Business

Pengertian Prinsip Pareto: Jenis, Manfaat, Penerapan, dan Contoh Diagram

Written by Hendrik

Pengertian Prinsip Pareto – Dalam bidang-bidang kehidupan manusia, pasti Grameds telah mengerti bagaimana suatu sebab dapat berpengaruh pada suatu akibat?

Termasuk pada bidang manajemen, khususnya bagi perusahaan, terdapat salah satu strategi manajemen yang disebut dengan Prinsip Pareto. Prinsip ini dikatakan dapat meningkatkan usaha kita dalam proses menyelesaikan berbagai banyak hal dalam waktu yang cukup singkat!

Apa itu Prinsip Pareto? Bagaimana manfaatnya bagi kehidupan manusia secara langsung?

Nah, supaya Grameds lebih memahaminya, yuk simak ulasan berikut mengenai Prinsip Pareto.

Pengertian Prinsip Pareto

Prinsip Pareto adalah pendekatan logis suatu distribusi probabilitas yang mempunyai aturan kuat bertepatan dengan ilmu sosial, sains, geofisika, dan yang berhubungan dengan penaksiran.

Prinsip Pareto sering disebut dengan prinsip 80-20. Hal tersebut karena dalam prinsip ini menyatakan bahwa sekitar 80% dari hasil, sebenarnya dihasilkan oleh adanya 20% input atau dorongan.

Prinsip Pareto ini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli ekonomi asal Italia yang bernama Vilfredo Pareto. Prinsip Pareto juga berkaitan dengan efisiensi Pareto, sehingga menghasilkan dua konsep dalam hubungan dari distribusi penghasilan dan kekayaan di antara populasi.

Beli Buku di Gramedia

Dalam implementasinya, Prinsip Pareto atau Prinsip 80/20 dapat diterapkan untuk semua hal, misalnya:

  • 80% dari keluhan pelanggan muncul dari 20% dari produk atau jasa.
  • 80% dari keterlambatan jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
  • 20% dari produk atau jasa mencapai 80% dari keuntungan.
  • 20% dari cacat sistem menyebabkan 80& masalah.

Prinsip ini kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatannya mengendalikan mutu, menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan, proyek dan proses. Dr Juran yakin bahwa prinsip ini bersifat universal sehingga dapat digunakan dalam seluruh sendi kehidupan manusia, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, dan lain-lain.

Meskipun dikenal dengan prinsip 80/20, Prinsip Pareto ini tidak harus menggunakan perbandingan 80:20 dalam semua situasinya. Jadi, prinsip ini tidak harus diaplikasikan dengan 80:20 supaya menjadi pas 100%.

Prinsip Pareto dapat digunakan bagi pelaku retail yang menjual berbagai produk di tokonya. Melalui prinsip ini, pelaku retail menjual sekitar 20% jenis produk sekaligus menyumbang sekitar 80% dari total penjualannya. Sementara itu, 80% sisa produknya menyumbangkan 20% total penjualan.

Untuk meningkatkan penjualan tersebut, dapat dilakukan dengan mengurutkan jenis produk yang terjual paling laris sampai dengan yang paling kurang laris. Hal ini bisa didasarkan pada kuantitas produk maupun jumlah rupiah. Lalu, ambil 20% jenis produk yang paling laris dengan total penjualan, apakah hasilnya 80%.

Setelah pelaku retail mengetahui jenis-jenis produk apa yang memiliki 20% terlaris, tentu saja mereka tidak mau kehilangan penjualan. Maka dari itu, dapat ditingkatkan penjualannya dengan memastikan produk-produk terlaris tersebut supaya selalu ada, jangan sampai kehabisan stok.

Prinsip Pareto ini dapat digunakan dengan didasarkan total penjualan, total kuantitas penjualan, total jumlah transaksi, total margin per produk, dan lain-lain.

Beli Buku di Gramedia

Diagram Pareto

Keberadaan Prinsip Pareto tentu saja akan berkaitan dengan Diagram Pareto. Diagram Pareto juga dicetuskan oleh Vilfredo Pareto pada 1941.

