in

Ketahui Contoh Antibiotik Alami dan Risiko Menggunakannya

Antibiotik alami – Antibiotik merupakan golongan obat-obatan yang digunakan untuk dapat membunuh serta menghambat pertumbuhan bakteri. Penemuan serta pengembangan dari antibiotik telah menjadi penyelamat bagi hewan maupun manusia. Sebelum antibiotik, ada banyak infeksi bakteri yang menyerang manusia atau hewan hingga menyebabkan kematian. Kemudian, setelah antibiotik ditemukan, obat ini pun berhasil menyelamatkan jutaan nyawa dan membuat prosedur operasi menjadi lebih aman.

Perlu diketahui bahwa antibiotik tidak melulu terbuat dari bahan-bahan kimia saja, sebab ada pula bahan antibiotik alami yang menjadi kunci dan alternatif untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri seperti kebanyakan dari jenis antibiotik yang ada di pasaran saat ini.

Pada umumnya, antibiotik alami menggunakan ekstrak tumbuhan, minyak esensial atau makanan. Nah, apa saja contoh dari antibiotik alami ini? Simak penjelasan tentang antibiotik alami lebih lanjut dalam artikel ini.

Contoh Bahan Antibiotik Alami

Sumber: Pexels

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa antibiotik alami biasanya menggunakan ekstrak tumbuhan, minyak esensial atau makanan yang memiliki sifat antibiotik. Contohnya adalah beberapa ekstrak makanan serta bahan nabati yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan.

Seperti ekstrak buah cranberry yang mengandung senyawa antibakteri serta antioksidan dan membuat buah ini menjadi obat rumahan yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.

Dalam sebuah jurnal Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, dijelaskan bahwa dari 58 jenis tanaman yang berasal dari China ditemukan sekitar 23 tanaman yang memiliki sifat antibakteri serta 15 tanaman yang memiliki sifat antijamur.

Selain itu, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Global Advance in Health and Medicine menemukan bahwa terapi herbal sama efektifnya dengan antibiotik yang terbuat dari bahan kimia untuk mengobati gangguan pertumbuhan bakteri secara berlebihan pada usus kecil.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Berikut beberapa contoh dari bahan-bahan yang menjadi antibiotik alami dan sering digunakan sebagai obat-obatan tradisional:

1. Madu 

Menurut Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, madu memiliki kandungan hidrogen peroksida yang mungkin dapat menjelaskan beberapa sifat antibakteri yang dimiliki oleh madu tersebut.

Kandungan hidrogen peroksida juga memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan akan membantu menghentikan pertumbuhan dari bakteri tertentu. Selain itu, madu memiliki tingkat pH yang cukup rendah.

Hal ini berfungsi untuk menarik kelembaban dari bakteri, sehingga membuat bakteri mengalami dehidrasi dan pada akhirnya mati. Untuk menggunakan madu sebagai bahan antibiotik alami, Grameds bisa mengoleskan madu secara langsung ke area yang terluka atau terinfeksi.

Dengan cara ini, madu akan membantu membunuh bakteri serta membantu proses penyembuhan luka. Apabila memungkinkan, pilih madu manuka mentah. Sebab jenis madu ini akan menawarkan beberapa manfaat kesehatan yang paling banyak.

Cara lain untuk menggunakan madu sebagai bahan antibiotik alami adalah dengan mengonsumsi madu untuk membantu pengobatan infeksi yang terjadi pada internal tubuh dengan menelan satu sendok makan atau mencampurkan madu pada minuman atau makanan Grameds.

Pada umumnya, madu aman untuk digunakan pada area kulit maupun tubuh, bahkan madu juga digunakan sebagai salah satu bahkan untuk masker wajah dan cukup diminati karena mampu mengatasi bakteri akibat jerawat.

Akan tetapi, Grameds perlu mengetahui bahwa madu tidak boleh diberikan pada bayi yang usianya di bawah 1 tahun.

2. Ekstrak bawang putih

Ekstrak bawang putih merupakan salah satu bahan antibiotik alami yang memiliki sifat antimikroba. Sebuah studi pada tahun 2011 yang terbitkan oleh American Society for Microbiology menunjukkan bahwa konsentrat bawang putih secara efekti mampu melawan bakteri.

Grameds dapat membeli ekstrak bawang putih di toko-toko makanan kesehatan. Selain itu, Grameds juga bisa membuat ekstrak bawang putih dengan mudah dengan merendam beberapa siung bawang putih dalam minyak zaitun.

Pada umumnya, bawang putih aman untuk dikonsumsi, tetapi apabila mengkonsumsi bawang putih dalam dosisi yang cukup besar dapat menyebabkan pendaharan internal.

Lalu, berapa dosis yang aman untuk dikonsumsi? Dua siung bawang putih setiap hari dianggap sebagai dosis yang aman untuk dikonsumsi setiap hari. Selain dengan mengonsumsinya, Grameds bisa mengoleskan ekstrak bawang putih langsung ke area yang terluka.

Apabila Grameds ingin mengkonsumsi suplemen bawang putih, maka Grameds harus memastikan untuk mengikuti petunjuk dosis yang diberikan pada bagian belakang kemasan obat.

Selain itu, apabila Grameds sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, Grameds perlu mengkonsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsi ekstrak bawang putih sebagai antibiotik. Hal ini karena mengonsumsi bawang putih dalam dosisi cukup besar akan memperkuat efek obat.

3. Minyak thyme

Ada banyak bahan pembersih rumah tangga yang terbuat dari bahan-bahan alami dengan menggunakan minyak esensial thyme. Minyak thyme juga telah terbukti sangat membantu dalam melawan bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Dalam sebuah studi yang terbit pada tahun 2011 oleh Journal of Medical Chemistry, para peneliti menguji keefektifan dari minyak esensial lavender serta thyme.

Kedua jenis minyak herbal tersebut, diuji dalam sebuah kolam yang berisi lebih dari 120 strain bakteri. Dari penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa minyak esensial thyme cenderung lebih efektif untuk membunuh bakteri dibandingkan minyak esensial lavender.

Akan tetapi, minyak thyme hanya dapat digunakan untuk penggunaan luar saja dan tidak boleh dikonsumsi melalui mulut. Selain itu, sebelum mengoleskan minyak thyme pada area yang terluka, pastikan bahwa minyak thyme telah diencerkan lebih dulu dengan minyak lainnya seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.

Hal ini dikarenakan jika menggunakan minyak esensial murni pada kulit, akan mengakibatkan peradangan serta iritasi. Sementara itu, orang yang menderita tekanan darah tinggi atau masalah hipertiroid disarankan untuk tidak menggunakan minyak esensial thyme sebagai bahan antibiotik.

4. Minyak oregano

Minyak esensial oregano mengandung senyawa carvacrol. Senyawa ini memiliki sifat terapeutik penting yang mampu mengaktifkan penyembuhan di dalam tubuh ketika dihirup.

Minyak oregano juga terbukti mampu membantu menyembuhkan tukak lambung serta mengurangi peradangan. Guna mengobati infeksi jamur pada kulit, minyak esensial oregano dapat ditambahkan pada campurkan minyak zaitun atau minyak kelapa.

Oleskan campuran minyak tersebut ke area yang terluka. Grameds juga bisa menyemprotkan minyak oregano ke arah udara yang berfungsi membantu membersihkan infeksi sinus.

Akan tetapi Grameds harus memastikan untuk tidak menelan minyak oregano atau menggunakan minyak oregano langsung pada kulit. Grameds juga bisa menggunakan minyak oregano untuk membasmi bakteri di rumah dengan cara membuat bahan pembersih dari minyak oregano, air, cuka dan lemon yang dicampur menjadi satu.

5. Jahe 

Para ahli ikut mengakui bahwa jahe merupakan salah satu obat antibiotik alami yang mudah diperoleh. Beberapa penelitian termasuk penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh International Journal of Molecular Science menunjukan kemampuan dari jahe untuk melawan beragam jenis bakteri.

Para peneliti juga melakukan eksplorasi kekuatan dari jahe untuk melawan rasa mabuk laut atau mual-mula dan menurunkan kadar gula darah.

6. Echinacea 

Echinacea merupakan salah satu antibiotik alami yang digunakan untuk mengobati infeksi selama bertahun-tahun lamanya. Penduduk asli dari Amerika serta pata dokter telah menggunakan echinacea bahkan selama ratusan tahun untuk mengobati infeksi serta luka.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Biomedicine and Biotechnology, dijelaskan bahwa ekstrak dari Echinacea purpurea akan membunuh berbagai macam bakteri, salah satunya adalah Streptococcus pyogenes atau S. Pyogenes.

Bakteri S. pyogenes ini memiliki tanggung jawab atas radang tenggorokan, sindrom syok toksik serta flesh eating disease yang dikenal dengan nama penyakit necrotizing fasciitis.

Antibiotik alami echinacea ini juga mampu melawan peradangan yang berkaitan dengan infeksi bakteri serta mudah ditemukan dan dibeli di toko kesehatan maupun online.

7. Cengkeh 

Secara tradisional, cengkeh telah digunakan dalam berbagai prosedur pengobatan dan perawatan gigi. Menurut penelitian terbaru, ditemukan bahwa ekstrak air cengkeh mampu secara efektif melawan berbagai macam bakteri termasuk bakteri E.coli yang sering ditemukan dalam air mentah.

8. Kayu manis

Memiliki aroma serta rasa yang cukup khas, kayu manis merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam antibiotik alami dan memiliki kandungan antibakteri. Menurut beberapa penelitian, menunjukan bahwa kayu manis tidak hanya baik untuk membasmi bakteri saja, akan tetapi juga dapat mengatasi pertumbuhan jamur.

9. Ekstrak mur

Ekstrak mur yang dimaksud di sini bukanlah mur yang terbuat dari bahan besi dan biasa digunakan sebagai bahan bangunan, tetapi mur yang dimaksud merupakan resin aromatik yang berasal dari pohon kecil berduri dengan genus Commiphora.

Ekstrak dari mur diyakini dapat menjadi antibiotik alami yang baik bagi tubuh. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa ekstrak mur dapat membunuh beberapa jenis patogen bakteri seperti E.coli, Staphylococcus aureus (penyebab pneumonia, meningitis dan arthritis), Pseudomonas aeruginosa (bakteri penyebab nosokomial) dan terakhir Candida albicans (bakteri penyebab infeksi candidiasis).

Penggunaan dari ekstrak mur ini sering kali ditambahkan dalam formula obat kumur maupun krim oles. Akan tetapi, ekstrak mur tidak boleh tertelan karena apabila tertelan dapat menyebabkan diare atau permasalahan pencernaan yang lain.

Sedangkan jika secara langsung mengoleskan ekstrak mur pada kulit, dapat menimbulkan iritasi hingga ruam-ruam ringan. Oleh karena itu, diperlukan minyak pelarut seperti minyak atsiri sebagai tambahan untuk menggunakan ekstrak mur.

10. Goldenseal

Goldenseal merupakan sejenis tanaman dengan ukuran kecil yang umumnya dikonsumsi dalam bentuk teh ataupun kapsul untuk dapat mengatasi masalah pernapasan ataupun pencernaan.

Bahan alami goldenseal juga dipercaya mampu membantu melawan diare akibat bakteri serta infeksi saluran kemih. Hal ini dikarenakan goldenseal memiliki kandungan berberine yang merupakan salah satu komponen penting dalam antibiotik alami. Akan tetapi, apabila Grameds mengonsumsi obat-obatan tertentu, lebih baik Grameds mengkonsultaiksannya lebih dulu dengan dokter.

Cara Mengonsumsi Antibiotik

Sumber: Pexels

Antibiotik adalah salah satu obat yang dikenal cukup luas dan paling umum. Sejatinya, antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk dapat mencegah maupun mengobati infeksi bakteri serta termasuk golongan obat yang keras dan hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter saja.

Penggunaan antibiotik secara sembarang, dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten atau tidak mempan untuk dihambat pertumbuhan atau dibunuh. Meskipun, penggunaan antibiotik alami dinilai lebih aman, akan tetapi tidak menutup kemungkinan tubuh akan resisten terhadap antibiotik alami.

Oleh karena itu, Grameds perlu mengetahui cara mengkonsumsi antibiotik dengan benar, meskipun antibiotik tersebut terbuat dari bahan alami. Simak ulasannya berikut ini.

1. Sesuai petunjuk dari dokter

Meskipun antibiotik alami cenderung aman digunakan, akan tetapi lebih baik Grameds berkonsultasi lebih dulu dengan dokter untuk menanyakan apakah bahan antibiotik tersebut aman untuk Grameds.

Terutama bagi Grameds yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan sedang mengkonsumsi obat-obatan lainnya. Jika sembarangan, antibiotik alami yang Grameds konsumsi justru dapat berdampak buruk bagi tubuh dan menyebabkan resistensi bagi jenis antibiotik tersebut.

2. Tidak berbagai antibiotik dengan orang lain

Dikutip dari laman guesehat.com, dijelaskan bahwa menggunakan antibiotik milik orang lain membaginya tidak diperbolehkan. Meskipun Grameds dan orang tersebut memiliki gejala sama, akan tetapi infeksinya belum tentu dapat diobati dengan antibiotik yang sama.

3. Tidak sembarang membeli antibiotik

Setiap infeksi atau penyakit memiliki karakteristiknya masing-masing, meskipun memiliki gejala yang sama. Sehingga diperlukan resep dokter untuk mendapatkan antibiotik, terutama antibiotik yang terbuat dari bahan kimia.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan mengkonsumsi antibiotik alami. Ketika Grameds sakit dengan gejala tertentu, lebih baik Grameds memeriksakan ke dokter dibandingkan hanya menebak dan asal mengkonsumsi obat-obatan saja.

Risiko Penggunaan Antibiotik Alami

Sumber: Pexels

Meskipun bahan dasarnya adalah tumbuhan dan memiliki label alami, namun belum tentu bahan-bahan antibiotik alami ini aman untuk digunakan. Jumlah maupun konsentrasi dari bahan aktif dalam setiap suplemen bisa berbeda-beda, itulah mengapa Grameds perlu teliti membaca label dengan cermat.

Selain itu, Grameds juga harus memberi tahu dokter apabila dokter memiliki rencana untuk memberikan suplemen yang dapat bekerja sebagai antibiotik alami.

Salah satu contoh penggunaan antibiotik alami yang terlihat tidak berisiko adalah bawang putih. Pada umumnya bawang putih yang dimasak aman untuk dikonsumsi, akan tetapi menurut penelitian bawang putih mentah mampu meningkatkan risiko pendarahan.

Hal ini tentu saja dapat berbahaya bagi orang yang sedang menghadapi operasi atau pengencer darah. Konsentrat dari bawang putih juga dapat mengurangi manfaat dan keefektifan obat HIV.

Produk-produk tertentu juga harus dihindari, termasuk koloid perak. Zat ini terdiri dari beberapa potongan mikroskopis perak yang telah tersuspensi dalam air. Meskipun, perak koloid telah direkomendasikan sebagai pengobatan untuk berbagai macam penyakit seperti HIV dan wabah pes.

Akan tetapi, menurut National Center for Complementary and Integrative Health, mengkonsumsi perak koloid dapat berbahaya dan tidak ada studi terkait yang kredibel yang mendukung penggunaan dari bahan perak koloid ini.

Mengonsumsi suplemen koloid perak justru dapat mengganggu efektivitas dari antibiotik dan pengobatan yang digunakan untuk dapat mengobati kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Selain itu, koloid perak juga bisa menumpuk di tubuh secara perlahan dan akan merubah kulit menjadi abu-abu sedikit kebiruan. Kondisi semacam ini, disebut sebagai argyria dan biasanya kondisi permanen dialami oleh kebanyakan penderitanya.

Selain mengetahui risiko penggunaan antibiotik alami, Grameds juga perlu mengetahui kapan Grameds harus mengkonsumsi antibiotik.

Pada umumnya, dokter tidak akan meresepkan antibiotik kecuali saat benar-benar dibutuhkan dan paling sering diresepkan untuk mencegah penyebaran penyakit, mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.

Itulah penjelasan tentang antibiotik alami, contoh dan risiko yang perlu Grameds ketahui. Grameds bisa mempelajari rempah-rempah yang berfungsi sebagai antibiotik alami dengan membaca buku.

Gramedia.com sebagai #SahabatTanpaBatas selalu menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

  • https://www.orami.co.id/magazine/antibiotik-alami#pahami-juga-risiko-penggunaan-antibiotik-alami
  • https://www.guesehat.com/cara-mengonsumsi-antibiotik-dengan-benar


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy