in

Review Novel Marple: Twelve New Stories

Rating: 3.83

Marple Twelve New – Grameds mungkin sudah tak asing lagi dengan nama Agatha Christie. Agatha Christie memang sangat populer di seluruh dunia sebagai penulis thriller yang tak ada tandingannya. Bahkan, ia sampai dijuluki sebagai Ratu Kejahatan. Buku-buku karyanya sudah berhasil terjual lebih dari satu miliar eksemplar dalam bahasa Inggris, dan satu miliar lainnya dalam lebih dari 70 bahasa asing.

Agatha Christie menjadi penulis yang karyanya paling banyak diterbitkan sepanjang masa dalam berbagai bahasa. Agatha Christie diketahui telah menerbitkan sejumlah 80 novel kriminal dan kumpulan cerpen, 20 drama, dan 6 novel lain yang ditulis dengan nama pena “Mary Westmacott”.

Marple: Twelve New Stories merupakan sebuah novel yang melanjutkan karya Agatha Christie. Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pada Oktober 2022 oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Novel dengan total 312 halaman ini berisi dua belas cerita pendek original, yang semuanya menampilkan Jane Marple, karakter yang dibuat oleh Agatha Christie.

Melalui buku ini, total dua belas penulis akan memperkenalkan karakter Marple kepada generasi baru. Setiap penulis meracik ulang karakter Marple karya Agatha Christie dengan sudut pandang mereka sendiri, sembari tetap setia pada ciri khas misteri Agatha Christie. Kedua belas penulis yang berkolaborasi dalam membuat novel ini adalah sebagai berikut.

  1. Leigh Bardugo
  2. Naomi Alderman
  3. Alyssa Cole
  4. Jean Kwok
  5. Lucy Foley
  6. Elly Griffiths
  7. Karen M. McManus
  8. Natalie Haynes
  9. Ruth Ware
  10. Kate Mosse
  11. Val McDermid
  12. Dreda Say Mitchell

Karakter Miss Marple pertama kali diperkenalkan kepada pembaca pada 1927, dalam cerita yang ditulis Agatha Christie untuk The Royal Magazine. Karakter ini kemudian muncul lagi dalam durasi penuh untuk pertama kali dalam novel Pembunuhan di Rumah Pendeta, yang diterbitkan pada tahun 1930-an.

Pada saat ini, setelah 47 tahun sejak novel Pembunuhan Tidur yang menampilkan Miss Marple, yang diterbitkan pada tahun 1976. Novel yang memuat 12 kumpulan cerita pendek baru ini akan menjadi pengingat akan karakter Jane Marple yang hingga saat ini tetap menjadi detektif wanita fiksi paling terkenal sepanjang masa.

Profil Agatha Christie – Penulis Novel Marple: Twelve New Stories

Dame Agatha Mary Clarissa Christie lahir pada 15 September 1890. Wanita yang akrab dipanggil Agatha Christie ini merupakan seorang penulis asal Inggris yang dikenal dengan 66 novel detektif dan 14 koleksi cerita pendeknya, terutama yang berkisah seputar detektif fiksi Hercule Poirot dan Miss Marple. Agatha Christie  juga penulis dari drama terlama di dunia yang berjudul The Mousetrap, yang telah ditampilkan di West End sejak 1952.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Pada tahun 1971, Agatha Christie diangkat menjadi Dame (DBE) atas kontribusinya pada sastra. Guinness World Records juya mencantumkan nama Agatha Christie sebagai penulis fiksi paling laris sepanjang masa, karena novel karyanya sudah terjual lebih dari dua miliar eksemplar. Agatha Christie dilahirkan dalam keluarga kelas menengah atas yang kaya di Torquay, Devon. Sebagian besar keluarganya bersekolah di rumah.

Pada awalnya, Agatha Christie adalah seorang penulis yang gagal, karena ia menerima enam penolakan berturut-turut. Namun, nasibnya ini berubah pada tahun 1920 saat ia berhasil menerbitkan The Mysterious Affair at Styles, yang menampilkan detektif Hercule Poirot. Suami pertama Agatha Christie bernama Archibald Christie, mereka berdua menikah pada tahun 1914 dan memiliki satu anak. Namun, hubungan pernikahan mereka berakhir pada tahun 1928.

Selama masa Perang Dunia Kedua, Agatha Christie bekerja di sebuah apotek di rumah sakit. Dari pekerjaannya itu, ia memperoleh pengetahuan menyeluruh mengenai racun yang kemudian sia tampilkan dalam banyak novel, cerita pendek, dan drama yang ditulisnya.

Pada tahun 1930, setelah pernikahannya dengan seorang arkeolog bernama Max Mallowan, Agatha Christie menghabiskan beberapa bulan setiap tahunnya untuk menggali di Timur Tengah dan menggunakan pengetahuan tentang profesi ini dalam fiksinya.

Menurut Index Translationum UNESCO, Agatha Christie adalah penulis individu yang karyanya paling banyak diterjemahkan. Novelnya yang berjudul And Then There Were None menjadi salah satu buku terlaris sepanjang masa, dengan penjualan mencapai 100 juta eksemplar.

Pada tahun 1955, Agatha Christie berhasil menjadi penerima pertama dari Penghargaan Grand Master Penulis Misteri Amerika. Pada tahun yang sama, karyanya yang berjudul Witness for Prosecution juga berhasil menerima Penghargaan Edgar untuk drama terbaik.

Pada tahun 2013, Agatha Christie terpilih sebagai penulis kriminal terbaik dan The Murder of Roger Ackroyd menjadi novel kriminal terbaik yang pernah ada dari total 600 novelis profesional dari Asosiasi Penulis Kejahatan.

Pada bulan September 2015, And Then There Were None dinobatkan sebagai “Christie Favorit Dunia” dalam pemungutan suara yang disponsori oleh properti penulis. Banyak buku dan cerita pendek karya Agatha Christie yang telah diadaptasi untuk televisi, radio, video game, dan novel grafis. Ada lebih dari 30 film fitur didasarkan pada karyanya.

Agatha Christie meninggal dunia pada tanggal 12 Januari 1976, di usia yang ke-85 tahun. Diketahui, ia meninggal dunia di rumahnya yang berlokasi di Winter Brookhouse akibat penyebab alami. Agatha Christie dimakamkan di dekat halaman Gereja St Mary’s, Cholsey, di sebidang tanah yang dia pilih bersama suaminya 10 tahun sebelumnya. Upacara pemakaman sederhana dihadiri oleh sekitar 20 wartawan surat kabar dan televisi.

Sinopsis Novel Marple: Twelve New Stories

Miss Jane Marple adalah detektif amatir terkemuka fiksi yang menjadi salah satu kreasi terbaik Agatha Christie. Karakter Miss Marple pertama kali muncul dalam sebuah cerita pendek berjudul ‘The Tuesday Night Club’ yang dimuat di The Royal Magazine pada bulan Desember 1927. Agatha Christie kemudian kembali tampil lagi pada tahun 1930-an dalam novel Pembunuhan di Rumah Pendeta.

Sejak kemunculannya sebagai karakter utama dalam novel itu, karakter Miss Marple dicintai banyak orang. Maka dari itu, novel tersebut kemudian diikuti oleh sebelas novel Jane Marple selanjutnya, dan beberapa kumpulan cerita pendek yang menampilkan Pikiran tertajam St. Mary Mead. Miss Marple terakhir muncul pada novel terakhir Agatha Christie yang berjudul Sleeping Murder, yang diterbitkan secara anumerta pada tahun 1976.

“Saya terkadang bertanya-tanya, apakah tidak ada konsentrasi kejahatan di tempat-tempat kecil?”

Prudence menatap mantan teman sekolahnya yang duduk di kursi berlengan di seberangnya dengan segelas kecil brendi ceri, dan bertanya akan apa maksudnya? Jane Marple sedikit berubah dalam beberapa hal kecil dibandingkan dirinya yang masih gadis. Cara yang cepat seperti burung, mata yang cerah dan ingin tahu, perasaan tenang, dan mungkin kecerdasan yang luar biasa.

Tepat ketika Miss Marple membuka mulutnya untuk menjawab, petasan meledak dalam kegelapan di luar, kemudian diikuti oleh serangkaian jeritan dan lolongan yang mungkin berasal dari mulut neraka itu sendiri. Seseorang mulai menabuh genderang. Kedua wanita itu tidak bisa melihat karena semua tirai telah ditarik oleh pelayan Prudence pada pukul empat sore.

Fairweather House memang mengesankan, bergaya Georgia dan menghadap ke jalan utama Meon Maltravers. Dan di luar dalam kesuraman, tepat di luar jendela, kerumunan yang tampak seperti orang kafir sedang berkumpul. Ketika keributan dari luar sedikit mereda, Miss Marple berbicara lagi, “Seseorang sadar ada banyak kesalahan di kota-kota dan tentunya kota-kota besar. Surat kabar sangat ingin memastikan bahwa kita tidak melewatkan satu detail pun yang mengerikan. Tapi saya bertanya-tanya, apakah tidak ada hal yang lebih mengerikan terjadi di desa-desa dan dusun-dusun di Inggris daripada di kota-kota metropolisnya.”

Prudence mengerutkan bibirnya dan berkata bahwa Meon Maltravers adalah tempat yang sangat terhormat. Meon Maltravers adalah kota kecil dengan bangunan berdinding batu berlantai merah yang dibangun selama berabad-abad di sepanjang jalan berbatu yang landai, dengan pemandangan South Downs yang menjulang ke arah pantai. Tempat itu jelas terlihat sebagai tempat yang terhormat ketika Miss Marple tiba lebih awal, di siang hari.

Tapi sekarang kegelapan telah turun. Dan tepat pada saat ini datanglah babak baru jeritan dan jeritan dari jalanan. Miss Marple mengangkat alisnya dan bertanya apakah Prudence yakin? Sebab, ia telah menyaksikan… Sebelum menyelesaikan kalimatnya, terdengar ledakan kecil lagi di luar.

Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana petualangan Miss Jane Marple dalam menghadapi kejahatan-kejahatan yang mulai muncul di kota-kota kecil?

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Marple: Twelve New Stories

Pros & Cons

Pros
  • Koleksi cerita pendek ini sangat bervariasi, dengan setiap penulis menggambarkan karakter Jane Marple berdasarkan sudut pandang mereka sendiri.
  • Karakter Miss Marple yang ditampilkan dalam novel ini sesuai dengan karakter Miss Marple yang ada dalam karya Agatha Christie.
  • Kumpulan cerita pendek ini menyenangkan untuk dibaca.
  • Mayoritas cerita memberikan plot twist yang mengejutkan.
Cons
  • Setiap ceritanya ditulis oleh individu yang berbeda, jadi beberapa cerita dinilai lebih banyak dibandingkan yang lain.

Kelebihan Novel Marple: Twelve New Stories

Melihat dari nama-nama penulis yang menyusun cerita pendek untuk novel ini, tentunya tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Koleksi cerita pendek ini sangat bervariasi, masing-masing penulis menggambarkan karakter Jane Marple berdasarkan sudut pandang mereka sendiri.

Terdapat keindahan di dalam keberagaman cara menulis dan cerita yang mereka buat. Pembaca menilai bahwa karakter Miss Marple yang ditampilkan dalam novel ini sesuai dengan karakter Miss Marple yang ada dalam karya Agatha Christie.

Secara keseluruhan, kumpulan cerita pendek ini menyenangkan untuk dibaca. Semua ceritanya berfokus pada kemampuan Miss Marple untuk mendeteksi kejahatan. Dan mayoritas cerita memberikan plot twist yang mengejutkan.

Kekurangan Novel Marple: Twelve New Stories

Selain memiliki kelebihan, novel Marple: Twelve New Stories ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena setiap ceritanya ditulis oleh individu yang berbeda, beberapa cerita dinilai lebih banyak dibandingkan yang lain. Gaya penulisannya juga berbeda-beda, sehingga pembaca mungkin menemukan cerita yang tidak sesuai dengan preferensi mereka.

Pesan Moral Novel Marple: Twelve New Stories

 

Dari novel Marple: Twelve New Stories ini, kita dapat mengetahui bahwa kejahatan sejatinya ada di mana-mana. Bahkan di tempat paling tenang, terlihat damai, dan nyaman. Ada beberapa manusia yang memang memiliki sifat yang jahat. Jadi, berjaga-jagalah dan selalu waspada.

Dari kisah ini juga, kita mengetahui bahwa tidak akan ada manusia yang benar-benar cocok. Namun, ketidakcocokan tersebut menjadi hal yang menguji apakah kita bisa menerima perbedaan yang ada. Hal ini juga melatih kita untuk menyingkirkan ego kita.

Grameds, itu dia ulasan novel Marple: Twelve New Stories karya Agatha Christie. Penasaran akan kedua belas cerita pendek yang menampilkan kembali Miss Marple? Yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 3.83

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy