Sosiologi

Mengenal Faktor Pembentuk Kelompok Sosial dan Bentuk Kelompok Sosial

Written by Aris

Faktor pembentuk sosial – Manusia punya naluri hidup bersama manusia lainnya dan membentuk kelompok. Artinya, tak ada manusia yang bisa hidup tanpa punya kelompok sosial. Bahkan, secara alami, manusia telah menjadi anggota kelompok sosial, keluarga, sejak lahir.

Interaksi yang dibangun manusia dalam perkembangannya tak hanya terbatas pada keluarga. Kita melakukan interaksi dengan individu dan kelompok sosial lain hingga terbentuk sistem dalam kelompok sosial yang paling berhubungan.

Setidaknya, terdapat dua hasrat pokok yang mendorong manusia untuk hidup berkelompok. Pertama, manusia selalu ingin bergabung dengan manusia lain di sekitar. Kedua, manusia ingin bersatu dengan situasi alam di sekitarnya (Abdulsyani, 2012:103).

Tak cuma itu, manusia juga cenderung hidup berkelompok demi mempermudah pekerjaan atau mempunyai persamaan kepentingan. Setiap anggota dalam kelompok sosial bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan, mendapatkan perlindungan, sampai mendapatkan rasa aman.

Pengertian Kelompok Sosial

Unsplash

Menurut Soerjono Soekanto (2014:88) seperti ditulis dalam buku “Kelompok Sosial”, manusia ialah makhluk yang punya dua hasrat sejak lahir, yakni menyatu dengan manusia lainnya dan menyatu dengan alam. Sebab itu, manusia selalu hidup berkelompok dan membentuk kelompok sosial demi keberlangsungan hidup.

Begitu dinamis kehidupan manusia dan kelompok sosialnya sesuai proses interaksi yang kita jalin dalam kelompok sosial tempat kita bernaung.

Terdapat sebagian kecil kebutuhan hidup kita yang dapat dipenuhi hanya dengan kemampuan diri sendiri. Meski begitu, sebagian besar kebutuhan hidup harus diusahakan secara bersama-sama dengan orang lain. Sebab itulah, manusia disebut makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial, kita berinteraksi dengan sesama, yang terjadi hingga mendorong terbentuknya berbagai kelompok di dalam masyarakat.

Manusia sebagai makhluk sosial menjadi bagian dari masyarakat. Kita akan membentuk hukum, menyusun kaidah perilaku, sampai bekerja sama dalam kelompok yang lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat. Kelompok sosial pun harus saling membantu dalam perkembangan ini karena kemajuan manusia didasari pada kemampuan kita untuk bekerja sama.

Dalam kelompok sosial, manusia juga memerlukan kasih sayang, pengertian, harga diri, sampai pengakuan. Adapun, tanggapan emosional seperti ini hanya bisa diperoleh bila kita berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam tatanan kehidupan masyarakat.

Intinya, kelompok sosial seperti disebut Soerjono Soekanto (2014:102) ialah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antaranya. Hubungan tersebut, antara lain menyangkut timbal balik yang saling mempengaruhi dan kesadaran untuk saling menolong.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Pixabay

 

Dari diri manusia, terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi kita membentuk suatu kelompok:

  1. Adanya keyakinan bersama akan pentingnya pengelompokkan dan tujuan.
  2. Harapan yang dihayati anggota.
  3. Ideologi yang mengikat anggota.

Sementara itu, pembentukan kelompok atau bergabungnya seseorang dalam kelompok disebabkan oleh faktor kesamaan dan kedekatan. Berikut rinciannya:

1. Faktor Kesamaan 

Faktor kesamaan di antara anggota artinya bahwa sudah menjadi kebiasaan ketika orang lain senang berhubungan dengan individu lain yang punya kesamaan dengan dirinya: entah itu dalam hal minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat kecerdasan, sampai karakter personal lainnya.

2. Faktor Kedekatan

Faktor kedekatan, yakni kedekatan daerah asal atau tempat tinggal. Semakin dekat jarak geografis dua orang, makin besar pula kemungkinan mereka saling melihat, bicara, serta bersosialisasi.

Jadi, kedekatan fisik bisa meningkatkan peluang interaksi dan kegiatan bersama. Ini memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Bahkan, ketika seseorang merantau dan bertemu orang dari daerah yang sama, mereka akan merasa punya ikatan batin meskipun semulanya belum saling mengenal.

 

Faktor Pendorong Manusia Membentuk Kelompok Sosial

Pixabay

 

Terdapat sejumlah faktor yang mendorong manusia untuk membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok sosial. Berikut faktor pendorong tersebut:

1. Dorongan mempertahankan hidup

Dengan bergabung atau membentuk kelompok sosial, secara tak langsung kita sudah berusaha untuk mempertahankan hidup. Hal ini disebabkan kebutuhan hidup manusia yang tak mungkin bisa dipenuhi dengan hidup menyendiri.

Hubungan manusia akan semakin luas sampai ke mana pun pergi akan senantiasa merasa aman, dengan adanya kelompok sosial.

2. Dorongan meneruskan keturunan

Semua makhluk hidup pasti punya sifat alami yang sama, yakni meneruskan keturunan. Seseorang bisa menemukan pasangan masing-masing melalui kelompok sosial. Dengan begitu, dorongan ini pun dapat tercapai.

3. Dorongan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

Adapun yang dapat dilihat bahwa saat ini manusia dituntut bisa melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien demi memperoleh hasil kerja yang maksimal. Hadirnya kelompok sosial pun dapat meningkatkan kedua hal tersebut.

Contohnya, pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan hasilnya bisa lebih baik dengan adanya pembagian tugas.

Fungsi Kelompok Sosial

Salah satu alasan individu bergabung dalam kelompok ialah untuk mendapatkan manfaat dari keberadaan kelompok tertentu. Kelompok sosial dibentuk agar anggotanya bisa saling bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Berikut fungsi kelompok sosial menurut sosiolog maupun individu:

Menurut Sosiolog

Kelompok sosial bisa memberikan manfaat bagi individu, organisasi, sampai masyarakat. Menurut Darwin Cartwright dan Alwin Zander, berikut fungsi kelompok sosial:

  1. Menjembatani dan mengkoordinasi kesenjangan sosial yang muncul dalam kelompok. Kerja sama dilakukan para anggota demi mengatasi kesenjangan sosial melalui interaksi dan komunikasi yang intensif.
  2. Memberi informasi penting ke anggota kelompok. Para anggota yang menerima informasi mesti menyampaikannya ke anggota lainnya agar kekompakan kelompok bisa terjaga.
  3. Menumbuhkan dan mengembangkan karya anggota agar karya lain yang bermanfaat bagi masyarakat bisa muncul.
  4. Menyebarkan hasil kerja anggota kelompok ke masyarakat agar bermanfaat bagi orang lain.
  5. Memberi kepuasan dalam bentuk materiel ataupun imateriel kepada anggota kelompok.
  6. Menciptakan tujuan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan anggota. Tujuan yang jelas ini akan mendorong kinerja anggota kelompok tersebut.

Menurut Individu

Ketika seseorang bergabung ke dalam suatu kelompok, ia diharapkan dapat menjiwai peraturan dalam kelompok tersebut. Kelompok akan mengarahkan anggotanya untuk menjadi pribadi yang diharapkan.

Pada saat bersamaan, anggota akan diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai kapasitas yang dimilikinya. Lewat kelompok, seseorang diharapkan mampu mencapai kualitas terbaik.

Tak cuma itu, peran lain kelompok ialah menampung aspirasi anggota masyarakat. Pasalnya, setiap orang butuh wadah untuk menyampaikan aspirasi dan kelompok diharapkan dapat mewujudkannya.

Menurut Organisasi

Pada dasarnya, kelompok merupakan kumpulan individu yang berada dalam suatu organisasi. Anggota dalam organisasi tersebut pun saling bergantung dalam melaksanakan kinerja mereka secara terstruktur.

Fungsi sebuah kelompok bisa jadi positif ataupun negatif bagi organisasi. Secara positif, kelompok sosial dapat meningkatkan kerja sama dan produktivitas kelompok dalam organisasi. Namun, sebaliknya, kelompok bisa berdampak negatif jika membatasi tingkat produktivitas organisasi.

Menurut Masyarakat

Bagi masyarakat, kelompok sosial mempunyai fungsi, baik dalam tingkat sederhana maupun kompleks. Pasalnya, masyarakat pun terdiri atas berbagai bentuk kelompok sosial. Anggota masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan adanya kelompok sosial.

Secara bersamaan, suatu individu bisa bergabung dalam lebih dari satu kelompok sosial dengan peran, status, sampai posisi yang berbeda. Dalam hal ini, individu mungkin akan mengalami konflik peranan atau justru menjadi pribadi yang dapat menyesuaikan diri.

Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Tak semua orang yang berkumpul secara fisik bisa disebut sebagai kelompok. Menurut buku “Kelompok Sosial”, para sosiolog merumuskan adanya sejumlah ciri dan syarat yang menunjukkan keberadaan kelompok di masyarakat.

Selain dipahami dengan melihat perbedaan, kita juga harus melihat kelompok lewat struktur di dalamnya sebagai suatu sistem utuh.

Ciri-ciri

Berikut ialah ciri-ciri kelompok sosial menurut Wila Hulky (2012:99-100):

  1. Sedikitnya terdiri atas dua orang
  2. Punya interaksi dan komunikasi yang intim
  3. Anggota kelompoknya saling mempengaruhi
  4. Kelompok dianggap berakhir jika relasi dalam pemikiran anggotanya berakhir
  5. Ada transfer budaya dari generasi ke generasi
  6. Kepentingan dan minat bersama menjadi warna pembentuk kelompok
  7. Pembentukan kelompok bisa berdasarkan situasi yang beraneka ragam, yakni situasi yang menuntut manusia untuk bersatu

Ada pula pendapat lain terkait ciri kelompok sosial menurut Muzafir Sherif (Santoso, 1999:48), yakni sebagai berikut:

  1. Ada dorongan atau motif yangs ama pada setiap individu sampai terjadi interaksi sosial sesamanya dan setuju dalam tujuan bersama
  2. Ada reaksi dan kecakapan yang berbeda antara satu individu dengan individu lain akibat interaksi sosial
  3. Pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, yang terdiri atas peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya dalam rangka mencapai tujuan
  4. Hadirnya norma yang mengatur hubungan antaranggota kelompok

Syarat

Kita kerap melihat kumpulan manusia di berbagai tempat dalam kehidupan, seperti di halte bus atau antrian tiket. Namun, itu bukanlah kelompok sosial meski merupakan kumpulan manusia. Terdapat kriteria tertentu yang harus terpenuhi untuk kumpulan manusia disebut kelompok sosial.

Berikut syarat kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto (2014:99):

  1. Adanya kesadaran setiap anggota kelompok bahwa ia akan menjadi bagian dari kelompok tersebut.
  2. Ada hubungan timbal balik antara satu anggota dan anggota lainnya
  3. Hadirnya persamaan tertentu, seperti latar belakang, nasib, rujuan, atau ideologi yang lalu menumbuhkan rasa solidaritas di antara anggota kelompok
  4. Berkaidah, berstruktur, dan punya pola
  5. Regenerasi kelompok sosial agar terjaganya keberlangsungan kelompok

Keanggotaan Ganda dalam Kelompok Sosial

Setiap individu pasti menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu. Tak hanya menjadi anggota sebuah kelompok, kita juga umumnya akan bergabung dengan kelompok lain. Misalnya, anak-anak punya kelompok bermain, di sekolah maupun di rumah.

Berbagai kelompok sosial terus tercipta dan bertambah di tengah masyarakat karena kemudahan pembentukan dan proses bergabungnya. Setiap individu tak hanya akan menjadi anggota satu kelompok sosial, tetapi juga bisa menjadi bagian kelompok sosial lain sesuai kehendaknya, seperti dalam kelompok formal, informal, primer, sekunder, maupun yang lainnya.

Istilah keanggotaan ganda dalam buku “Kelompok Sosial” menunjukkan individu-individu yang memiliki lebih dari satu kelompok sosial. Hal ini dipicu ketika kita dihadapkan pada situasi ketika harus tergabung dalam suatu kelompok sosial, tetapi kelompok sosial kita saat ini tak bisa menjawab permasalahan yang dihadapi.

Misalnya, kita harus mengerjakan tugas yang dilakukan secara berkelompok di sekolah, sehingga kelompok keluarga tak dilibatkan. Pilihannya, kita bisa menambah kelompok dengan membentuk atau bergabung dengan kelompok yang sudah ada.

Adapun, keanggotaan ganda juga punya konsekuensi berkaitan dengan tingkat aktivitas kita. Pasalnya, keanggotaan bisa menghambat atau justru mempercepat proses sosial jika bisa memenuhi setiap peran yang mesti kita jalankan.

Bentuk Kelompok Sosial

 

Di tengah kelompok sosial manusia hidup, mulai dari keluarga, masyarakat, sekolah, sampai lingkungan kerja. Manusia pun menjalin interaksi secara intensif dalam kelompok sosialnya. Berikut ialah bentuk-bentuk kelompok sosial menurut buku “Kelompok Sosial”:

1. Kelompok Primer

Kelompok primer merupakan jenis kelompok sosial yang punya anggota relatif lebih sedikit, hubungan sosial yang lebih intim, bersifat kekeluargaan, dan interaksi sosialnya intensif. Jadi, orientasi yang dibangun kelompok primer ialah hubungan sosial di dalamnya.

2. Kelompok Sekunder

Ada pula kelompok sekunder yang merupakan kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, hubungan antaranggotanya tak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi, dan sifatnya tak begitu langgeng. Sebab itulah, kedekatan anggotanya tak begitu erat dan hanya sementara.

3. Kelompok Formal

Kelompok yang punya peraturan tegas dan diciptakan dengan sengaja oleh anggota-anggotanya demi mengatur hubungan antar sesama disebut sebagai kelompok formal atau formal group. Sistem hubungan dalam kelompok ini bersifat fungsional. Pembentukannya dilakukan demi mencapai tujuan tertentu, jadi kelompok formal punya sistem kerja yang jelas.

4. Kelompok Informal

Kelompok informal punya hubungan yang pribadi, bersifat erat, dan intim berdasarkan sistem hubungan yang dibangunnya. Tak hanya itu, kelompok ini juga tak punya struktur organisasi tertentu. Sifatnya tak resmi, tak terikat pada aturan hukum tertentu. Orientasi di dalamnya bertujuan untuk kepentingan bersama dan didasari pengalaman bersama.

5. Kelompok Referensi

Kelompok referensi menurut Paul B. Horton (1993:221) ialah suatu kelompok yang menjadi acuan ketika melakukan suatu penilaian atau kelompok yang penilaiannya sama seperti kelompok kita. Kelompok ini mampu memberi pengaruh terhadap perilaku, sikap, dan kepribadian.

6. Kelompok Membership

Kelompok membership atau membership group ialah kelompok yang didalamnya ada individu yang bergabung sebagai anggota kelompok secara fisik. Untuk menentukan keanggotaan kelompok membership, ukuran utamanya ialah proses interaksi dalam kelompok sosialnya.

7. Kelompok In-Group

Dinamika sosial dalam kelompok sosial pastilah terjadi dan ini bisa berdampak pada tingkat solidaritas kelompok tersebut. Dinamika sosial dalam beberapa kasus bisa meningkatkan solidaritas kelompok tersebut. Misalnya, perasaan senasib dalam diri seseorang yang bisa meningkatkan kedekatan antaranggota kelompok, dan inilah salah satu indikator terbentuknya in-group.

In-group merupakan kelompok sosial yang teridentifikasi dengan baik oleh setiap anggotanya sehingga mereka menganggap kelompok sebagai bagian dari hidup.

8. Kelompok Out-Group

Keberagaman latar belakang yang ada di Indonesia menimbulkan kelompok sosial yang sangat beragam pula, contohnya kelompok berdasarkan latar belakang keagamaan. Tentunya, setiap anggota kelompok sosial ini tak mungkin bergabung dengan kelompok keagamaan lain.

Grameds, kelompok lain yang tak mungkin kita ikuti karena tergabung dalam kelompok lain, misalnya dalam hal keagamaan, disebut dengan out-group. Richard T. Schaefer, sosiolog asal Amerika menyebut out-group sebagai kelompok sosial yang kedudukannya di luar individu, alias kita buka sebagai anggota kelompok itu.

Kesimpulan 

Kelompok sosial tentunya sangat penting, sebab itulah faktor pembentuk kelompok sosial juga mesti kita pahami dengan baik. Sebagai makhluk sosial, kita pasti saling tergabung dalam kelompok dan harus saling mempelajari satu sama lain demi keeratan antaranggota kelompok dan rasa solidaritas yang lebih baik.

Untuk menambah pengetahuanmu, perbanyaklah membaca dan melakukan kegiatan literasi. Dewasa ini, sudah sangat banyak buku terkait sosiologi dan berbagai pengetahuan lain yang worth it untuk dipelajari.

Bersama Gramedia.com, kamu bisa mendapatkan berbagai buku ter-update dan paling berkualitas dari toko buku online terbesar di Indonesia! Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

 

Penulis: Sevilla Nouval Evanda

Rujukan buku digital (Diakses 15 Des 22):

  • Kelompok Sosial

About the author

Aris

Saya sangat dengan dunia menulis karena melalui menulis, saya bisa mendapatkan banyak informasi. Karya yang saya hasilkan juga beragam, dan tema yang saya suka salah satunya adalah sosiologi. Tema satu ini akan selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan selalu menarik untuk dibicarakan.

Kontak media sosial Twitter saya M Aris