in

4 Rekomendasi Film Horor Thailand yang Seru dan Mendebarkan

Mae Nak (Xufanc/Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported).

Film Horor Thailand – Film horor yang dibuat Thailand sebenarnya tidak kalah bersaing dengan serial horor yang dibuat oleh negara lain. Jika membicarakan mengenai cerita horor, Thailand dapat dikatakan sebagai juaranya. Kuatnya unsur kebudayaan yang berhubungan dengan hal gaib menyebabkan film-film dari negara tersebut sukses menyuguhkan kisah-kisah yang menyeramkan.

Beberapa film horor yang dibuat Thailand juga menyampaikan inspirasi kepada para penikmat film yang dapat membuat bulu kuduk semakin merinding. Pada masa sekarang, film horor dari Thailand menjadi suguhan menarik dari para penikmat film. Ini disebabkan tema yang diangkat dapat dikatakan unik, yaitu legenda sampai dengan cerita rakyat.

Banyaknya film horor Thailand ini, terkadang membuat sebagian orang bingung untuk menontonnya. Namun, tak perlu khawatir karena di artikel ini kita akan membahas tentang rekomendasi film Thailand. Jadi, simak ulasannya di bawah ini, Grameds!

Film Horor Thailand

Daftar Film Horor Thailand yang Menyeramkan

Berikut rekomendasi film horor asal Thailand yang cocok ditonton ketika senggang.

1. The Ghost of Mae Nak (2005)

Film Horor Thailand
Poster film The Ghost of Mae Nak (2005) (Box Office Entertainment/Non-free film poster).

The Ghost of Mae Nak merupakan film horor Thailand yang dibuat pada 2005. Film ini menceritakan mengenai legenda Thailand kuno, yaitu hantu perempuan bernama Nak. Kisah ini sebenarnya juga diangkat menjadi berbagai buku dan acara televisi setempat.

Nak dikatakan sebagai seorang perempuan cantik yang sedang mengandung anaknya, tetapi dia meninggal dunia ketika melahirkan dan menunggu Mak (suaminya) yang sedang berperang. Mmenurut beberapa versi film lain, perang itu melawan suku Shan.

Sepulangnya, Mak tidak menjumpai anak maupun istrinya. Para tetangganya di sisi lain mencoba menasihatinya jika istrinya itu sebenarnya hantu yang bergentayangan dan telah meninggal dunia sejak lama. Mak lantas mengerti jika istrinya merupakan hantu dan berupaya melarikan diri. Perlu diketahui, Mae Nak sendiri mempunyai kuil tersendiri yang berada di samping kanal Phra Khanong, Bangkok.

Film tersebut dibintangi oleh Pataratida Patcharawirapong sebagai Nak, Siwat Chotchaicharin sebagai Mak, Porntip Papanai sebagai Mae Nak, Jaran Ngamdee sebagai Por Mak, dan Meesak Nakarat sebagai Angel.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

2. La-Tha-Pii (2006)

Poster film La-Tha-Pii (2006) (Siam Zone/Non-free film poster).

La-Tha-Pii atau Ghost Game merupakan film horor yang menceritakan mengenai suatu acara realitas horor di salah satu museum perang yang dikenal dengan nama The Death Camp. Salah satu peserta yang bernama Dao telah ikut ke dalam game tersebut dengan keinginan membawa uang sebesar lima juta bath yang akan diberikan kepada ibunya.

Ketika game telah dimulai, dia dicurigai sebagai seorang pengontrol game. Keadaan semakin kacau karena semua peserta melihat bermacam-macam roh berkeliaran. Puncak ketegangan film ini adalah saat para peserta harus mencoba melarikan diri dari game tersebut.

Film itu dibintangi oleh Pachornpol Jantieng, Kittilak Chulakrian, Wacharin Jinamulee, Chanetphaka Korsuwan, Thanyanan Mahapirun, Taweesak Pamornpol, Supatsiri Patomnupong, Phongsak Rattanapong, Panweth Saiyakhlaai, dan Zeenam Soonthorn.

3. Alone (2007)

Film Horor Thailand
Poster film Alone (2007) (GMM Tai Hub//Non-free film poster).

Alone merupakan film horor Thailand yang dirilis pada 2007. Film itu mengisahkan mengenai gadis muda bernama Pim. Dia baru saja pindah ke Korea untuk menghidari rasa bersalahnya yang disebabkan operasi pemisahan dengan saudara kembar siamnya. Dia berhasil selamat, sedangkan saudara kembarnya meninggal dunia.

Saat pulang ke Thailand untuk mengunjungi ibunya yang kritis, dia dihantui oleh roh saudara perempuannya yang marah. Selain menyuguhkan kisah mengerikan, film tersebut juga mempunyai ending dan plot twist yang susah ditebak.

Film tersebut dibintangi oleh Marsha Wattanapanich sebagai Pim dan Ploy, Vittaya Wasukraipaisan sebagai Wee, Ruchanu Boonchooduang sebagai ibu Pim dan Ploy, Hatairat Egereff sebagai Pim (usia 15 tahun), Rutairat Egereff sebagai Ploy (usia 15 tahun), Chutikan Vimuktananda sebagai Pim (usia 7 tahun), Chayakan Vimuktananda sebagai Ploy (usia 7 tahun), Namo Tongkumnerd sebagai Wee (usia 15 tahun), dan Joel Piercey sebagai Ryang.

4. Siam Square (2017)

Film Horor Thailand
Poster film Siam Square (2017) (Sahamongkolfilm International/Non-free film poster).

Siam Square merupakan film horor Thailand yang mengisahkan mengenai kisah teror terhadap dua pelajar yang menguji kebenaran mitos mengenai “kursi benang merah”. Kisah di dalamnya merupakan legenda urban Shibuya atau pusat kota Bangkok.

Mereka menginginkan lulus ujian masuk universitas dengan cara menyembah setan dan mengkaitkan benang berwarna merah ke kursi tertentu yang dianggap memberikan keberuntungan. Saat beberapa siswa lain juga mencoba ide itu, rasa penasaran mereka berakibat fatal karena roh jahat berwujud gadis muda mengincar para siswa satu persatu.

Film itu dibintangi oleh Eisaya Hosuwan sebagai May, Thanabordee Jaiyen sebagai Terk, Purim Rattanaruangwattana sebagai Moowhan, Thanyawee Chunhasawasdikul sebagai Fern, Morakot Liu sebagai Jublek, Ploy Sornarin sebagai Nid, Nutthasit Kotimanuswanich sebagai Mon, Atikhun Adulpocatorn sebagai Newton, Manapat Techakumphu sebagai Pond, dan Anongnart Yusanon sebagai Meen.


Itulah artikel terkait “rekomendasi film horor Thailand” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait

1. Bikin Film, Yuk! Tutorial Asyik Bikin Film Kamu Sendiri

Transformasi pengetahuan itu tidak harus dengan mengernyitkan dahi, tetapi juga bisa dengan santai. Tentu saja, juga bisa sambil minum kopi. Buku yang dikarang oleh penulis bernama Nurul Muslim dan memiliki judul Bikin Film, Yuk! ini adalah hasil belajar film di lokasi shooting yang dikuatkan dengan penelusuran referensi yang tentunya valid.

Buku ini juga ditulis mengalir begitu saja sesuai dengan adab yang pernah penulis alami sebagai “penggila” dunia kreatif. Untuk itulah, buku Bikin Film, Yuk! ini dapat dijadikan sebagai stimulus dan inspirasi bagi pembaca yang berminat di bidang film. Selain itu, buku tersebut juga sangat cocok untuk anak muda kreatif dan juga semua kalangan yang ingin membuat filmnya sendiri.

Pembahasan dalam buku ini antara lain:

  • Bikin film edutainment untuk generasi;
  • Zaman now;
  • Testimoni;
  • Mengapa film?;
  • Desain produksi film, yang meliputi pre-production (pra produksi), production (produksi), post-production (pasca produksi), dan promosi film;
  • Tahapan dalam produksi, yang meliputi pre-production (pra produksi), konsep dasar produksi Film, Produksi (Production), Pasca-Produksi (Post-Production); 7) Promosi Film; 8) Kendala dalam produksi film berbasis komunitas;
  • Mengenal kru produksi dan pemain film yang meliputi tim produksi, art departement (tim artistik film), talent (pemain);
  • Membuat film dengan kamera smartphone;
  • Istilah-istilah di dalam dunia film.

Oleh karena itu, bagi kalian yang memiliki keterkaitan di bidang film, segera dapatkan buku berjudul Bikin Film, Yuk! ini sekarang juga.

2. Bikin Film Itu Gampang

Buku yang ditulis oleh Natasha Dematra ini merupakan buku panduan bagi siapa saja yang tertarik untuk menjadi sutradara alias membuat film. Sesuai dengan judulnya, Bikin Film Itu Gampang, buku terbitan Bhuana Ilmu Populer pada 2018 ini akan mengajarkan kepada pembaca tentang cara membuat film.

Berkat kemajuan zaman dan teknologi, membuat film bukanlah suatu aktivitas yang sulit, bahkan kita bisa membuat film dengan menggunakan telepon genggam. Buku ini akan menjadi panduan sederhana kepada pembaca dalam membuat film dengan menggunakan telepon genggam. Penjelasannya ringkas, tetapi mendetail dan mudah diaplikasikan oleh siapa saja.

Penulis di dalam buku ini menyebutkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat film menggunakan ponsel dan tata caranya. Disajikan secara step by step beserta latihan dengan ilustrasi yang menarik dan penuh warna, buku ini tidak akan membuat pembaca bosan. Penulis akan mengajari hal-hal dasar dalam membuat film, mulai dari pengambilan gambar, berbagai macam shot, hingga mengenai akting, kostum, dan penulisan skenario.

Profil penulis:

Natasha Dematra adalah seorang sutradara, produser, aktivis, penulis, artis, penyanyi, penulis lagu, editor film, dan pembicara. Pengalamannya dalam dunia perfilman sudah tak perlu diragukan lagi dan isi dalam buku ini bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Penulis sudah menerima lebih dari 150 penghargaan dalam bidang perfilman, bahkan sering diundang ke berbagai workshop di dalam hingga luar negeri.

3. Menulis Naskah Drama: Implementasi dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Film Animasi

Standar isi di dalam kurikulum sekolah, pembelajaran menulis naskah drama menuntut siswa tidak hanya memahami atau membaca, tetapi siswa dituntut untuk memproduksi atau menciptakan naskah drama. Selama ini, asumsi menulis naskah drama di mata sebagian siswa merupakan sebuah pelajaran yang sulit dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Asumsi tersebut memang benar karena menulis naskah drama membutuhkan proses kreatif dan kemampuan menulis untuk dapat merangsang penonton maupun pemain. Hal tersebut membutuhkan proses kreatif dan membutuhkan ide cerita yang bagus jika naskah drama tersebut dipersiapkan untuk pementasan.

Namun, dalam penulisannya lebih ditekankan kepada aspek kebahasaannya. Media film animasi dikemas untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, inovatif, dan menimbulkan daya tarik para siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Media ini dikemas dengan menarik dan mudah digunakan. Pada materi pembelajaran, siswa dapat belajar secara langsung cara penerapan tahapan-tahapan menulis naskah drama dengan salah satu contoh film animasi.

Buku ini akan menguraikan cara kita bisa mengasah keterampilan menulis naskah drama siswa dengan mengasyikkan melalui media film animasi. Selain itu, buku ini juga bisa dijadikan referensi bagi guru, terutama guru bahasa Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa di sekolahnya.

4. Mengenal Skenario Film Jurus Cantik

Saat ini, semua orang bisa membuat film hanya dengan menggunakan kamera handphone. Kita bisa menyaksikan video yang direkam kamera handphone tentang sebuah peristiwa; apakah itu bencana alam, upacara adat, upacara pernikahan, pementasan teater atau musik, suasana di pasar, atau peristiwa-peristiwa lain yang tiba-tiba terjadi di hadapan kita saat kita membawa handphone. Selain itu, beberapa orang juga banyak yang membuat cerita pendek, wawancara, dalam waktu satu atau dua menit. Ruang untuk penayangannya juga lebih mudah, bisa di Facebook, Youtube, atau Instagram.

Secara tidak langsung, sesungguhnya masyarakat luas kini sudah mengenal sebuah film itu terwujud, apalagi tontonan di rumah melalui layar televisi atau Youtube begitu banyak dan beragam. Setidaknya, hal tersebut bisa menginspirasi untuk membuat film. Pertanyaannya adalah “Bagaimana kalau muncul keinginan untuk membuat sebuah film yang waktunya seperempat jam, setengah jam, satu jam, atau lebih dari satu jam? Bagaimana kalau muncul keinginan untuk membuat film pendek yang bisa diikutsertakan ke ajang Festival Film Pendek?”

Buku Mengenal Skenario Film Jurus Cantik ini menyajikan contoh berupa sebuah skenario film berjudul “Jurus Cantik”. Melalui contoh tersebut, pembaca dapat mempelajari sebuah skenario secara mudah. Buku ini juga dilengkapi istilah-istilah yang sering kali digunakan dalam skenario film. Dengan demikian, pembaca dapat memperoleh banyak informasi lebih dari buku ini, bahkan dapat membuat skenario film.

5. Bikin Film Pakai Smartphone Itu Keren

“Bikin film pakai handphone? Hasilnya akan jelek?” Ungkapan pesimistis itu akan terbantahkan ketika kita menonton sebuah film berjudul Olivia. Selain Olivia, masih banyak lagi film bagus dan mendapat banyak penghargaan yang dibuat menggunakan smartphone, di antaranya adalah Romance in NYC, Tangerine, Unsane, dan juga I Play with the Phrase Each Other. Semua film itu bagus dan menunjukkan karakter film yang dibuat menggunakan smartphone.

Nah, fakta tersebut tentu bisa memotivasi kamu untuk membuat karya sinematografi dengan mudah dan tentu saja biayanya murah. Manfaat yang akan kamu dapat banyak. Salah satu di antaranya adalah kamu bisa mengasah kreativitas kamu dalam bidang seni perfilman. Selain itu, kamu juga dapat belajar mengatur diri sendiri dan teman produksimu, intinya kamu berlatih kepemimpinan.

Membuat film dengan menggunakan smartphone ini bukan hanya untuk gaya-gaya semata, tetapi untuk melatih diri kita dalam menghadapi persoalan pada masa mendatang. Jika di masa depan kamu menjadi sineas yang andal, anggaplah itu sebagai bonus dari Tuhan.

Baiklah, agar kamu lebih mahir dalam memproduksi sebuah karya film dengan menggunakan smartphone, kami akan membantu kamu dengan menghadirkan buku yang sederhana ini. Buku ini secara umum membahas pembuatan karya film dan secara khusus membahas pembuatan karya film menggunakan smartphone. Semoga kehadiran buku ini benar-benar bermanfaat bagi kamu dan juga bagi bangsa kita! Salam Sineas!

6. Kamus Istilah Televisi dan Film

Film Horor Thailand

Kamus ini memuat lebih dari 2.000 entri yang berhubungan erat dengan dunia televisi dan film. Pembahasan di dalamnya mencakup istilah-istilah yang biasa digunakan dalam proses produksi program televisi dan karya film, juga istilah-istilah teknis operasional di dalam studio televisi, studio editing, penulisan skenario, hingga istilah-istilah yang biasa digunakan para ahli dalam mengkaji televisi dan film. Sebagian besar entri, khususnya yang berhubungan dengan karya film, disertai contoh-contoh dengan menyebutkan judul film, nama sutradara, dan tahun pembuatannya.

Baca juga: