in

Review Novel If I Karya Bella Anjani

If I merupakan sebuah novel karya Bella Anjani, seorang penulis muda yang mengawali karirnya dari platform Wattpad. Kisah If I juga pertama kali dipublikasi oleh Bella Anjani di akun Wattpadnya yang bernama @bellaanjni. Kisah ini berhasil menarik hati banyak orang, dibuktikan dengan kisah ini yang per bulan Maret 2023 sudah dibaca sebanyak 6,4 juta kali.

Novel yang memiliki total 278 halaman ini merupakan novel bergenre romansa yang diterbitkan oleh Penerbit Gagas Media pada April 2022. Kisah ini berpusat pada Devin Arkasaf Rakasenja. Devin adalah lelaki bertubuh tegap yang merupakan anggota basket SMA Gerbang. Selain anak basket, Devin juga merupakan drummer band The Snare. Dengan talenta dan penampilan fisiknya yang tampan, banyak wanita yang terpesona dengan dirinya.

Ini dibuktikan dengan banyaknya cewek yang sudah pernah menjadi kekasihnya. Namun, sayangnya, siapa pun yang menjadi pacar Devin akan selalu mendapatkan surat teror untuk meninggalkan Devin. Maka dari itu, hubungan Devin dengan para mantan kekasihnya tidak akan bertahan lama.

Sampai suatu hari, Devin bertemu Jizca, teman seangkatan yang bawel dan rusuh. Devin pun mengajak Jizca untuk menjadi pacarnya, karena ia tahu, cewek cuek itu tak akan jatuh hati padanya. Devin pada awalnya berpura-pura untuk menyukai Jizca. Pacaran kali ini dilakukan dengan misi untuk mengungkap sosok peneror yang selalu mengganggu hubungan cintanya.

Di sisi lain, tanpa Devin ketahui, rasa cinta di hati Jizca bertumbuh setiap harinya dan membentuk sebuah hati yang tidak utuh. Jizca mengetahui bahwa Devin tidak bersungguh-sungguh. Apakah hubungan ini akan menjadi kisah cinta sendiri bagi Jizca? Apakah ada yang dapat menggugah hati Devin untuk menyempurnakan bentuk hatinya?

Untuk mengetahui lebih banyak tentang kisah Devin dan Jizca ini, Grameds bisa langsung mendapatkan novel ini di Gramedia.com. Namun, sebelum itu, baca sinopsis dan ulasan novel If I di bawah ini ya.

Sinopsis Novel If I

Kalau aku mampu mengagumimu dalam diam, apakah kamu bisa membalasnya dengan gaduh? Pada awalnya, aku sama seperti mereka, hanya seorang gadis pemburu Senja. Pada awalnya, aku juga tergila-gila pada Senja yang ingin dimiliki mereka semua. Namun, aku tersadar akan satu hal, bahwa senja pada kenyataannya hanya kilas belaka.

Dia Senja. Senja yang sempat aku miliki. Senja yang sempat aku banggakan, tetapi juga Senja yang membuat banyak luka. Namun, ia juga Senja yang membawa tawa. Untuk pertama kalinya, aku jatuh cinta kepada Senja. Dan untuk pertama kalinya juga, aku jatuh sangat keras.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Suasana di aula sedang tegang, ruangan ditutup rapat, dan di bagian depan terlihat seorang gadis sedang terpampang. Gadis itu dikuncir dengan pita berwarna kuning, diperhatikan oleh semua teman-temannya, dan semua senior menatap sinis ke arahnya. Di sisi lainnya, seorang cowok yang juga menggunakan papan nama besar sedang push up dengan hitungan yang terus diulang.

Keringat terlihat menetes di dahinya, dan itu membuat dirinya terlihat mengesankan. Seorang kakak senior cantik yang rambutnya tergerai panjang mengatakan kepada gadis itu untuk segera meminta maaf kepada teman-teman yang lain, karena ia datang terlambat dan tidak membawa seluruh alat-alat ospek. Gadis itu pun menurutinya dan mengucapkan permintaan maaf.

Namun, cara gadis itu meminta maaf datar, seperti tidak berniat untuk mengucapkannya. Di sudut aula, gadis itu merasa bahwa ada yang menertawakannya. Ia adalah seorang senior cowok yang tak lain dan tak bukan merupakan Ketua OSIS SMA Gerbang. Cowok itu terkekeh karena merasa dipermalukan oleh gadis itu.

Senior lain kemudian menyuruh gadis itu untuk meminta maaf dengan mengucapkan namanya. “Saya, Jizca Adaraisa meminta maaf karena datang telat akibat abang saya menyembunyikan alat-alat ospek saya!”. Lagi-lagi, gadis itu terlihat mendengus kesal setelah melontarkan perkataan itu. Permintaan maaf Jizca pun membuat sebagian murid tertawa, dan sebagian lainnya merasa bingung.

Lalu, senior cantik itu sekarang menyuruh cowok yang sedang push up di pojok aula untuk berhenti push up dan segera maju ke depan teman-temannya. Cowok itu pun segera bangkit dengan malas, dan berjalan ke depan aula dengan santai. Hal ini menjadi pusat perhatian seluruh murid baru di SMA Gerbang.

Senior cantik itu kemudian bertanya kepada sang ketua OSIS, ada satu cewek dan ada satu cowok, jadi mau diapakan kedua sejoli ini? Ketua OSIS itu menyuruh mereka untuk keliling lapangan saja, sekaligus untuk mengenal lapangan baru di sekolah itu. Ia pun menggiring mereka berdua menuju area lapangan.

Ini benar-benar penyiksaan bagi Jizca. Sebab, ia telat dan tidak membawa alat-alat ospek bukan atas kemauannya, tetapi salah abangnya. Lebih lucunya lagi, abang Jizca adalah Revan Bagaskhara, yang merupakan sang ketua OSIS SMA Gerbang. Pantas saja jika Jizca merasa ini semua tidak adil.

Revan menyuruh mereka berdua untuk lari keliling lapangan tiga putaran saja. Jizca pun menawar untuk berlari dua putaran saja, yang malah membuat abangnya menyuruh mereka menambah dua putaran lagi. Mereka harus berlari lima putaran.

Mata Jizca membulat mendengarnya. Ia pun sempat melirik ke arah cowok yang dihukum bersamanya yang terlihat sudah malas. Ia adalah Devin Arkasaf Rakasenja. Ia kemudian melirik juga ke arah Jizca dan Revan, kemudian langsung mulai berlari keliling lapangan tanpa membantah.

Revan kemudian menyuruh Jizca juga untuk mulai berlari keliling lapangan mengikuti Devin, si cowok yang ganteng banget itu. Sambil menyamakan langkah larinya dengan Devin, Jizca mencoba berinteraksi dengannya. Jizca memperkenalkan dirinya dan menanyakan nama Devin.

Devin hanya melirik sekilas dan berpikir, apakah Jizca rabun? Sebab ia memakai papan nama sangat besar yang sangat jelas menuliskan namanya. Namun, ia tetap menjawab walaupun hanya sepatah kata. “Devin”, begitu ucapnya dengan tidak niat.

Jizca kemudian meminta maaf karena hukuman mereka ditambah akibat ulahnya. Kemudian, ia bertanya apakah Devin datang telat juga sampai akhirnya dihukum? Devin malah menegur Jizca untuk diam saat berlari supaya gak gampang capek!

Jizca kemudian mengatakan tidak apa-apa, karena dia emang mau pura-pura pingsan, agar abangnya tau rasa melihat adeknya pingsan akibat kecapean dihukum olehnya. Devin hanya bisa bergumam pelan bahwa cewek ini sinting. Ia pun segera mempercepat larinya, sedangkan Jizca mulai melaksanakan dramanya.

Jizca mulai berjalan sempoyongan dan kemudian menjatuhkan dirinya, seolah ia pingsan. Devin melirik ke belakang, ia melihat Jizca yang sedang pura-pura pingsan. Beberapa senior langsung menghampiri Jizca dengan panik. Sedangkan, Devin hanya tersenyum miring sambil menggelengkan kepalanya.

Salah satu senior yang sedang menghampiri Jizca pun menyuruh Devin untuk berhenti berlari. Devin segera menatapnya dan langsung berjalan menghampiri senior itu. Perasaannya tidak enak, ia sudah tahu bahwa pasti ia dimanfaatkan. Devin pun bertanya dengan datar, “ada apa?”.

Benar saja, senior itu meminta tolong kepada Devin untuk membawa Jizca ke UKS. Mendengar itu, Devin mendengus kesal. Sebab, Jizca sudah menyusahkannya berulang kali hari ini. Sebab, Jizca adalah penyebab dirinya telat datang ke sekolah dan akhirnya dihukum push up di aula.

Jizca merebut taxi online yang sudah Devin pesan. Dan dengan polosnya, Jizca malah bertanya alasan Devin sampai bisa dihukum di aula. Pagi tadi, Yulia, mama Devin menyuruhnya untuk pergi ke sekolah bersama sang kayak, karena hari pertama sekolah tidak boleh membawa kendaraan sendiri.

Devin kemudian melihat ke arah Natasha, kakaknya yang sedang sibuk di hadapan laptop dan sesekali mengacak-acak rambutnya. Tak lama, Natasha pamit kepada sang mama untuk pergi duluan. Natasha ingin mengurus perizinan sekolah, dan menyuruh Devin untuk naik taxi online saja.

Devin tidak membantah mendengar itu, karena ia memang malas diawasi oleh sang kakak. Berselang 15 menit setelah kakaknya pergi, Devin pun memesan taxi online. Memang tidak ada bus, angkot, atau kendaraan umum lainnya yang mengarah dari rumah Devin ke sekolahnya. Ia sempat melihat motor besar miliknya hanya terdiam manis di halaman depan. Namun, ia tidak ingin mencari masalah di hari pertama sekolah.

Sebuah mobil hitam pun menghampiri Devin. Sang pengemudi segera membuka kaca mobil sambil tersenyum ramah, bertanya apakah Devin yang ingin pergi ke SMA Gerbang? Namun, pertanyaan itu malah dijawab oleh seorang gadis dari belakang Devin yang berlari kecil dan langsung membuka pintu mobil, lalu masuk dengan cepat.

Devin pun protes, karena ia yang memesan taxi online itu. Sang pengemudi hanya bisa meminta maaf dan menawarkan Devin untuk ikut saja, karena tujuan mereka berdua sama, sehingga mereka juga bisa membagi dua ongkos. Namun, gadis itu malah menyuruh sang pengemudi untuk cepat jalan, dan menawarkan ia akan membayar dua kali lipat.

Sekali lagi, sopir taxi online itu menanyakan Devin ingin pergi bareng atau tidak. Namun, Devin menolak karena ia tidak ingin duduk sebelahan dengan orang yang suka menikung taksi pesanan orang. Devin pun kembali berjalan menuju rumahnya dan segera menyalakan mesin motor besarnya. Ia pun segera berangkat ke sekolah dengan cepat. Namun, sesampainya di sekolah, ia ditahan oleh para senior OSIS akibat membawa kendaraan pribadi.

Selain masalah pagi tadi, Devin kembali disusahkan oleh Jizca dengan hukumannya yang ditambah, akibat gadis itu mencoba menawar hukuman kepada abangnya. Dan sekarang, Jizca yang hanya berpura-pura pingsan membuatnya harus capek-capek menggendongnya ke UKS. Senior yang tadi meminta tolong kepada Devin kembali menyuruhnya untuk segera membawa Jizca ke UKS.

Namun, Devin malah meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak diajarin untuk menggendong cewek tukang tikung taksi pesanan orang. Ia mengatakan itu dengan nyaring dan hampir tertawa. Mendengar itu, Jizca langsung bangun dan membantah bahwa dia bukan tukang tikung taksi orang.

Drama yang dibuat Jizca pun berakhir, membuat para senior yang mengerubunginya kebingungan akibat dirinya yang tiba-tiba langsung tersadar. Devin hanya tersenyum miring melihat Jizca yang terlihat membulatkan matanya. Wajah Jizca kemudian terlihat merah akibat malu ketahuan pura-pura pingsan.

Devin pun beranjak pergi sambil diikuti tatapan penuh emosi dari Jizca. Jizca benar-benar tidak pernah dipermalukan hingga segininya. Sedangkan, Devin benar-benar tidak peduli akan hal itu.

Pertemuan keduanya memang dapat dikatakan tidak baik. Namun, pada akhirnya, mereka berdua dipersatukan dalam sebuah hubungan. Hubungan yang tidak dibangun atas dasar perasaan, atau setidaknya untuk salah satu pihak. Hubungan yang dibangun demi kepentingan salah satu pihak.

Hubungan yang membuat pihak yang lain jatuh terlalu dalam. Dan pihak lainnya tidak begitu peduli. Apakah Devin pada akhirnya akan jatuh hati kepada Jizca sebagaimana Jizca telah jatuh hati kepadanya? Apakah Devin dan Jizca akan membentuk hati yang utuh?

Kelebihan dan Kekurangan Novel If I

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini menawarkan premis kisah yang menarik, yakni dengan tema benci jadi cinta yang menggemaskan.
  • Kisah romansa yang disajikan tidak berlebihan dan realistis.
  • Narasi kisah ini dituliskan secara mengalir, dengan penggunaan bahasa santai ala anak muda.
  • Karakterisasi para tokoh dalam kisah ini cukup kuat dan mampu menarik hati pembaca.
  • Perkembangan karakter ditampilkan dengan baik.
  • Interaksi antartokoh menarik dan seru untuk diikuti.
  • Tampilan sampul menarik.
Cons
  • Masih didapati kesalahan pada teknis penulisan kata yang menggunakan imbuhan awal.

 

Kelebihan Novel If I

Melihat reputasi kisah ini yang sudah dibaca lebih dari 6 juta kali di Wattpad, kemudian berhasil juga menjadi novel best seller, tentunya kisah If I ini memiliki banyak kelebihan. Kelebihan pertama dari novel If I, yaitu premis kisah ini yang mengangkat tema benci jadi cinta. Tema klasik romansa yang selalu berhasil membuat pembacanya merasa gemas.

Kisah romansa yang disajikan pada novel ini juga dinilai tidak berlebihan dan realistis. Pembaca bisa merasa bahwa Devin dan Jizca jatuh cinta seperti seseorang di dunia nyata yang sedang jatuh cinta. Mereka tidak langsung begitu saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kemudian, Bella Anjani dinilai piawai dalam menuliskan narasi yang mengalir dengan menggunakan bahasa yang santai ala anak muda. Maka itu, pembaca bisa mudah mengerti dan bisa menikmati kisah ini.

Kelebihan selanjutnya, karakterisasi para tokohnya dinilai cukup kuat dan mampu menarik hati pembaca. Begitu juga, Bella Anjani menyertakan perkembangan karakter yang baik pada kisah ini. Interaksi antartokoh juga menarik dan seru untuk diikuti.

Tampilan visual novel ini juga dipuji, dengan kesederhanaan sampulnya yang berwarna oranye dan pink, seolah menggambarkan langit senja. Kemudian, ada ilustrasi pesawat kertas dan sebuah kutipan yang bisa membuat mereka yang membacanya merasa penasaran.

Kekurangan Novel If I

Selain kelebihan, novel If I ini juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada teknis penulisan, di mana masih didapati kesalahan penulisan yang menggunakan imbuhan. Contohnya, penggunaan imbuhan “di-” yang menunjukkan tempat dituliskan digabung dengan nama tempatnya, dan penggunaan imbuhan “di-” untuk kata kerja ditulis secara terpisah. Namun, hal ini tidak mengganggu proses pembaca dalam memahami dan menikmati kisah ini.

Pesan Moral Novel If I

Kisah If I ini mengandung beberapa pesan moral yang dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca. Melalui kisah ini, kita bisa belajar untuk tidak menjadi seperti Devin yang egois dengan mengajak Jizca menjalin hubungan untuk kepentingan dirinya sendiri. Sebab, sesuatu seperti hubungan bukan sebuah permainan.

Hal yang terkait dengan perasaan dan hati seseorang tak bisa disepelekan. Sebab, perasaan menjadi sebuah bagian penting dalam diri semua orang yang bisa memengaruhi keseluruhan kehidupan seseorang. Jadi, hargai perasaan orang lain sebagaimana Anda ingin dihargai.

Nah Grameds, itu dia ulasan novel If I karya Bella Anjani. Bagaimana kelanjutan kisah cinta Devin dan Jizca? Daripada penasaran, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 3.76

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy