in

Review Novel Circe Karya Madeline Miller

Circe adalah novel karya Madeline Miller, penulis asal Amerika. Novel Circe pertama kali diterbitkan pada tahun 2018, dan sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Versi Bahasa Indonesia novel Circe diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada April 2019. Sama seperti novel karya Madeline Miller lainnya, novel ini juga mengadaptasi dari kisah mitologi Yunani.

Kisah ini ditetapkan dalam masa Pahlawan Yunani, terutama kisah Odyssey, yang diceritakan dari sudut pandang penyihir Circe. Novel ini mengeksplorasi cerita asal Circe dan menceritakan pertemuan Circe dengan tokoh-tokoh mitologi seperti Minotaur, Hermes, Jason, dan Medea. Lalu, pada akhirnya mengisahkan perjalanan cintanya dengan Odysseus dan putranya, Telemachus.

Dalam ulasan untuk New York Times, Claire Messud menggambarkan novel Circe sebagai novel yang menyenangkan, dan dia menyetujui tema feminisnya dan sisi psikologis, penebusan, dan yang akhirnya bersifat membebaskan. Sebuah tinjauan Washington Post yang ditulis oleh Ron Charles mengontekstualisasikan novel Circe dalam gerakan Me Too dan memuji cerita Circe sebagai kisah yang tidak terduga dan mengerikan, serta memberikan “cahaya feminis” kepada kisah-kisah abadi yang memberikan kejelasan detail yang tidak kita perhatikan sebelumnya. Aida Edemariam dari The Guardian juga memuji Madeline Miller, karena menemukan kebaruan dengan mengaitkan kisah mitologi ini dengan mengisahkan kembali kehidupan emosional seorang wanita.

Pada tahun 2018, novel Circe berhasil dinobatkan sebagai novel Fantasi Terbaik oleh Goodreads Choice Awards. Novel Circe juga menerima Penghargaan Red Tentacle Kitschie sebagai novel terbaik, dan berhasil menjadi pemenang Penghargaan Sastra Athenaeum. Pada tahun 2019, novel Circe juga terpilih untuk Penghargaan Wanita dalam kategori fiksi dan mendapatkan Penghargaan Fantasi Mythopoeic. Kesuksesan kisah Circe membawa kisah ini akhirnya diadaptasi menjadi film layar lebar. Pada tahun 2021, HBO Max telah mengadaptasi kisah ini menjadi drama mini seri yang dibagi menjadi 8 bagian, yang akan ditulis dan diproduksi oleh Rick Jaffa dan Amanda Silver.

Ini adalah kisah yang berlatar di istana Helios, di mana dewa matahari dan yang paling berkuasa di antara Titan. Di sana, lahir seorang anak perempuan. Namun, anak perempuan yang bernama Circe itu adalah anak yang aneh. Ia tidak bisa berkuasa seperti ayahnya, tetapi juga tidak memikat dan berbahaya seperti ibunya. Oleh karena Circe tidak memiliki teman, ia mencari teman di dunia manusia.

Perjalanannya ke dunia manusia membantu dia menemukan dirinya ternyata mempunyai kemampuan sebagai penyihir yang bisa mengubah lawan-lawannya menjadi monster yang bisa melawan dewa-dewa. Zeus yang mengetahui kemampuan berbahaya Circe itu akhirnya mengasingkannya ke pulau terpencil. Di pulau itu, Circe terus mengasah bakatnya. Ia dapat menjinakkan hewan-hewan liar. Ia juga bertemu dengan banyak tokoh paling termasyhur dalam mitologi.

Sosok yang ditemuinya, antara lain Daedalus dan Icarus putranya, Minotaur, Medea sang pembunuh, dan tentunya Odysseus yang lihai. Namun, wanita yang hidup sendirian itu juga harus menghadapi berbagai bahaya. Circe tanpa sengaja membangkitkan amarah manusia dan dewa-dewa, sehingga ia harus berhadapan dengan salah satu dewa, yakni Olympus yang paling pendendam dan menakutkan. Deni melindungi hal yang paling dicintainya, Circe harus mengerahkan semua kekuatannya dan membuat keputusan tegas, apakah ia ingin berpihak kepada dewa-dewa yang telah melahirkannya, atau manusia yang kini disayanginya.

Profil Madeline Miller – Penulis Novel Circe

Sumber gambar: madelinemiller.com

Madeline Miller adalah seorang novelis wanita asal Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, yang lahir pada tanggal 24 Juli 1978. Madeline Miller dikenal, karena karyanya yang berjudul The Song of Achilles (2012) dan Circe (2018). Madeline Miller diketahui menghabiskan sepuluh tahun lamanya untuk menulis The Song of Achilles, karena ia membuat karyanya tersebut sambil bekerja sebagai guru bahasa Latin dan Yunani. Madeline Miller dibesarkan di New York City dan Philadelphia.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Madeline Miller menempuh pendidikan tinggi di Brown University, di mana dari situ ia mendapatkan gelar BA dan MA di bidang Klasik. Setelah mendapatkan gelar tersebut, Madeline mengajar bahasa Latin, bahasa Yunani, dan Shakespeare kepada siswa sekolah menengah selama lebih dari lima belas tahun.

Madeline Miller juga pernah belajar di Komite Pemikiran Sosial Universitas Chicago, dan di departemen Dramaturgi di Yale School of Drama, di mana dia fokus kepada adaptasi teks klasik ke bentuk modern. The Song of Achilles, yang menjadi karya novel pertamanya, dianugerahi Penghargaan Oranye 2012 untuk Fiksi dan merupakan Buku Terlaris New York Times. Miller juga terpilih untuk 2012 Stonewall Writer of the Year.

Novel keduanya yang berjudul Circe juga meraih kesuksesan dengan langsung menjadi buku terlaris nomor 1 New York Times, dan memenangkan Penghargaan Fiksi Dewasa Terbaik Tahun 2020, Indies Choice dan Penghargaan Buku Audio Terbaik Tahun 2020 Pilihan Indies, serta terpilih sebagai nominasi dalam Penghargaan Wanita 2019 untuk Fiksi. Novel Circe juga memenangkan The Red Tentacle Award, American Library Association Alex Award (buku-buku dewasa yang menarik bagi pembaca remaja), dan Elle Big Book Award 2018. Cerita novel Circe juga sudah diadaptasi menjadi serial televisi oleh HBO Max. Karya-karya Madeline telah diterjemahkan ke lebih dari dua puluh lima bahasa termasuk Belanda, Mandarin, Jepang, Turki, Arab dan Yunani, dan esainya telah muncul di sejumlah publikasi termasuk Guardian, Wall Street Journal, Washington Post, Telegraph, Lapham’s Quarterly, dan NPR.org.

Sinopsis Novel Circe

Pros & Cons

Pros
  • Madelina mampu menuliskan kisah mitologi ini secara indah
  • Tim Gramedia Pustaka Utama juga dapat menerjemahkannya dengan sangat baik
  • Kisah ini banyak menyinggung tentang persahabatan, keluarga, pendewasaan diri, dan hal lainnya yang dinilai bermakna
  • Karakter Circe yang dibuat benar-benar kuat dan bisa menginspirasi banyak perempuan
  • Kisah yang sangat menarik dan segar
  • Pesan moral yang sangat menginspirasi
Cons
  • Narasi yang dinilai terlalu panjang
  • Plotnya yang lambat

Circe adalah putri ilahi dari titan Helios dan Naiad Perse. Anak perempuan ini dianggap tidak menarik dan tidak berdaya sejak lahir. Kehidupan awal Circe kesepian, hingga dia jatuh cinta dengan Glaucos, nelayan yang fana. Circe merasa hancur akibat kematian orang yang dicintainya. Kemudian, Circe menemukan cara untuk membalaskan dendamnya kepada para dewa. Circe memiliki kemampuan untuk mengubah dewa menjadi bentuk aslinya dengan menggunakan getah bunga ajaib yang tumbuh di tanah yang pernah direndam dengan darah titan Kronos.

Oleh karena arogan dalam keilahiannya, Glaucos menolak Circe demi nimfa Scylla. Kecemburuan Circe menyebabkan dia menggunakan sihir iyi lagi. Ia secara tidak sengaja mengubah Scylla menjadi monster berkepala enam yang haus akan darah. Circe merasa menyesal, lalu mengakui perbuatannya kepada Helios.

Sang ayah kemudian menyadari bahwa semua anak-anaknya dengan Perse adalah penyihir yang mampu mengekstraksi kekuatan dari tumbuh-tumbuhan. Sebagai hukuman akibat mengakui sihirnya, Circe dibuang oleh Zeus ke pengasingan abadi di pulau Aiaia. Circe menggunakan masa awal pengasingannya untuk mempelajari dan mengasah ilmu sihirnya. Ia mencoba merawat kebun dan bereksperimen dengan angin.

Selama berabad-abad, Circe menghabiskan waktu di Aiaia. Di sana, Circe berinteraksi dengan banyak tokoh mitos. Dia menerima kunjungan dari dewa Olympian Hermes, yang dia anggap sebagai kekasih. Dia pernah dikawal keluar pulau oleh Daedalus fana, atas permintaan saudara perempuan Circe dan Ratu Kreta, Pasiphaë. Selama kunjungan singkat ke Kreta, Circe membantu saudara perempuannya melahirkan Minotaur dan menggunakan sihirnya untuk membantu menjinakkan monster itu.

Bertahun-tahun kemudian, pahlawan Jason dan sang istri, penyihir Medea yang merupakan keponakan Circe, tiba di Aiaia setelah mencuri Bulu Domba Emas dari saudara laki-laki Circe, Aeëtes. Ia membunuh saudara laki-laki Medea, Absyrtus dalam prosesnya. Circe membersihkan mereka dari kejahatan dan memperingatkan Medea tentang minat Jason yang memudar, tetapi ditolak. Circe memasuki masa kesepian setelah konfrontasinya dengan Medea, dan bersemangat untuk menjadi tuan rumah sekelompok pelaut sedih yang tiba pada suatu malam di Aiaia untuk mencari makanan dan istirahat.

Namun, begitu para pelaut menyadari bahwa Circe tinggal sendirian di pulau itu tanpa laki-laki untuk melindunginya, kapten kapal memperkosanya. Circe kemudian menggunakan sihirnya untuk mengubah para pria menjadi babi. Circe memberikan nasib yang sama kepada ratusan pelaut lagi yang datang ke pulaunya selama beberapa tahun mendatang. Satu kapal tertentu tiba dipimpin oleh pahlawan Odysseus. Ia berhasil memikat Circe untuk menyelamatkan krunya dan menampung mereka di pulaunya selama musim dingin.

Odysseus dan krunya akhirnya tinggal di Aiaia selama satu tahun, di mana romansa tumbuh antara Circe dan Odysseus. Setelah Odysseus pergi untuk melanjutkan perjalanannya kembali ke Ithaca, Circe melahirkan seorang putra yang dinamakan Telegonus. Saat membesarkan Telegonus, Circe dengan cepat menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dan mengetahui bahwa Dewi Athena mengancam putranya. Circe membaca mantra untuk melindungi pulau, sementara Telegonus terus tumbuh.

Saat Telegonus beranjak remaja, ia memohon untuk meninggalkan pulau itu untuk bertemu ayahnya. Circe memperoleh ekor dewa ikan pari Trygon dan dengan enggan mengirim putranya pergi. Telegonus dipersenjatai dengan ekor di atas tombak. Namun, ketika Telegonus bertemu ayahnya, Odysseus menyerangnya dan secara tidak sengaja terbunuh oleh tombak beracun. Akibat merasa bersalah, Telegonus kembali ke rumah bersama istri Odysseus, Penelope, dan putranya Telemachus.

Setelah kehilangan pahlawannya Odysseus, Athena mengunjungi Aiaia untuk menawarkan perlindungannya kepada Telemakus, yang kemudian menolaknya. Telegonus menerima sebagai gantinya, dan memulai perjalanan heroiknya sendiri. Sedih akibat kehilangan putranya, Circe tawar-menawar dengan Helios untuk menegosiasikan mengakhiri pengasingannya. Dengan bantuan Telemachus, Circe menggunakan tombak racun untuk mengubah Scylla menjadi batu dan mengumpulkan lebih banyak bunga yang pernah dia gunakan di Glaucos. Menemukan cinta dengan Telemachus, Circe menggunakan sihir bunga pada dirinya sendiri dengan tujuan menjadi fana dan menjalani hari-harinya bepergian dengan Telemachus.

Kelebihan Novel Circe

Berbicara tentang karya Madeline Miller, tentunya tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Begitu pula dengan karyanya yang berjudul Circe ini. Novel Circe ini memiliki sejumlah kelebihan. Kelebihan pertama, dari gaya bercerita Madeline Miller sendiri yang dinilai puitis. Madelina mampu menuliskan kisah mitologi ini secara indah. Kemudian, tim Gramedia Pustaka Utama juga dapat menerjemahkannya dengan sangat baik.

Kemudian, buku ini menjadi sangat menarik, karena tidak hanya menyinggung soal kekuatan dewa-dewa Yunani saja. Kisah ini banyak menyinggung tentang persahabatan, keluarga, pendewasaan diri, dan hal lainnya yang dinilai bermakna. Kisah ini juga memberikan pengetahuan baru akan sisi lain para dewa yang ternyata kejam dan senang mempermainkan nasib manusia oleh karena mereka jenuh akan kehidupan abadi mereka.

Kelebihan selanjutnya, yakni pada karakter Circe yang dibuat benar-benar kuat dan bisa menginspirasi banyak perempuan. Karakter Circe dapat mengajarkan perempuan untuk tetap teguh dalam segala situasi. Kemudian, pembaca juga kagum akan pengembangan karakter Circe. Mereka bisa melihat proses pendewasaan dan cara berpikir karakter Circe yang terbentuk dari awal cerita sampai akhir cerita itu berbeda.

Secara keseluruhan, ini adalah kisah yang sangat menarik dan segar. Kisah ini juga memiliki banyak pesan moral yang sangat menginspirasi, terutama bagi para wanita. Novel ini sangat direkomendasikan bagi anda yang menyukai mitologi yunani dan hal-hal yang berkaitan dengan isu feminisme.

Kekurangan Novel Circe

Selain kelebihan, karya ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel Circe ini ditemukan pada sifat plotnya yang lambat, sehingga pembaca mungkin bisa merasa jenuh. Ditambah lagi, ada beberapa bagian yang narasinya dinilai terlalu panjang. Namun, kisah Circe ini tetap merupakan kisah yang sangat menarik.

Pesan Moral Novel Circe

Melalui kisah Circe ini, para perempuan bisa meneladani Circe yang selalu tegar dalam menghadapi segala masalah. Kisah ini mengajarkan bahwa wanita juga memiliki hak, kuasa, dan kekuatan yang sama dengan pria. Maka itu, hendaknya para wanita bisa berani untuk menghadapi segala hal, dan berani menentukan nasib dan jalan hidupnya sendiri.

Kisah ini juga mengajarkan kita untuk tidak mudah menghakimi dan menilai orang lain. Baik itu orang-orang yang terlihat jahat, maupun orang yang terlihat hampir sempurna. Sebab, kita tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan mereka, apa yang mendasari mereka melakukan hal yang mereka lakukan.

Kisah ini juga mengajarkan kita untuk dapat menerima orang lain dengan segala kekurangannya. Seperti kita bisa menerima teman yang memiliki sifat buruk. Sebab, bagaimanapun dia adalah orang yang bisa membantu dan menemani anda ketika anda membutuhkannya.

Nah, itu dia ulasan novel Circe karya Madeline Miller. Bagi kalian yang penasaran akan perjuangan hidup Circe, kalian bisa segera membaca kisah ini dengan mendapatkan novel ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy