Akuntansi

Pengertian Audit: Jenis, Tujuan, dan Tahapan dalam Proses Audit

pengertian audit
Written by Kamal

Pengertian Audit – Hampir kebanyakan orang yang sudah pernah berhubungan dengan urusan bisnis atau perusahaan pasti memahami tentang kepemilikan data. Dalam menjalankan sebuah bisnis atau mengoperasikan sebuah perusahaan, kepemilikan data memegang fungsi yang sangat penting. Hal itu merupakan sebuah perangkat yang dapat membuat bisnis atau perusahaan menjadi prospek dan progresif.

Kepemilikan data menjadi penting dimaksudkan sebagai tujuan melakukan evaluasi terhadap data penjualan, stok produk yang tersedia, hingga data keuangan wajib dari pelaku bisnis atau pemilik perusahaan. Apabila kepemilikan data dapat dikelola dengan baik, maka akan dapat berdampak menjadikan bisnis atau perusahaan menjadi lebih efektif dan memiliki untuk berkembang dengan lebih cepat.

Namun, akan menjadi masalah dan dapat menimbulkan kendala apabila banyak data yang dikelola tidak memiliki keakuratan yang tinggi. Data yang tidak berguna tersebut sangat memungkinkan akan menghasilkan informasi yang salah sehingga menghasilkan keputusan yang diambil menjadi tidak tepat. Pengambilan keputusan yang tidak tepat tersebut akan sangat berdampak pada perkembangan bisnis, yang nantinya bisa mengakibatkan bisnis atau perusahaan merugi secara skala besar.

Beli Buku di Gramedia

Dalam menghindari munculnya data yang tidak berguna atau informasi yang salah, bisnis atau perusahaan bisa melakukan sebuah kegiatan untuk melakukan peninjauan ulang. Kegiatan peninjauan ulang biasa disebut dalam dunia bisnis dengan istilah audit. Audit pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk melakukan peninjauan ulang data yang akurat dengan bersumber kepada data dan informasi yang benar.

Walaupun terlihat tidak begitu berdampak dalam beberapa saat, namun audit memegang peranan yang sangat luas dalam meningkatkan pengoperasian sebuah bisnis atau perusahaan. Audit sendiri dapat menjadi sumber pertimbangan bagi pelaku bisnis atau pemilik perusahaan dalam menentukan keputusan atau tindakan yang tepat dan relevan.

Nah, artikel ini akan membahas tentang seluk beluk dari audit. Mulai dari pengertian, jenis, tujuan, hingga manfaatnya. Bagi Kamu yang ingin mengetahui dan memahami soal audit bisa menyimak penjelasan di bawah dengan seksama.

A. Pengertian Audit

Sesuai dengan yang sudah disampaikan di atas, audit merupakan suatu kegiatan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap segala data yang benar dari setiap laporan yang dibuat. Hal tersebut dimaksudkan untuk melakukan pengecekan data yang bisa digunakan untuk memastikan ketepatannya. Proses audit sendiri membutuhkan data atau informasi pada sebuah laporan tertulis untuk dilakukan pemeriksaan secara detail sehingga tidak ada yang tidak berguna atau salah.

Proses audit juga memiliki pengertian sebagai kegiatan evaluasi terhadap organisasi, sistem, prosed, hingga produk dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Proses audit sendiri tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, mengingat sifat yang penting, audit harus dilaksanakan oleh pihak yang memahami tentang audit sehingga menghasilkan keputusan yang objektif dan jujur. Pihak yang melakukan audit biasanya disebut dengan auditor.

Audit pada umumnya merupakan evaluasi untuk laporan keuangan saja, mulai dari komponen perorangan, bahkan juga sampai tingkat perusahaan. Selanjutnya, proses audit menghasilkan suatu data yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menjadi dasar dan bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah keputusan.

Beli Buku di Gramedia

Audit sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting layaknya sebuah laporan keuangan. Apabila ada kesalahan pada laporan keuangan, tentu akan sangat memengaruhi hasil akhir dari laporan keuangan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, data yang akurat akan sangat memengaruhi segala keputusan yang dapat diambil oleh bisnis atau perusahaan. Data yang tepat pada akhirnya juga akan membuat laporan keuangan dalam kebijakan ke depan menjadi lebih tepat atau akurat.

Misalnya saja, ada sebuah pabrik bahan makanan yang melakukan laporan keuangan. Menurut data yang ada dalam laporan keuangan, modal yang digelontorkan dari pembelian bahan baku disebut sudah sesuai dengan kenyataan. Kebenaran itu juga sudah dimuat dalam laporan keuangan. Nah, auditor dapat melakukan pengujian ulang terkait kebenaran data tersebut. Audit sama halnya menjadi penguji terakhir sebuah data sehingga perusahaan bisa memiliki data yang tepat untuk ke depannya.

Apabila pihak yang melakukan audit menemukan adanya pemasukan yang tidak optimal dan pengeluaran yang tidak efektif, maka bisnis atau perusahaan memiliki alasan yang logis dan tepat sesuai dengan laporan keuangan untuk melakukan evaluasi dan perubahan ke depannya. Hal itulah yang membuat audit memegang pengaruh yang sangat besar dalam sebuah bisnis atau perusahaan terkait pengoperasian untuk periode tertentu dan perkembangan perusahaan selanjutnya.

B. Jenis-Jenis Audit

Setelah menyimak penjelasan tentang pengertian audit di atas, berikut ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis dari audit. Audit sendiri memiliki dua jenis yang dapat dikelompokkan berdasarkan ruang lingkup kegiatannya. Dua jenis audit berdasarkan ruang lingkup kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Audit Umum

Audit umum dapat diartikan sebagai kegiatan peninjauan kembali sekaligus evaluasi yang dilaksanakan melalui pihak audit atau auditor yang independen dan kompeten. Audit umum sebenarnya hampir sama dengan proses audit pada biasanya, audit dapat dilaksanakan dengan menggunakan dasar standar profesional akuntan publik hingga kode etik yang berlaku. Hal tersebut menjadikan audit umum sebagai jenis audit yang paling sering digunakan perusahaan dalam melakukan pemeriksaan ulang laporan agar mendapatkan informasi yang tepat.

2. Audit Khusus

Berbeda dengan audit umum, audit khusus hanya memiliki ruang lingkup yang lebih terbatas. Namun, secara fungsinya hampir sama dengan audit umum. Audit khusus cukup sering digunakan dalam perusahaan untuk melakukan pemeriksaan pada beberapa divisi yang ditentukan, hal itu juga hanya pada periode setahun terakhir saja.

C. Jenis Opini Auditor Pada Audit Keuangan

Selanjutnya, akan dibahas lebih lanjut tentang jenis opini auditor seperti pada audit keuangan. Pada proses audit, pihak auditor terkadang akan mengungkapkan opini terkait laporan keuangan yang sudah diperiksa. Opini auditor di sini juga dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, di antaranya yaitu:

Beli Buku di Gramedia

1. Unqualified Opinion

Pertama, unqualified opinion atau biasa disebut dengan opini yang wajar tanpa pengecualian. Opini auditor ini bisa dimaksudkan merupakan sebuah pendapat dari auditor tanpa menyertakan opsi keberatan tentang berbagai poin penting keuangan bisnis atau perusahaan yang disampaikan oleh pihak dari manajemen. Laporan audit ini merupakan bentuk laporan yang sering dilakukan oleh auditor ketika menemukan beberapa keadaan tertentu.

Keadaan pertama yang sering dihadapi auditor untuk unqualified opinion adalah bukti dari audit telah lengkap dan cukup sesuai keperluan. Auditor sendiri memiliki peran yang hampir sama juga sehingga perlu memastikan bahwa sudah ada ketaatan dalam melakukan pekerjaan lapangan. Tidak hanya itu, standar umum yang sudah disetujui harus ditaati oleh auditor dalam proses melakukan peninjauan ulang.

Sementara, keadaan selanjutnya adalah laporan keuangan telah ditentukan secara konsisten dan telah menggunakan prinsip dalam akuntansi umum yang berlaku di Indonesia. Hal tersebut memuat penyertaan penjelasan yang cukup pada bagian catatan kaki, sama halnya dengan laporan keuangan tersebut.

Nah, keadaan terakhir dari unqualified opinion adalah tidak adanya informasi yang memiliki sifat tidak pasti mengenai perkembangan bisnis atau perusahaan untuk beberapa waktu mendatang. Hal ini berarti, isi dari laporan yang diaudit bisa digunakan untuk melakukan perkiraan dan bisa dipecahkan dengan tepat dan baik.

2. Qualified Opinion

Setelah unqualified opinion, jenis opini auditor pada audit keuangan adalah qualified opinion atau bisa dikatakan sebagai opini yang wajar, tetapi dengan sebuah pengecualian. Opini jenis ini maksudnya yaitu pihak dari auditor yang sedang melakukan pemeriksaan laporan keuangan mengungkapkan pendapat tentang masalah tertentu. Walaupun begitu, masalah yang diungkapkan oleh auditor terhadap laporan keuangan tidak memberikan dampak secara material.

Hal yang membuat auditor mengungkapkan qualified opinion biasanya adalah kurangnya bukti kompetensi atau pembatasan pada laporan keuangan dalam lingkup audit secara material. Namun, tidak adanya bukti pada laporan keuangan tidak cukup memberikan dampak secara menyeluruh.

Selain itu, auditor memberikan qualified opinion ketika meyakini adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang terindikasi adanya penyimpangan tersebut juga dapat memberikan dampak secara material, hanya saja tidak terlalu berdampak secara menyeluruh terhadap laporan keuangan. Hal itu berarti, laporan keuangan yang disampaikan kurang cukup bukti kompetensi sehingga tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.

3. Disclaimer Opinion

Disclaimer opini merupakan opini auditor yang memiliki jenis sebagai opini yang diungkapkan untuk melakukan penolakan. Penolakan yang dimaksudkan sama halnya dengan auditor yang menolak untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan dari pihak manajemen. Hal tersebut biasanya terjadi dikarenakan munculnya pembatasan pada luasnya pemeriksaan. Tidak hanya itu, penolakan juga bisa saja dipengaruhi oleh jumlah perkiraan yang tidak pasti pada laporan keuangan yang diberikan.

4. Adverse Opinion

Jenis opini dari auditor yang terakhir bisa disebut dengan adverse opinion. Adverse opinion sendiri dapat dipahami sebagai pendapat yang diberikan oleh auditor terkait ketidaksetujuan pada laporan keuangan yang dilakukan pemeriksaan. Adverse opinion ini bisa jadi muncul dikarenakan pihak auditor meyakini data yang termuat dalam laporan keuangan yang diperiksa tidak memenuhi uji kelayakan.

D. Tujuan dari Melakukan Audit

Sebuah bisnis atau perusahaan melakukan audit pada dasarnya adalah kegiatan pemeriksaan ulang. Dalam sebuah bisnis atau perusahaan memiliki tujuan agar audit dapat memberikan bantuan pada bisnis atau perusahaan sehingga bisa semakin berkembang selanjutnya. Dalam melakukan audit, auditor melakukan pemeriksaan pada hal-hal seperti kelengkapan, ketepatan, eksistensi, penilaian, klasifikasi, pengungkapan, hingga pisah batas atau cut off.

Beli Buku di Gramedia

Sebagai kegiatan yang memiliki dampak yang sangat besar, audit mampu memberikan pengaruh kepada bisnis atau perusahaan dalam melakukan pengambilan kebijakan dengan tepat dan akurat. Oleh karena itu, bisnis atau perusahaan yang memiliki data yang lengkap dan akurat sangat berpotensi untuk dapat maju dan berkembang. Hal itulah yang membuat audit menjadi sangat penting, sehingga bisnis dan perusahaan dapat memiliki dan menggunakan data yang tepat, sehingga meminimalisasi adanya pengambilan kebijakan yang asumtif atau tidak mendasar.

E. Tahapan Penting Proses Audit Agar Sukses

Dalam memaksimalkan kegiatan audit, ada beberapa tahap dan langkah yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Namun, perlu diketahui bahwa setiap tahap dan langkah dalam audit sangat menentukan keberhasilan dari audit yang dilaksanakan dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Nah, berikut ini adalah 6 tahap atau langkah yang sangat menentukan maksimal atau tidak maksimal sebuah kegiatan audit.

1. Menyiapkan Dokumen yang Diperlukan

Tahap atau langkah pertama untuk menyukseskan proses audit yaitu pihak bisnis atau perusahaan melengkapi dokumen sesuai permintaan dari auditor. Pihak auditor biasanya mengirimkan daftar berkas kepada manajemen bisnis atau perusahaan sebelum proses audit berjalan. Daftar berkas dari pihak auditor sendiri biasa disebut dengan audit checklist.

Proses audit biasanya memerlukan dokumen seperti rekening koran, nota keuangan, hingga buku besar. Terkadang juga, pihak auditor memberikan arahan kepada pihak manajemen untuk mengirimkan bagan atau struktur organisasi dari sebuah bisnis atau perusahaan yang akan diaudit. Pengetahuan terkait struktur organisasi tersebut digunakan pihak auditor untuk mengetahui daftar nama dewan hingga komite lain yang berperan penting dalam organisasi tersebut.

2. Merencanakan Proses Audit yang Akan Dilakukan

Selanjutnya, tahap atau langkah kedua adalah melakukan perencanaan proses audit. Proses audit yang dilakukan akan disesuaikan dengan dokumen yang telah dikirimkan pihak manajemen. Proses audit yang dilakukan berbeda-beda, hal itu menyesuaikan karakteristik yang dimiliki oleh pihak auditor. Namun, pihak auditor pada dasarnya tetap harus mengikuti kode etik yang berlaku, sepertinya beberapa poin atau alur yang wajib dijalankan.

Dalam keadaan tertentu, pihak auditor bersama timnya juga dapat menyarankan untuk diselenggarakan workshop risiko. Hal ini bertujuan untuk membangun kesepahaman agar proses audit yang berlangsung secara lancar dan tidak menimbulkan potensi masalah. Ketika dalam workshop ditemukan potensi masalah dalam proses audit, pihak auditor akan menyusun rencana audit yang tepat.

3. Mencari Jadwal Pelaksanaan Rapat Terbuka Sebelum Proses Audit

Setelah dokumen sudah siap dan perencanaan dari auditor sudah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan jadwal pelaksanaan rapat terbuka sebelum proses audit dilakukan. Dalam menyusun jadwal, pihak auditor akan menghadirkan beberapa staff penting perusahaan dalam rapat terbuka sebelum proses audit dilakukan, seperti Manajemen Senior, Staf Administrasi Utama, atau General Affair.

Rapat terbuka ini dilaksanakan dengan tujuan supaya pihak auditor dapat menjelaskan informasi tentang Audit Scope. Audit Scope bisa juga dikatakan sebagai ruang lingkup proses audit yang dilakukan kepada manajemen bisnis atau perusahaan. Rapat terbuka sebelum proses audit ini biasanya menyampaikan durasi pelaksanaan audit hingga beberapa hal lain yang perlu untuk dibahas lebih lanjut.

Rapat terbuka ini dapat memberikan gambaran dari proses audit yang akan dilakukan. Selain itu, pihak auditor juga dapat mengungkapkan poin penting yang perlu disampaikan kepala staf perusahaan kepada organisasi yang dipimpin. Hal itu dikarenakan, proses audit biasanya melakukan wawancara kepada beberapa karyawan penting dari sebuah bisnis atau perusahaan. Pelaksanaan rapat terbuka ini akan sangat menentukan kelancaran proses audit.

4. Mulai Melaksanakan Kerja Lapangan Pasca Rapat Terbuka

Langkah selanjutnya adalah memulai kerja lapangan dengan melakukan komunikasi kepada anggota staf perusahaan untuk meninjau prosedur dalam proses audit. Beberapa pihak auditor juga akan melakukan pemeriksaan pada aspek kepatuhan manajemen dari sebuah bisnis atau perusahaan terkait laporan keuangan secara tertulis melalui ketentuan PSAK.

Selain itu, pihak auditor juga akan melakukan evaluasi kontrol internal untuk memastikan bahwa manajemen sudah menyiapkan proses audit dengan memadai dan bisa dipertanggungjawabkan. Pihak bisnis atau perusahaan yang sudah sesuai dengan kode etik yang berlaku, maka pihak auditor akan melanjutkan proses audit pada tahapan berikutnya.

Pada tahapan berikutnya biasanya pihak auditor akan berdiskusi dengan pihak bisnis atau perusahaan tentang masalah yang muncul. Dengan demikian, pihak bisnis atau perusahaan bisa melakukan persiapan atau memberikan pendapat tentang masalah yang muncul dalam proses audit yang dilakukan.

5. Menyiapkan Laporan Audit

Tahapan proses audit selanjutnya adalah melakukan persiapan dan penyusunan laporan audit yang sudah dilaksanakan. Laporan audit akan memuat berbagai informasi yang berhasil diperoleh dari proses audit. Laporan audit merupakan informasi yang dijelaskan secara rinci tentang kesalahan atau masalah yang ditemukan setelah melakukan pemeriksaan ulang data yang dimiliki oleh sebuah bisnis atau perusahaan.

Adanya informasi terkait kesalahan atau masalah yang ditemukan dalam laporan audit, pihak auditor akan memberikan saran dan masukan. Pihak bisnis dan perusahaan yang menerima hasil laporan audit menandakan proses audit sudah selesai dilaksanakan. Hal tersebut akan sangat berdampak kepada perusahaan untuk memahami solusi yang bisa dilakukan.

6. Meminta Tanggapan Klien pada Rapat Penutupan

Tahap terakhir dalam proses audit adalah mengadakan rapat penutupan dengan pihak perusahaan atau bisnis agar mendapatkan data yang lebih rinci dan lebih tepat. Dalam rapat penutupan ini, pihak auditor akan menyimak segala tanggapan serta pendapat dari pihak perusahaan atau bisnis tentang masalah atau temuan dalam laporan audit. Pihak auditor juga akan melakukan pendeskripsian terkait perencanaan pada pihak perusahaan atau bisnis sehingga bisa mengatasi temuan atau masalah dalam laporan audit.

Dalam rapat penutupan tersebut, pihak auditor juga memberikan informasi terkait tanggal penyelesaian proses audit untuk disepakati pihak perusahaan atau bisnis. Selain itu, pihak perusahaan dan pihak auditor juga bisa melakukan diskusi tentang isi dari laporan audit, sehingga bisa menghasilkan laporan audit yang lebih lengkap.

Apabila saat melakukan diskusi kembali ditemukan masalah dalam pelaksanaan proses audit, pihak perusahaan dan pihak auditor dapat menentukan solusi bersama dalam rapat penutupan. Hal itu bertujuan agar pada saat audit sudah selesai dilaksanakan, pihak perusahaan tidak mengusulkan untuk membahas audit kembali. Oleh karena itu, pihak perusahaan atau bisnis harus berkompeten dan memadai dalam mematuhi segala proses audit.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Kamal

Perkenalkan nama saya Kamal dan saya sangat suka menulis tentang trivia. Terlebih, tema-tema tentang akuntansi. Selain akuntasi, saya juga suka menulis tentang ilmu pengetahuan dan juga ekonomi.