in

Review Novel Janshen Karya Risa Saraswati

Mungkin di antara Grameds sudah banyak yang familiar dengan nama Janshen. Nama Janshen sendiri bisa populer, karena termasuk menjadi salah satu anggota Peter CS, teman beda dunia yang dimiliki Risa Saraswati. Janshen adalah anggota paling muda dari kelima teman kecil Risa Saraswati.

Novel Janshen adalah novel yang ditulis oleh Risa Saraswati, penulis, penyanyi, dan YouTuber ternama di Indonesia. Risa menjadi sangat dikenal masyarakat Indonesia, karena dikenal memiliki kekuatan supranatural untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.

Novel Janshen pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 oleh penerbit Bukune. Novel Janshen ini ditulis dari sudut pandang Risa sebagai seseorang yang mengetahui kisah Janshen semasa hidupnya. Novel ini menceritakan kisah hantu anak kecil yang bernama Janshen.

Novel Janshen menjadi buku terakhir yang memiliki tema tentang kisah teman beda dunianya yang ditulis oleh Risa Saraswati. Novel Janshen ini dituliskan Risa Saraswati berdasarkan kisah yang diceritakan Janshen sendiri kepadanya, juga ditambah imajinasi dari proses pemaknaannya sendiri. Risa juga mengatakan bahwa teman kecilnya itu telah memberikan izin untuk mengenal sosok Janshen secara lebih mendalam dengan membagikan kisah hidupnya.

“Risa, aku takut hujan!”

“Risa, kamu gemuk!”

“Risa, aku benci dipanggil hantu!”

“Risa, seandainya saja gigiku tidak ompong!”

“Risa, aku rindu Anna….”

“Risa… terima kasih, walaupun kau jelek, aku menyayangimu. Sama seperti aku sayang kepada Annabelle. Jangan berhenti menemui aku, karena menemui kau membuatku merasa hidup.”

—Jantje Heinrich Janshen—

Selama ini, kita memanggilnya dengan nama “Janshen”. Padahal itu ternyata merupakan nama belakang keluarganya. Sejak lahir, Janshen kerap dianggap sebagai pembawa kebahagiaan, karena siapa pun yang ada di sekitarnya akan merasa bahagia. Tidak ada yang ingin mengetahui bagaimana kisah hidup Janshen.

Semua sahabat hantu Risa tidak tertarik mencari tahu kisah hidupnya, karena masalah terberat bagi seorang Janshen hanya giginya yang ompong, yang membuat anak itu selalu menjadi bahan ledekan. Risa pernah berpikir bahwa hidup Janshen selalu menyenangkan, ia pikir hari-hari anak kecil itu selalu dipenuhi canda dan tawa.

Ternyata pikiran Risa itu salah. Anak selucu dan sekecil Janshen ternyata harus menghadapi banyak masalah sampai akhir hidupnya. Selamat datang di kehidupan si hantu ompong favorit Risa. Selamat menyelami sisi gelap masa lalu Janshen.

Profil Risa Saraswati – Penulis Novel Janshen

Sumber foto: reqnews.com

Risa Saraswati adalah wanita kelahiran Bandung, 24 Februari 1985. Risa Saraswati adalah penulis, penyanyi, dan YouTuber ternama Indonesia. Risa menjadi sangat dikenal masyarakat Indonesia, karena dikenal memiliki kekuatan supranatural untuk melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.

Risa tumbuh besar di kota kelahirannya, Bandung. Risa Saraswati merupakan lulusan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, yang menyandang gelar sarjana Teknik Sipil.

Sejak Risa kecil, ia kerap menunjukkan sikap yang aneh, contohnya kerap kali berbicara sendiri. Risa kemudian diketahui memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bahkan menjalin hubungan baik dengan makhluk tak kasat mata. Kemudian, saat menjadi musisi, Risa membuat sebuah album yang berjudul Story of Peter, yang berisi kisah tentang hubungannya dengan makhluk tak kasat mata.

Risa sudah terjun dalam bidang tarik suara sejak ia masih duduk di bangku SMA. Lalu, setelah ia lulus, Risa kemudian menekuni bidang tarik suara dengan serius, dan ia bergabung dalam sebuah band bernama Homogenic. Risa menjadi vokalis Homogenic selama 7 tahun lamanya.

Jika anda pernah mendengar lagu Risa yang berjudul “Bilur”, anda bisa mendapati kesan mistis dalam lagu tersebut. Terdapat suatu bagian lirik nyinden dalam lagu ini, yang lambat laun diketahui bahwa bagian itu berasal dari makhluk gaib yang bernama Mae.

Mae diketahui dulunya adalah seorang penyanyi sinden yang menikah dengan seorang pria, tetapi tidak direstui oleh orang tuanya. Dalam kehidupan sehari Mae, ia selalu disiksa oleh sang suami. Penyebab Mae meninggal juga karena disiksa oleh sang suami. Mae kemudian menyesal, karena tidak menuruti omongan orang tuanya.

Risa kemudian memiliki grup musik yang ia buat sendiri, yang bernama Sarasvati. Namun, Sarasvati akhirnya vakum dari dunia musik. Risa juga sulit menemukan waktu bersama anggota Sarasvati yang lain. Maka itu, akhirnya Risa memberanikan diri untuk merilis album solo pertamanya pada 31 Oktober 2018.

Risa merilis album studio yang berjudul Sandekala. Selain dalam bentuk album, Sandekala juga hadir dalam bentuk novel. Rilisnya album ini dilakukan bersamaan dengan konser musik yang bertema “Sandekala”, yang diadakan pada 16 November 2018 di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung.

Sesuai makna kata Sandekala yang bermakna senja kala, yakni waktu tersebut adalah waktu pergantian dari siang ke malam atau maghrib. Waktu magrib diketahui sebagai saat bagi makhluk gaib untuk mulai berkeliaran. Maka itu, dalam album Sandekala, terdapat 9 lagu yang bercerita tentang kemunculan makhluk gaib di waktu senja kala.

Dalam suatu wawancara yang dilakukannya, Risa menyatakan bahwa ia kini memilih untuk vakum untuk tampil di panggung. Sebab, seiring berjalannya waktu, Risa kerap merasa sesak saat menyanyi. Selain itu, Risa juga merasa kurang nyaman ketika harus melakukan aksinya di atas panggung, karena ia kini telah berhijab. Ditambah lagi, lagu-lagu yang harus ia bawakan berkisah tentang hantu.

Risa menjadi seorang penulis, diketahui karena ia sedari kecil memiliki hobi membaca. Sejumlah bacaan yang dikagumi Risa adalah karya dari Enid Blyton, dan karya dari R. L. Stine. Kebiasaan membaca itu kemudian berubah menjadi kebiasaan menulis cerita.

Diawali dari menulis catatan harian, menulis kisah tentang sahabat, sampai akhirnya menulis berbagai cerita di balik sejumlah lagu yang pernah ditulisnya dalam sebuah blog. Hobi baru Risa ini kemudian membawa keberuntungan baginya, dan membuka karirnya menjadi seorang penulis.

Pada bulan Januari 2012, bersama penerbit Bukune, Risa berhasil merilis buku pertamanya yang berjudul Danur. Buku dengan total 214 halaman ini mengisahkan tentang sisi lain dari kehidupan Risa yang selama ini tidak pernah diungkap ke orang banyak. Risa juga banyak bercerita tentang kedekatan hubungannya dengan hal mistis.

Beberapa karya Risa yang lain, yaitu Seri Danur yang terdiri dari novel Danur (2012), Maddah (2012), Sunyaruri (2013), dan Senjakala (2018). Selain itu, ada novel Sempalan yang mengisahkan tentang teman gaib Risa, yang terdiri dari Peter (2016), Hendrick (2016), William (2017), Hans (2017), Janshen (2017), Asih (2018), Samantha (2018), Ivanna Van Dijk (2018), dan Marriane (2019).

Ada juga Seri Jurnal Risa, yang terdiri dari novel Jurnal Risa: Teror Liburan Sekolah (2020), dan Jurnal Risa: Mamat Ujang (2020). Risa juga membuat karya non serial, yakni Ananta Prahadi (2014), r.i.s.a.r.a – bersama Sara Wijayanto (2014), Rasuk (2015), dan Tenung – bersama Dimas Tri Adityo (2019). Risa juga sempat membuat buku kumpulan puisi pada tahun 2015, yang berjudul “Catatan Hitam”.

Sinopsis Novel Janshen

Jantje Heinrich Janshen atau yang akrab dipanggil Janshen adalah anak kecil yang usianya belum genap enam tahun. Janshen sebetulnya merupakan nama belakang, sedangkan nama panggilan harusnya diambil dari nama depan. Namun, ia sendiri meminta kepada sang ayah untuk menjadikan Janshen sebagai nama panggilannya. Sebab, menurut Janshen, nama Jantje lebih cocok untuk panggilan anak perempuan.

Janshen berasal dari keluarga sederhana asal Belanda yang mencoba peruntungan di Indonesia dengan bekerja sebagai pedagang. Ia lahir dari pasangan Jan Garrelt Janshen dan Marthaus Janshen. Keluarga Janshen memiliki 4 orang anak, 3 di antaranya adalah anak perempuan, dan Janshen merupakan satu-satunya anak laki-laki di keluarga mereka.

Kakak perempuan Janshen yang paling pertama bernama Maria Elizabeth Janshen, dan kakaknya yang kedua bernama Engel Annabelle Janshen. Lalu, kakak ketiganya bernama Margarethie Reina Janshen, ia merupakan gadis Belanda yang cantik dan anggun. Siapa pun yang melihatnya pasti akan kagum akan sosoknya. Keluarga Janshen memutuskan untuk menetap di Kota Bandung setelah Bandung ditetapkan menjadi salah satu cabang usaha perdagangan yang dimilikinya.

Keluarga Janshen memang dikenal sebagai keluarga yang baik, tidak terkecuali juga kepada kaum pribumi. Maka dari itu, di Hindia Belanda, keluarga Janshen tidak mengalami kesulitan saat mencari pegawai untuk toko mereka, karena orang-orang sangat menghormati mereka. Bahkan, Martha, Ibunda Janshen kerap kali mendapat bonus dari para pedagang pribumi ketika ia berbelanja.

Garrelt dan Martha juga membebaskan keempat anaknya untuk berbaur dengan siapa pun, termasuk anak-anak pribumi. Martha memiliki pola pikir bahwa orang tidak akan menjahati anak-anaknya asalkan mereka bersikap baik pada orang lain. Oleh karena kebiasaan baik yang diterapkan kedua orang tuanya, anak-anak keluarga Janshen juga tumbuh menjadi anak yang baik. Mereka selalu menghormati orang lain, menuruti perkataan orang tuanya, dan sebagainya.

Di Indonesia, mereka memang hidup dalam keadaan yang sederhana. Namun, keluarga Janshen terlihat sangat rukun dan selalu menjaga satu sama lain. Kata yang dapat menggambarkan keluarga mereka adalah penuh kasih sayang.

Suatu hari, keadaan keluarga Janshen mulai memburuk saat anak pertama dan anak ketiga keluarga Janshen, yaitu Lizbeth dan Reina dinyatakan sakit. Hal ini memaksa keluarga Janshen kemudian harus berpisah. Kedua orang tua Janshen menyerahkan usaha yang mereka bangun di Indonesia kepada Anna, anak kedua mereka. Anna juga ditugaskan untuk menjaga Janshen yang masih kecil.

Sementara itu, kedua orang tua Janshen akan pergi ke Netherland untuk keperluan berobat Lizbeth dan Reina. Kala itu, keadaan Hindia Belanda semakin memanas setiap harinya. Hal ini sontak memaksa Anna dan Janshen untuk tinggal sementara di rumah keluarga Grunigen. Keadaan menjadi lebih buruk lagi ketika Anna mendengar kabar bahwa adiknya, Reina sudah menghembuskan napas terakhir.

Sedangkan, sang kakak, Lizbeth saat itu mengalami koma. Janshen yang masih kecil dan lugu itu tidak mengetahui apa pun yang terjadi saat itu. Sebab, Anna juga berusaha untuk menutupi semuanya. Pada suatu hari, Robert Grunigen tiba-tiba menyuruh Anna dan Janshen untuk bersembunyi di loteng dengan terburu-buru.

Secara samar, mereka berdua dapat mendengar bangsa Nippon datang ke rumah Grunigen. Bagian yang paling menyedihkan adalah mereka juga mendengar suara teriakan dan tangisan dari keluarga Grunigen. Anna terkejut saat ia melihat Satirah ketika ia ingin mengambil makanan dari dapur untuk dibawa ke loteng. Satirah pernah berjanji untuk melindungi Anna dan Janshen, tetapi perjuangan Satirah ternyata sia-sia.

Anna kemudian terpaksa berpisah dengan Janshen, karena ia ketahuan masih berada di rumah keluarga Grunigen. Tidak tinggal diam saja, Satirah kemudian mengajak Janshen untuk menemui seseorang yang sangat dipercayai keluarga Janshen. Tentunya hal ini dilakukan dengan hati-hari, supaya tidak ketahuan pihak Jepang. Namun, takdir ternyata berkata lain. Janshen yang masih sangat kecil harus mengakhiri hidupnya di tangan bangsa Jepang.

Kelebihan Novel Janshen

Risa Saraswati menuliskan kisah Janshen ini dengan bahasa yang mudah untuk dipahami. Cara bercerita Risa Saraswati juga tidak perlu diragukan lagi. Risa Saraswati mampu menuliskan kisah kehidupan Janshen ini dengan sangat mengalir. Tentunya, kisah ini juga mampu menyentuh hati para pembacanya.

Risa Saraswati mampu membangun karakter tokoh dengan sangat kuat. Penjelasannya yang detail, serta dinamika antar tokoh mampu membuat para pembaca secara mudah mengenal tokoh dalam novel ini. Selain itu, konflik yang disajikan dalam novel ini juga sangat menarik, meski terkadang menyayat hati jika mengingat kisah ini adalah pengalaman nyata yang pernah dialami Janshen.

Kisah Janshen ini memang menceritakan tentang kisah kehidupannya dan keluarganya. Namun, kisah ini bukan sekadar biografi semata. Kisah Janshen ini dikemas sedemikian rupa oleh Risa Saraswati, sehingga mengandung pelajaran tentang sejarah. Risa Saraswati juga menyelipkan sejumlah pesan moral yang dapat diambil oleh para pembaca.

Selain itu, sampul novel Janshen ini juga dinilai sangat menarik oleh para pembaca. Sebab, Risa Saraswati memberikan gambar visualisasi sosok Janshen yang menggemaskan. Gambaran sosok Janshen ini semakin mendukung kisah ini yang memang merupakan kisah kehidupan masa lalu Janshen.

Kekurangan Novel Janshen

Selain ada kelebihan, novel Janshen ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang didapatkan pada novel ini, yaitu di dalam novel ini masih didapatkan sejumlah kesalahan pada penulisan. Sejumlah pembaca juga menemukan beberapa bagian cerita novel ini ditulis dengan kalimat yang kurang efektif. Namun, kekurangan tersebut tidak mengganggu proses anda dalam memahami kisah Janshen ini.

Pesan Moral Novel Janshen

Dari cara mendidik anak yang diterapkan orang tua Janshen, kita dapat belajar untuk menaruh kepercayaan kepada anak, dengan memberikan mereka kebebasan untuk bersosialisasi. Terkadang, orang tua kerap kali melarang anak bersosialisasi dengan kaum tertentu, karena alasan mereka lebih mengetahui keadaan sekitar atau tipikal masyarakat sekitar. Namun, pengetahuan mereka itu berdasar pada stigma, bukan fakta.

Martha mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun. Lalu, ia juga mengajarkan untuk tidak membeda-bedakan orang lain oleh karena perbedaan suku atau budaya. Keluarga Janshen juga mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh kasih. Selalu mengasihi, menolong, dan rela berkorban demi orang-orang tersayang.

Novel Janshen ini juga kembali mengingatkan kita kepada kisah sejarah yang memilukan. Sejarah yang tidak boleh terulang lagi. Kisah sejarah yang menghabiskan banyak nyawa tidak berdosa, oleh karena stigma, rasisme, dan alasan kekuasaan. Dari kisah tersebut, kita hendaknya selalu memandang orang lain sebagai manusia yang sama dengan kita.

Nah, itu dia Grameds ulasan novel Janshen karya Risa Saraswati. Menarik sekaligus menyedihkan sekali ya kisah kehidupan Janshen. Bagi kalian yang ingin mengenal sosok Janshen lebih dalam, yuk segera dapatkan novel Janshen ini hanya di Gramedia.com.

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy