in

Review Buku A Man Called Ove: Pria Tua yang Selalu Gagal Bunuh Diri

A Man Called Ove – Novel A Man Called Ove karya penulis asal Swedia Fredrik Backman yang rilis pada 2012 lalu ternyata masih terus banyak diminati oleh pembaca hingga kini. A Man Called Ove memang salah satu novel karya Fredrik Backman yang patut mendapatkan apresiasi.

Pasalnya novel A Man Called Ove mengambil latar kisah seorang pria tua yang penuh haru hingga berhasil memeluk hati banyak pembacanya. Bukan sekadar kisah slice of life biasa, A Man Called Ove lebih dari cerita kakek tua biasa yang mengharukan.

Novel A Man Called Ove menceritakan tentang perjalanan hidup seorang Ove yang kini sudah menua, dengan sikap dingin, kasar, dan penuh lukanya. Storyline yang sederhana dalam novel ini berhasil membentuk rangkaian cerita yang utuh dan indah.

Maka, tidak heran jika buku ini mendapat gelar best seller 18 bulan seusai perilisan awal oleh New York Times. A Man Called Ove juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 2013 dan sontak menghasilkan lebih banyak keuntungan lagi.

Novel dengan cover biru ini memiliki judul asli En man som heter Ove, dengan bahasa Swedia dan langsung laris manis di negara asalnya. Popularitas novel ini terus naik hingga pada akhirnya mendapat tawaran untuk diadaptasikan ke dalam sebuah film pada 2015.

Film adaptasinya memiliki judul yang sama, dengan karakter utama Johan Rheborg sebagai Ove. Perilisan perdananya pada 25 Desember 2015 di Stockholm. Versi filmnya digarap persis dengan baik oleh sang sutradara Hannes Holms ini memenangkan penghargaan Guldbagge Awards ke 51.

Pada 2014 novel ini juga merilis versi audiobook dalam bahasa Inggris, dibacakan oleh George Newbern seorang aktor asal Amerika.

A Man Called Ove

Profil Penulis Buku A Man Called Ove

Fredrik Backman merupakan sosok di balik novel A Man Called Ove. Lelaki yang kini berusia 40 tahun itu adalah seorang blogger, kolumnis, dan juga penulis kelahiran Swedia. Novel pertamanya Man Called Ove (2012) meraih banyak popularitas dan berhasil melambungkan namanya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Disusul dengan novel lain My Grandmother Asked Me to Tell You She’s (2013), kemudian pada 2014 menulis Britt-Marie Had Here. Selang beberapa tahun pada 2017 akhirnya Fredrik merilis kembali novel Beartown dan Us Against You pada 2018.

Novel-novel karyanya selalu menuai sukses besar di Swedia dan menduduki jajaran buku best seller. Karya-karyanya itu juga telah dialihbahasakan dalam 25 bahasa. Fredrik sebagai penulis terkenal kerap menulis buku dalam genre humor, fiksi dan satire.

Sebelum menjadi penulis, Fredrik memulai karirnya dengan menulis untuk majalah di Helsingborgs Dagblad dan juga Moore Magazine. Ayah dua anak ini juga berhasil membuat sebuah rumah produksi melirik karyanya berjudul Beartown.

Tentang Buku A Man Called Ove

Novel setebal 368 halaman miliki Fredrik ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan. Bahkan versi filmnya juga memenangkan banyak penghargaan atas kisah dan penggarapannya yang menarik. dengan menggunakan premis sederhana serta eksekusi yang baik novel ini berhasil menyentuh banyak hati pembaca di seluruh dunia.

Sinopsis Buku A Man Called Ove

A Man Called Ove menceritakan tentang seorang pria bernama Ove yang tinggal sendiri pada usianya 59 tahun. Sikap Ove yang ketus, kaku dan menyebalkan membuat banyak orang di kompleks sekitarnya tidak terlalu suka padanya.

Bagi Ove sendiri, dia hanya menganggap semua orang menyebalkan dan bodoh. Sehingga dia merasa tidak perlu beramah tamah pada orang lain, cukup mengurus hidupnya sendiri. Tapi, Ove memiliki rutinitas yang ketat setiap harinya.

Dia selalu berjalan berkeliling kompleks tiap pagi untuk mengecek lingkungan kompleks, mengecek pagar sekitar kompleks supaya terkunci dan tidak ada orang asing yang masuk. Di kompleks itu juga memiliki garasi umum tempat dimana semua warga memarkir kendaraan mereka, sehingga untuk masuk kedalam kompleks tidak boleh ada kendaraan bermotor.

Usai berkeliling Ove pergi bekerja di perusahaan kereta api. Dirinya sudah bekerja di sana sejak muda meneruskan pekerjaan ayahnya. Namun suatu hari, kepala bagian memanggil Ove dan menyarankan padanya untuk mulai mengurus pensiun karena dia sudah terlalu tua.

Hal ini menyinggung perasaan Ove yang memang mudah sekali marah. Ove memutuskan untuk keluar dari kantornya dan pulang. Ada satu kebiasaan yang dimiliki Ove, yakni dia selalu mengunjungi makam istrinya setiap pulang kerja, begitu juga hari ini.

Dia menceritakan semua hal yang terjadi padanya hari ini di depan nisan Sonja. Ove kini merasa sudah lelah dan muak dengan dunianya, apalagi selepas Sonja sang istri meninggalkannya beberapa bulan lalu.

Dari sana Ove memutuskan untuk mengakhiri hidupnya menyusul sang istri. Sepulang dari pemakaman, Ove mulai melancarkan keinginan bunuh dirinya menggunakan tali yang digantungkan di langit-langit rumahnya.

Ove yang sudah siap dan rapi menggunakan setelan jas itu mulai mengalungkan tali di lehernya namun berhenti saat melihat foto sang istri. Kemudian Ove turun dan menutup foto tersebut karena tidak ingin sang istri melihatnya.

Setelah kembali ke posisinya, dia mulai mengikatkan tali ke leher, tiba-tiba ada sebuah mobil yang tidak sengaja parkir di depan rumahnya dan menabrak sesuatu. Rupanya itu adalah tetangga baru Ove yang belum tahu peraturan kompleks.

Ove marah sekali, dia memaki orang tersebut dan memutuskan untuk memindahkan mobil mereka ke garasi. Kemudian setelah itu, Ove kembali ke posisi dan meraih tali lagi. Namun rupanya dua anak tetangga barunya melihatnya melalui jendela.

Karena tidak ingin memberikan ingatan buruk pada mereka, Over kembali turun dan menutup jendela.

Keesokan harinya Ove kembali lagi untuk melancarkan rencananya, Namun usaha bunuh dirinya lagi-lagi gagal karena seseorang mengetuk pintu depannya. Lagi-lagi sang tetangga datang untuk menyampaikan terimakasih, bersama anaknya.

Tidak lama setelah itu, tetangga lamanya meminta bantuan Ove untuk memperbaiki pemanas di rumahnya. Wanita tua itu memiliki suami stroke yang mana adalah kawan lamanya. Ove yang marah kemudian mengusir semua orang dari halamannya.

Lalu akhirnya Ove berhasil menggantungkan dirinya. Saat itu, dia kembali mengingat kehidupan masa kecilnya yang penuh kesedihan, hingga saat ia bertemu istrinya. Hal itu membuat hati Ove mencelos sakit, namun tidak lama Ove terjatuh ke lantai karena badan tali itu tidak kuat menahan badan gemuknya. Akhirnya bunuh diri Ove pun gagal lagi.

Kegigihan Ove untuk bunuh diri tidak berhenti, dia memutuskan meminjam selang tetangga lama untuk menghirup karbondioksida. Tapi sebelum itu dia akhirnya memperbaiki pemanas tetangganya. Kemudian, Ove kembali ke garasi memasang selang pada knalpot mobil dan mengalirkannya ke dalam mobil dengan dia di dalam.

Tapi hal itu lagi-lagi gagal karena tetangganya meminta bantuan untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sembari menunggu tetangganya, Ove diminta untuk menemani anak-anaknya. Ove justru semakin sering menolong tetangganya ketika niat bunuh dirinya muncul.

Ove yang lelah, akhirnya memutuskan untuk lompat di rel kereta. Tapi ketika tiba di stasiun Ove justru berakhir menolong seorang pria yang tiba-tiba kejang disana. Hari terus berganti Ove sudah lelah mencoba bunuh diri.

Dia malah menemui seekor kucing yang bersembunyi di depan rumahnya. Tetangganya meminta Ove untuk merawat si kucing supaya menjadi teman Ove. Tanpa dia sadari, Ove kini mulai membuka hatinya pada orang di sekitarnya lagi.

Berkat tetangga yang merepotkan dan terus melibatkan dirinya membuat Ove selalu terseret dalam situasi di luar keinginannya. Situasi yang membuat dirinya jauh lebih baik dan terbuka. Seiring berjalannya waktu Ove semakin dekat dengan keluarga di samping rumahnya.

Dia bahkan sering menjaga anak-anak, dan menjadi akrab dengan orang lain. bahkan ketika niat bunuh diri Ove muncul lagi, selalu ada orang lain yang seolah tidak membiarkannya mati. Menyeretnya pada kebahagiaan kecil yang telah Ove lupakan selama ini.

Menuju akhir cerita perjalanan hidup Ove, dia tidak lagi sendirian. Hidupnya tidak lagi kelam. Rumahnya kini terbuka untuk menawarkan berbagai bantuan. Ove kini bisa merasakan kembali rasanya mengelilingi kompleks bersama tetangga dan kawan. Sehingga setidaknya, saat nyawanya benar-benar meninggalkan raga, Ove mati dengan bahagia.

Nilai Kehidupan dari Buku A Man Called Ove

Membaca kisah Ove dan semakin mengenal sosok Ove, membuat kita semua ikut geram tapi juga sayang. Berkaca dari kehidupan Ove kita bisa memetik banyak hal baik untuk dicontoh.

1. Nilai Kedisiplinan

Membaca kisah Ove kita sadar bahwa Ove adalah sosok yang sangat rajin dan disiplin. Kehidupannya yang sulit sejak kecil membuat hatinya tegar dan kaku. Namun, kabar baiknya adalah Ove menjadi sangat disiplin dalam melakukan pekerjaannya, dan aktivitasnya.

Dia selalu membiasakan diri untuk mengecek kompleks, dan teliti dalam bekerja meskipun sudah memasuki usia yang tidak muda lagi. Ove selalu bangun pagi, mengelilingi kompleks, merawat rumahnya dan menghargai apa saja yang menjadi miliknya.

Hal ini bisa menjadi contoh yang baik untuk generasi muda yang cenderung lebih malas dan kurang menghargai hal-hal disekitar mereka. Ove belajar hidup mandiri sejak kecil membuat dirinya dapat diandalkan oleh orang sekitar.

2. Nilai Kejujuran

Meskipun sering bicara kasar Ove tidak pernah berbohong akan apapun. Dia jujur dengan perasaannya dan orang lain. Dia mungkin akan meneriaki orang lain saat dia memang marah dan akan berterimakasih pada orang yang baik padanya.

Kejujuran di hati Ove bisa dilihat oleh Sonja, istrinya. Salah satu alasan yang membuat Sonja amat mencintai dan menghargai Ove sebagai lelaki. Karena lelaki sejati adalah lelaki yang perkataannya bisa dipertanggungjawabkan.

3. Kepedulian

Dari keseluruhan cerita, satu hal menarik yang bisa kita lihat disini adalah rasa kepedulian Ove yang ternyata begitu besar. Dia mungkin selalu marah untuk dimintai bantuan, tapi yang mendorongnya untuk terus membantu para tetangga adalah rasa kepeduliannya sendiri.

Besarnya kepedulian Ove akan lingkungan sekitar, orang-orang, anak-anak dan hewan bahkan bisa menghentikan rencana bunuh dirinya. Bahkan dengan kepeduliannya pun, Ove tidak tega bunuh diri di hadapan anak kecil. Dia bahkan bisa menahan amarahnya di hadapan anak-anak.

Ove yang terkenal pemarah juga rupanya bisa melunak dihadapan kucing yang kelaparan di depan rumahnya. Melihat dari karakter Ove ini, kita bisa mencontoh sisi dirinya yang memiliki rasa peduli yang melebihi kepeduliannya pada diri sendiri.

A Man Called Ove

Alasan Mengapa Buku A Man Called Ove Wajib Kamu Baca

1. Memiliki Storyline yang Padat

Secara garis besar, alur A Man Called Ove ini sebenarnya sederhana, tapi ada banyak adegan yang padat yang diletakan dengan baik oleh penulis. Sehingga tidak ada adegan yang rasanya tidak penting dalam seluruh cerita ini. Semua bagian dan adegan, bahkan setiap percakapannya pun memiliki makna dan memiliki pay off yang tepat di akhir.

2. Pendekatan dengan Karakter yang Baik

Fredrik Backman seolah ingin menghadirkan sosok kakek tua yang benar-benar nyata sebagai pusat dari ceritanya. Pendekatan karakter Ove ini sangatlah baik. Kita bisa mengenal Ove perlahan, di awal perkenalan kita mungkin ikutan geram. Tapi semakin lama mendalami karakternya pembaca akan semakin sayang pada Ove.

Di sisi lain kita juga menyadari bahwa karakter Ove ini terasa semakin nyata. Seolah dia hanyalah kakek-kakek yang biasa lewat depan kompleks rumah kita saja. Sebab semua hal yang dilakukan Ove dan karakternya benar-benar seperti para kakek kebanyakan. Kadang terlalu konvensional, galak, tapi bisa lucu dan baik juga.

3. Scene Komedi yang Sesuai Porsi

Meskipun kisah ini memang membuat haru, tapi bukan berarti tidak ada adegan lucunya. