Agama Islam

Shalat Tarawih Hadits Hingga Bilal Tarawih

Written by Yufi Cantika

Bilal Tarawih – Bacaan bilal sesungguhnya berfungsi untuk membantu imam dalam mengingat jumlah rakaat shalat tarawih yang telah dilakukan, mengingat jumlah rakaat shalat tarawih banyak, seperti ada 8 rakaat, 20 rakaat, atau 36 rakaat. Istilah bilal sendiri awalnya mengacu kepada Bilal bin Rabah, sahabat Nabi Muhammad saw yang kemudian bertugas mengumandangkan adzan.

Namun, terkadang masih ada sebagian orang yang belum mengetahui tentang bilal tarawih. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang bilal tarawih beserta dengan bacaannya. Namun, ada baiknya kalau kita membahas tentang shalat tarawih terlebih dahulu.

Shalat Tarawih

Salat Tarawih (atau disebut juga dengan Tarawih, Tarawih, atau Tarawih) sebagai salat sunah yang kemudian dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan juga sebagai “waktu sesaat untuk istirahat”.

Waktu pelaksanaan shalat sunnah ini ialah selepas solat Isya dan biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid. Rasulullah Muhammad juga hanya pernah melakukannya secara berjemaah dalam tiga kali kesempatan. Hadis ini kmeudian menyebutkan bahwa rasulullah dan tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut salat Tarawih akan menjadi diwajibkan kepada umat muslim.

Rakaat Shalat Tarawih

Terdapat beberapa praktik mengenai jumlah rakaat serta jumlah salam pada shalat Tarawih. Pada masa Nabi Muhammad, salat Tarawih ini hanya dilakukan tiga atau empat kali saja, tanpa adanya satu pun keterangan yang kemudian menyebutkan jumlah rakaatnya. Salat Tarawih berjamaah ini juga dihentikan karena adanya kekhawatiran bahwa hal ini kemudina akan diwajibkan. Baru pada zaman khalifah Umar bin Khattab salat Tarawih ini dihidupkan kembali dengan berjamaah, dengan jumlah 20 rakaat dan dilanjutkan dengan 3 rakaat salat witir.

Sejak saat itu, umat Islam di seluruh dunia kemudian menjalankan salat Tarawih pada tiap malam-malam bulan Ramadhan dengan 20 rakaat. Empat mazhab Sunni juga memperhatikan jumlah rakaat yang berbeda, yakni pada mazhab Hanafi (8 rakaat), pada Maliki (sebagian 8 atau 20 rakaat), pada Syafi’i (20 rakaat), serta pada Hambali (sebagian 8 atau 20 rakaat).

Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus juga menjalankan salat Tarawih dengan 36 raka’at, sementara Ibnu Taimiyah turut menjalankan 40 raka’at. Penetapan shalat Tarawih hanya 8 rakaat ini juga merupakan pendapat ulama kontemporer, seperti pada Ash-Shan’ani (w.1182 H), Al-Mubarakfury (w. 1353 H) dan Al-Albani. Ash-Shan’ani Penulis Subulus-salam juga sebenarnya tidak sampai mengatakan shalat Tarawih hanya 8 rakaat, sementara pada Al-Mubarakfury memang lebih mengunggulkan shalat Tarawih 8 rakaat, tanpa menyalahkan pendapat yang 20 rakaat.

Hadis Shalat Tarawih

kompas.com

Berikut ini beberapa hadist tentang shalat tarawih.

Hadis Shalat Tarawih: Muttafaqun ‘alaih

“Sesungguhnya Rasulullah di suatu malam sedang shalat di masjid kemudian para sahabat mengikuti shalat Dia, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Dia shalat maka manusia semakin banyak (yang juga mengikuti salat nabi), kemudian mereka berkumpul di malam ketiga atau pada malam keempat. Jadi, rasulullah tidak keluar pada mereka, lalu pada pagi harinya Dia kemudian bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, serta tidaklah ada yang kemudian mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku merasa khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ serta (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan.”

Hadis Shalat Tarawih: Hadits Riwayat Thabrani serta Ibnu Nashr

“Artinya: Dari Jabir bin Abdullah radi allahu ‘anhu, ia kemudian berkata: Rasulullah pernah melakukan shalat bersama kami pada bulan Ramadhan (sebanyak) delapan rakaat dan witir (sebanyak satu rakaat). Karenanya hari berikutnya kami kemudian berkumpul di masjid serta mengharap dia keluar (untuk salat), namun tidak keluar hingga masuk waktu pagi, kemudian kami juga masuk kepadanya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah! Tadi malam kami telah berkumpul di masjid kemudian kami harapkan engkau mau salat bersama kami, maka sabdanya “Sesungguhnya aku merasa khawatir (salat itu) akan diwajibkan kepada kamu sekalian”.

Hadis Shalat Tarawih Diriwayatkan oleh Malik, Muslim, Abu Dawud, Abu Awanah, dan Ibnu Nashr.

“Aku perhatikan saat shalat malam rasulullah, yaitu (Ia) salat sebanyak dua raka’at yang sangat ringan, kemudian Ia juga salat dua raka’at dengan panjang sekali, kemudian salat dua raka’at, dan dua raka’at ini tak sepanjang dua raka’at sebelumnya, kemudian pada shalat dua raka’at (tidak sepanjang dua raka’at sebelumnya), kemudian salat dua raka’at (tidak sepanjang pada dua raka’at sebelumnya), kemudian salat dua raka’at (tidak sepanjang juga pada dua raka’at sebelumnya), kemudian witir satu rakaat, yang demikian adalah 13 raka’at”.

Hadis Shalat Tarawih: Hadits Shahih Riwayat Bukhari serta Muslim

“Artinya: Dari Abi Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia kemudian bertanya kepada ‘Aisyah radyillahu anha mengenai salat rasulullah di bulan Ramadan. Maka ia juga menjawab ; Tidak pernah Rasulullah kerjakan (tathawwu’) di bulan Ramadhan serta tidak pula di lainnya lebih dari sebelas rakaat 1) (yaitu) Ia salat dalam empat (raka’at) jangan engkau tanya tentang bagus juga panjangnya, kemudian ia salat empat (raka’at) 2) janganlah engkau tanya panjang dan bagusnya kemudian ia salat tiga rakaat”.

Pengertian Bilal Tarawih

Istilah bilal ini kemudian digunakan bagi orang yang memberikan komando dalam shalat untuk mempermudah hitungan rakaat. Dalam konsep bilal ini juga terjadi suatu hubungan tolong-menolong. Imam yang mengimami shalat tarawih juga tidak perlu menghitung lagi jumlah rakaatnya, karena bacaan bilal umumnya dibuat menyesuaikan dengan jumlah rakaat.

Misalnya, pada shalat tarawih 20 rakaat, ketika mengucapkan Abu Bakar Ash-Shiddiq berarti sudah 4 rakaat, Umar bin Khattab yaitu 8 rakaat, dan seterusnya.

Bacaan bilal sendiri tidak harus sama, serta dapat diisi atau diubah dengan bacaan apa saja. Jika dalam suatu jamaah shalat tarawih tak menggunakan bilal pun, tidak masalah, selama imam serta makmum masih ingat jumlah rakaat yang mereka lakukan. Umumnya, bilal shalat tarawih kemudian ditemukan dalam masjid yang pengerjaan shalat tarawihnya mencapai 20 rakaat, mengingat terdapat kemungkinan imam salah menghitung jumlah rakaat. Namun, bisa saja bilal tarawih ini kemudian digunakan untuk shalat tarawih dan witir, maka totalnya 11 rakaat.

Dikutip dari buku Pedoman Shalat karya Hasbi As-Shiddieqy (hlm. 536-537), Ibnu Hibban kemudian menjelaskan bahwa pelaksanaan shalat tarawih (ditambah witir) pada mulanya dikerjakan sebanyak 11 rakaat. Para ulama salaf kemudian menjalankan shalat tarawih formasi 11 rakaat dengan bacaan yang panjang. Adanya bacaan yang panjang ini kemudian dinilai memberatkan bagi para jamaah, sehingga mereka kemudian memperpendek bacaan serta menambahkan rakaat menjadi 20 rakaat (tanpa witir). Tidak hanya itu formasi shalat tarawih yang berlaku, Imam Malik juga mendirikan salat tarawih hingga mencapai 36 rakaat dengan 3 rakaat witir.

Bacaan Bilal Shalat Tarawih dan Witir 11 Rakaat 

Dikutip dari Tuntunan Shalat Sunat Tarawih serta Witir yang diedarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama di Provinsi Jambi pada tahun 2021. Adapun hal yang perlu digarisbawahi adalah bacaan ini tidaklah wajib atau mutlak. Berikut dibawah ini contoh bacaan bilal shalat tarawih dan witir 11 rakaat yang sudah disertai dengan bahasa Latin:

Bacaan Bilal Sebelum Rakaat Pertama (Sebelum Tarawih Pertama) 

Bacaan Bilal 

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ x3

Latin:

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad 3x

صَلُّوْا سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ الله

Latin:

Shollu sunnatat-tarawihi rak’ataini jami’atan rahimakumullah

Bacaan Jemaah

الصّلاةُ لآ إله إلاَّ الله

Latin:

Asholatu Laa ilaha ilallah

Bacaan Bilal Setelah Tarawih Pertama, Sebelum Rakaat 3-4 

Bacaan Bilal

فَـضْلاً مِنَ اللهِ وَ نِعُـمَةً وَمَـغْـفِرَةً وَرَحْمَةً لاَ ِالهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ المُلْكُ و لَهُ الحَمْدُ، يُحْيِـيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـرٌ

Latin:

Adl-Lam Minallaahi Wani’matan Wamaghfiratan Warahmatan Laa Ilaaha Ilaaha Illallahu Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu Yuhyii Wayumiitu Wahuwa ‘Alaa Kulli Syai-In Qadiir

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ

Latin:

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad

Bacaan Jemaah

صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ

Latin:

Shalallahu wassalam alaihi

Bacaan Bilal Setelah Tarawih Kedua, Sebelum Rakaat 5-6 

Bacaan Bilal

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْحَيِّ ا لَّذِيْ لَايَنَامُ وَلَايَمُوْتُ وَلَايَفُوْتُ أَبَدًا، سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَاوَرَبُّ الْمَلَاءِكَةِوَالرُّوْحِ، سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُللّٰهِ وَلَاإِلَهَ إِلَّااللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَاِلَّابِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيِمِ

Latin:

Subhanal malikil ma’bud, subhanal malikil ma’bud Subhanal malikil hayyillazi la yanamu wala yamutu wala yafutu abadan, Subbuhun quddusun rabbuna wa rabbul malaikatu warruh, Subhanallahi walhamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar, Wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azim.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ

Latin:

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad

Bacaan Jemaah

صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ

Latin:

Shalallahu wassalam alaihi

Bacaan Bilal Setelah Tarawih Ketiga, Sebelum Rakaat 7-8 

Bacaan Bilal

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …اَلْخِلَافَةُ ٱلرَّاشِدَةُ اَبُوْ بَكَرْ الصِّدِّيْقُ وَعُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابْ وَعُثْمَانُ بْنُ عَفَّانْ وَعَلِيْ بِنْ اَبِيْ طَالِبْ

Latin:

Khulafaur rasyidin Abu Bakar Shiddiq wa Umar bin Khattab wa ‘Utsman bin Affan wa Ali bin Abi Thaib

Bacaan Jemaah

رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

Latin:

Radhiyallahu ‘anhu

Bacaan Bilal Setelah Tarawih Keempat

Bacaan Bilal

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْحَيِّ ا لَّذِيْ لَايَنَامُ وَلَايَمُوْتُ وَلَايَفُوْتُ أَبَدًا، سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَاوَرَبُّ الْمَلَاءِكَةِوَالرُّوْحِ، سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُللّٰهِ وَلَاإِلَهَ إِلَّااللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَاِلَّابِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيِمِ

Latin:

Subhanal malikil ma’bud, subhanal malikil ma’bud Subhanal malikil hayyillazi la yanamu wala yamutu wala yafutu abadan, Subbuhun quddusun rabbuna wa rabbul malaikatu warruh, Subhanallahi walhamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar, Wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azim.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ

Latin:

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad

Bacaan Jemaah

صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ

Latin:

Shalallahu wassalam alaihi

Bacaan Bilal Shalat Witir 2 Rakaat 

Bacaan Bilal

صَلُّوْا سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Latin:

Shollu sunnatal witri rak’ataini jami’ata rahimakumullah

Bacaan Jemaah

رَحِمَكُمُ اللهُ

Latin:

Rahimakumullah

Bacaan Bilal Sebelum Shalat Witir 1 Rakaat 

Bacaan Bilal

صَلُّوْا سُنَّةَ رَكْعَةَ الْوِتْرِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Latin:

Shollu sunnata rak’atal witri jami’ata rahimakumullah

Bacaan Jemaah

رَحِمَكُمُ اللهُ

Latin:

Rahimakumullah

Demikian pembahasan tentang shalat tarawih beserta bilal tarawih dan bacaannya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds.

Jika ingin mencari buku tentang panduan shalat, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

 

Rekomendasi Buku-Buku Terkait Bilal Tarawih

Tuntunan Shalat Tarawih dan I’tikaf 

“Tuntunan Shalat Tarawih dan I’Tikaf Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani Ramadhan adalah bulan mulia yang dinanti oleh seluruh kaum Muslimin. Bulan penuh berkah, yang setiap amal ibadah akan Allah balas dengan berlipat ganda.

Semua berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan gembira dan penuh takwa. Dilanjutkan shalat tarawih pada malam harinya kemudian ditutup dengan i’tikaf pada sepuluh hari terakhirnya. Tuntunan Shalat Tarawih dan I’tikaf ini merupakan karya ulama pakar hadits ternama, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, yang membahas secara praktis seputar pelaksanaan shalat tarawih Nabi s.a.w. pada bulan Ramadhan.

Di dalamnya dijelaskan secara mendetail disertai dalil-dalil sahih mulai dari keutamaan shalat tarawih, malam lailatul qadar dan tanda-tandanya, jumlah rakaat shalat tarawih, waktu pelaksanaan shalat tarawih serta tata caranya, hingga pelaksanaan i’tikaf. Buku ini akan mengantar kita mampu meraih keberkahan bulan Ramadhan dengan amalan dan ibadah sesuai sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Selamat membaca.

Tuntunan Puasa,Tarawih & Shalat Idul Fitri

Ramadhan adalah bulan penuh berkah rahmat dan ampunan Allah SWT. Di dalamnya banyak limpahan karunia dan nikmat yang diberikan-Nya kepada umat Islam antara lain puasa shalat Tarawih dan pengunjungnya Hari Raya Idul Fitri. Dalam karya bertemakan Ramadhan Prof. Hamka menuntun umat agar dalam mengerjakan semua amal saleh selama bulan Ramadhan kaum Muslimin dapat menjalaninya dengan ikhlas hikmat dan selaras dengan tuntunan syariat baik yang fardhu maupun yang sunnah.

Dengan demikian akan dapat dirasakan hikmah dan tujuan mulia dari ibadah Ramadhan serta dapat berdampak kepada pembentukan pribadi Muslim yang kaffah. Selain itu penulis juga berhasil menangkap dengan baik gambaran kondisi sosial budaya dan karakter masyarakat negeri ini selama pelaksanaan ibadah puasa shalat tarawih hingga hari raya Idul Fitri. Beliau membahas-rinci semuanya ini berdasar perspektif manhaj Islam Al-Qur’an dan as-Sunnah sehingga membuat buku ini semakin berbobot dan berkualitas.

 

Panduan Shalat Praktis & Lengkap

ibadah shalat memiliki kedudukan yang begitu penting. Sebab, shalat adalah amalan paling pertama yang akan dihisab pada hari kiamat kelak. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Shalat adalah tiang agama; siapa yang menegakkan shalat, maka ia menegakkan agamanya.” ibadah shalat merupakan penentu amal manusia. Jika baik shalatnya, maka baik pula amalnya.

Jika buruk shalatnya, maka buruk pula amalnya. Shalat adalah ibadah mahdhah, yakni ibadah yang cara dan ketentuannya sudah diatur secara khusus dalam syariat Islam. Karenanya, memahami tata cara shalat sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW merupakan suatu kewajiban.

“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari) Buku panduan shalat ini sangat cocok bagi Anda yang ingin mempelajari tata cara shalat sesuai tuntunan Rasul SAW. Tidak hanya sekadar shalat wajib, buku ini juga mengulas materi tentang tuntunan shalat-shalat sunnah.

 

Sifat Shalat Nabi Panduan Lengkap Shalat Rasulullah Saw 

Rasulullah saw. bersabda, Bila kamu bangkit untuk shalat, maka sempurnakanlah wudhumu. Kemudian hadapkanlah dirimu ke arah kiblat, dan bertakbir lah. Kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an. Kemudian rukulah, hingga kamu benar-benar tenang dalam ruku’.

Kemudian angkatlah kepalamu hingga kamu berdiri dengan seimbang. Kemudian bersujudlah, hingga kamu benar-benar tenang dalam sujudmu. Lalu angkatlah dirimu hingga kamu duduk dengan seimbang dan tenang. Kemudian bersujudlah, hingga kamu benar-benar tenang dalam sujudmu, kemudian bangkitlah hingga kamu berdiri dengan seimbang. Kemudian kerjakanlah itu semua dalam shalatmu seluruhnya.'” (HR al-Bukhari dan Muslim)

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika