Akuntansi

Jurnal Penutup: Pengertian, Contoh Jurnal Penutup, Cara Membuat

Written by Kamal

Jurnal Penutup – Jurnal penutup merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang akan disusun pada akhir periode pembukuan. Bagian dari laporan keuangan ini digunakan untuk menutup akun nominal untuk menyiapkan neraca akhir periode.

Ada beberapa hal penting perlu dipahami dan diperhatikan saat menyusun jurnal penutup. Hal ini termasuk bagaimana cara menyusunnya, berikut komponen apa saja yang harus dicatat di dalamnya. Simak ulasan secara lengkap mengenai jurnal penutup mulai dari pengertian, cara membuat, hingga contoh kasusnya berikut ini.

1. Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup

Closing entries journal atau jurnal penutup dibuat pada akhir periode akuntansi setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Jurnal ini perlu dibuat karena ada akun yang saldonya harus masih disesuaikan hingga jumlahnya nol, agar tidak mempengaruhi transaksi periode berikutnya.

Penyusunan jurnal penutup ini disesuaikan dengan bentuk perusahaan, baik CV, firma, maupun PT. Penyusunan jurnal penutup yang dibuat fleksibel ini bertujuan untuk mempermudah pihak berkepentingan untuk mempelajarinya.

Tujuan utama dari pembuatan jurnal penutup adalah untuk menutup semua akun yang berada pada perkiraan sementara, sehingga saldonya menjadi nol. Hal ini dilakukan agar saldo pada akun modal menunjukkan kondisi yang sesungguhnya pada saat akhir periode.

Penutupan akun yang berada pada saldo sementara tersebut akan membuat saldo modal perusahaan mempunyai jumlah sama dengan neraca akhir periode. Saldo modal tersebut akan digunakan sebagai salah patokan untuk membuka pembukuan periode berikutnya.

Fungsi dari jurnal penutup berikutnya adalah memisahkan akun pendapatan dan beban. Hal ini agar kedua akun tersebut tidak bercampur dengan saldo pada periode pembukuan berikutnya. Setelah pemisahan kedua akun tersebut, maka perusahaan bisa mulai menyusun periode berikutnya.

Jurnal penutup juga berguna untuk memudahkan proses auditing karena setiap transaksi antar periode sudah dipisahkan. Pihak auditor perusahaan akan dengan mudah transaksi yang berada dalam beberapa periode akuntansi sekaligus.

Kegunaan terakhir dari jurnal penutup adalah untuk membantu menyajikan laporan keuangan secara riil dari perusahaan setelah penutupan pembukuan dalam satu periode. Laporan keuangan yang disajikan pada akhir periode tersebut hanya memuat aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan.

Selanjutnya, ada beberapa komponen yang nantinya akan ditutup, yaitu akun nominal dan pembantu modal. Jenis akun tersebut akan ditutup agar saldonya menjadi nol, sehingga tidak berpengaruh pada transaksi keuangan perusahaan pada periode selanjutnya.

Pelajari mengenai dasar akuntansi dan cara mudah untuk membuat jurnal melalui buku Pengantar Akutansi: Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Transaksi yang ada di bawah ini.

beli sekarang

2. Cara Membuat Jurnal Penutup

Format laporan penutupan keuangan perusahaan ini susunannya sama dengan jurnal umum. Entri jurnal yang disusun pada akhir periode ini digunakan untuk mentransfer saldo ke akun permanen. Saldo yang ditransfer tersebut berasal dari akun nominal di dalam buku besar.

Pembuatan jurnal penutup dilakukan ketika penyusunan laporan keuangan tahunan perusahaan sudah selesai dilakukan. Setiap akun nominal akan dipastikan saldonya kembali berjumlah nol agar perusahaan bisa memulai siklus akuntansi pada periode berikutnya.

Penyusunan jurnal penutup ini sebenarnya didasarkan pada laporan laba rugi milik perusahaan. Pihak akuntan perusahaan tidak perlu bingung lagi untuk membuka laporan keuangan lainnya, karena pada laba rugi sudah dipaparkan angka nominalnya secara rinci.

Format jurnal umum yang dibuat sama seperti general journal juga mempunyai tujuan utama untuk mempercepat proses pengerjaan. Di samping itu, format tersebut juga dianggap akan memudahkan pihak auditing untuk memeriksa akun apa saja yang ada dalam jurnal penutup.

Komponen yang ada di dalam jurnal penutup antara lain adalah akun pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Berikut adalah ulasan lengkap terkait semua komponen akun yang harus disusun di dalam jurnal penutup pada akhir periode.

Dalam membuat laporan keuangan terdapat elemen yang penting di dalamnya seperti daftar nama akun yang sistematis, saldo nilai uang yang beredar dalam tiap segmen aktivitas, dan perhitungannya menggunakan akuntansi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan perusahaan yang dibahas pada buku Pengantar Akuntansi Edisi Kedua.

beli sekarang

2.1.1 Akun Pendapatan

Akun pendapatan berisi setiap transaksi terkait penghasilan yang diterima oleh perusahaan dalam satu periode. Pada umumnya penghasilan perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu akibat adanya kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan lainnya.

Pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan contohnya adalah pemasukan perusahaan saat berhasil melakukan penjualan barang atau jasa. Jenis pendapatan yang satu ini dipengaruhi oleh faktor produksi perusahaan.

Jenis pendapatan lainnya di perusahaan berhubungan dengan penghasilan di luar kegiatan operasional utama, misalnya seperti karena adanya penjualan mesin. Seluruh penghasilan tersebut akan di posting di dalam buku besar khusus akun pendapatan

Pada proses pembuatan laporan keuangan, setiap akun penghasilan di dalam buku besar akan ditutup dan dipindahkan saldonya ke dalam ikhtisar laba rugi pada saat entry jurnal di akhir. Penutupan akun penghasilan tersebut cukup mudah, yaitu dengan membalik posisi saldonya.

Pasangan akun penghasilan perusahaan saat entri jurnal penutup adalah ikhtisar laba/rugi. Akun pendapatan direkam pada posisi debet, sementara ikhtisar laba rugi menempati kredit. Berikut adalah contoh cara mengentri jurnal penutup untuk akun pendapatan.

Nama Akun Debet Kredit
Pendapatan Jasa Rp.15.000.000
Ikhtisar Laba/Rugi Rp.15.000.000

Akun penghasilan mempunyai saldo normal berada di sebelah debet, sehingga pada saat entri jurnal penutup saldonya akan dipindahkan menjadi pasangan. Setelah jurnal penutup selesai dibuat, maka saldo di dalam akun pendapatan akan berjumlah nol.

Perlu diketahui juga bahwa pada perusahaan dagang, terdapat sedikit perbedaan dengan bidang jasa terkait akun pendapatannya. Pada perusahaan jasa biasanya pemasukan perusahaan akan dicatat ke dalam pendapatan usaha, semetara pada usaha dagang akan diposting pada akun penjualan

2.2.2 Akun Beban

Beban merupakan bentuk pengeluaran perusahaan selama satu periode untuk menjalankan kegiatan operasional agar bisa mendapatkan keuntungan. Sama halnya seperti penghasilan, beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu beban usaha dan beban lainnya.

Akun beban usaha mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan. Contoh dari beban usaha ini antara lain adalah, penyusutan peralatan, pembayaran gaji karyawan, dan biaya listrik perusahaan.

Jenis pengeluaran yang berikutnya yaitu beban lain-lain dalam hal ini tidak lain adalah pengeluaran yang tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan operasional perusahaan. Bentuk pengeluaran lain-lain yang dibebankan pada perusahaan ini salah satunya adalah beban bunga dari pinjaman bank.

Cara penutupan beban ini dilakukan dengan memindahkan akun yang berkaitan ke dalam jurnal. Akun beban ini diletakkan pada sisi kredit pada jurnal penutup, sebab saldo aslinya berada di debet, sehingga harus dibalik.

Pasangan dari akun beban saat dicatat ke dalam jurnal penutup adalah ikhtisar laba/rugi. Fungsi dari akun ikhtisar laba/rugi adalah untuk mengetahui jumlah total beban perusahaan untuk menghitung profit perusahaan. Berikut adalah contoh untuk mengentri jurnal penutup akun beban.

Pada perusahaan dagang jenis pengeluaran dibedakan menjadi beban operasional dan administrasi umum. Beban operasional merupakan pengeluaran langsung milik perusahaan yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan dan penjualan barang dagang.

Beban administrasi umum adalah bentuk pengeluaran perusahaan untuk aktivitas perkantoran manajerial yang bertindak untuk membuat perencanaan dan konsep penjualan. Kedua beban ini diselenggarakan di 2 tempat berbeda, yaitu area kantor dan pusat pergudangan.

Nama Akun Debet Kredit
Ikhtisar Laba/Rugi Rp.7.500.000
    Beban Perlengkapan Rp.1.000.000
    Beban Penyusutan Mesin Rp. 2.400.000
    Beban Gaji Rp. 3.600.000
    Beban Bunga Rp.   500.000

2.3.3 Ikhtisar Laba/Rugi

Komponen berikutnya yang harus dicantumkan di dalam jurnal penutup adalah akun ikhtisar laba rugi. Cara yang digunakan untuk menutup ikhtisar laba rugi mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan akun beban dan pendapatan/.

Akun ikhtisar laba rugi ditutup setelah penyusunan laporan keuangan dengan cara memindahkan saldonya ke dalam rekening modal. Ada dua jenis cara yang bisa dilakukan untuk membuat jurnal penutup akun ikhtisar laba/rugi. Ini tergantung kondisi perusahaan, apakah kemungkinannya menjadi profit atau resiko.

Apabila perusahaan mengalami laba, dimana pendapatan lebih besar dibandingkan dengan beban, maka akun ikhtisar laba rugi akan dicatat pada posisi debet. Berikut adalah contoh penutupan akun ikhtisar laba rugi saat perusahaan mengalami profit.

Nama Akun Debet Kredit
Ikhtisar laba/rugi Rp. 17.000.000
  Modal  Rp.17.000.000

 

Ada pula kemungkinan lain yang juga bisa terjadi berkaitan dengan keuangan perusahaan, yakni timbulnya kerugian. Ketika perusahaan mengalami kerugian tersebut, maka saat menyusun jurnal penutupan akun ikhtisar laba/rugi akan diposting pada sisi kredit, dengan contoh sebagai berikut.

Nama Akun Debet Kredit
Modal Rp. 10.000.000
  Ikhtisar Laba Rugi Rp.10.000.000

Setiap kondisi akun ikhtisar laba/rugi di dalam jurnal penutup harus diposting karena mempunyai pengaruh terhadap modal untuk periode akuntansi yang berikutnya. Modal yang dimiliki perusahaan akan bertambah atau berkurang sesuai dengan posisinya di jurnal penutup.

2.4.4 Akun Prive

Akun terakhir yang harus ditutup saat menyusun jurnal akhir periode ini adalah akun prive. Pengertian dari prive merupakan pengeluaran pribadi oleh pemilik perusahaan yang biasanya mempunyai jumlah minim.

Prive tersebut harus diposting ke dalam buku besar untuk selanjutnya diadakan penutupan dalam jurnal akhir periode. Pengeluaran perusahaan berbentuk prive ini akan mempengaruhi posisi modal, meskipun hanya dalam jumlah kecil.

Prive ini nantinya akan dicatat pada sebelah kredit jurnal penutup, sementara bagian debet akan diisi dengan modal. Penarikan modal milik pribadi tersebut akan mempengaruhi nominal dalam saldo modal perusahaan untuk periode akuntansi berikutnya.

Hal yang harus diperhatikan sebelum membuat jurnal penutup adalah, sebaiknya pemilik tidak mengambil modal tersebut secara berlebihan. Pengambilan modal yang dilakukan terlalu sering dan berlebihan harus dihindari agar kestabilan keuangan tetap bisa dipertahankan.

Pada proses penyusunan jurnal penutup, posisi akun prive berada di sebelah kredit, sementara pada bagian debitnya akan diisi oleh modal. Berikut adalah contoh untuk membuat jurnal penutup yang berkaitan dengan laporan penutupan akun prive.

Nama Akun Debet Kredit
Modal Rp. 1.000.000,-
  Prive Rp.1.000.000

3. Contoh Kasus Jurnal Penutup

Mempelajari cara untuk menyusun jurnal penutup tidak lengkap rasanya jika tanpa disertai dengan contoh kasus. Pembuatan jurnal penutup bisa didasarkan pada neraca dan laporan rugi pada tahun bersangkutan untuk mengetahui poin apa saja yang ada di dalam laporan keuangan.

Bentuk dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat didesain dengan model yang sesederhana mungkin agar memudahkan proses pembalikan. 

Dalam hal ini, laporan keuangan perusahaan dagang terbilang lebih kompleks karena ada akun penjualan yang sebagai pendapatan. Di samping itu, ada pula akun-akun lain yang terkait dengan penjualan, sehingga diperlukan kejelian saat menyusunnya.

Akun beban pada perusahaan dagang juga dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk proses produksi dan penyelenggaraan pengelolaan kantor. Kedua jenis beban tersebut harus dimasukkan ke dalam jurnal penutup. Berikut adalah contoh kasus untuk menyusun jurnal penutup yang ada di suatu perusahaan.

PT Makmur Sentosa

Neraca

Per 31 Desember 2020

Nama Rekening  Jumlah (Rp) Nama Rekening  Jumlah (Rp)
Kas 28.500.000 Hutang usaha 20.650.000
Piutang 15.750.000 Utang bunga         80.000
Persediaan Barang   2.100.000 Utang bank 34.800.000
Perlengkapan      500.000
Gedung 75.000.000 Modal usaha,  71.120.000
Ak Peny. Gedung   4.000.000
Peralatan 10.000.000
Ak. Penyusutan Peralatan   1.200.000
Jumlah 126.650.000 126.650.000

 

Setiap akun yang ada dalam laporan laba rugi harus dipindahkan semuanya ke dalam jurnal penutup. Pemindahan akun tersebut dilakukan dengan proses pembalikan agar saldonya menjadi nol dan tidak perlu lagi dicantumkan untuk neraca awal periode berikutnya.

Profit milik perusahaan yang didapatkan dari laporan laba rugi akan dimasukkan ke dalam laba bersih yang ditahan atau tambahan modal. Hal tersebut ditandai dengan penutupan akun ikhtisar laba rugi dan bertambahnya nominal modal pada neraca.

Dalam mempelajari mengenai akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan auditing dengan adanya perkembangan zaman saat ini, Grameds dapat membaca buku Pengantar Akuntansi Keperilakuan Sebuah Eksloprasi Model Konseptual Bagi Pemula.

beli sekarang

4. Rekomendasi Buku Akuntansi

Berikut ini adalah buku rekomendasi mengenai akuntansi. Buku terdiri dari buku pengantar akuntansi, akuntansi biaya, dan buku akuntansi keuangan

Akuntansi Biaya: Teori & Penerapannya

Akuntansi Dasar 1 dan 2

Auditing Dan Asurans: Integrated And Comprehensive Edition (Pemeriksaan Akuntansi Berbasis Standar Audit Internasional)

Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak

Pengantar Akuntansi Berdasarkan Sak Etap Dan Ifrs, Edisi Rev

Kajian Riset Akuntansi

Akuntansi Sektor Jasa & Dagang Untuk Usaha Kecil & Menengah

Akuntansi Keuangan Menengah

Materi Terkait Jurnal Penutup

5. Kesimpulan Jurnal Penutup

Jurnal penutup merupakan bagian yang penting dari proses pembukuan keuangan perusahaan di akhir periode agar tidak ada akun nominal di neraca awal periode berikutnya. Akun nominal harus dibalik agar posisi saldonya menjadi nol karena berkaitan dengan operasional satu periode saja.

Proses pencatatan jurnal penutup dapat dilakukan dengan memindahkan akun dan saldo yang ada di laporan laba rugi, namun dengan posisi pembalikan. Akun nominal ini akan dibalikkan agar menjadi posisi permanen di neraca.

Ada 4 komponen yang harus dimasukkan ke dalam jurnal penutup, yaitu pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Setiap komponen opsional sifatnya karena didasarkan pada aktivitas operasional pribadi perusahaan.

Selanjutnya, karena jurnal penutup ini perannya sangat penting dalam pembukuan keuangan perusahaan di periode saat ini maupun periode berikutnya, penyusunan jurnal ini harus dilakukan sebaik mungkin. Detail setiap aspek yang dicantumkannya pun harus diteliti dengan benar.

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.