in

6 Cara Mengeluarkan Sendawa yang Susah 

Pernahkan Grameds ingin bersendawa, namun rasanya sulit mengeluarkan gas? Pasti rasanya mengesalkan, ya. Walaupun tidak berbahaya, namun kondisi udara yang terperangkap pada saluran pencernaan membuat perasaan menjadi tidak nyaman. Grameds bisa membantu untuk mengeluarkan sendawa dengan cara-cara berikut ini.

 

Pengertian Sendawa

Sendawa yang dalam istilah medis disebut dengan “eructation“, adalah proses alami tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam saluran pencernaan bagian atas, terutama di lambung dan esofagus. Udara yang terperangkap ini biasanya berasal dari proses menelan udara (disebut juga dengan aerofagi) saat makan, minum, atau bahkan saat berbicara.

Sendawa merupakan respons tubuh untuk mengurangi tekanan udara yang terakumulasi di dalam saluran pencernaan bagian atas, sehingga udara tersebut dikeluarkan melalui mulut dengan suara yang khas.

Secara fisiologis, sendawa terjadi ketika otot-otot di sekitar lambung dan esofagus berkontraksi secara bersamaan, sehingga menghasilkan tekanan yang mendorong udara keluar melalui saluran pencernaan bagian atas.

Sendawa biasanya tidak menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan mekanisme alami tubuh untuk menjaga keseimbangan udara di dalam sistem pencernaan. Namun, jika sendawa terjadi secara berlebihan atau disertai dengan gejala lain seperti nyeri dada atau gangguan pencernaan lainnya, dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu dievaluasi lebih lanjut.

 

Cara Mengeluarkan Sendawa

(Sumber foto: www.pexels.com)

Mengeluarkan sendawa yang susah bisa menjadi tidak nyaman, tetapi ada beberapa cara yang bisa membantu:

1. Minum Air Hangat

Minumlah beberapa teguk air hangat secara perlahan. Air akan membantu mengurangi tekanan di perut dan mendorong udara yang terperangkap keluar dalam bentuk sendawa. Suhu air hangat juga bisa menenangkan saluran pencernaan dan membantu gas untuk keluar.

 

2. Bergerak

Berdiri dan berjalan-jalan ringan dapat membantu merilekskan otot-otot perut dan memicu terlepasnya udara yang terperangkap.

 

3. Peregangan

Lakukan beberapa gerakan peregangan sederhana, terutama pada bagian tubuh yang terkait dengan otot-otot perut. Peregangan dapat membantu melepaskan tekanan di perut.

 

4. Posisi Tubuh

Cobalah berbaring telentang dengan kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh. Hal ini dapat membantu udara yang terperangkap naik ke atas dan keluar melalui sendawa.

The Architecture of Love | Di balik Pena

 

5. Mengunyah Permen Karet

Mengunyah permen karet dapat membantu menelan udara yang terperangkap di perut dan merangsang sendawa.

 

6. Mengonsumsi Minuman Bersoda

Minuman bersoda seperti cola atau soda sarsaparilla dapat membantu merangsang sendawa karena kandungan gasnya. Namun perlu diperhatikan, apakah kandungan gas pada minuman bersoda membantu mengeluarkan gas atau malah membuatnya bertambah parah.

 

7. Teknik Pernapasan

Tarik napas dalam-dalam dan tahan selama beberapa detik sebelum menghembuskannya perlahan. Teknik pernapasan ini dapat membantu mengurangi tekanan di perut dan mendorong udara keluar melalui sendawa.

Diet Sehat Mudah Berdasarkan Golongan Darah

Penyebab Sendawa

Penyebab sendawa dapat bervariasi, dan sering kali berkaitan dengan proses alami pencernaan dan pola makan seseorang. Berikut adalah beberapa penyebab umum sendawa:

1. Menelan Udara

Menelan udara secara tidak sengaja, yang disebut aerofagi, dapat menyebabkan penumpukan udara di dalam saluran pencernaan bagian atas, terutama di lambung. Udara yang terperangkap ini kemudian berupaya untuk keluar dari saluran pencernaan, yang dapat menghasilkan sendawa sebagai respons alami tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.

Ketika udara terperangkap di lambung, tekanan di dalam lambung meningkat. Sendawa adalah cara tubuh untuk mengurangi tekanan ini dengan mengeluarkan udara melalui mulut. Proses ini mirip dengan melepaskan udara dari balon yang ditiup terlalu penuh. Sendawa membantu mengurangi kelebihan udara di dalam lambung dan meredakan ketidaknyamanan yang mungkin disebabkan oleh penumpukan udara tersebut.

 

2. Makan atau Minum Terlalu Cepat

Makan atau minum terlalu cepat dapat menyebabkan sendawa karena proses tersebut menyebabkan penelanan udara secara berlebihan. Ketika seseorang makan atau minum dengan cepat, cenderung menelan lebih banyak udara bersamaan dengan makanan atau minuman tersebut. Udara yang tertelan ini kemudian terperangkap di dalam saluran pencernaan bagian atas, terutama di lambung.

Ketika udara terperangkap di lambung, tekanan di dalamnya meningkat. Sendawa adalah respons alami tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap tersebut dan mengurangi tekanan di dalam lambung. Oleh karena itu, makan atau minum terlalu cepat dapat memicu peningkatan produksi sendawa karena penumpukan udara di dalam lambung.

Selain itu, makan atau minum dengan cepat juga dapat mengganggu proses pencernaan secara keseluruhan. Makanan atau minuman yang ditelan dalam potongan yang besar atau dalam jumlah besar dapat menyebabkan lambung terasa terisi berlebihan, yang juga dapat memicu peningkatan produksi sendawa.

 

3. Konsumsi Minuman Bersoda

Minuman bersoda mengandung gas karbon dioksida yang dapat terperangkap di dalam lambung dan menyebabkan sendawa.

 

4. Mengunyah Permen Karet

Mengunyah permen karet dapat menyebabkan sendawa karena proses mengunyah tersebut memungkinkan udara untuk masuk ke dalam perut secara berlebihan. Saat seseorang mengunyah permen karet, mereka cenderung menelan lebih banyak udara dibandingkan ketika tidak mengunyah, karena gerakan mengunyah yang berulang-ulang menyebabkan penelan udara yang berlebihan bersama-sama dengan permen karet.

Udara yang terperangkap di dalam perut kemudian dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam lambung. Sendawa adalah respons alami tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap tersebut dan mengurangi tekanan di dalam lambung. Oleh karena itu, mengunyah permen karet dapat memicu peningkatan produksi sendawa sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.

Selain itu, beberapa permen karet mengandung pemanis atau bahan tambahan lain yang dapat merangsang produksi gas di dalam lambung, yang juga dapat menyebabkan peningkatan produksi sendawa.

 

5. Makanan yang Menghasilkan Gas

Mengonsumsi makanan seperti kacang-kacangan, sayuran cruciferous (seperti brokoli dan kembang kol), atau makanan pedas, dapat meningkatkan produksi gas di dalam lambung dan usus, yang kemudian dapat menyebabkan sendawa.

 

6. Gangguan Pencernaan

Beberapa gangguan pencernaan, seperti GERD (refluks asam lambung), gastroparesis (perlambatan gerakan lambung), atau dyspepsia (gangguan pencernaan), dapat menyebabkan sendawa yang berlebihan.

 

7. Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, mengunyah permen karet secara berlebihan, atau mengonsumsi minuman dengan sedotan dapat memicu sendawa.

 

8. Stres

Stres dapat menyebabkan sendawa melalui beberapa mekanisme yang terkait dengan respons tubuh terhadap situasi stres. Salah satu mekanisme utama adalah perubahan dalam pola pernapasan. Saat seseorang mengalami stres atau kecemasan, mereka cenderung menghirup udara lebih banyak dan melakukan pernapasan yang dangkal atau tidak teratur. Pola pernapasan yang tidak teratur ini dapat menyebabkan penelanan udara secara tidak disadari.

Selain itu, stres juga dapat memengaruhi sistem pencernaan secara langsung melalui pengaruh hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini dapat memperlambat gerakan lambung dan meningkatkan produksi asam lambung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan produksi gas di dalam lambung. Udara yang terperangkap di dalam lambung kemudian dapat menyebabkan sendawa sebagai respons alami tubuh untuk mengeluarkannya dan mengurangi tekanan di dalam lambung.

Selain itu, stres dapat menyebabkan gangguan pada pola makan atau perilaku makan seseorang. Beberapa orang cenderung mengonsumsi makanan atau minuman dengan cepat atau dalam jumlah yang lebih besar saat mengalami stres atau kecemasan, yang dapat meningkatkan penelan udara dan menyebabkan sendawa.

Diet Sehat dengan Terapi Garam

 

 

Makanan dan Minuman Pemicu Sendawa

(Sumber foto: www.pexels.com)

Beberapa makanan dan minuman tertentu dapat menyebabkan peningkatan produksi gas di dalam lambung dan usus, yang kemudian dapat memicu sendawa. Beberapa makanan dan minuman yang umumnya diketahui dapat menyebabkan sendawa antara lain:

1. Minuman Bersoda

Minuman bersoda mengandung gas karbon dioksida yang dapat terperangkap di dalam lambung dan menyebabkan sendawa.

 

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang merah, dan kacang kedelai mengandung serat yang tinggi dan sulit dicerna. Pencernaan serat ini dapat meningkatkan produksi gas di dalam lambung dan usus, yang kemudian dapat menyebabkan sendawa.

 

3. Sayuran Cruciferous

Sayuran cruciferous seperti brokoli, kembang kol, dan kubis mengandung senyawa-senyawa tertentu yang dapat menyebabkan produksi gas di dalam lambung dan usus.

 

4. Bawang Merah dan Bawang Putih

Bawang merah dan bawang putih mengandung senyawa sulfur yang dapat meningkatkan produksi gas di dalam lambung dan usus.

 

5. Makanan Pedas

Makanan pedas dapat merangsang lambung dan meningkatkan produksi asam lambung, yang kemudian dapat menyebabkan sendawa.

 

6. Produk Susu

Beberapa orang dapat mengalami intoleransi laktosa atau kesulitan mencerna laktosa yang terdapat dalam produk susu, seperti susu, keju, dan yoghurt. Konsumsi produk susu ini dapat menyebabkan produksi gas yang lebih tinggi di dalam lambung dan usus.

 

7. Makanan yang Digoreng atau Berlemak

Makanan yang digoreng atau berlemak cenderung menghabiskan waktu lebih lama dalam sistem pencernaan dan dapat menyebabkan produksi gas yang lebih tinggi di dalam lambung dan usus.

 

8. Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol dapat merangsang lambung dan meningkatkan produksi asam lambung, yang kemudian dapat menyebabkan sendawa.

Puasa yang Benar dan Sehat

 

Penyakit yang Memiliki Gejala Bersendawa

Meskipun sendawa tidak berbahaya, namun bisa jadi merupakan gejala dari penyakit sebagai berikut:

 

1. GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi medis yang ditandai dengan naiknya asam lambung dari lambung ke kerongkongan (esofagus). Hal ini terjadi karena adanya disfungsi pada katup antara lambung dan kerongkongan yang disebut sfingter esofagus bagian bawah.

Sfingter ini seharusnya berfungsi sebagai katup satu arah yang mencegah asam lambung naik ke atas. Namun, pada individu dengan GERD, sfingter tersebut menjadi lemah atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga memungkinkan asam lambung untuk kembali ke esofagus.

Gejala umum GERD termasuk rasa terbakar di dada (heartburn) yang sering terjadi setelah makan, terutama jika berbaring atau membungkuk, regurgitasi asam atau makanan ke dalam mulut, rasa pahit atau asam di mulut, dan kadang-kadang sendawa berlebihan. Sendawa berlebihan dalam GERD dapat terjadi sebagai respons tubuh terhadap naiknya asam lambung ke esofagus dan usaha alami tubuh untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam saluran pencernaan bagian atas.

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat GERD termasuk esofagitis (peradangan esofagus), ulkus esofagus, penyempitan esofagus (striktur), atau bahkan Barrett’s esophagus, suatu kondisi yang meningkatkan risiko kanker esofagus. Penanganan GERD biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala, membatasi makanan tinggi lemak dan pedas, menghindari merokok dan alkohol, serta penggunaan obat-obatan yang mengurangi produksi asam lambung atau melindungi dinding lambung.

 

2. Gastroparesis

Gastroparesis adalah kondisi medis yang ditandai oleh lambatnya gerakan lambung, sehingga makanan dan cairan tetap berada dalam lambung lebih lama dari yang seharusnya. Hal ini terjadi karena gangguan pada otot lambung atau saraf yang mengontrol gerakan lambung. Sebagai hasilnya, pencernaan makanan menjadi terhambat dan gejala seperti mual, muntah, kembung, nyeri perut, dan perasaan kenyang yang cepat terjadi bahkan setelah makan dalam jumlah kecil.

Sendawa berlebihan juga dapat terjadi pada individu dengan gastroparesis sebagai respons tubuh terhadap akumulasi gas di dalam lambung akibat makanan yang terperangkap di sana. Penyebab gastroparesis dapat bervariasi, termasuk diabetes, gangguan saraf, faktor hormonal, atau efek samping dari beberapa obat-obatan.

Penanganan gastroparesis biasanya melibatkan perubahan gaya hidup, seperti mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan yang lebih lunak dan sering dalam porsi kecil, menghindari makanan tinggi serat dan lemak, serta menggunakan obat-obatan yang membantu mendorong gerakan lambung.

 

3. Dispepsia atau Gangguan Pencernaan

Dispepsia, yang juga dikenal sebagai gangguan pencernaan, adalah kondisi yang terkait dengan gejala ketidaknyamanan atau rasa tidak enak di bagian atas perut, di sekitar daerah lambung. Gejalanya bisa beragam, termasuk rasa kembung, perut terasa penuh atau kenyang, perut keroncongan, nyeri atau terbakar di dada, mual, muntah, dan sendawa berlebihan.

Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi makanan berlemak, pedas, atau asam.

Mengonsumsi minuman tertentu seperti alkohol, kafein, atau soda, hingga stres juga dapat menjadi penyebab dispepsia.

Saat terdapat penumpukan gas di dalam perut akibat proses pencernaan yang terganggu atau konsumsi makanan tertentu, maka orang akan cenderung bersendawa untuk mengeluarkan gas.

Meskipun sendawa tidak selalu terjadi pada setiap individu dengan dispepsia, namun gejala ini dapat menjadi salah satu tanda ketidaknyamanan pencernaan yang dialami.

4. Aerofagia

Aerofagia adalah kondisi di mana seseorang menelan udara secara berlebihan, baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Udara yang tertelan ini kemudian terperangkap di dalam saluran pencernaan bagian atas, seperti lambung dan esofagus.

Aerofagia dapat menjadi masalah ketika udara yang terperangkap ini tidak dapat dikeluarkan, yang dapat menyebabkan berbagai gejala tidak nyaman, termasuk perut kembung, rasa begah atau kenyang di perut, sendawa berlebihan, dan kadang-kadang merasa kesulitan menelan.

Beberapa faktor dapat menyebabkan aerofagia, termasuk kebiasaan buruk seperti makan terlalu cepat, mengunyah permen karet secara berlebihan, merokok, atau minum dengan sedotan. Selain itu, aerofagia juga dapat terjadi sebagai respons terhadap kecemasan atau stres, karena pola pernapasan yang terganggu dapat menyebabkan penelanan udara yang tidak disadari.

5. Sindrom Tourette

Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh gerakan-gerakan yang tidak disengaja dan suara-suara (disebut tik) yang seringkali tidak dapat dikendalikan. Tik ini bisa berupa gerakan yang berulang-ulang, seperti mengedipkan mata, menggelengkan kepala, atau menggerakkan bagian tubuh lainnya, serta suara-suara yang tak disengaja seperti bersendawa, menggumam, atau berteriak. Gejala-gejala ini muncul secara tiba-tiba, biasanya mulai terjadi pada masa kanak-kanak, dan dapat berubah-ubah dalam intensitas dan frekuensi seiring waktu.

Meskipun penyebab pasti sindrom Tourette belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini bahwa gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Terdapat faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami sindrom Tourette, termasuk riwayat keluarga dengan gangguan serupa, kelainan pada otak atau sistem saraf, serta paparan terhadap faktor-faktor lingkungan tertentu selama perkembangan anak, seperti infeksi atau trauma.

 

Penutup

Itulah penjelasan tentang sendawa dan cara mengeluarkan sendawa yang aman. Meskipun sendawa tidak berbahaya, namun perlu dikonsultasikan jika produksi gas di perut membuat tidak nyaman. Grameds bisa mengantisipasi gejala tersebut dengan membaca buku kesehatan dan diet yang ada di Gramedia.com. Semoga sehat selalu!



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu