in

Review Novel Notasi Karya Morra Quatro

Notasi merupakan sebuah novel karya Morra Quatro. Novel bergenre romansa dan sejarah ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2013 oleh Penerbit Gagas Media. Namun, edisi terbaru novel Notasi kembali diterbitkan lagi pada 2022.

Novel ini menyajikan kisah mengenai sejarah tahun 1998, di mana para mahasiswa berjuang dalam menentang pemerintahan orde baru yang otoriter. Rasanya, sudah lama sekali sejak Nalia dan Nino melihat pelangi di langit utara Pogung. Namun, kembali ke kota ini, seperti mengembalikan seluruh memori tentangnya, tentang janji yang terucap ketika jemari kami saling bertautan.

Sesaat setelah semuanya berakhir, aku pasti akan menghubungimu lagi. Itu yang dikatakan Nino sebelum dia akhirnya pergi. Dan aku mendekap erat-erat kata-kata itu, menantikannya dengan harapan. Namun, yang datang padaku hanya surat-surat tanpa alamat darinya. Sekarang, di tempat yang sama, Nalia mengurai kembali kenangan-kenangan itu.

Novel Notasi ini akan membuat pembaca kembali mengingat sejarah kelam yang menjadi bukti terwujudnya demokrasi dan wujud cinta terhadap Tanah Air. Ditambah dengan bumbu kisah romansa yang manis dan melengkapi keseluruhan kisah ini.

Penasaran akan novel yang satu ini? Kalian bisa segera mendapatkannya hanya di Gramedia.com. Tapi, sebelum itu, baca dulu ulasan novel ini hingga selesai ya!

Profil Morra Quatro – Penulis Novel Notasi

Morra Quatro yang menjadi penulis novel ini adalah wanita kelahiran Bangka, 8 Desember 1980. Penulis yang satu ini diketahui sekarang menetap tinggal di Jakarta, setelah sebelumnya tinggal di Jogja selama 10 tahun. Morra adalah anak kedua dari lima bersaudara, yang sudah hobi menulis sejak ia masih remaja.

Morra diketahui mulai serius menekuni dunia kepenulisan sejak tahun 2007, saat ia bergabung ke dalam komunitas menulis online. Buku pertama karyanya yang berhasil diterbitkan berjudul Forgiven. Hingga saat ini, Morra sudah berhasil menerbitkan total 5 buku, yakni buku Forgiven, The Second Best, What If, Believe, dan Notasi.

Ketiga novel yang ditulisnya diterbitkan oleh Gagasmedia, dan dua novel lago diterbitkan secara independen. Selain menulis, Morra Quatro juga pandai menggambar dan melukis ilustrasi cerita.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Bagi kalian yang ingin mengenal sosok Morra lebih jauh, Morra bisa ditemui di berbagai media sosial. Kalian bisa mengikuti akun Instagram @miss.morra atau Twitter @Miss_Morra. Karya-karya Morra yang lain juga bisa dilihat melalui akun storialnya yang bernama @morraquatro.

Sinopsis Novel Notasi

Reformasi Mei 1998 menjadi sebuah tombak sejarah yang kelam, yang akan selalu diingat oleh masyarakat Indonesia, bahkan setelah sudah lewat selama 15 tahun dan seterusnya. Banyak kecamuk yang mendera pada zaman Orde Baru saat itu memang menjadi kengerian yang tidak akan bisa dilupakan begitu saja. Setiap orang yang hidup pada masa itu memiliki potensi dibunuh jika tak memihak pada pihak penguasa masa itu.

Notasi adalah kisah tentang masa lalu Nalia yang merupakan mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1998, dan perjalanan cintanya dengan Nino yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik. Pada awalnya, terdapat permusuhan yang membentuk dua kubu di kampus mereka, yakni antara mahasiswa kedokteran dan mahasiswa teknik elektro.

Dengan begitu, mereka berdua dan teman-temannya sering berseteru, masalah khas mahasiswa. Nino bersama dengan teman-teman BEM fakultasnya selama ini sering bertentangan dengan mahasiswa dari fakultas kedokteran, karena fakultas kedokteran dianggap sebagai kampus yang mahal, maka itu seperti di-“anak emas”-kan. Dana yang cair untuk fakultas teknik justru lebih sedikit dibandingkan fakultas mereka. Padahal, fakultas teknik sangat membutuhkan dana yang juga besar untuk menjalankan perkuliahan.

Namun, masalah mereka itu malah menjurus ke arah yang lebih serius, dan ini bukan lagi tentang membuat acara BEM fakultas di tanggal yang sama, atau persaingan antar para calon ketua BEM tingkat universitas. Ini terkait dengan kerusuhan 1998 yang terjadi hampir di seluruh negeri, dan tak terkecuali di Jogja.

Nino dan Nalia, keduanya dipertemukan dan menjadi dekat akibat urusan BEM yang saling bersaing memperebutkan suara pemilihan ketua BEM universitas mereka. Mereka ingin membuktikan siapa yang paling unggul di antara kedua fakultas yang dibanggakan masing-masing. Di tengah perseteruan mereka, masalah besar mulai muncul saat terjadi penembakan di event karya tulis di Fakultas Kedokteran.

Salah satu karya mahasiswa yang ditampilkan di event itu  memang mengkritik pemerintahan zaman Orde Baru yang melindas keadilan. Saat itu, Indonesia memang sedang menghadapi di krisis ekonomi. Di mana nilai dollar naik dan nilai rupiah turun, dan harga-harga kebutuhan pokok mulai tinggi. Pada masa itu juga, kebebasan berpendapat belum diperbolehkan selama masa kepresidenan Soeharto.

Hal ini terbukti dengan peristiwa penembakan di kampus itu. Situasi yang sangat mencekam itu pun, akhirnya membuat kedua kubu yang mulanya berseteru, mau tak mau bersatu untuk mengumpulkan kekuatan. Ini semua dilakukan supaya teman-teman mereka di kampus tidak lagi menjadi korban pemerintahan yang otoriter.

Reformasi pecah ketika para mahasiswa yang kecewa dengan pemerintahan akhirnya turun ke jalan untuk melakukan demo besar-besaran, dengan tujuan menuntut keadilan pada rezim Soeharto. Nino dan Nalia menjadi bagian dari mahasiswa yang bergerak menuntut keadilan. Selain melakukan demo, mereka juga memanfaatkan Radio  Jawara FM, milik Fakultas Teknik Elektro untuk menjadi sarana menyuarakan perlawanan kepada para penguasa saat itu.

Perjuangan, perlawanan, dan pertempuran di masa reformasi 1998 terus dilakukan. Dan pada saat itu, di tengah deru kerusuhan itu, Nino dan Nalia justru saling jatuh cinta. Hingga suatu saat, Nino pamit untuk melakukan aksi bersama teman-temannya.

Namun, ia pada akhirnya menghilang, meninggalkan Nalia dan tak pernah kembali lagi. Sebab, ternyata Nino memiliki rahasia sendiri yang belum diketahui Nalia. Nino beberapa kali sempat mengirim surat kepada Nalia yang menyatakan janji bahwa ia akan menemuinya lagi.

Sayangnya, sesabar apapun, selama apapun Nalia menunggu, Nino seperti hilang ditelan bumi. Lantas, bagaimana akhir kisah cinta Nino dan Nalia?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Notasi

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini menawarkan premis cerita yang unik, tentang kisah cinta semasa kejadian reformasi Mei 1998 yang menjadi salah satu tombak sejarah yang tidak akan pernah dilupakan.
  • Proses penulisan novel ini tak hanya dilalui dengan mengandalkan imajinasi, tetapi juga riset yang mendalam.
  • Seluruh bagian kisah ini dituliskan dengan sangat mendetail, sehingga pembaca bisa ikut merasakan ketegangan pada masa itu.
  • Dengan membaca novel ini, pembaca bisa kembali mengingat sejarah dan juga mempelajari tentang sejarah yang mendorong kita untuk tidak melupakan perjuangan para pendahulu kita.
  • Kisah ini juga bisa membuat sejumlah pembaca bernostalgia.
  • Latar tempat dan suasana dalam cerita ini dideskripsikan dengan sangat detail dan sesuai dengan situasi sebenarnya.
  • Bahasa yang digunakan untuk menyajikan kisah perjuangan Nalia dan Nino berhasil membuat pembaca merasa tersentuh, dan merasakan berbagai emosi lain.
  • Morra Quatro berhasil membangun karakter para tokoh dalam cerita ini dengan baik.
  • Akhir cerita ini realistis dan memuaskan.
Cons
  • Masih didapatkan beberapa kesalahan penulisan.
  • Plot dan latar waktu yang berubah-ubah dapat membuat pembaca bingung.
  • Kisah cinta yang disajikan kurang realistis.
  • Bagian cerita yang menggambarkan demonstrasi terasa dipercepat, sehingga kurang mengikat pembaca.

Kelebihan Novel Notasi

Sebagai salah satu novel yang bergenre romansa, premis kisah yang ditawarkan novel Notasi ini sangat unik. Grameds pastinya sudah mengetahui dari sinopsis di atas, yang mana novel ini menawarkan cerita tentang kejadian reformasi Mei 1998. Kejadian itu sendiri menjadi salah satu tombak sejarah yang sangat diingat dan tidak akan pernah dilupakan.

Dengan mengangkat peristiwa sejarah ini. Tentu saja proses menulis novel ini tak hanya dilalui dengan mengandalkan imajinasi, tetapi juga riset yang mendalam. Hal ini juga diungkapkan dalam bagian Prakata, di mana Morra menceritakan proses di balik penulisan novel Notasi.

Dalam kisah ini, Morra menuliskan dengan detail kejadian di masa reformasi bergulir. Seperti tentang masyarakat keturunan cina yang didiskriminasi, para mahasiswa yang menjadi korban penembakan gas air mata dan tembakan para penembak misterius, toko-toko yang tutup lebih awal akibat takut dilempari batu, dan banyak media yang dibungkam.

Selain mengisahkan tentang perjuangan melawan pemerintahan Orde Baru, Morra juga menyinggung sejarah Peristiwa Malari pada tahun 1974. Selain itu, ada juga bagian yang menceritakan peristiwa yang pernah menimpa Aceh, yang masih membekas di ingatan sampai sekarang.

Dengan membaca novel ini, pembaca bisa kembali mengingat sejarah dan juga mempelajari tentang sejarah yang mendorong kita untuk tidak melupakan perjuangan para pendahulu kita. Selain mengingatkan tentang sejarah, novel Notasi ini juga bisa membuat beberapa pembaca bernostalgia, karena Morra menggambarkan latar tempat dan suasana yang dinilai sangat persis dengan situasi nyata pada masa itu.

Latar tempat dan suasana dalam cerita ini dideskripsikan dengan sangat detail dan sesuai, yang sudah dikonfirmasi oleh para pembaca yang dulu tinggal atau melakukan studi di Universitas Gadjah Mada. Maka dari itu, pembaca bisa merasa seperti ikut melihat, merasakan, dan terlibat dalam segala hal yang diceritakan pada novel ini.

Morra Quatro dinilai sangat piawai dalam merangkai narasi kisah ini. Sebab, bahasa yang digunakan untuk menyajikan kisah perjuangan Nalia dan Nino berhasil membuat pembaca merasa tersentuh, dan merasakan berbagai emosi lain. Kalimat-kalimat yang dituliskan Morra sangat indah, mengalir, dan mampu menarik pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh para tokoh dalam kisah ini.

Lebih dari itu, kisah Notasi terasa lebih personal. Layaknya seorang teman lama yang mengisahkan tentang pengalamannya yang sudah dipendam setelah sekian lama.

Jika tadi banyak membahas tentang bagaimana kisah ini didominasi oleh cerita perjuangan zaman reformasi 1998, novel Notasi ini tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai novel romansa. Kisah cinta antara Nino dan Nalia dinilai pas dan mampu menyihir pembaca dengan sempurna. Morra juga menyelipkan kisah tentang persahabatan yang semakin menyegarkan kisah ini.

Selain itu, Morra Quatro juga dinilai berhasil membangun karakter para tokoh dalam cerita ini dengan baik. Para karakter dalam kisah ini mampu menarik hati pembaca, dan jauh daripada itu bisa menjadi teladan yang baik bagi para pembaca.

Kemudian, para pembaca juga merasa puas dengan akhir cerita yang dinilai realistis, tidak terasa dipaksakan, dan tentu dieksekusi dengan sangat baik untuk menutup kisah ini. Secara keseluruhan, novel Notasi ini adalah novel yang sangat direkomendasikan bagi Anda yang menyukai sejarah atau mencari novel yang tidak biasa.

Kekurangan Novel Notasi

Selain memiliki kelebihan, novel Notasi ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada beberapa kesalahan penulisan yang masih ditemukan di sejumlah bagian. Namun, kesalahan penulisan ini tidak mengganggu proses memahami kisah ini.

Selain itu, plot dan latar waktu yang berubah-ubah terkadang membuat beberapa pembaca bingung. Dan ada beberapa bagian cerita yang terasa lambat, sehingga membuat pembaca merasa jenuh.

Kemudian, beberapa pembaca menilai kisah cinta yang dihadirkan novel ini terasa seperti kisah cinta remaja yang kurang realistis. Sebab, bagian seperti Naila yang baru bertemu dengan Nino, bisa jatuh hati pada pandangan pertama, dan dikit-dikit selalu menghubungkan dengan Nino, dan rela mengikuti Nino saat melakukan demo besar-besaran, memberikan kesan yang tidak masuk akal.

Lalu, bagian yang mengisahkan tentang demonstrasi dinilai seperti kepingan cerita yang dipercepat hingga bertahun-tahun setelahnya. Dan, bagian diskriminasi dan penindasan terhadap keturunan Tionghoa di Indonesia juga hanya diberitahu selewat saja. Hal ini membuat ketegangan bagian tersebut kurang mencekam. Apabila bagian tersebut diceritakan lebih detail, pembaca merasa kisah ini dapat menjadi jauh lebih sempurna.

Pesan Moral Novel Notasi

Melalui kisah Notasi ini, kita bisa belajar untuk memanfaatkan demokrasi yang menjadi landasan negeri ini. Di mana demokrasi yang berarti dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat harus dilakukan supaya semua rakyat bisa mendapatkan haknya.

Dari kisah ini juga, kita para anak muda diingatkan untuk bangkit dengan mempelajari sejarah-sejarah yang sudah mulai terlupakan. Kisah ini mengajak kita untuk menjadi generasi yang kritis, yang tidak mudah percaya akan informasi yang salah, berita hoax, dan sesuatu yang tak berdasar.

Kemudian, kita sebagai anak muda hendaknya juga bisa lebih bijak dengan mengendalikan emosi di setiap situasi, sekalipun itu di tengah banyaknya masalah yang menimpa diri kita atau negeri ini. Jadilah orang yang bisa membanggakan diri sendiri, orang lain, dan negeri ini, dan jangan sia-siakan perjuangan para pendahulu yang sudah rela berjuang demi mewujudkan situasi aman seperti sekarang ini.

Dari kisah ini, kita juga bisa meneladani sikap Nino dan teman-temannya yang berani untuk berjuang. Tidak ragu untuk menegakkan kebenaran dan menuntut keadilan. Juga, dari sikap Ve yang berani dan menjunjung tinggi nilai persahabatan yang tiada taranya. Kemudian, sikap Nalia dan mahasiswa lainnya yang memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi itu juga patut kita tanamkan dalam diri kita.

Dari kisah ini, kita juga belajar bahwa saat-saat istimewa dalam hidup kita selalu datang tanpa memberi pertanda atau peringatan. Kerap kali, kita tidak sadar akan momen dalam hidup yang merupakan hal yang spesial ketika itu sedang berlangsung. Kita justru lebih sering menyadarinya setelah semua itu berlalu. Hal ini mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur dan menghargai setiap momen dalam hidup ini.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel Notasi karya Morra Quatro. Menarik sekali ya kisah sejarah yang menyelipkan kisah romansa di dalamnya. Bagaimana akhir kisah cinta Nino dan Nalia? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 4.11

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy