in

Review Novel The Haze Inside Karya Aiu Ahra

The Haze Inside – Aiu Ahra merupakan seorang penulis yang berasal dari Sumatera Utara. Novel yang berjudul The Haze Inside akhirnya terbit dalam bentuk terbaiknya setelah melalui proses yang tidak sebentar. Saat mengerjakan naskah, penulis mengalami jatuh bangun yang menjadi satu kisah terangkum rapi dalam ingatannya.

Bagaimana sulitnya memetakan ulang cerita hingga menjadi utuh, bagaimana hampir menyerahnya dan tidak ingin menulis kembali, namun panggilan untuk menulis akan tetap mendesak dalam hati. Dan pada akhirnya menjadi satu novel yang membuat para pembaca tertarik.

Cerita yang ada pada novel The Haze Inside ini mengisahkan memiliki latar belakang tentang kehidupan pesantren. Maka dari itu, ada banyak sekali hal yang akan kita ketahui setelah membaca novel ini.

Lalu, penasaran dengan jalan cerita dari novel The Haze Inside? Supaya kamu jadi semakin yakin untuk memiliki buku ini, maka simak ulasan review The Haze Inside ini sampai selesai, ya.

Mengenal Aiu Ahra, Penulis The Haze Inside

Aiu Ahra merupakan salah satu penulis yang lahir pada tanggal 3 Januari 1992 di Pakkat – Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Beliau menyukai langit dan bintang, bahkan cenderung menyukai hal-hal random yang biasanya dapat memunculkan ide-ide baru. Bagi penulis, ide merupakan suatu kejutan yang diberikan oleh Allah untuk ia eksplor dalam imajinasinya serta kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru.

Buku-buku yang sudah Aiu Ahra terbitkan ada beberapa macam, antara lain Autumn Sky (2012), Tokyo in Love (2013), Song of The Wind (2013), Move on (2013), #CrazyLove : Mantan (2014), Bouteille (2015) dan Married in Trouble (2016). Penulis juga berniat untuk terus menulis karena telah berkomitmen bahwa menulis merupakan bagian dari dirinya yang sulit dipisahkan.

Sinopsis Novel The Haze Inside

Judul Buku  : The Haze Inside

Penulis : Aiu Ahra

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Diterbitkan : Republika Penerbit Cetakan 1 Mei 2022

Ukuran dan Hal : 13,5 x 20,5 cm; xii + 364

No ISBN : 978 – 623 – 279 – 139 – 8

Editor : Triana Rahmawati

Layout : Alfian

Illustrator : Ookamiura Aoi

Desain Sampul : Resoluzy Media

Harga : Rp80.750

Novel The Haze Inside sebagai salah satu novel pertama dari project Graduation Series. Novel ini ditulis oleh Aiu Ahra bersama Republika Penerbit. Dalam novel ini juga dapat dibaca oleh semua usia, terutama bagi para anak sekolahan yang masih dalam tahap mencari jati diri untuk kehidupan di masa yang akan datang.

The Haze Inside mewakili pergolakan batin para remaja yang sedang mencari dan dipenuhi tanda tanya, cita-cita, tujuan hidup serta mau ke mana selepas lulus. Hal ini dimulai dari bangku SMP, ketika ada pertanyaan mau melanjutkan ke sekolah mna? Tiga sahabat menemukan jalan masing-masing yang berbeda-beda, dua diantaranya, Ghazi dan Rigel melanjutkan ke pondok pesantren yang sama, sementara untuk Mey melanjutkan di sekolah umum.

Kisah novel The Haze Inside mengisahkan tentang empat orang sahabat, yang terdiri dari Ajis, Umar, Ghazi dan Rigel. Keempat sahabat ini memulai perjalanan sekolahnya dengan ruang lingkup lingkan di Pondok Pesantren. Dalam kehidupan pondok pesantren segala peraturan dan disiplin yang kuat untuk mengajarkan anak-anak muridnya.

Aiu Ahra, seorang penulis dalam membuat novel ini juga menempatkan karakter seperti Ajis, Umar, Ghazi dan Rigel seperti anak-anak pada umumnya yang seumuran dengan mereka. Karena hal ini membutuhkan pengalaman serta pengetahuan untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dewasa dan bijak dalam mengambil segala keputusan untuk masa depannya.

Dari keempat karakter yang dibangun oleh penulis dalam menceritakan kisahnya mempunyai latar sebuah kehidupan santri yang sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren ternama di daerah kota besar. Tokoh tersebut masing-masing mempunyai sifat dan karakter yang unik serta menarik untuk dijabarkan satu per satu.

Berada di pondok pesantren yang sama juga tidak membuat hubungan antara Ghazi dan Rigel menjadi sahabat yang baik. Suatu ketika Rigel mulai bertanya terhadap sikap Ghazi yang dingin. Rigel sebagai anak laki-laki seperti kebanyakan yang tidak banyak kompromi dan neko-neko dalam banyak hal, namun ia memiliki jarak dengan Ayahnya.

Untuk Ajis berbeda lagi karakternya yang mempunyai sifat lebih adaptif dan selalu membuat persahabatan mereka menjadi lebih hidup dengan tingkah aneh dan lucunya. Misalnya, seperti ia suka makan dan selalu merasa kelaparan serta Ajis juga suka mengambil jatah makanan dari rekan-rekannya. Sementara untuk Umar ia mempunyai prestasi yang lebih baik dan selalu menjadi anak kebanggaan baik di sekolah maupun di keluarga.

Bahkan, ia menjadi anak teladan dan dambaan bagi orang tua. Ghazi memiliki karakter yang berbeda dengan teman – teman lainnya, ia mempunyai sifat pendiam dan selalu memasang wajah datar, sehingga Ghazi sebagai anak yang susah ditebak karakter anaknya, namun sekali melakukan satu misi ia akan menjadi anak yang luar biasa serta setia kawan.

Setelah menimba ilmu di pondok pesantren, Rigel saat ini berada di persimpangan jalan, karena akan lulus dari pesantren namun ia tidak tahu, hal apa yang harus dilakukan setelah masa wajib belajar sembilan tahunnya selesai? Apakah ia harus bekerja? Ataukah lanjut ke universitas? Tetapi jurusan apa? Apa profesi yang ingin dia lakukan? Rigel pun menjadi buntu.

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Rigel tidak mengetahui jawabannya harus seperti apa. Karena lulusan dari pondok pesantren sering dianggap akan menjadi ustadz atau ustadzah ketika kelak lulus. Tetapi, Rigel tidak mau menjadi ustadz, mimpinya justru di tempat lain, namun masalahnya ia belum tahu cita-citanya.

Lalu, apakah cita-cita dan keinginan mereka semua dapat tercapai dan persahabatan mereka berdua jadi tambah erat?

Review Novel The Haze Inside

Pros & Cons

Pros
  • Penulisan bahasa yang mudah dipahami.
  • Konflik yang seru, sehingga pembaca akan seperti sedang berada dalam cerita.
  • Bisa dibaca segala jenis umur
  • Banyak kutipan dan pesan moral yang bisa diambil.
Cons
  • Alur maju mundur.
  • Penggunaan latar belakang pesantren, sehingga terkadang pembaca kesulitan memahami dari suatu cerita. 

 

Dalam membangun cerita pada novel ini, Aiu Ahra menceritakan tentang anak muda dengan suasana yang segar namun tidak kaku. Dalam pesantren, digambarkan oleh Aiu Ahra memiliki suasana yang sangat lekat dengan imajinasi bagi para pembaca dalam membayangkan setiap kejadian dan dialog yang terjadi dalam novel ini. Ketika memiliki karakter yang kuat dalam membangun cerita, maka akan berhasil menghidupkan isi novel.

Selain itu, pada novel The Haze Inside ada beberapa konflik yang ditampilkan oleh penulis. Konflik tersebut sangat dekat dengan permasalahan anak-anak seusia Ajis, Umar, Ghazi dan Rigel. Setiap orang akan mempunyai permasalahan masing-masing, namun kesetiakawanan mereka dalam bersahabat juga perlu dicontoh dan diteladani oleh para pembaca terutama anak-anak muda.

Penulis, Aiu Ahra dalam membangun masalah yang ada di dalam setiap karakter selalu membuat menarik untuk disimak, hal ini karena penyelesaian dari setiap permasalahan selalu tidak terduga. Selain itu juga memberikan banyak kejutan kepada pembacanya. Padahal pembaca sibuk menebak-nebak ending dan arahnya, namun hasilnya di luar ekspektasi yang mengagumkan.

Dari gaya bahasa yang diolah juga ringan dan mudah dipahami, membuat pembaca tidak mudah bosan serta ingin terus melanjutkan kisah dari Ajis, Umar, Ghazi dan Rigel. Cerita yang ditampilkan tersebut terlihat sederhana, akan tetapi mempunyai daya tarik agar dapat terus membaca bagaimana kisah selanjutnya dari semua konflik yang telah ditampilkan oleh penulis, dengan sangat baik sesuai kepiawaiannya dalam menulis.

Novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan juga. Banyak hikmah, pesan serta nilai- nilai pesan moral yang disampaikan dengan baik oleh penulis. Di sisi lain penulis juga tidak merasa menggurui dari tulisannya, namun berusaha untuk mengingatkan kepada pembaca bahwa setiap permasalahan yang dihadapi selalu ada jalan untuk menuju penyelesaian.

Novel ini mempunyai cover yang cantik dan bagus untuk menarik perhatian para pembaca. Dengan menampilkan empat sosok anak laki-laki yang sedang berlari mengejar satu tujuan yang pasti.

Dalam kutipan yang ditulis di novel ini :”Orang yang memiliki tujuan dapat berhasil atau gagal juga tergantung pilihannya, apakah dia mau berjuang atau menyerah atau dia memang ditakdirkan oleh Allah untuk nggak dapat apa yang jadi tujuannya.”

Banyak kutipan yang menggugah ditemukan sepanjang cerita, seperti “Manusia itu dilahirkan dalam keadaan suci dan cenderung pada kebenaran, selama dalam hatinya masih ada cahaya kebenaran, maka dia pasti bakal memperjuangkannya,”. “Namanya kebenaran akan menemukan tempatnya untuk pulang. Jadi, tugas kalian adalah memperjuangkannya. Soal hasilnya, biar Allah yang mengatur”

Sementara itu, kelemahan atau kekurangan ada pada alur yang maju mundur, sehingga terkadang pembaca akan merasa bingung terhadap jalan ceritanya. Tidak semua pembaca memiliki latar belakang pendidikan pesantren, sehingga dalam beberapa cerita sulit untuk dipahami atau perlu dibaca beberapa kali.

Pelajaran yang Bisa Diambil Dari Novel The Haze Inside

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah novel The Haze Inside ini tentang kehidupan di pondok pesantren modern yang memiliki kehidupan positif, mulai dari kegiatan santri seperti qiyamul lail, mengantri kamar mandi, setoran hafalan, murojaah hafalan, belajar bersama dan lain sebagainya. Semangat belajar dari para santri akan memberikan energi positif bagi pembacanya. Bahkan kemampuan tokoh yang bernama Ajis di bawah tiga kawannya juga perlu dihargai karena tetap berusaha menyeimbangkan meskipun sering gagal, meski seperti itu, di pondok pesantren juga kadang terjadi perundungan.

Maka tugas dari Rigel dan teman-temannya untuk memperjuangkan keadilan atas hal ini. Seru bukan? Selain itu, kegalauan tentang masa depan setelah lulus dari pondok pesantren juga membuat para santri bimbang dan dilema terutama apa yang akan dipersiapkan dan dilakukan setelah para santri lulus dari pondok pesantren. Jadi, bagi teman-teman grameds yang masih remaja, insyaAllah bakalan sesuai dengan hal ini.

Nah, itulah sedikit penjelasan dan review singkat tentang novel The Haze Inside karya Aiu Ahra, ya grameds. Hal yang dapat diambil dari kisah novel ini tentang kehidupan di pondok pesantren memiliki banyak sekali ceritanya yang penuh dengan makna.

Grameds, masih penasaran dengan akhir cerita dari novel ini? Tenang, hilangkan rasa risau itu dengan mendapatkan buku ini di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Rosyda Nur Fauziyah

 

Rekomendasi Novel yang Terkait

Negeri 5 Menara

 

Seumur hidupnya Alif tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di rimba Bukit Maninjau. Tiba-tiba dia harus melintas punggung Sumatera menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamika walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah ibunya: belajar di pondok.

Negeri 5 Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi, ditulis oleh Ahmad Fuadi, mantan wartawan TEMPO & VOA, penerima beasiswa luar negeri, penyuka fotografi, dan terakhir menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi.

Alumni Pondok Modern Gontor, HI Unpad, George Washington University, dan Royal Holloway, University of London ini meniatkan sebagian royalti trilogi ini untuk membangun Komunitas Menara, sebuah lembaga sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu dengan basis sukarelawan.

Santri Pilihan Bunda

 

Perjodohan yang tidak pernah ada dalam buku rencana Aliza. Yaitu harus menikah dengan seorang santri pilihan Bundanya.

Kinaan Ozama El Fatih. Seorang Santri salah satu pondok pesantren terkenal di kotanya. Pria tinggi, dengan alis tebal. Pahatan wajah yang terbilang sempurna. Serta sedikit rahasia dalam dirinya. Sikapnya yang dingin tak berlaku saat sedang bersama Aliza yang sekarang berstatus Istrinya. Entah kenapa, sikap manja itu, selalu saja muncul ketika sedang bersama Aliza.

Aliza Shaqueena Iqala. Gadis cantik pecinta batu es. Dengan bulu mata lentik serta badannya yang terbilang mungil membuatnya terlihat begitu imut. Sikapnya yang cuek, yang mengharuskan Kinaan untuk mencair jika bersama Aliza. Karena jika keduanya sama-sama cuek. Maka bisa dipastikan hubungannya akan terlihat seperti apa?

Bagi Kinaan, walaupun dirinya dan Aliza dijodohkan. Aliza tetaplah Istrinya, tanggung jawabnya. Ia harus membimbing Aliza dengan baik, dan membuat bahagia gadis itu.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy