Sosiologi

Manfaat Kerja Sama: Bentuk, Faktor, dan Kerja Sama Tim

Written by Aris

Manfaat Kerja Sama – Pada dasarnya, saat melakukan aktivitas dalam bentuk tim, hal terpenting supaya tujuan aktivitas tersebut dapat segera tercapai adalah adanya kerja sama.

Kerja sama menjadi pokok utama dalam proses pelaksanaan kinerja tim. Melalui adanya komunikasi secara baik, anggota dari tim dapat bekerja sama dan mencapai tujuan bersama.

Lalu, apa sih sebenarnya arti dari kerja sama itu? Apa pula manfaat yang didapatkan dari hasil proses kerja sama ini?

Yuk simak penjelasan mengenai manfaat kerja sama berikut ini!

Pengertian Kerja Sama

Sebelum membahas mengenai pengertian kerja sama, ada baiknya Grameds mengetahui bahwa penulisan dari “kerja sama” itu dipisah. Jadi, apabila Grameds hendak membahas mengenai “kerja sama”, jangan menulis “kerjasama” ya…

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara luring (offline), kerja sama memiliki arti “Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, organisasi, atau pemerintahan) untuk mencapai tujuan bersama.

Lalu, menurut Soekanto (1990), definisi kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perseorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama.

Selanjutnya, menurut Sunarto (2000), kerja sama memiliki arti adanya keterlibatan secara pribadi di antara dua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal.

Dari beberapa pendapat mengenai definisi kerja sama tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja sama merupakan suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Beli Buku di Gramedia

Manfaat Kerja Sama

  1. Pekerjaan (dalam tim) menjadi lebih cepat selesai
  2. Melatih kita untuk lebih cakap dalam berkomunikasi
  3. Menumbuhkan rasa kebersamaan dengan individu lain
  4. Memahami karakter individu lain
  5. Mendorong kita untuk lebih produktivitas karena melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama
  6. Cepat dalam menemukan solusi atas permasalahan yang ada
  7. Menumbuhkan jiwa sosial terhadap individu lain
  8. Meningkatkan rasa persatuan antar individu
  9. Menjauhkan kita dari sikap egois
  10. Melatih diri untuk lebih menghargai dan menghormati perbedaan pendapat atau gagasan individu lain
  11. Memunculkan ide kreatif baru
  12. Meningkatkan peluang untuk mencapai sebuah keuntungan bersama

Beli Buku di Gramedia

Bentuk Kerja Sama

Bentuk-bentuk kerja sama dapat dibagi berdasarkan kepentingan pelaksanaannya dan urgensi (kepentingan yang mendesak).

Berdasarkan urgensinya:

1. Kerja sama spontan (Spontaneous Cooperation)

Ialah bentuk kerja sama yang dilakukan tanpa direncanakan terlebih dahulu dan tanpa pamrih. Contohnya: ketika guru meminta para siswa berkelompok dengan teman sebangku.

2. Kerja sama langsung (Directed Cooperation)

Yakni bentuk kerja sama yang telah diarahkan atau diperintahkan sebelumnya oleh atasan atau penguasa. Contohnya: para mahasiswa yang ditugaskan untuk melaksanakan KKN di suatu daerah pedesaan sebagai pengabdiannya kepada masyarakat.

3. Kerja sama kontrak (Contractual Cooperation)

Bentuk kerja sama ini berdasarkan adanya motif tertentu dan biasanya terdapat perjanjian yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

4. Kerja sama tradisional

Bentuk kerja sama ini tercipta karena adanya sebuah adat atau kebiasaan yang telah turun-menurun dalam masyarakat. Misalnya, kerja sama berupa gotong royong dalam rangka membersihkan selokan dengan tujuan supaya tidak terjadi banjir ketika datang hujan deras.

Berdasarkan kepentingan pelaksanaannya

1. Kerukunan

Bentuk kerja sama ini bersifat tolong menolong dan gotong royong antar sesama individu dalam pelaksanaannya/

2. Bargaining

Bentuk kerja sama ini muncul karena adanya kesepakatan atau perjanjian dari dua atau lebih pihak yang bersangkutan

3. Kooptasi

Bentuk kerja sama ini dapat dilihat melalui adanya penerimaan hal-hal baru guna menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas tim atau organisasi bersama.

4. Koalisi

Bentuk kerja sama ini terjadi antara dua atau lebih pihak yang bersangkutan demi mencapai tujuan yang sama. Misalnya, koalisi partai politik dalam penyelenggaraan pemilihan umum.

5. Join Venture

Bentuk kerja sama terjadi dalam beberapa tim atau perusahaan dalam bidang perdagangan atau penanganan suatu proyek.

Beli Buku di Gramedia

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Sama

Dalam hal kerja sama, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yakni

  1. Hal timbal balik
  2. Orientasi individu
  3. Komunikasi

Kerja Sama Tim

Sebelumnya telah dituliskan bahwa kerja sama “biasanya” mengacu pada kelompok atau tim.

Menurut Leonard (2013), kerja sama tim adalah orang-orang bekerja sama dalam memecahkan masalah dalam mencapai tujuan kelompoknya.

Sementara itu, menurut Lehnder (2011), kerja sama tim merupakan kegiatan individu yang bekerja secara bersama-sama dalam lingkungan yang kooperatif demi mencapai tujuan tim bersama melalui pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Gregory (2012), dalam kerja sama tim, membutuhkan kemampuan anggota tim untuk mau bekerja sama, berkomunikasi secara efektif, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan satu sama lain, dan menginspirasi kepercayaan untuk menghasilkan tindakan kolektif dan terkoordinasi.

Ada tiga komponen yang mengacu dan harus diperhatikan dalam proses kerja sama tim yakni kebersamaan, kepercayaan, dan keterpaduan.

Menurut Schermerhorn (2010), melalui adanya kerja sama tim yang terlaksana dengan baik dapat memberikan banyak manfaat bagi tim dan anggotanya, yakni

  1. Banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan
  2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi anggotanya
  3. Meningkatkan kualitas dan inovasi para anggotanya
  4. Menumbuhkan kualitas dalam proses pengambilan keputusan
  5. Mempunyai komitmen yang lebih baik dalam bekerja
  6. Memiliki motivasi tinggi melalui tindakan yang dilakukan bersama
  7. Lebih terkontrol dan disiplin
  8. Meningkatkan kepuasan diri

Beli Buku di Gramedia

Terdapat lima tahapan dalam pengembangan proses kerja sama tim, yakni:

1. Tahap Pembentukan

Pada tahap ini, anggota tim akan bergabung dan berpikir mengenai kemungkinan terciptanya lingkungan pertemanan dan orientasi tugas yang dipengaruhi oleh harapan serta keinginan.

2. Tahap Konflik

Pada tahap ini ditandai dengan muncul beberapa konflik dan ketidaksepakatan antar anggotanya, sehingga akan terjadi ketegangan serta akan bersaing satu sama lain.

3. Tahap Pembentukan Norma

Pada tahap ini, konflik yang terjadi tahap sebelumnya dapat terselesaikan sehingga kesatuan tim mulai muncul. Para anggota tim akan menyadari bahwa tujuan tim menjadi hal penting dan tidak berfokus pada tujuan individual lagi.

4. Tahap Penunjukan Kerja

Pada tahap ini dapat dilihat dengan keadaan tim yang lebih terorganisir, sehingga lebih menekankan pada pemecahan masalah dan pencapaian tujuan bersama.

5. Tahap Pembubaran

Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan tugas tetapi masih dalam berkaitan dengan rangkaian kegiatan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan kerja sama tim, tentu saja terdapat aspek-aspek tertentu yakni:

  • Proses bertukar informasi, yakni saling memberi informasi terkait rencana program kerja, tujuan organisasi, hingga informasi mengenai tujuan organisasi.
  • Pemecahan masalah, yakni proses dimana saling membantu untuk memecahkan masalah. Pelaksanaannya meliputi kegiatan: cara mengatasi kesulitan, cara menyelesaikan tugas, cara meningkatkan hasil, cara meningkatkan keahlian, cara mengembangkan kebersamaan, cara mengembangkan kreativitas, dan cara mengembangkan kerja sama.
  • Pelaksanaan Tugas, yakni upaya dalam meningkatkan produktivitas dengan melakukan hal-hal baru, melaksanakan tugas tambahan, dan pencapaian hasil.

Kinerja sebuah tim atau organisasi sangat bergantung pada tingkat kekompakan atau kerja sama timnya. Kekompakan tersebut berkaitan dengan tiga fungsi utama, yakni:

  • Mencapai tujuan (baik secara individu atau tim)
  • Mendapatkan status dan memenuhi kebutuhan afiliasi sosial
  • Mendapatkan dukungan emosional (selama krisis dalam tim)

Menurut Sarwono (1997), supaya kerja sama tim dapat berhasil secara baik, maka memerlukan beberapa hal berikut:

  1. Penyesuaian mengenai pemahaman tujuan tim dan pembagian tugas terhadap masing-masing anggotanya
  2. Ketersediaan untuk mengutus wewenangnya dan mempercayakan kepada anggota lain dalam melaksanakan tugas
  3. Ketersediaan untuk mengalah dan menerima umpan balik dari sesama anggota tim mengenai pelaksanaan tugasnya, dan memberikan pandangan atau pendapatnya terkait pelaksanaan tugas anggota lain secara terus terang
  4. Kemampuan dalam menyampaikan pandangan, saran, pendapat, dan kritik secara objektif dan sopan sehingga dapat diterima secara baik.
  5. Ketersediaan untuk memperbaiki diri berdasarkan kritik atau umpan balik tersebut
  6. Rasa solidaritas kelompok, yakni mengutamakan kepentingan kelompok dan bersedia membantu anggota tim demi tujuan bersama
  7. Tanggung jawab kelompok, yakni bersedia untuk bekerja secara optimal dan menanggung risiko apabila terjadi kesalahan. Selain itu, juga tidak saling menyalahkan atas adanya kegagalan yang mungkin terjadi.
  8. Pemantauan proses kerja sama dilakukan secara berkala dan membandingkan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Beli Buku di Gramedia

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris