Bentuk Akomodasi – Akomodasi adalah kata yang cukup asing di telinga banyak orang, terutama bagi mereka yang masih sekolah. Namun, kata ini akan menjadi lebih akrab di telinga, ketika kamu lulus dan memasuki dunia kerja.
Di dunia kerja, akomodasi adalah kata yang cukup sering muncul dan akrab di telinga. Biasanya, akomodasi digunakan dalam menyelesaikan konflik yang muncul diantara karyawan dalam sebuah perusahaan dan dapat bersifat permanen atau sementara, tergantung dari situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
Membahas soal akomodasi, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kata ini cukup asing ditelinga kita. Kamu yang belum memasuki dunia kerja, mungkin akan bertanya-tanya apa maksud dan pengertian di balik istilah satu ini. Buat kamu yang belum tahu, berikut pengertian dari akomodasi dan bentuk akomodasi yang perlu kamu ketahui!
Daftar Isi
Pengertian Akomodasi
Akomodasi memang cuma sebuah kata, sebuah istilah. Namun, makna dibalik istilah satu ini cukup beragam. Dalam ilmu sosiologi, akomodasi pada dasarnya adalah keadaan dimana terdapat sebuah keseimbangan dalam interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, atau suatu kelompok dengan kelompok lain. Akomodasi sendiri sangat berhubungan dengan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat di sebuah wilayah.
Jika ilmu sosiologi menyebut akomodasi sebagai keadaan yang memiliki keseimbangan antar manusia atau kelompok, Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang biasa kita sebut KBBI, menyebut akomodasi sebagai proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara satu orang dengan orang lainnya, atau bisa juga penyesuaian sosial antara satu kelompok dengan kelompok lain yang berada di sebuah wilayah.
Lain sosiologi, lain lagi dalam ilmu antropologi. Dalam ilmu antropologi, akomodasi adalah penyesuaian yang dilakukan manusia atau kelompok tertentu untuk menghindari, atau meredakan ketegangan yang muncul karena sebuah konflik.
Pengertian Akomodasi Menurut Para Ahli
Selain pengertian dari sosiologi dan antropologi, beberapa ahli juga memiliki definisi versi mereka sendiri mengenai akomodasi.
1. J.M Baldwin
Menurut seorang filsuf dan psikolog terkenal asal Amerika Serikat yang bernama James Mark Baldwin atau J.M Baldwin, akomodasi adalah perubahan yang dilakukan oleh individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2. Robert Morrison Maclver
Beda J.M Baldwin, beda lagi pendapat sosiolog, dan pendidik asal Skotlandia yang bernama Robert Morrison Maclver. Menurut Maclver, akomodasi adalah proses yang dilalui oleh manusia untuk bisa selaras dengan lingkungannya. Proses ini kadang tidak mudah, dan membutuhkan waktu beberapa saat, tetapi hal ini perlu dilakukan untuk membuat seseorang bisa bertahan dan diterima di lingkungan barunya.
3. John Gillin dan Lewis Gillin
Terakhir, ada pasangan ayah dan anak, John Gillin dan Lewis Gillin yang merupakan antropolog dan profesor sosiologi terkenal asal Amerika Serikat. Keduanya menyebutkan bahwa akomodasi adalah sebuah proses yang dimana individu atau kelompok yang sedang atau pernah memiliki konflik berusaha untuk menyesuaikan hubungan mereka demi mengatasi kesulitan yang muncul akibat konflik yang pernah terjadi di masa lalu.
Dari pendapat-pendapat di atas, kamu pasti bisa mengambil kesimpulan sendiri mengenai pengertian akomodasi. Secara sederhana, akomodasi adalah serangkaian proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang atau suatu kelompok untuk mengatasi konflik yang muncul. Akomodasi kadang berlangsung singkat, tetapi kadang juga bersifat lama bahkan permanen.
Bentuk-Bentuk Akomodasi
Bukan hanya memiliki pengertian yang beragam, akomodasi juga terbagi menjadi beberapa bentuk yang berbeda. Bentuk dari akomodasi diantaranya adalah toleransi, stalemate, ajudikasi, koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi. Apa bedanya bentuk-bentuk akomodasi ini? Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Toleransi
Bagi kita orang Indonesia, toleransi bukanlah istilah yang asing. Bagaimanapun, tinggal di negara yang penduduknya terdiri dari beragam suku, ras, agama, dan kebudayaan, membuat kita harus memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap orang lain yang berasal dari latar belakang yang berbeda dengan diri kita. Orang Indonesia, meski tidak semua, cenderung memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. Alih-alih merasa aneh dengan perbedaan yang ada, kita justru memilih untuk menghormatinya.
Toleransi sendiri merupakan bagian dari bentuk akomodasi. Secara umum, toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada orang lain. Dengan catatan, perbedaan itu tidak berefek buruk dan merugikan orang lain yang ada disekitarnya.
2. Stalemate
Ketimbang toleransi, istilah yang satu ini sedikit lebih asing. Sama seperti toleransi, stalemate juga merupakan bagian dari bentuk akomodasi, dimana pihak yang sebelumnya memiliki konflik memutuskan untuk berhenti bertentangan satu sama lain.
Stalemate sendiri disebabkan karena kedua belah pihak sudah tidak memiliki kemungkinan lain, baik itu untuk maju maupun mundur. Contohnya adalah perang yang dilakukan oleh Korea Utara dan Korea Selatan. Dimulai pada tahun 1950, perang Korea sebenarnya belum dinyatakan selesai hingga kini. Status kedua negara juga masih gencatan senjata.
Namun, perang harus dihentikan karena kedua negara memiliki kekuatan yang seimbang. Akibatnya, kedua negara masih memberlakukan wajib militer kepada warganya untuk mengantisipasi jika perang kembali meletus suatu saat nanti. Baik itu, Korea Utara maupun Korea Selatan masih berbicara hingga saat ini, tetapi pembicaraan ini sayangnya tidak pernah berakhir pada perdamaian.
3. Ajudikasi
Ajudikasi menjadi bentuk dari akomodasi lainnya. Berbeda dengan bentuk akomodasi stalemate, dimana konflik tidak berakhir, ajudikasi adalah proses penyelesaian masalah yang dilakukan dengan menggunakan bantuan dari orang atau pihak ketiga yang bersikap netral dan tidak berpihak ke salah satu kubu.
Ajudikasi sering dilakukan pada persidangan dalam banyak kasus. Kasus perceraian contohnya, sebelum menyetujui sebuah gugatan perceraian, pengadilan akan mencoba mendamaikan kedua belah pihak agar mereka mau terus mempertahankan rumah tangganya. Kadang proses ini berhasil, tetapi banyak juga yang berakhir dengan kegagalan.
4. Koersi
Koersi berarti paksaan, dan merupakan bentuk lain dari akomodasi. Sama seperti bentuk akomodasi lain, koersi juga sebenarnya dilakukan untuk meredakan konflik. Perdamaian ini dilakukan bukan semata-mata karena kedua belah pihak ingin berdamai, tetapi karena ada paksaan yang muncul dan membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain berdamai.
Salah satu contohnya adalah ketika Perang Dunia II berakhir tahun 1945. Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki untuk memaksa Jepang menyerah dan mengakui kekalahan. Jepang yang saat itu sudah terdesak, akhirnya memutuskan untuk menyerah dan menandatangani perjanjian perdamaian.
5. Kompromi
Jika koersi dilakukan secara terpaksa, kompromi justru sebaliknya. Kompromi merupakan bentuk akomodasi dimana pihak yang berkonflik berusaha mengurangi tuntutan untuk menciptakan sebuah perdamaian.
Meskipun terdengar begitu mudah, tetapi kompromi kadang bisa berjalan alot karena kedua belah pihak bersikap keras kepala dan tidak memiliki keinginan untuk berdamai.
6. Arbitrasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kompromi kadang berjalan begitu alot karena kedua belah pihak tidak mau mengurangi tuntutan untuk lawannya. Ketika kompromi berjalan buruk, maka kedua belah pihak membutuhkan orang ketiga yang bertugas sebagai penengah diantara keduanya.
Pihak atau orang ketiga ini dikenal dengan istilah arbitrasi. Pihak ketiga ini biasanya dipilih dan dipercaya oleh kedua belah pihak yang bertikai. Sebagai penengah, pihak ketiga harus bersikap netral.
7. Mediasi
Mediasi menjadi bentuk lain dari akomodasi. Dalam banyak situasi, mediasi baru akan terlaksana jika arbitrasi dapat berjalan dengan baik. Mediasi adalah proses penyelesaian konflik dengan cara perundingan. Pihak yang berkonflik akan bertemu di suatu tempat yang sudah ditentukan untuk berunding.
Tidak hanya dihadiri oleh pihak yang berkonflik, mediasi juga dihadiri oleh pihak ketiga yang bertugas untuk memastikan bahwa perundingan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, pihak ketiga juga bertugas sebagai penasihat untuk keduanya. Sebuah mediasi dapat dianggap berhasil jika kedua belah pihak mencapai kesepakatan tertentu untuk menghasilkan perdamaian.
8. Konsiliasi
Konsiliasi adalah bentuk akhir dari akomodasi. Konsiliasi sebenarnya adalah istana lain untuk perdamaian. Di tahap ini, kedua belah pihak yang berkonflik sudah mencapai kesepakatan dan memutuskan untuk berdamai tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Berbeda dengan koersi, dan mediasi yang kadang berjalan alot dan panjang, konsiliasi biasanya jauh dari suasana tegang karena kedua belah pihak sudah setuju untuk berhenti berselisih dan memulai perdamaian.
Sama seperti mediasi, konsiliasi juga dihadiri oleh dua pihak yang berkonflik dan pihak ketiga. Bedanya, pertemuan ini kedua belah pihak tidak lagi melakukan perundingan apapun, melainkan menandatangani kesepakatan damai yang sudah dicapai di tahap-tahap sebelumnya.
Tujuan dari Akomodasi
Sama seperti banyak hal lainnya, dibalik bentuk-bentuknya, akomodasi pada dasarnya juga menyimpan tujuan tertentu. Bukan hanya bertujuan untuk menyelesaikan konflik, lebih dari itu, akomodasi juga memiliki tujuan yang lebih besar.
1. Mencegah meledaknya pertentangan
Salah satu tujuan utama dari akomodasi adalah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diantara kedua kelompok atau individu. Disisi lain, akomodasi juga bertujuan untuk mencegah sebuah konflik menjadi lebih besar.
Memang benar, apabila proses akomodasi memang tidak selalu berhasil membawa perdamaian bagi pihak yang berkonflik, tetapi setidaknya akomodasi dapat menghentikan bahkan menahan laju konflik agar tidak berakhir menjadi pertengkaran besar yang bukan hanya dapat merugikan kedua belah pihak, tetapi juga pihak-pihak lain yang tidak terlibat.
2. Menciptakan hubungan kerja sama
Tujuan utama akomodasi memang meredakan konflik, tetapi ketika konflik sudah selesai, tidak lantas membuat akomodasi selesai. Pasalnya, selain meredakan dan menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung, akomodasi juga bertujuan untuk menciptakan hubungan kerja sama antar kelompok.
Hubungan kerja sama ini biasanya dilakukan oleh kelompok sosial yang hidupnya saling terpisah karena berbagai faktor. Kerja sama juga bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang baru saja melakukan perdamaian.
3. Meleburkan kelompok
Kerja sama antar kelompok bukan hanya membawa keuntungan untuk kedua belah pihak, tetapi juga untuk mempererat hubungan kedua kelompok yang terpisah.
Apalagi, jika kedua kelompok yang bekerja sama adalah kelompok yang berkonflik sebelumnya. Kerja sama yang dilakukan dapat membuat hubungan yang tadinya renggang menjadi lebih kuat dan akrab.
4. Mengurangi konflik
Selain menyelesaikan konflik, akomodasi juga bertujuan untuk mengurangi konflik yang mungkin akan terjadi di masa depan. Baik itu, konflik yang muncul karena salah paham, atau perbedaan pendapat.
Dengan adanya akomodasi, pihak-pihak yang salah paham bisa saling bicara dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik, sehingga perdamaian pun bisa tercapai
Faktor Pendorong Akomodasi
Menyelesaikan sebuah konflik bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Biasanya, semakin besar kekuatan dua belah pihak, dan semakin besar penyebab konfliknya, maka proses penyelesaian sebuah konflik juga akan semakin sulit.
Misalnya, konflik antara dua negara yang saat ini berlangsung, yaitu Rusia dan Ukraina. Mengingat keduanya sangat kuat, ditambah keberadaan pihak lain yang mendukung Ukraina membuat situasi konflik kedua negara jadi semakin rumit.
Seperti yang sudah disebutkan, menyelesaikan sebuah konflik atau akomodasi bukan hal yang mudah, agar akomodasi dapat terjadi, maka dibutuhkan beberapa faktor pendorong. Faktor apa saja?
1. Adanya paksaan terhadap pihak yang lemah
Sebuah akomodasi kadang berjalan sulit karena salah satu pihak tidak mau menyerah. Jika hal ini terjadi, maka mau tidak mau, pihak yang lebih kuat harus melancarkan paksaan untuk membuat lawannya menyerah dan menghentikan konflik.
Pilihan ini memang tidak selalu baik, kadang juga meninggalkan kerugian yang tidak sedikit. Namun, jika ini menjadi satu-satunya jalan untuk menghentikan konflik, maka pihak-pihak yang lebih kuat harus melakukannya.
2. Pihak yang terlibat mau mengurangi tuntutan
“Tidak akan ada asap, jika tidak ada api.” Kalimat itu juga berlaku untuk sebuah konflik. Konflik Rusia dan Ukraina misalnya yang saat ini disebabkan oleh beberapa masalah. Mulai dari keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Nato, hingga Rusia yang menuntut kemerdekaan bagi dua wilayah di Ukraina yang pro terhadap Rusia.
Masalah seperti inilah yang akhirnya membuat peperangan atau konflik jadi sulit untuk dihentikan karena kedua belah pihak bertahan dengan tuntutannya masing-masing. Untuk bisa menghentikan perang, kedua negara harus mau mengurangi tuntutannya.
Hal yang sama juga berlaku bagi konflik manapun. Jika ingin berdamai, kedua belah pihak harus mau berkompromi, menurunkan ego, dan mengurangi tuntutannya satu sama lain. Tanpa itu, akomodasi dalam bentuk apapun tidak akan pernah bisa mendapatkan hasil yang baik.
3. Adanya usaha untuk mempertemukan kedua belah pihak yang sedang terlibat konflik
Saat kamu bertengkar dengan seseorang, segala hal tentang dia menjadi terasa sangat menyebalkan. Jangankan melihat wajahnya, mendengar namanya saja sudah cukup membuat emosi kita mendidih. Hal ini juga dirasakan oleh kelompok, maupun negara yang berkonflik.
Jangankan berjabat tangan, kedua belah pihak yang bertentangan bahkan enggan untuk bertemu muka apalagi bicara. Untuk itu, penengah sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah konflik. Seperti yang diketahui, akomodasi tidak akan berjalan jika pihak yang terlibat tidak pernah bertemu secara langsung.
Sebelum membicarakan perdamaian kepada kedua belah pihak, penengah harus lebih dulu membujuk kedua kelompok atau individu untuk mau bertemu dan bicara. Tidak mudah, dan membutuhkan usaha yang keras. Namun jika berhasil, maka kesempatan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi akan semakin terbuka lebar.
Kesimpulan
Akomodasi bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih jika pihak yang bertentangan atau yang melakukan konflik adalah pihak besar yang memiliki pengaruh yang kuat. Namun disisi lain, membiarkan sebuah konflik untuk terus berjalan tanpa melakukan apa-apa juga bukanlah keputusan yang benar.
Namanya konflik, kita tidak pernah tahu kemana arahnya. Jika dibiarkan begitu saja, sebuah konflik yang tadinya kecil dan hanya melibatkan dua pihak, semakin lama akan semakin besar dan merembet kemana-mana. Kerugian yang ditanggung pun akan semakin besar akibat konflik tersebut.
Inilah tepatnya kenapa akomodasi itu sangat penting untuk dilakukan. Memang akomodasi bukan jaminan dua kelompok atau individu mau berdamai, tetapi akomodasi yang dilakukan oleh pihak ketiga paling tidak dapat menghentikan konflik meski hanya sementara.
Untuk Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang akomodasi, kamu bisa banget mengunjungi gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu serta #LebihDenganMembaca bersama Gramedia.
Penulis: Siti Marliah
BACA JUGA:
- Pengertian & Jenis Pengendalian Sosial (Preventif, Represif, Koersif)
- Pengertian Kompromi: Jenis, Manfaat, Contoh, dan Penerapannya sebagai Kunci Budaya Demokrasi
- Konvensi: Pengertian, Ciri, Jenis, Sifat, dan Contohnya
- Pengertian Konflik: Jenis-Jenis, Faktor Penyebab, dan Contohnya
- Permasalahan Sosial: Pengertian, Faktor, Penyebab, Dampak, dan Solusi
- Contoh Interaksi Sosial antara Individu dengan Kelompok
- Pengertian Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial