in

Review Rich People Problems (Masalah Orang Kaya) Karya Kevin Kwan

Siapa yang tidak mengetahui kisah Crazy Rich Asians? Ya, kisah yang sangat populer pada tahun 2013, dan booming kembali saat diadaptasi menjadi film pada tahun 2018. Rich People Problems merupakan novel komedi romantis satir karya Kevin Kwan yang merupakan kelanjutan dari kisah Crazy Rich Asians. Novel ini menjadi novel ketiga dan terakhir dalam trilogi “Crazy Rich…” karya Kevin Kwan yang membahas tentang keluarga kaya dan berkuasa di Singapura. Sebelum novel Rich People Problems, terdapat novel China Rich Girlfriend yang diterbitkan pada tahun 2015.

Time melaporkan pada bulan Agustus 2018 bahwa Kevin Kwan telah ditugaskan untuk mengembangkan sekuel film Crazy Rich Asians dari dua novel lanjutannya, yaitu China Rich Girlfriend dan Rich People Problems. Menurut majalah Town and Country, pembuatan film dan pemutaran perdana film sekuel ini belum dijadwalkan. Menurut artikel jurnal film Slash, dua sekuel film Crazy Rich Asians, termasuk Rich People Problems, akan mulai diproduksi secara berurutan mulai tahun 2020.

Rich People Problems akan mengisahkan tentang keluarga Shang-Young yang berkumpul dari seluruh penjuru dunia, karena keadaan Su Yi sekaran. Mereka semua seolah datang untuk merawat sang nenek, tetapi sebetulnya hanya ingin memperebutkan harta warisan yang dimiliki Su Yi. Sementara keluarga ribut memperebutkan warisan, fokus Astrid Leong berada di permasalahan yang berbeda. Astrid jatuh cinta kepada kekasih lamanya, Charlie Wu, tetapi hubungan mereka diganggu oleh mantan istri Charlie yang bertekad menghancurkan hubungan mereka serta reputasi Astrid. Sementara itu, Kitty Pong yang menikah dengan Jack Bing mendapatkan lawan yang seimbang, yaitu Colette, putri tirinya.

Profil Kevin Kwan – Penulis Novel Rich People Problems

Sumber gambar: vanityfair.com

Kevin Kwan adalah seorang novelis Amerika kelahiran Singapura. Nama Kevin Kwan dikenal sebagai penulis novel satir Crazy Rich Asians, China Rich Girlfriend, dan Rich People Problems. Buku terbarunya, Sex and Vanity baru dirilis pada Juni 2020. Kevin Kwan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia lahir dari keluarga Tionghoa Singapura yang mapan.

Kakek buyutnya, Oh Sian Guan, merupakan direktur pendiri bank tertua di Singapura, Oversea-Chinese Banking Corporation. Kakek dari pihak ayahnya, Sir Arthur Kwan Pah Chien M.D., merupakan seorang dokter mata yang menjadi spesialis pertama yang dilatih di Barat di Singapura. Kakeknya itu bahkan telah dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II atas upaya filantropisnya. Kakek dari pihak ibu, Pendeta Paul Hang Sing Hon, mendirikan Gereja Metodis Hinghwa.

Selama di Singapura, Kevin Kwan belajar di Sekolah Anglo-Cina dan tinggal bersama kakek dan nenek dari pihak ayahnya. Ayah dan ibu Kwan yang merupakan seorang insinyur dan pianis, memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat saat Kevin Kwan berusia 11 tahun. Keluarganya pindah ke Clear Lake, Texas, dan Kevin Kwan bersekolah di Clear Lake High School. Ia berhasil lulus saat dia berusia 16 tahun.

Kevin Kwan menempuh pendidikan tinggi di University of Houston-Clear Lake, di mana dia memperoleh gelar BA dalam Studi Media. Setelah itu, dia pindah ke Manhattan untuk menghadiri Parsons School of Design untuk mengejar gelar BFA dalam Fotografi. Di New York, Kevin Kwan bekerja untuk Interview Magazine, Martha Stewart Living, dan firma desain M&Co milik Tibor Kalman. Pada tahun 2000, Kevin Kwan mendirikan studio kreatifnya sendiri, kliennya termasuk Ted.com, Museum of Modern Art, dan The New York Times.

Pada tahun 2014, Kwan dinobatkan sebagai salah satu dari “Lima Penulis yang Harus Ditonton” dalam daftar Penulis Paling Berpengaruh di Hollywood yang diterbitkan oleh The Hollywood Reporter. Pada tahun 2018, Kevin Kwan juga masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time. Ia juga telah dilantik ke dalam The Asian Hall of Fame.

Sinopsis Novel Rich People Problems (Masalah Orang Kaya)

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Pros & Cons

Pros
  • Premis kisah yang menarik dan edukatif tentang pola pikir dan permasalahan orang kaya.
  • Gaya bahasa yang ringan, mudah dimengerti, dan deskriptif.
  • Menyajikan komedi yang segar.
  • Mampu menggugah emosi pembaca.
  • Terjemahan yang baik dan nyaman untuk dibaca.
  • Menyajikan plot twist yang mengejutkan.
  • Menggunakan sudut pandang yang berbeda-beda setiap bab, sehingga dapat mengenal karakter para tokoh lebih dalam.
Cons
  • Beberapa plot yang menggantung dan tidak fokus.
  • Terlalu banyak karakter baru, sehingga karakter lama tertutupi.
  • Masih didapati kesalahan penulisan.

Pada tahun 2015, dua tahun setelah peristiwa yang terjadi di China Rich Girlfriend, Nick dan Rachel Young menikah dengan bahagia dan menjalani hidup mereka di Manhattan. Nick diberitahu oleh ibunya, Eleanor, bahwa Su Yi, sang nenek mengalami serangan jantung. Maka itu, sang ibu menyuruh Nick untuk pulang dan berdamai dengan neneknya sebelum dia meninggal. Sementara Nick ingin berbaikan dengan neneknya akibat rasa bersalah karena tidak menuruti keinginan neneknya yang tidak merestui hubungannya dengan Rachel, ibunya ingin dia menebus kesalahannya sehingga dia akan diperkenalkan kembali ke wasiat untuk mewarisi Taman Tyersall atau rumah Su Yi.

Klan Shang-Young yang luas juga datang ke Taman Tyersall untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir mereka memiliki harapan untuk mendapatkan berkat baik, yakni Su Yi akan mewarisi sebagian dari kekayaannya. Nicholas awalnya dicegah untuk melihat Su Yi, karena rencana licik dari sepupunya, Eddie Cheng, yang percaya bahwa Nick memiliki kesempatan paling besar untuk mewarisi harta neneknya. Eddie berbohong dan meyakinkan seluruh keluarga dan staf rumah bahwa Su Yi tidak ingin melihat Nick ketika dia berada di ranjang kematiannya.

Berkat bantuan kepala keamanan, kepala pelayan yang mengetahui rencana Eddie dan Astrid, Nick dapat menyelinap ke Taman Tyersall dan berbicara dengan neneknya saat dia berada di unit perawatan intensif jantung di kamar tidurnya. Su Yi senang melihat Nick, dan mereka pun berdamai. Sementara itu, Astrid, sepupu Nick, bertunangan lagi dengan Charlie Wu. Hubungannya dengan Charlie menghadapi hambatan dari mantan istri Charlie yang dicemooh, Isabel Wu dan calon mantan suami Astrid, Michael Teo.

Su Yi meninggal dunia, dan semua klan Shang-Young kini bersiap untuk pemakamannya. Selama pemakaman, Astrid menerima video kasar dari Michael yang menggambarkan dia dan Charlie berhubungan seks di kamar tidur Charlie, dengan ancaman akan merilis video tersebut kecuali jika dia diberikan 5 miliar dolar dalam penyelesaian perceraian mereka. Dalam wasiat Su Yi, dia meninggalkan sebagian Tyersall Park untuk masing-masing dari keempat putrinya, yaitu Alexandra, Felicity, Victoria, dan Catherine, serta putranya, Phillip yang merupakan ayah Nick. Selain itu, ada bagian untuk Nick dan sepupunya, Alistair Cheng.

Setelah membaca surat wasiat itu, Eddie dipermalukan, karena ia tidak mendapatkan apa-apa selain manset safir antik milik kakeknya. Astrid mewarisi gaun dan perhiasan modis Su Yi. Jacqueline, putri baptis Su Yi, mewarisi sahamnya di Ling Holdings, menjadikannya wanita kaya dan membuat marah keluarga, yang berharap mewarisi sebagian dari saham itu, dan sekarang hanya memiliki Tyersall Park. Kembali ke Tyersall Park, Eddie marah menghadapi Fiona karena mempermalukannya dengan tidak memberitahunya tentang isi surat wasiat, dan merusak kesempatan keluarga mereka untuk hidup mewah.

Fiona mengklaim bahwa dia menghormati privasi Su Yi dan dia hanya mengambil pena untuk menandatangani kertas sebagai saksi. Eddie akhirnya meringkuk, menangis, dan Fiona menghiburnya. Keluarga awalnya setuju untuk menjual Tyersall Park kepada Jack Bing, untuk digunakan oleh istri barunya Kitty, mantan aktris sinetron Hong Kong juta mantan tunangan Alistair, seharga 10 miliar dolar. Hal ini didasarkan, karena mereka tidak memiliki dana untuk memeliharanya.

Nick tak bisa memaksa dirinya untuk membiarkan Tyersall Park pergi, jadi dia mencoba untuk membeli saham yang dimiliki oleh keempat bibinya, dengan ayahnya menandatangani bagiannya langsung ke Nick. Namun, dia tidak dapat mengumpulkan uang untuk melakukan ini. Isabel menderita gangguan psikotik dan dalam kemarahan merilis video Charlie dan Astrid yang memberatkan. Ia kemudian mengungkapkan keterlibatannya dalam membantu Michael memeras Astrid. Isabel juga semat mencoba untuk bunuh diri dan mencemari rumah baru Charlie dan Astrid dengan cara gantung diri di lampu gantung.

Apakah Nicholas Young mampu mempertahankan Tyersall Park? Bagaimana kelanjutan nasib klan Shang-Young?

Kelebihan Novel

Sebagai salah novel trilogi Crazy Rich yang sudah sangat populer, pastinya kualitas novel Rich People Problems ini tak perlu diragukan lagi. Novel penutup trilogi Crazy Rich ini mengisahkan tentang berbagai masalah yang menimpa keluarga kaya Asia. Mulai dari memperebutkan harta warisan, saling bersaing untuk menunjukkan kekayaannya, juga berbagai drama keluarga lain. Premis kisah ini sendiri sangat menarik dan pastinya menyenangkan untuk diikuti.

Dalam novel ini, Kevin Kwan fokus dalam menyingkapkan pola pikir orang kaya yang menjadi sebuah pengetahuan baru bagi pembaca. Ia mengungkap bagaimana cara pikir dan gaya orang kaya lama, orang kaya baru, hingga orang miskin baru. Keseluruhan kisah ini memberikan pesan moral yang tersirat.

Gaya bahasa Kevin Kwan sama seperti kedua novel pendahulunya, mudah dimengerti, ringan, dan sangat deskriptif. Alur kisah ini juga berjalan maju dan mundur, sehingga menambah kekayaan kisah ini melalui kenangan masa lalu dari beberapa tokoh. Tim Gramedia Pustaka Utama juga dinilai sangat baik dalam menerjemahkan buku ini ke dalam Bahasa Indonesia sehingga nyaman untuk dibaca.

Sama seperti kedua buku pendahulunya juga, novel Rich People Problems ini menyajikan komedi yang segar, dan narasi yang dituliskan Kevin Kwan mampu menggugah emosi pembaca. Pembaca dapat mengalami perasaan sedih, terharu, kesal, senang, dan tentunya tertawa geli akibat komedi yang disajikan. Selain itu, Kevin Kwan juga menyajikan twist yang mengejutkan dalam kisah ini.

Novel Rich People Problems ini menggunakan sudut pandang yang berganti-ganti setiap babnya. Penggunaan sudut pandang ini mampu membuat pembaca mengenal lebih jauh karakter masing-masing tokoh. Secara keseluruhan, novel Rich People Problems ini adalah novel yang kompleks, seru, dan juga menyenangkan.

Kekurangan Novel

Kekurangan novel Rich People Problems ini terletak pada sebagian cerita yang dinilai cukup menggantung, seperti terkesan penulis berusaha memasukkan kisah ini di novel terakhirnya ini. Ini menimbulkan kesan cerita yang tidak fokus, karena terlalu banyak. Selain itu, beberapa pembaca merasa Kevin Kwan terlalu banyak memperkenalkan karakter baru, sehingga peran karakter lama tertutup.

Selain itu, pembaca masih mendapatkan kesalahan penulisan di beberapa bagian. Namun, kesalah penulisan ini tidak mengganggu proses membaca dan memahami kisah ini.

Pesan Moral Novel Rich People Problems (Masalah Orang Kaya)

Melalui kisah ini, kita dapat belajar bahwa memiliki banyak uang bukan segalanya. Sebab, uang dapat membangkitkan sifat buruk manusia, seperti obsesi berlebihan, iri hati, serakah, dan sebagainya. Daripada berfokus untuk mendapatkan banyak uang, lebih baik mengganti fokus tersebut untuk bersyukur akan apa yang kita miliki, dan selalu berusaha untuk menjadi orang yang bijak dan baik.

Kemudian, dari kisah ini juga kita dapat belajar untuk tidak mengutamakan gengsi. Apalagi gengsi hanya karena gaya hidup. Contohnya, seseorang memiliki uang pas-pasan, tetapi ia ingin menunjukkan gaya hidup yang mewah. Hal ini tidak akan membawa keuntungan baginya, tetapi malah akan membuatnya terjerumus dalam lubang yang dalam.

Sekian artikel ulasan novel Rich People Problems karya Kevin Kwan. Bagi kalian yang penasaran akan kelanjutan nasib Klan Shang-Young, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com.

Rating: 4

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy