Dagang.
  • Membayar gaji karyawan, akun debitnya adalah Salary expenses dan akun kreditnya adalah Kas.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari istilah debit dan kredit adalah sebagai berikut:

  • Debit merupakan pencatatan pengurangan dari nominal uang, sedangkan kredit adalah pencatatan penambahan nominal uang.
  • Transaksi dari debit dapat diartikan sebagai suatu aktivitas menabung di sebuah bank, sedangkan kredit merupakan suatu aktivitas mengeluarkan uang di bank atau dapat diartikan sebagai aktivitas meminjam uang di bank.
  • Debit merupakan pencatatan pembukuan tentang pengurangan dana deposito.

Penggunaan Debit dan Kredit dalam Ilmu Akuntansi

Sumber: Pexels

Dalam ilmu akuntansi, debit dan kredit digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Prinsip penggunaan debit dan kredit ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Pada setiap transaksi yang terjadi, akan terdapat setidaknya 2 akun yang terpengaruh. Salah satu akun akan dicatat dengan entri debit, sedangkan akun lainnya akan dicatat dengan entri kredit.
  • Total dari entri debit dan kredit harus selalu sama dan seimbang, agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat diterima dengan benar.
  • Penggunaan debit dan kredit dapat membantu dalam mengontrol keakuratan akuntansi, karena setiap transaksi harus memenuhi prinsip seimbang tersebut.

Dari setiap penggunaan debit dan kredit, masing-masing memiliki istilah transaksi atau nama. Berikut penjelasannya:

1. Asset

Asset merupakan harta yang terbagi menjadi dua yaitu harta lancar dan tidak lancar. Harta lancar adalah harta yang paling mudah dicairkan atau liquid, seperti kas dan setara kas, piutang usaha, sewa dibayar dimuka, dan lainnya. Sedangkan aset tidak lancar adalah mesin, kendaraan, dan peralatan kantor. Bila akun aset ini bertambah, maka posisinya akan berada di debit.

2. Expenses atau Beban

Expenses merupakan pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Expenses dapat dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah biaya operasional, biaya non-operasional, dan biaya pajak.

Dalam pencatatan akuntansi, expenses dicatat dengan entri debit. Contohnya, jika suatu perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar gaji karyawan, maka akun Salary Expenses akan dicatat dengan entri debit, dan akun Kas akan dicatat dengan entri kredit.

Posisi debit dan kredit dalam expenses bergantung pada prinsip dasar akuntansi yang disebut dengan prinsip akuntansi dasar yang pertama yaitu prinsip dasar realisasi. Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus dicatat pada saat terjadinya transaksi penjualan, sedangkan biaya harus dicatat pada saat terjadinya transaksi pembelian.

Dengan demikian, jika suatu perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar gaji karyawan, maka transaksi tersebut merupakan biaya yang harus dicatat pada saat terjadinya transaksi pembayaran gaji tersebut.

3. Liabilitas dan Ekuitas

Liabilitas dan ekuitas adalah dua konsep yang digunakan dalam akuntansi dan merupakan bagian dari neraca (balance sheet). Liabilitas adalah kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan, sedangkan ekuitas adalah hak pemilik perusahaan atas aset perusahaan.

Istilah “kredit” dan “debit” digunakan dalam akuntansi untuk menunjukkan arus masuk atau keluar dari aset, liabilitas, atau ekuitas. Saat sesuatu yang dikreditkan (ditambahkan) ke akun, maka saldo akun tersebut akan bertambah. Sebaliknya, saat sesuatu yang didebit (dikurangi) dari akun, maka saldo akun tersebut akan berkurang.

Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menerima pembayaran dari pelanggannya, maka jumlah pembayaran tersebut akan dikreditkan ke akun “kas” sebagai aset perusahaan yang akan menambah saldo akun tersebut. Sebaliknya, jika perusahaan tersebut membayar gaji kepada karyawannya, maka jumlah pembayaran tersebut akan didebet dari akun “kas” sebagai aset perusahaan, yang akan mengurangi saldo akun tersebut.

4. Akumulasi 

Akumulasi adalah proses penambahan atau pengumpulan sesuatu yang bertambah dari waktu ke waktu. Dalam debit dan kredit, akumulasi merujuk pada penambahan jumlah uang yang tercatat dalam akun.

Debit adalah sebuah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang dikeluarkan dari sebuah akun, sedangkan kredit adalah sebuah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang masuk ke dalam sebuah akun. Akumulasi dalam debit dan kredit berguna untuk memantau perkembangan jumlah uang yang ada dalam akun dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat.

Contohnya, jika seseorang memiliki akun bank yang tercatat ada saldo sebesar Rp10.000.000. Ketika seseorang tersebut mengeluarkan uang sebesar Rp500.000, maka catatan dalam akun tersebut akan menjadi debit sebesar Rp500.000. Sebaliknya, jika seseorang tersebut menerima uang sebesar Rp1.000.000, maka catatan dalam akun tersebut akan menjadi kredit sebesar Rp1.000.000.

Dengan demikian, akumulasi dalam debit dan kredit merupakan sebuah proses yang membantu seseorang untuk memantau dan mengelola keuangan dengan lebih baik.

Perusahaan sering mengalami berbagai macam transaksi, baik yang berhubungan dengan internal maupun eksternal. Agar dapat mengelola keuangan dengan baik, perusahaan harus membuat laporan keuangan yang mencatat semua transaksi yang terjadi. Salah satunya adalah dengan mencatat debit dan kredit.

Debit dan kredit merupakan dua konsep yang penting dalam akuntansi. Debet adalah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang dikeluarkan dari suatu akun, sedangkan kredit adalah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang masuk ke dalam suatu akun.

Perusahaan yang tidak memiliki catatan debit dan kredit yang tepat tidak akan dapat mengelola aliran keuangan dengan baik dan tidak akan dapat mengetahui keadaan keuangan perusahaan dengan pasti.

Untuk mengelola keuangan dengan baik, perusahaan harus mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara akurat, termasuk transaksi-transaksi yang terkait dengan utang, harta, pendapatan, modal, dan biaya atau beban. Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat, perusahaan dapat meminimalisir risiko over budget pada kategori akun tertentu dan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan jelas.

Dengan mencatat proses debit dan kredit dengan benar, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengawasi keuangan agar terhindar dari kemungkinan adanya tindakan korupsi atau penipuan yang dilakukan oleh pegawai. Selain itu, catatan debit dan kredit yang baik selalu dilengkapi dengan bukti-bukti yang dapat dipercaya seperti kuitansi atau nota resmi. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa keuangan perusahaan dikelola dengan benar dan tidak terjadi penyimpangan.

Itulah penjelasan tentang pengertian debit dan kredit. Pelajari istilah dari ilmu akuntansi lainnya dengan membaca buku. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

  • https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-perbedaan-debit-dan-kredit-dalam-akuntansi/#Menentukan_Perbedaan_Debit_atau_Kredit
  • https://www.modalrakyat.id/blog/apa-itu-debit-dan-kredit
  • https://accurate.id/akuntansi/debit-dan-kredit-dalam-akuntansi/

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.