Diagram Pareto adalah diagram batang yang dipadukan dengan diagram garis untuk menunjukan suatu parameter yang diukur. Dapat berupa frekuensi kejadian atau nilai tertentu, sehingga dapat diketahui parameter dominannya.

Diagram pareto menjadi metode standar dalam pengendalian mutu supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Diagram Pareto juga dianggap sebagai bentuk pendekatan sederhana yang mudah dipahami oleh pekerja (sekalipun tidak terdidik), serta dapat dijadikan sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang kompleks.

Dalam Diagram Pareto, terdapat gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari arah kiri ke kanan, menurut urutan ranking tertinggi hingga ranking terendah.

Diagram Pareto juga dapat berfungsi untuk membandingkan kondisi proses, misalnya adanya ketidaksesuaian proses.

Keberhasilan diagram Pareto ditentukan oleh adanya partisipasi personel terhadap situasi yang tengah diamati, dengan dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuannya yang tepat.

Hal yang harus dihindari dalam membuat diagram Pareto adalah jangan membuat permasalahan terlalu kompleks dan jangan mencari penyederhanaan dari permasalahan.

Tahap-Tahap dalam Membuat Diagram Pareto

  1. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti. Misalnya permasalahan mengenai tinggi tingkat cacat di produksi perakitan PCB.
  2. Menentukan penyebab masalah dan mengelompokkannya sesuai dengan periode
  3. Membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
  4. Membuat daftar masalah sesuai urutan frekuensi kejadian (dari ranking tertinggi ke ranking terendah)
  5. Menghitung frekuensi kumulatif dan persentase kumulatif
  6. Menggambar frekuensi dalam bentuk grafik bidang
  7. Menggambar kumulatif persentase dalam bentuk grafik garis
  8. Menindak permasalahan berdasarkan prioritas permasalahannya
  9. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk menerapkan tindakan peningkatan demi perbandingan hasil

Beli Buku di Gramedia

Jenis-Jenis Prinsip Pareto

Prinsip Pareto dapat digunakan untuk kegiatan analisis data, sehingga jenis-jenisnya yakni:

1. Prinsip Pareto Mengenai Fenomena

Pada jenis ini, keberadaan prinsip pareto akan digunakan untuk analisis yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada.

Misalnya dalam perusahaan, prinsip pareto dapat digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan kualitas, biaya, delivery, hingga keamanan.

  • Kualitas :dapat berkaitan dengan kerusakan, kegagalan, keluhan,

perbaikan, dan lain-lain.

  • Biaya : dapat berkaitan dengan jumlah kerugian yang didapatkan, ongkos pengeluaran, dan lain-lain.
  • Delivery (pengiriman) : dapat berkaitan dengan penundaan pengiriman, keterlambatan pembayaran, dan lain-lain.
  • Keamanan : dapat berkaitan dengan kecelakaan, kesalahan, gangguan dari berbagai hal, dan lain-lain.

2. Prinsip Pareto Mengenai Penyebab

Pada prinsip jenis ini, prinsip pareto digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan penyebab dalam suatu proses dan digunakan untuk mengetahui apa penyebab dari masalah tersebut.

Misalnya, dalam perusahaan, prinsip pareto digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berhubungan operator, mesin, bahan baku, hingga metode operasi.

  • Operator : dapat berkaitan dengan umur, pengalaman, keterampilan, sifat individual (Sumber Daya Manusia)
  • Mesin : dapat berkaitan dengan peralatan dan instrumen.
  • Bahan baku : dapat berkaitan dengan pembuatan bahan baku.
  • Metode operasi : dapat berkaitan dengan kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dan lain-lain.

Beli Buku di Gramedia

Manfaat Prinsip Pareto

  1. Untuk mencari penyebab atau faktor dominan dari suatu masalah. Masal tersebut biasanya berkaitan dengan biaya (cost), kerugian (loss), keefisienan mesin (machine efficiency), dan lain-lain.
  2. Untuk menentukan dan mengidentifikasi prioritas permasalahan yang akan diselesaikan.
  3. Untuk menunjukkan nilai aktual dari setiap parameter yang ditinjau.
  4. Sebagai alat interpretasi dalam menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relatif dari berbagai permasalahan.
  5. Untuk menunjukkan hasil perbaikan melalui diagram pareto.

Beli Buku di Gramedia

Penerapan Prinsip Pareto

Prinsip Pareto dapat diterapkan dalam berbagai bidang keilmuan yang berkaitan dengan tindakan penaksiran, antara lain:

1. Bidang Ekonomi

Prinsip Pareto tentu saja dapat diterapkan dalam bidang ekonomi. Menurut Krugman (2006), Prinsip Pareto digunakan untuk atribut pelebaran ketidakmerataan ekonomi dalam “USA to skill-biased technical change”, yakni pertumbuhan penghasilan bertambah, untuk itu dengan adanya pendidikan dan keterampilan, diperlukan mengambil keuntungan dari keberadaan teknologi baru dan globalisasi.

2. Bidang Software

Menurut Gen dan Cheng (2002), prinsip Pareto dapat digunakan untuk optimasi usaha pada ilmu pengetahuan komputer dan teori pengawasan keteknikan seperti energi elektromagnetik.

Pendapat tersebut juga disetujui oleh Rooney (2002) yang mengungkapkan bahwa Microsoft mencatat adanya bahan-bahan perlengkapan paling atas ada 20% dari laporan kerusakan dan 80% dari kesalahan serta benturan dapat dihilangkan.

Selain itu, Slus Alek (2009) juga berpendapat mengenai hal yang sama, yakni prinsip Pareto dapat digunakan pada komputer prinsip, dengan menggunakan sinar jiplakan 80% dari geometri sinar silang-menyilang sebanyak 20%.

3. Bidang Kesehatan

Tidak hanya dapat diterapkan dalam bidang ekonomi dan software saja, tetapi Prinsip Pareto juga dapat digunakan di bidang kesehatan.

Menurut Weinberg (2009), pada langkah pemeliharaan kesehatan di Amerika, menemukan adanya 20% pasien menggunakan 80% dari sumber pemeliharaan kesehatan.

Beli Buku di Gramedia

4. Bidang Logistik dan Pengawasan Kualitas Produksi

Menurut Rushton dan Croucher (2000), Prinsip Pareto digunakan pada banyak pengawasan kualitas. Prinsip Pareto berguna di berbagai langkah, misalnya sebagai suatu garis dasar untuk menganalisis ABC dan XYZ, digunakan dalam logistis secara luas, dan usaha mendapatkan optimisasi persedian barang-barang.

5. Bidang Geofisika

Menurut Nassim (2007), Prinsip Pareto merupakan suatu gambaran dari suatu hubungan “power law” yang terjadi pada berbagai fenomena, misalnya pemadaman api dan gempa bumi.

Prinsip pareto juga dapat digunakan untuk menaksir nilai dari jumlah cadangan minyak yang berada di lahan minyak (baik lahan yang berukuran besar maupun kecil).

6. Bidang Pendidikan

Ternyata, Prinsip Pareto atau Prinsip 80/20 juga dapat berguna di bidang pendidikan. Praktik pendidikan yang diperoleh oleh peserta didik ditentukan oleh sejauh mana pendidik dapat bekerja secara cerdas.

Contohnya, untuk “mengirim” pengetahuan dan nilai kepada peserta didik, pasti harus dilakukan secara efektif dan efisien; dalam artian dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan tidak berlebihan.

Penerapan Prinsip Pareto dalam contoh tersebut adalah dengan menemukan 20% strategi pembelajaran yang cocok untuk memberikan 80% pembelajaran yang mendidik.

Bahkan semangat peserta didik untuk belajar turut menyumbangkan 80% keberhasilan pendidikan dan pembelajaran tersebut.

Terdapat beberapa keuntungan dengan adanya penerapan Prinsip Pareto dalam bidang pendidikan, yakni

  1. Pembelajaran menjadi lebih bertarget
  2. Menghemat waktu dan tenaga
  3. Meminimalisir penolakan atau respon negatif dari peserta didik selama pembelajaran.

Beli Buku di Gramedia

Contoh Diagram Pareto

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Hendrik

Saya Hendrik Nuryanto dan biasa dipanggil dengan nama Hendrik. Salah satu hobi saya adalah menulis berbagai macam tema, seperti teknologi, hingga rumus-rumus beserta soalnya.