in

Review Novel Parable Karya Brian Khrisna

Bagi kalian pecinta karya tulis bergenre komedi, mungkin sudah tidak asing dengan novel Parable yang ditulis oleh Brian Khrisna. Nama Brian Khrisna sendiri sudah tak asing dalam kancah kepenulisan. Novel Parable diterbitkan oleh penerbit Mediakita pada bulan Maret 2021.

Kisah ini berbeda dari cerita-cerita biasanya. Pada umumnya, karakter utama dalam novel selalu digambarkan sebagai cowok kaya raya, ganteng, bad boy, digandrungi banyak cewek, ketua OSIS atau ketua organisasi, keren, punya nama yang ke-barat-barat-an, dan jago berantem. Lalu, dia akan bertemu dengan cewek yang cupu, kuper, sering ditindas, tidak punya banyak teman, tetapi berakhir jadian dengan cowok paling ganteng di sekolah.

Cerita novel ini sangat berbeda. Novel Parable mengisahkan tentang seorang cowok bernama Sadewa Sagara. Ia adalah seorang anak SMA yang serba kekurangan. Dewa lahir di keluarga yang kekurangan secara finansial, ia selalu rangking terakhir di kelas, wajahnya lebih mirip dengan petasan banting dibanding wajah manusia. Dewa juga gak bisa berantem, ia juga tak bisa bermain musik, dan ia tidak pernah pacaran.

Bukan karena tidak mau, tetapi Dewa sering ditolak cewek, udah nembak sepuluh kali, malah ditolak sebelas kali. Sebab, Dewa tidak punya keahlian apa-apa. Keahliannya kayaknya hanya satu, yaitu bernapas. Itu pun jika diizinkan Tuhan.

Sadewa mirip dengan gambaran sebagian besar anak SMA di dunia nyata. Bukan siapa-siapa, tak punya cerita klise di hidupnya. Ia juga selalu tersisih dan memilih untuk mengalah. Pokoknya tidak pernah menang. Jika kalian ingin melihat bagaimana gambaran menjadi orang jelek di dunia ini, maka selamat membaca cerita ini. Cerita tentang seseorang yang tidak pernah menjadi pemeran utama di kehidupannya sendiri.

Profil Brian Khrisna – Penulis Novel Parable

Sumber foto: Instagram @brian.khrisna

Brian Khrisna adalah pria asal Bandung, kelahiran 17 Januari 1992. Brian Khrisna kerap dikenal dengan nama “Mbeeer”. Nama penulis Mbeeer dipakai oleh Brian untuk menghindari komentar-komentar negatif dari orang lain. Sebab, ia merasa tulisannya yang bergenre romantis, tidak sesuai dengan citra diri Brian.

Brian Khrisna memang dikenal merupakan sosok yang humoris dan supel oleh teman-temannya. Ia memulai karir kepenulisannya sejak tahun 2010 melalui berbagi kisah dan perasaannya melalui platform tumblr. Bermula dari situ, ia terus berkembang sampai sekarang. Ia kerap membuat cerita bersambung yang diunggah di media sosialnya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Hingga sekarang, Brian telah menghasilkan berbagai jenis tulisan, dari yang berjenis cerita pendek, puisi, senandika, prosa, komedi, dan cerita bersambung. Brian terus bersembunyi di balik nama penanya sampai buku pertamanya akhirnya dilamar oleh penerbit. Buku yang berjudul “Merayakan Kehilangan” itu pada akhirnya berhasil diterbitkan. Oleh karena itu, Brian akhirnya mengungkap identitas dan menggunakan nama aslinya dengan terpaksa.

Sebagai seorang penulis, Brian Khrisna mengaku tak bisa jauh-jauh dari topik seputar patah hati. Brian mengatakan bahwa kisah-kisah yang ia tuliskan menjadi buku itu memang merupakan bagian dari kehidupannya. Kisah-kisah itu terasa begitu dekat dengan dirinya. Selain itu, alasannya memilih menulis cerita romantis, supaya bisa akrab di mata pembaca Indonesia.

Jika dilihat, memang kebanyakan karya Brian bergenre komedi romantis yang dikemas sedemikian rupa menjadi sangat ringan. Meskipun buku-bukunya itu memiliki tema dan konflik yang cukup berat, gaya penulisan Brian mampu membuat pembaca nyaman dan mudah untuk mengerti kisah yang dituliskannya. Sampai saat ini, Brian telah berhasil menerbitkan 6 buku, yaitu Merayakan Kehilangan, The Book of Almost (I Almost Had You, You Almost Love Me), This Is Why I Need You, Sebuah Novel, Kudasai, dan Parable.

Sinopsis Novel Parable

Kisah ini berbeda dari cerita-cerita biasanya. Pada umumnya, karakter utama dalam novel selalu digambarkan sebagai cowok kaya raya, ganteng, bad boy, digandrungi banyak cewek, ketua OSIS atau ketua organisasi, keren, punya nama yang ke-barat-barat-an, dan jago berantem. Lalu, dia akan bertemu dengan cewek yang cupu, kuper, sering ditindas, tidak punya banyak teman, tetapi berakhir jadian dengan cowok paling ganteng di sekolah.

Cerita novel ini sangat berbeda. Novel Parable mengisahkan tentang seorang cowok bernama Sadewa Sagara. Ia adalah seorang anak SMA yang serba kekurangan. Dewa lahir di keluarga yang kekurangan secara finansial, ia selalu rangking terakhir di kelas, wajahnya lebih mirip dengan petasan banting dibanding wajah manusia. Dewa juga gak bisa berantem, ia juga tak bisa bermain musik, dan ia tidak pernah pacaran.

Berbanding terbalik dari Dewa, ia memiliki sahabat bernama Edward Cantona atau yang biasa dipanggil Edo. Edo hidup dengan segala kelebihan. Edo memiliki segala hal yang tidak Dewa miliki. Ganteng? Iya. Kaya? Iya. Serba bisa? Juga iya.

Dewa memang dilahirkan dalam keluarga yang serba kekurangan dalam finansial. Hal ini membuat Dewa harus bekerja sejak ia masih kecil untuk membantu perekonomian keluarganya. Dewa bahkan sempat menjadi kuli panggul sejak SMP demi membantu membayar uang sekolah. Bahkan, di tubuh Dewa juga ada beberapa luka bekas kecelakaan kerja.

Selain itu, Dewa juga pernah mencoba untuk menjual makanan khas daerah dan minuman fermentasi. Namun, dagangannya itu tidak laris dan membuat Dewa bangkrut akibat tidak balik modal. Pada akhirnya, Dewa memutuskan untuk membantu bibinya bekerja di ladang atau untuk berjualan di pasar.

Dewa tak pernah menyerah dalam bagaimana pun keadaannya. Sebanyak apa pun orang yang membenci Dewa, menolak keberadaannya, dan ia harus bekerja keras untuk bertahan hidup, Dewa selalu tersenyum dan tertawa. Dewa sempat berkata bahwa hidup itu cuma perkara sedih, bahagia, lalu di sela-selanya, diisi dengan ngopi. Lalu, sedikit mengeluh, “Ya Allah, hidup kok gini amat.” Terus ketawa lagi deh.

Meskipun beberapa kali hidup sangat sulit, sehingga seperti menekan untuk mengakhiri hidup saja. Begitu juga Dewa pernah merasakan semua itu. Dikisahkan, ada suatu ketika Dewa ingin mengakhiri hidupnya. Namun, ia mengurungkan niat tersebut dengan alasan siapa tau sang ibu nanti membawakannya ayam krispi.

Dewa tak perlu alasan yang besar dan mewah untuk bertahan hidup. Ia bisa bertahan cukup untuk alasan-alasan sepele. Contohnya, ya itu tadi, Dewa harus tetap hidup untuk menikmati ayam krispi, kopi di kala senja, atau Dewa harus tetap hidup, agar bisa terus menikmati mi instan ketika hujan.

Sadewa mirip dengan gambaran sebagian besar anak SMA di dunia nyata. Bukan siapa-siapa, tak punya cerita klise di hidupnya. Ia juga selalu tersisih dan memilih untuk mengalah. Pokoknya tidak pernah menang. Jika kalian ingin melihat bagaimana gambaran menjadi orang jelek di dunia ini, maka selamat membaca cerita ini. Cerita tentang seseorang yang tidak pernah menjadi pemeran utama di kehidupannya sendiri.

Kelebihan Novel Parable

Kisah Parable ini sangat menarik, unik, dan mampu membuat banyak orang penasaran. Bagaimana tidak? Brian Khrisna membangun karakter tokoh utama yang sangat berbeda dari ‘standar’ umum tokoh utama dalam cerita. Membangun tokoh utama yang memiliki karakter menyedihkan ini dinilai sangat jenius.

Selain itu, cara penulisan Brian Khrisna juga selalu dipuji. Brian selalu bisa mengemas kisah yang ditulisnya menjadi ringan, meskipun memiliki konflik yang berat. Brian selalu bisa menyelipkan komedi dengan tepat. Komedi yang dituliskannya itu mampu membuat para pembacanya tertawa lepas.

Selain itu, perkembangan karakter Dewa yang merupakan tokoh utamanya ini dinilai baik. Brian Khrisna juga menyelipkan berbagai pesan yang mendalam di balik cerita yang lucu ini. Para pembaca dapat menemukan banyak pelajaran hidup dari kisah Dewa ini.

Kekurangan Novel Parable

Sejumlah pembaca merasa bahwa Brian Khrisna kirang menggambarkan dengan baik konflik batin yang dialami Dewa secara menyeluruh. Oleh karena itu, pembaca seolah diajak untuk mengenal kehidupan pribadi Dewa, tetapi tidak sepenuhnya diajak untuk merasakan apa yang sebenarnya Dewa rasakan.

Dalam novel Parable ini, banyak ditemukan kata-kata kasar. Selain itu, terdapat juga sejumlah hinaan antar tokoh yang dinilai terlalu berlebihan. Sebab, hinaan tersebut terkait dengan penampilan fisik seseorang. Bagian tersebut bisa membuat pembaca merasa tidak nyaman.

Pesan Moral Novel Parable

Dari kisah Dewa ini kita dapat belajar bahwa hendaknya kita meluangkan waktu untuk orang-orang terkasih yang ada di sekitar kita, jika mereka membutuhkan kehadiran kita. Sebab, kita juga pastinya ingin ditemani ketika kita membutuhkan uluran tangan orang. Selain itu, begitu lah yang disebut sebagai seorang teman.

Jangan jadikan kehidupan orang lain menjadi standar bagi kehidupan yang ingin kamu wujudkan. Hidupnya adalah hidupnya, dan hidupmu adalah hidupmu. Taraf bahagia setiap orang di dunia ini berbeda-beda. Tidak apa jika kamu bisa bahagia oleh karena hal-hal kecil. Tak apa jika bahagiamu tidak seperti bahagia mereka.

Kebahagiaan seseorang sejatinya hanya bisa diwujudkan oleh dirinya sendiri. Sebab, kebahagiaan berasal dari pikiran dan pemaknaan diri sendiri akan segala hal yang meliputi dirinya. Jangan pernah bergantung pada orang lain untuk menjadi bahagia.

Dari Dewa kita dapat belajar untuk jangan bersikap terlalu keras kepada dirimu sendiri. Merupakan hal yang normal jika kamu menangis. Adalah hal yang normal jika kamu merasa kecewa kepada dirimu sendiri. Kamu sangat boleh untuk mengeluh, kamu juga tak harus selalu terlihat baik-baik saja.

Kamu pantas untuk beristirahat sejenak. Kamu harus memberikan waktu kepada dirimu sendiri. Sebab, perjuanganmu dalam hidup sudah sangat jauh. Kamu telah berjuang terlalu keras. Istirahat, supaya kamu mampu untuk berlari lagi.

Seseorang yang hidupnya terlihat sangat buruk, ternyata pada kenyataannya tidak seburuk itu. Sebaliknya, seseorang yang hidupnya terlihat hampir sempurna, pada kenyataannya tidak selalu baik. Dari Dewa dan Edo kita dapat belajar bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dan, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tokoh Dewa yang dianggap tidak memiliki kelebihan saja, ternyata memiliki hati yang sangat besar. Ia adalah seorang yang sangat setia kawan. Ia rela berkorban bagi sahabat-sahabatnya. Dan dari hal itu, ia tidak mengharapkan imbalan atau balasan. Selain itu, Dewa juga mampu mensyukuri segala hal yang dimilikinya, sekecil apa pun hal itu.

Nah itu dia Grameds ulasan novel Parable karya Brian Khrisna. Menarik sekali bukan? Yuk langsung saja dapatkan novel Parable ini hanya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap untuk memberikan informasi terlengkap bagi anda. Selamat membaca!

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy