in

Review Buku Ayana, Journey to Islam Karya Ayana Moon

Buku Ayana, Journey to Islam adalah buku yang ditulis oleh Ayana Jihye Moon, wanita asal Korea Selatan yang terkenal di Indonesia akibat perjalanannya mengimani agama Islam. Sesuai dengan judulnya, buku ini akan memuat bagaimana kisah Ayana Moon dalam mengimani agama Islam. Buku ini diterbitkan pada bulan Maret 2020 oleh Gramedia Pustaka Utama.

Buku dengan total 156 halaman ini akan mengisahkan secara runtut dari awal perjalanan Ayana Moon yang pada awalnya merupakan seorang atheis, tertarik dengan dunia Islam, hingga akhirnya menjadi seorang mualaf. Ini adalah kisah inspiratif yang dapat mendorong masyarakat yang telah memilih Islam sebagai jalan hidupnya, untuk lebih mendalami dan mengimani Islam secara lebih baik.

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Buku ini akan menyajikan kisah seorang remaja yang tumbuh di negara di mana muslim adalah minoritas, lalu ia berproses dalam pencarian jati diri dan Tuhan. Ayana, Journey to Islam adalah rangkuman kisah perjuangan seseorang yang benar-benar ingin mengenal Islam, yang penuh dengan makna cinta, dan arti keluarga. Buku Ayana, Journey to Islam sangat cocok bagi anda yang sedang menginginkan bacaan yang ringan, penuh makna, dan inspiratif. Sebelum membeli buku ini, baca artikel ulasan buku ini hingga selesai ya!

Profil Ayana Jihye Moon – Penulis Buku Ayana, Journey to Islam

Sumber gambar: Instagram @xolovelyayana

Ayana Jihye Moon adalah wanita asal Korea Selatan yang lahir pada 28 Desember 1995. Ayana Jihye Moon atau yang lebih akrab dipanggil Ayana Moon dikenal sebagai seorang selebritas internet, model, dan juga penulis. Nama Ayana Moon mulai dikenal masyarakat Indonesia setelah dirinya memutuskan menjadi mualaf. Diketahui, Ayana memutuskan untuk mengimani Islam, karena ketertarikannya pada Timur Tengah.

Ayana merupakan anak pertama ran cucu perempuan pertama dari keluarga besarnya. Ketika Ayana berusia sekitar tujuh sampai delapan tahun, ibunya mengandung calon adiknya, tetapi karena terlalu sibuk dalam bekerja, maka adiknya tidak bisa bertahan dalam kandungan sang ibu. Ayah Ayana adalah putra keempat dari lima bersaudara, di mana semua saudara ayahnya memiliki anak laki-laki. Ayah Ayana berasal dari keluarga dengan pandangan politik yang bersifat konservatif, sedangkan sang ibu memiliki pandangan yang lebih liberal.

Ayana memiliki paras yang sangat mirip dengan sang ayah. Ayana dan ayahnya sama-sama memiliki mata yang besar, yang mana dianggap tidak lazim di Korea Selatan, karena mayoritas masyarakat memiliki mata yang kecil. Hal ini memudahkan Ayana untuk ditemukan saat ia terpisah dengan kedua orang tuanya. Seperti pada kejadian saat ia mengunjungi Pasar Moran, yaitu pasar tradisional di Korea Selatan yang sangat terkenal pada era 90-an.

Keluarga besar Ayana memiliki ketertarikan dengan dunia politik, kakek Ayana juga pernah bekerja di pemerintahan Korea Selatan. Di usianya yang ke delapan tahun, Ayana sudah mulai merasakan petualangan politiknya yang pertama kali dengan mendukung salah seorang kandidat presiden dalam Pemilu secara aktif. Meskipun pada waktu itu ia juga belum memiliki hak untuk memberikan suaranya.

Sinopsis Buku Ayana, Journey to Islam

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Ayana Jihye Moon lahir dalam keluarga yang terpelajar dan mapan di Korea Selatan. Sejak ia masih duduk di sekolah dasar, Ayana Moon adalah murid yang kompetitif dan pandai. Ayah dan ibu Ayana sukses di pekerjaannya masing-masing. Sementara sang kakek yang bekerja di institusi pemerintah, mempunyai pengetahuan internasional yang luas.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Dibesarkan di keluarga yang sangat terdidik, Ayana Moon sudah biasa dengan disiplin dan diskusi tentang politik sejak ia kecil. Melalui sang kakek, Ayana Moon pertama kali mendengar cerita mengenai dunia Islam di Timur Tengah. Kisah tersebut seperti langsung membuatnya jatuh cinta. Cerita dari kakeknya membuat Ayana mengetahui eksistensi agama Islam. Sejak saat ia mendengar kisah itu, Ayana terus berusaha mencari tahu lebih dalam tentang Islam.

Ayana mulai membaca berbagai artikel di internet, menonton berita, dan juga film dokumenter tentang agama Islam. Niatnya untuk mempelajari agama Islam semakin kuat ketika ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Akan tetapi, waktu itu masyarakat Korea Selatan memberikan kesan negatif pada Islam. Masyarakat di sana kerap mengasosiasikan Islam dengan terorisme dan perang.

Ayana terus mendapatkan pertanyaan mengenai Islam yang tersimpan dalam dadanya. Seluruh pertanyaan itu mulai dijawab satu per satu oleh seorang profesor yang ia kunjungi untuk mendalami pengajaran tentang Islam. Akhirnya, pada usianya yang ke enam belas tahun, Ayana sudah sangat yakin dan kemudian memutuskan untuk mengucap syahadat. Langkah tersebut bukan sebuah langkah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru baginya.

Keputusannya itu mengejutkan teman-teman dan keluarganya, serta mengundang kontroversi. Bukannya mendapat dukungan, niat baiknya itu justru ditolak mentah-mentah oleh orang terdekat. Seperti ketika Ayana ingin pergi untuk mempelajari lebih dalam tentang Islam ke luar Korea, keluarganya malah memutuskan dukungan finansial untuk Ayana. Keputusan keluarganya ini membuat Ayana harus bekerja sambil belajar setiap hari, siang hingga malam untuk mewujudkan keinginannya.

Ayana pun berhasil pergi ke Malaysia, tetapi studinya di sana tidak selesai, karena keadaan yang sangat berbeda dari yang dibayangkan Ayana. Ketika ia ingin pulang kembali ke Korea, Ayana sempat singgah di Indonesia. Di negara inilah hidup Ayana menjadi berubah. Sebuah tawaran untuk diwawancara di stasiun televisi berhasil membuat Ayana kini dikenal sebagai sosok inspiratif, terutama bagi kaum millennial.

Perjalanan Ayana mengenal agama Islam benar-benar mengubah pandangan dan persepsinya terhadap berbagai hal. Setelah mengenal Islam dan menjadi muslim, hidup Ayana berubah total. Ayana kini tidak lagi masuk ke dalam kelompok mayoritas, yang membuatnya harus siap menghadapi kesulitan tantangan, dan kehilangan banyak hal. Walaupun begitu, Atana tetap teguh memegang prinsipnya dan terus istiqomah.

Di kemudian hari, Ayana juga baru menyadari bahwa dirinya tak hanya menyukai proses belajar tentang Islam, tetapi juga menemukan rasa tenang yang tidak pernah ia di tempat lain. Perasaan yang menumbuhkan kepercayaan bahwa di balik seluruh jalan berliku yang ia lalui, akan datang pelangi yang menghampiri. Melalui mempelajari Islam, Ayana menemukan jalan yang bisa membimbingnya menuju hidup yang lebih damai. Ketika mempelajari Islam, ia dapat merasakan kedamaian yang selama ini tak pernah ia rasakan sebagai remaja yang hidup penuh tuntutan.

Kelebihan Buku Ayana, Journey to Islam

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Buku Ayana, Journey to Islam ini tentunya memiliki sejumlah kelebihan. Kelebihan pertama, terletak pada premis buku ini yang memang sangat menarik. Ini adalah kisah pengalaman seorang wanita asal Korea Selatan yang usianya masih sangat muda, berasal dari keluarga yang tegas dan atheis, hidup di negara yang memandang Islam cenderung negatif, tetapi bisa mengambil keputusan untuk mengambil langkah besar, yaitu menganut agama Islam. Keputusan besar yang membuat perjalanan hidup selanjutnya menjadi tidak mudah.

Gaya bercerita Ayana Moon dinilai sangat baik, meskipun ia bukan seorang penulis. Ia mampu menceritakan perjalanannya secara lugas, runtut, dan detail. Ia dapat menggambarkan segala tantangan yang ia hadapi selama masa perubahan, pergulatan batin, hingga konflik dengan keluarga dan kerabat yang sedikit banyak berpengaruh kepada kehidupannya. Ayana Moon mampu mengemas perjalanan hidupnya yang sangat berliku dengan narasi yang sederhana.

Gaya penulisannya ini menjadikan buku Ayana, Journey to Islam dapat dibaca oleh seluruh kalangan, karena sangat ringan. Meski ringan, tentunya pembaca bisa mendapatkan banyak pelajaran baru dari kisah yang sangat inspiratif ini. Buku Ayana, Journey to Islam sangat direkomendasikan bagi anda yang ingin mendalami agama Islam.

Kekurangan Buku Ayana, Journey to Islam

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Selain kelebihan, buku Ayana, Journey to Islam ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada beberapa bagian narasi yang susunan kata dan kalimatnya dinilai cukup berbelit. Hal ini menjadi sebuah kendala bagi beberapa pembaca untuk dapat memahami maksud kalimat tersebut. Namun, kekurangan ini hanya didapati di sedikit bagian saja, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Pesan Moral Buku Ayana, Journey to Islam

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Melalui buku Ayana, Journey to Islam, kita dapat belajar untuk meneladani Ayana Moon yang tidak menyerah untuk mengejar keinginannya. Melalui buku ini, kita mengetahui bagaimana perjalanan Ayana untuk memeluk agama Islam sangat berliku, karena sebelumnya ia adalah seorang atheis, di negara asalnya Islam adalah minoritas dan dianggap negatif, tidak diterima oleh keluarganya, dan lain sebagainya. Meskipun banyak mendapatkan penolakan yang hampir menutup jalannya, Ayana Moon tetap berpegang teguh pada keinginannya. Ia tidak menyerah dan tetap yakin akan keimanannya sendiri.

Melalui kisah Ayana juga, kita dapat mengetahui bahwa keimanan seseorang benar-benar merupakan keputusan orang itu sendiri. Perihal keimanan tidak boleh dicampuri, meskipun anda orang tua maupun keluarga orang tersebut. Iman sudah terkait dengan spiritualitas yang hanya bisa dimengerti diri sendiri. Maka dari itu, hendaknya kita menghargai keputusan orang lain dalam memilih keimanannya sendiri.

Melalui buku ini juga, kita dapat belajar bahwa tidak apa untuk melakukan kesalahan. Melakukan kesalahan bukan berarti kegagalan. Melakukan kesalahan justru menjadi sebuah proses normal yang akan membuat anda belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Tanpa ada kesalahan, kita tidak akan berkembang.

Melalui perjalanan Ayana Moon mempelajari Islam, kita juga dapat belajar bahwa hidayah adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Banyak orang yang mengartikan hidayah sebagai sesuatu yang akan diterima suatu saat nanti, sesuatu yang akan turun dengan sendirinya. Hal itu tidak sepenuhnya benar, karena hidayah memang perlu untuk diperjuangkan. Seperti Ayana yang memperjuangkan hidayahnya untuk menjadi seorang muslim.

Sekian artikel ulasan buku Ayana, Journey to Islam yang ditulis oleh Ayana Moon. Bagi kalian yang penasaran akan kisah inspiratif wanita asal Korea Selatan yang memperjuangkan untuk mengimani agama Islam, anda bisa mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selain buku ini, kalian juga bisa mendapatkan berbagai buku lain, bahkan kebutuhan sehari-hari di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi terlengkap dan terbaik untuk anda.

https://www.gramedia.com/products/the-amazing-traveling-bukan-sekadar-jalan-jalan?utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=BestSellerRekomendasi

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy