in

Apa Itu Phobia Ketinggian? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

phobia ketinggian—Pernahkah Grameds merasa kaki sedikit geli ketika melihat ke arah bawah di tempat yang tinggi? Rasa geli pada kaki yang Grameds rasakan mungkin menjadi pertanda bahwa Grameds takut karena sedang berada di tempat yang tinggi.

Namun, apakah rasa takut ketika berada di tempat tinggi selalu bisa dikategorikan menjadi phobia ketinggian? Tentunya tidak, karena phobia merujuk pada rasa takut yang cukup intens bahkan menyebabkan rasa cemas dan panik berlebihan.

Salah satu tanda dari phobia ketinggian adalah Grameds merasa cemas atau bahkan histeris ketika sedang berada di tempat tinggi, cemas dan panik ini bisa berupa munculnya sesak napas dan gejala lain.

Apabila gejala-gejala terhadap phobia ketinggian atau acrophobia muncul pada Grameds, lebih baik masalah ketakutan ini segera diatasi. Tetapi, pastikan bahwa Grameds tidak melakukan self diagnosed ya!

Agar dapat mengenal lebih jauh, simak pengertian tentang phobia ketinggian dan mengenal gejala-gejalanya dalam artikel berikut ini.

 

Apa Itu Phobia Ketinggian?

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Sebenarnya, perasaan takut ketika sedang berada di tempat yang tinggi bukanlah suatu hal yang aneh atau bahkan tidak wajar. Perasaan takut tersebut adalah suatu hal yang wajar, apabila tidak berlebihan.

Contohnya ketika Grameds akan menguji adrenalin dengan bermain bungee jumping, sebelum melompat Grameds mungkin akan merasa gugup atau bahkan pusing terutama ketika melihat ke arah bawah.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Hal ini adalah rasa takut yang wajar, sebab ketakutan tersebut tidak menyebabkan munculnya kepanikan atau bahkan mendorong Grameds untuk menghindar dari tempat tinggi.

Rasa takut yang wajar dialami oleh sebagian orang bisa jadi meningkat dalam skala yang ekstrem untuk seseorang yang mengalami phobia ketinggian atau disebut pula sebagai acrophobia. Seseorang yang menderita fobia ketinggian akan berpikir bahwa menyebrangi jembatan tinggi atau bahkan hanya melihat foto gunung saja membuat rasa kepanikan tersebut muncul.

Perasaan takut dan panik yang muncul pun tidak biasa, biasanya perasaan takut dan gugup ini muncul cukup kuat, sehingga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan menganggu. Menurut laman hellosehat.com, fobia akan ketinggian sebenarnya adalah salah satu fobia yang paling umum dibandingkan jenis fobia lainnya. Munculnya rasa takut akan ketinggian ini adalah reaksi alami tubuh.

Ketika merasa takut, tubuh akan membuat reaksi alami sebagai reaksi pertahanan tubuh pada bahaya seperti melompat dari tebing dan lainnya. Tetapi hal ini akan menjadi masalah, apabila insting rasa takut berubah menjadi paranoia yang abnormal.

Namun, rasa ketakutan berlebihan seperti phobia juga bisa menjadi hal yang menguntungkan serta merugikan. Menguntungkan apabila rasa phobia menghalangi seseorang melakukan hal berbahaya. Kendati demikian, phobia akan ketinggian tentu dapat merugikan karena akan muncul rasa cemas berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Rasa takut bisa dikendalikan dengan berbagai macam cara, baik itu dengan cara psikologis melalui rangkaian proses terapi atau dengan cara renungan melalui membaca doa-doa.

Dengan membaca doa, maka Grameds bisa mendapatkan ketenangan batin dan senantiasa rasa takut itu pun akan hilang. Tetapi bagaimana caranya? Apakah ada doa khusus yang harus dibaca?

Dalam buku Doa & Inspirasi Mengatasi Rasa Takut Grameds akan mendapatkan cara menenangkan diri dari rasa takut. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dari penulis yang menjumpai beberapa orang yang sedang dalam kekalutan dan rasa takut.

Doa & Inspirasi Mengatasai Rasa Takut

 

Munculnya fobia ketinggian yang dialami oleh seseorang tentu bukan tanpa sebab, menurut beberapa penelitian rasa takut akan ketinggian adalah hal yang normal tak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan.

Seseorang yang mengalami fobia ketinggian kemungkinan memiliki beberapa pengalaman buruk terkait ketinggian, contohnya seperti jatuh dari tempat tinggi, melihat orang jatuh dari tempat tinggi dan mengalami kepanikan di tempat tinggi.

Selain disebabkan karena pengalaman buruk, fobia ketinggian juga bisa muncul karena adanya pengaruh dari faktor genetik serta lingkungan. Artinya, fobia ketinggian ini bisa diturunkan dari anggota keluarga.

Fobia ini bahkan pernah diteliti oleh seorang psikolog terkenal bernama Eleanor J Gibson dan Richard D Walk di tahun 1960-an dengan melakukan eksperimen The Visual Cliff. Eksperimen akan fobia ketinggian tersebut dilakukan pada bayi manusia yang sudah merangkak bersama dengan bayi dari berbagai macam spesies lainnya selain manusia.

Dari penelitian tersebut, kedua psikolog tersebut mendapatkan hasil bahwa semua bayi dalam penelitian tersebut menolak untuk melintas di atas panel kaca tebal yang menutupi sekitar drop off yang terlihat tajam.

Rasa enggan ini juga tidak dapat mereda atau diselesaikan oleh bayi-bayi tersebut, meskipun ibu dari bayi sebagai subjek penelitian telah memanggil dan meyakinkan bahwa jembatan tersebut aman.

Hasil penelitian yang diterbitkan di tahun 2015 melalui Journal of The History of Psychology membuat para ahli yakin, bahwa acrophobia atau phobia ketinggian telah mendarah daging.

Walaupun begitu, sebagian besar anak-anak dan orang dewasa cenderung berhati-hati dan tidak terlalu takut terhadap ketinggian. Acrophobia, seperti halnya semua jenis fobia, merupakan respons berlebihan terhadap ketakutan yang normal.

 

Waspadai Gejala Phobia Ketinggian

Beberapa orang yang tidak mengetahui phobia ketinggian mungkin menganggap  reaksi seseorang akan ketinggian sebagai sikap lebay, tetapi rasa takut yang diakibatkan oleh phobia ini muncul secara tidak wajar.

Oleh karena itu, seseorang yang merasa cemas ketika melihat tempat tinggi atau bahkan hanya melihat melalui foto perlu mewaspadai gejala-gejala yang muncul dari phobia ketinggian. Dikutip dari laman orami.co.id, berikut beberapa gejalanya:

  • Gejala Emosional

Penderita phobia ketinggian atau acrophobia mungkin akan merasa kepanikan ketika sedang berada di tempat yang tinggi. Para penderita acrophobia secara naluriah akan mulai mencari suatu benda yang dapat dipegang dan kemudian merasa tidak percaya akan keseimbangan tubuhnya.

Reaksi umum yang kemudian akan muncul pada penderita phobia ketinggian adalah menyingkir dari tempat tinggi tersebut dengan cara merangkak, berlutut atau bahkan sedikit menurunkan tubuh.

 

  • Gejala Fisik

Gejala fisik yang akan muncul ketika penderita phobia ketinggian merasa ketakutan adalah badan yang mulai berkeringat disertai dengan gemetaran pada tubuh dan jantung yang berdebar kencang.

Beberapa bahkan akan menangis atau berteriak karena merasa sangat takut. Pada kasus tertentu, gejala vertigo pun dapat muncul, meskipun sebelumnya penderita phobia ketinggian tidak mengidap penyakit vertigo. Gejala lainnya adalah penderita akan merasa sangat ketakutan, sulit untuk bergerak serta tidak mampu berpikir dengan jernih.

 

  • Gejala Kecemasan serta Menghindar

Apabila seseorang mengalami phobia ketinggian, mungkin penderita akan merasa takut ketika berada dalam situasi yang mengharuskan mereka berada di tempat yang tinggi dan harus menghabiskan waktu di sana.

Sebagai contoh, penderita phobia ketinggian bisa merasa cemas bahwa liburan yang akan datang akan membuat mereka menginap di kamar hotel yang berada di lantai paling tinggi atau atas.

Penderita dari acrophobia juga mungkin merasa harus menunda proyek renovasi rumah karena takut apabila harus menggunakan tangga. Tak hanya itu, mereka mungkin tidak ingin berkunjung ke rumah teman atau kerabat yang memiliki balkon atau jendela di tingkat atas.

Seseorang bisa mengidap beberapa macam phobia secara sekaligus dan tidak hanya satu jenis saja. Kondisi phobia semacam ini tentunya perlu melalui proses diagnosis akurat, sehingga dapat ditangani lebih lanjut sesuai prosedur.

Lalu, apa saja metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan phobia? Bagaimana gejala yang perlu diwaspadai? Simak lebih lanjut dalam buku Wiki Fobia : Gejala, Penyebab, Dan Cara Mengatasinya.

Wiki Fobia

Cara Mengatasi Phobia Ketinggian atau Acrophobia

Apabila Grameds merasakan beberapa gejala dari phobia, sebaiknya Grameds segera menemui dokter untuk melakukan diagnosis lebih lanjut. Selain itu, sebaiknya Grameds tidak melakukan self diagnose.

Segala jenis phobia yang spesifik seperti phobia ketinggian hanya dapat didiagnosis oleh profesional dalam bidang kesehatan mental. Untuk mendapatkan diagnosis, Grameds bisa mengunjungi psikiater atau psikolog.

Psikolog atau psikiater kemudian akan membantu untuk dapat memastikan diagnosis phobia yang Grameds alami. Kemungkinan diagnosis akan dimulai ketika penderita menjelaskan apa yang terjadi ketika berada di ketinggian atau melihat tempat tinggi.

Pastikan pula bahwa Grameds menjelaskan gejala-gejala yang dialami. Contohnya ketika berada di ketinggian muncul keringat dingin, gugup berlebihan atau jantung terasa berdegup dengan sangat kencang.

Agar memudahkan diagnosis, Grameds bisa menjelaskan gejala dan perasaan yang dialami ketika menghadapi ketinggian dengan detail tanpa menutup-nutupi, sehingga psikolog pun dapat membantu Grameds dengan segera.

Setelah hasil diagnosis oleh psikolog atau psikiater didapatkan, ada beberapa pengobatan yang akan dijalani oleh penderita phobia ketinggian untuk mengatasi rasa takut berlebihan tersebut, berikut beberapa caranya:

 

  • Melakukan Psikoterapi

Melakukan terapi perilaku secara kognitif merupakan pengobatan utama untuk mengatasi phobia spesifik seperti phobia ketinggian atau acrophobia.

Terapi perilaku ini dilakukan dengan cara membuat penderita phobia menghadapi situasi atau hal-hal yang ditakuti, baik itu dengan cara bertahap atau desensitisasi sistematis atau dengan cara cepat.

Selain itu, penderita phobia ketinggian juga akan diajari cara untuk menghentikan reaksi panik serta mendapatkan kendali emosi ketika rasa takut akan ketinggian tersebut muncul.

 

  • Terapi Pemaparan dengan Menggunakan Virtual Reality

Selain melakukan psikoterapi, salah satu cara mengatasi phobia ketinggian adalah dengan melakukan terapi pemaparan dengan menggunakan virtual reality.

Akan tetapi, menurut sebuah studi di tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal berjudul Current Psychiatry Reports, menunjukan bahwa media virtual reality (VR) memiliki tingkat keefektifan yang sama.

Keuntungan dari melakukan perawatan ini ialah dapat menghemat biaya serta waktu, dikarenakan terapi menggunakan VR tidak membutuhkan pendamping terapis yang harus ada di lokasi.

Meskipun begitu, metode terapi menggunakan VR belum umum dipilih dikarenakan peralatan VR cukup mahal. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, biaya peralatan pun turun dan kemungkinan akan lebih mudah diakses.

 

  • Mengonsumsi Obat-obatan

Kadang-kadang, mengonsumsi obat penenang atau beta-blocker dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bantuan sementara dalam situasi-situasi tertentu.

Penggunaan obat dapat membantu, terutama untuk mengurangi rasa panik dan kecemasan yang dirasakan, penggunaan obat-obatan tersebut dalam kombinasi dengan terapi perilaku kognitif dapat meningkatkan hasil yang diinginkan.

Akan tetapi, penelitian lebih lanjut mengenai dosis obat-obatan untuk meringankan rasa cemas ketika menghadapi fobia serta lama waktu konsumsinya masih diperlukan.

 

  • Relaksasi 

Selain terapi dan lainnya, penderita dari phobia spesifik seperti phobia akan ketinggian juga dapat melakukan yoga, teknik pernapasan dalam, melakukan meditasi atau relaksasi otot.

Melakukan meditasi dan relaksasi otot secara progresif akan membantu mengatasi stres serta kecemasan yang diakibatkan oleh rasa takut berlebihan karena phobia ketinggian.

Tak hanya itu saja, melaksanakan olahraga secara rutin pun juga penting untuk dapat merangsang pelepasan hormon bahagia atau disebut pula sebagai endorfin.

 

  • Melakukan Pemulihan Secara Mandiri

Phobia akan ketinggian dapat diatasi dengan melakukan pemulihan secara mandiri, maka artinya penderita harus benar-benar mencoba sendiri berbagai macam cara untuk mengurangi rasa takut.

Akan tetapi, solusi untuk mengatasi phobia spesifik seperti acrophobia dengan cara mandiri jarang berhasil. Namun dengan mencoba melakukan pemulihan mandiri, maka penderita akan memiliki rasa tanggung jawab atas kondisi kesehatannya.

 

  • Menjalani Terapi Pemaparan

Apabila Grameds menduga diri Grameds mengalami phobia ketinggian atau rasa takut berlebihan pada objek, situasi tertentu, maka segera mencari dokter untuk mendapatkan ahli terapi yang tepat.

Penderita phobia juga akan disarankan untuk melaksanakan terapi pemaparan dikarenakan terapi ini adalah salah satu jenis terapi yang cukup efektif untuk menangani phobia ketinggian.

Terapi pemaparan merupakan bentuk terapi kognitif yang akan melibatkan diri dalam skenario untuk menghadapi phobia.

Biasanya, ada lima langkah yang harus dijalani oleh penderita phobia untuk dapat mengatasi rasa takut berlebihan ini. Lima langkah tersebut adalah sebagai berikut:

  • Evaluasi: penderita akan diminta untuk mendeskripsikan ketakutan yang dialami di masa lalu yang berhubungan dengan phobia akan ketinggian.
  • Tanggapan: terapis akan memberikan penawaran evaluasi terhadap phobia yang dialami oleh penderita serta memberikan usulan terhadap perencanaan pengobatan.
  • Mengembangkan tingkat ketakutan yang dirasakan oleh penderita: penderita serta terapis akan membuat daftar skenario yang melibatkan ketakutan yang dialami, skenario akan dibuat lebih intens dari yang terakhir.
  • Eksposur: Grameds akan diminta untuk mulai membuka diri terhadap setiap skenario dalam daftar tersebut, dimulai dari situasi yang paling tidak menakutkan. Grameds akan mulai menyadari bahwa kepanikan berkurang dalam waktu beberapa menit saat Grameds menghadapi ketakutan.
  • Tahap lanjutan: ketika telah merasa nyaman pada setiap tahapan skenario yang dibuat, maka penderita akan diminta berpindah pada skenario dengan situasi yang lebih sulit.

Manusia memang wajar mengalami rasa takut, tak hanya phobia rasa takut umum seperti takut gagal ketika menghadapi ujian atau rasa takut menghadapi masa depan hampir dirasakan oleh setiap orang.

Rasa takut ini bisa mengganggu dan membuat seseorang merasa terancam. Tentu akan lebih nyaman jika manusia tidak merasakan ancaman karena rasa takut. Tetapi bagaimana cara menghadapi dan mengatasinya?

Seperti dalam buku Hidup Tanpa Rasa Takut Grameds akan mendapatkan motivasi dan bimbingan untuk menghadapi rasa takut serta mengambil makna dari setiap ketakutan yang dirasakan.

Hidup Tanpa Rasa Takut

Sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menyediakan segala jenis buku untuk Grameds termasuk buku-buku psikologis untuk menghadapi phobia, ketakutan atau bahkan penyakit mental lainnya. Jadi segera beli bukunya hanya di gramedia.com! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Sumber: 

https://www.orami.co.id/magazine/acrophobia#gejala-acrophobia

https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/phobia-ketinggian/

https://www.alodokter.com/inilah-cara-mengatasi-phobia-ketinggian#:~:text=Fobia%20ketinggian%20atau%20akrofobia%20merupakan,fobia%20ketinggian%20sebenarnya%20dapat%20diatasi.

Baca juga:



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Ratih

Menekuni dunia SEO writing selama 6 tahun dengan minat terhadap dunia parenting, kuliner, dan gaya hidup. Berlatarbelakang pendidikan Ilmu Komunikasi, saya mendapatkan insight terkait berbagai jenis penulisan serta diperkaya dengan teknik SEO agar bisa mengembangkan tulisan ke arah digital.