in

Review Novel Scheduled Suicide Day Karya Akiyoshi Rikako

Review Novel Scheduled Suicide Day merupakan karya dari novelis ternama asal Jepang, Akiyoshi Rikako. Sesuai dengan judulnya, novel ini mengangkat tema cerita yang terkait dengan perencanaan bunuh diri. Hal ini memberikan kesan yang sangat gelap dan kelam, tetapi novel Scheduled Suicide Day ini menyajikan cerita yang hangat, manis, dan selingan kisah yang menyenangkan.

Review Novel Scheduled Suicide Day telah diterjemahkan oleh Penerbit Haru pada bulan Agustus 2021. Novel dengan total 276 halaman berpusat pada seorang gadis yang bernama Ruri. Ruri yakin bahwa ibu tirinya adalah penyebab kematian ayahnya. Oleh karena Ruri tidak sanggup hidup bersama ibu tirinya, Ruri memiliki tekad untuk menyusul ayahnya saja dengan bunuh diri.

Ruri akhirnya memutuskan untuk pergi ke sebuah desa yang memang dikenal sebagai tempat bunuh diri. Namun, di sana Ruri malah bertemu dengan hantu seorang pemuda yang menghentikan niatnya untuk mengakhiri hidupnya. Hantu itu berjanji untuk membantu Ruri menemukan bukti terkait pembunuhan ayahnya yang disembunyikan oleh ibu tirinya. Ia juga berjanji bahwa dia akan membiarkan Ruri mengakhiri hidupnya jika bukti itu tidak bisa ditemukan dalam waktu satu minggu. Itu dia jadwal bunuh diri Ruri, satu minggu yang terhitung dari hari itu.

Profil Akiyoshi Rikako – Penulis Novel Scheduled Suicide Day

Sumber gambar: summerballads.wordpress.com

Akiyoshi Rikako merupakan penulis asal Jepang. Akiyoshi Rikako menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil jurusan sastra di Universitas Waseda. Selain itu, ia juga menerima gelar Master dalam Produksi Film dan Televisi dari Universitas Loyola Marymount.

Karya debut Akiyoshi Rikako sebagai seorang penulis adalah bukunya yang berjudul Snow Flower. Karya debutnya ini berhasil memenangkan Yahoo! Hadiah Sastra Jepang dan juga diadaptasi menjadi film pendek. Nama Akiyoshi Rikako hingga saat ini dikenal sebagai penulis beberapa karya fiksi best seller. Salah satu karyanya yang berjudul The Dark Maidens juga berhasil diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar.

Sinopsis dan Review Novel Scheduled Suicide Day

Pros & Cons
Pros Cons
  • Tema cerita yang diangkat sangat berani dan edukatif, dan sarat akan makna
  • Menyajikan kisah yang hangat dan menyenangkan.
  • Menambah pengetahuan pembaca tentang dunia kuliner dan fengshui.
  • Menyajikan misteri yang membuat penasaran.
  • Memiliki twist yang menyenangkan.
  • Alur kisah mudah untuk ditebak.
  • Chemistry antartokoh kurang.

Dilahirkan dari pasangan koki yang terkenal di Jepang, bahkan populer juga di luar negeri, Ruri lahir dengan warisan kedua orang tuanya, yakni ia mempunyai bakat istimewa dan relasi yang kuat terkait dengan makanan. Ayah Ruri merupakan seorang koki yang populer dengan masakan fusion, yakni perpaduan masakan Jepang dengan masakan dari negara lain. Begitu juga, ibu Ruri merupakan koki pembuat hidangan manis. Ayah dan ibu Ruri pun mendirikan sebuah bisnis keluarga, yakni restoran yang dinamakan “Oasis”.

Oleh karena kedua orang tua Ruri sangat percaya kepada fengshui, mulai dari konsep dekorasi, konsep penataan letak, dan sampai konsep makanannya pun, semuanya mengikuti pengajaran fengshui. Bisnis restoran itu berkembang dengan sangat pesat. Restoran Oasis ini pun menjadi semakin populer di seluruh penjuru Jepang. Dengan keahlian sang ayah untuk memadukan masakan Jepang dengan masakan negara lain, dan bantuan dari sang ibu untuk menambah cita rasa manis dan mengambil keputusan, serta sedikit pengaruh pengajaran fengshui yang diyakini, nama Watanabe kini menjadi besar dan dikenal oleh banyak orang.

Namun, semuanya mulai berubah ketika ibu Ruri pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan keluarga kecil itu. Ruri tentunya merasa sangat sedih atas peristiwa tersebut, begitu juga dengan sang ayah yang kehilangan belahan jiwanya beserta roda penggerak restoran miliknya itu. Namun, ayah Ruri tidak ingin terus merasa terpuruk dalam kesedihan, karena ia masih harus memperjuangkan masa depan Ruri. Tidak lama kemudian, ayah Ruri bertemu dengan seorang wanita yang ahli dalam estetika makanan. Ia pun merekrut wanita itu untuk menjadi asistennya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Seiring dengan berjalannya waktu, karena usianya yang sudah tua, ayah Ruri tidak lagi mampu bekerja keras sendirian lagi. Maka itu, ia kemudian memutuskan untuk menikahi asistennya yang bernama Reiko itu. Ruri yang mengetahui keputusan ayahnya itu pada awalnya tidak setuju. Namun, sang ayah menjelaskan kepada Ruri tentang keadaan yang dialaminya.

Ruri juga melihat bahwa ayahnya juga sangat mencintai Reiko. Ditambah lagi dengan penjelasan yang telah didengarnya itu, akhirnya Ruri pun menyetujui pernikahan ayahnya dan Reiko. Ayah Ruri dan Reiko pun menikah. Kini, Ruri akhirnya memiliki seorang ibu tiri.

Kejadian dimulai ketika ayah Ruri dan Reiko sedang berdebat tentang permasalahan bahan organik yang harganya mahal dan tentang jarak untuk mendapatkan bahan itu terhitung jauh. Oleh karena kebiasaan bersama almarhum isterinya yang selalu menggunakan bahan organik dan sekaligus menerapkan prinsip fengshui, Oasis selalu menggunakan bahan organik dari awal berdirinya. Namun, akibat masalah biaya dan jarak yang jauh itu, menggunakan bahan organik kini menjadi perlu dipertimbangkan. Reiko mengeluarkan opini yang menurut Ruri tak pantas dan terkesan menghina almarhum ibunya.

Alih-alih mendukung pendapat Ruri, sang ayah justru setuju dengan pendapat Reiko dan membela istrinya. Ruri tentunya merasa kesal dan segera pergi ke kamarnya. Pada keesokan harinya, Ruri memikirkan tindakannya kemarin dan menyadari kesalahannya. Pada akhirnya, Ruri pun berniat untuk meminta maaf kepada sang ayah dengan mengambil foto dirinya dan menuliskan namanya. Ini adalah sebuah kebiasaan keluarganya yang terkait dengan pengajaran dari fengshui.

Namun, ketika sampai di kantor ayahnya, Ruri menemukan ayahnya sudah terkulai lemas di atas kursinya. Reiko juga berada di ruangan itu. Akhirnya, ayah Ruri dilarikan ke rumah sakit milik kerabatnya yang bernama dr. Tanabe. Namun, sayangnya, nyawa sang ayah tak bisa diselamatkan.

Ruri pun mengalami depresi dan akhirnya belajar tentang bunuh diri. Sejak kematian ayahnya, Ruri mulai mempelajari mulai dari cara yang paling baik sampai tempat yang paling cocok untuk melakukan hal itu. Tentunya, Ruri melakukannya secara diam-diam. Singkat cerita, ketika Ruri sedang mengenang kembali sang ayah dengan melihat foto-fotonya, Ruri mengingat ada kejanggalan pada hari dimana ayahnya meninggal. Ruri mengingat melihat ada sebuah botol bening di atas meja kerja ayahnya, tetapi ketika petugas medis datang, botol bening itu sudah tidak ada di sana.

Ruri tentunya mencurigai Reiko atas kejanggalan tersebut. Ia pun kemudian melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian. Namun, laporan Ruri tidak terima dengan alasan dia tidak memiliki bahan bukti yang kuat. Ruri kesal akan keputusan pihak kepolisian, tetapi ia tidak menyerah. Ruri kemudian bertanya kepada dr. Tanabe yang pada hari itu memeriksa dan mengumumkan kematian ayahnya.

Ruri bertanya apakah dr. Tanabe masih menyimpan sampel darah ayahnya, supaya dapat dijadikan barang bukti bahwa sang ayah meninggal akibat diracun oleh Reiko. Namun sayangnya, dr. Tanabe menjawab bahwa ia tidak tak mengautopsi ayahnya, karena sebelumnya ayah Ruri pernah mengunjungi dr. Tanabe untuk mengecek kondisinya kesehatannya akibat stress berat yang dialaminya. Maka itu, dr. Tanabe menyimpulkan kematian sang ayah terkait dengan kondisi sebelumnya. Oleh karena tidak mendapatkan bukti dari dr. Tanabe, Ruri pun langsung pergi meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah.

Ruri yang merasa kesal akibat tak mendapatkan bukti apa pun kemudian mendapatkan sebuah ide. Ia membuat rencana, sebuah skenario untuk mengungkap kejahatan Reiko dengan cara mengakhiri hidupnya sendiri dan meninggalkan surat wasiat, supaya orang-orang percaya kepadanya. Mulai dari sini, Ruri mempersiapkan semua hal dan perjalanan bunuh dirinya dimulai.

Ruri yang sudah mempunyai tekad kuat untuk mengakhiri hidupnya pun akhirnya mengambil keputusan bahwa ia akan menggantung dirinya sendiri di sebuah hutan yang berlokasi di desa Sagamino, Prefektur Gunma. Ruri memulai perjalanan untuk menjemput kematiannya sendiri. Ruri akhirnya sampai di salah satu penginapan yang ada di desa tersebut. Penginapan yang berlokasi cukup dekat dengan hutan tempat Ruri akan mengakhiri hidupnya.

Penjaga penginapan itu sempat curiga terhadap Ruri, karena memang sudah banyak orang yang datang ke penginapan itu untuk beristirahat sejenak, lalu menuju hutan itu untuk bunuh diri. Namun, Ruri berhasil mengelabui penjaga penginapan itu dan saat malam hari tiba, Ruri berhasil menyelinap ke hutan. Sesampainya di hutan itu, Ruri menikmati saat-saat terakhirnya dengan melihat pemandangan hutan dan cahaya bulan yang menembus pepohonan. Setelah meyakinkan dirinya lagi, Ruri langsung mengambil kursi lipatnya dan mengikat tali tambang yang disiapkannya ke sebuah ranting pohon. Ia kemudian menendang kursi lipat yang menjadi pijakannya dengan sekuat tenaga sehingga terjatuh ke tanah, dan tubuhnya menggantung di pepohonan.

Nafasnya mulai terasa sesak, ia merasakan kepala pusing, lalu pandangannya mulai kabur. Pandangannya kemudian berubah menjadi putih dan ia melihat kilas balik kehidupannya layaknya sebuah film kenangan yang indah bersama dengan kedua orang tuanya. Namun, ranting tempat tubuh Ruri menggantung tiba-tiba saja patah. Tubuh Ruri pun terjatuh ke tanah dan ia hanya bisa tergeletak di sana.

Lalu, secara tiba-tiba, ada seorang anak kecil yang menghampiri Ruri dan mengatakan bahwa dia adalah sosok “penunggu” yang juga meninggal akibat bunuh diri di hutan itu. Sosok ini bernama Hiroaki. Hiroaki mengatakan kepada Ruri bahwa bunuh diri bukan solusi akhir dari permasalahannya. Ia memberitahu Ruri bahwa bunuh diri memberikan dampak yang sangat besar kepada orang yang berada di sekitar kita.

Tak hanya bagi keluarga saja, tetapi juga kepada orang lain yang pernah bertemu dengan Ruri. Dalam kasus Ruri, yakni penjaga penginapan dan koki kantin di penginapan tersebut. Tidak hanya itu, penduduk sekitar lokasi bunuh diri juga akan ikut merasakan dampaknya. Hiroaki berkata bahwa ia menyesali keputusannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Hiroaki berjanji untuk membantu Ruri menemukan bukti terkait pembunuhan ayahnya yang disembunyikan oleh ibu tirinya. Ia juga berjanji bahwa dia akan membiarkan Ruri mengakhiri hidupnya jika bukti itu tidak bisa ditemukan dalam waktu satu minggu. Itu dia jadwal bunuh diri Ruri, satu minggu yang terhitung dari hari itu.

Kelebihan 

Kelebihan review novel Scheduled Suicide Day yang pertama, yakni dari tema cerita ini yang dinilai sangat berani. Akiyoshi Rikako mengangkat tema tentang bunuh diri yang sangat sensitif, terutama di negara Jepang. Keberanian penulis untuk mengangkat kisah ini, juga cara eksekusinya yang menarik membuat tema kisah yang kelam ini menjadi sebuah pembelajaran. Melalui kisah ini, Akiyoshi Rikako menyoroti pesan yang baik bahwa manusia harus menghargai kehidupan.

Meskipun judul dan tema kisah ini terlihat kelam dan menyeramkan, tetapi novel ini menyajikan kisah yang hangat dan menyenangkan. Akiyoshi Rikako banyak menyelipkan berbagai pengajaran mengenai dunia kuliner dan prinsip fengshui. Hal ibu membuat pembaca merasa dengan membaca novel ini, mereka dapat belajar dengan cara yang menyenangkan.

Scheduled Suicide Day tentunya menyajikan teka-teki dan misteri yang membuat pembaca penasaran. Akiyoshi Rikako juga menyajikan sejumlah plot twist yang sifatnya menyenangkan, bukan mengejutkan. Hal ini menjadi sebuah kelebihan, di mana twist tersebut unik dan membuat pembaca merasa senang.

Secara keseluruhan, novel Scheduled Suicide Day ini menyajikan kisah yang hangat, penuh makna, dan sederhana. Kisah ini cocok untuk dibaca oleh mereka yang masih kalangan remaja maupun sudah dewasa.

Kekurangan 

Selain kelebihan, review novel Scheduled Suicide Day ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan novel ini terletak pada alur kisahnya yang mudah untuk ditebak. Hal ini menjadi sebuah kekurangan, karena beberapa pembaca jadi merasa jenuh. Namun, twist yang diberikan bisa menyegarkan kembali kisah ini.

Selain itu, pembaca merasa chemistry antar tokoh kurang. Baik itu chemistry antara ayah dan ibu Ruri, kedua orang tua Ruri dengan Ruri, dan juga Hiroaki dengan Ruri. Hal ini mungkin diakibatkan oleh tidak banyaknya dialog dan interaksi antartokoh.

Pesan Moral 

Melalui kisah ini, kita dapat mengetahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dihadapkan oleh sebuah permasalahan yang sangat berat. Masalah itu mungkin menjadi sebuah beban yang sangat berat, bahkan sampai membuat kita stress atau depresi. Di masa sulit seperti itu, mungkin saja terlintas di pikiran untuk mengambil jalan pintas dan mengakhiri hidup. Namun, itu adalah jalan yang paling buruk.

Kita hendaknya dapat percaya kepada diri sendiri bahwa anda mampu menghadapi cobaan apa pun, segala permasalahan apa pun. Kita juga hendaknya selalu menyayangi diri sendiri, supaya tidak mengambil keputusan yang terkait dengan mengakhiri hidup. Hidup anda berharga, anda pasti mampu melewati segala cobaan hidup.

Melalui kisah ini juga, kita dapat mengetahui bahwa kita memerlukan sosok Hiroaki yang dapat menjadi pendukung dan menyemangati kita. Selain bertujuan untuk menemukan teman seperti Hiroaki, kita juga hendaknya bisa menjadi seperti Hiroaki. Coba untuk menjadi lebih peka dan bantu teman atau kerabat kita yang sedang kesulitan, untuk melihat segala sesuatunya dengan lebih jelas lagi dan mengeluarkan mereka dari belenggu keputusasaan.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel Scheduled Suicide Day karya Akiyoshi Rikako. Apakah Ruri dan Hiroaki mampu menemukan bukti bahwa Reiko adalah pelaku pembunuhan ayah Ruri? Bagaimana kelanjutan nasib Ruri? Yuk segera temukan jawabannya hanya di Gramedia.com.

Rating: 3,8

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy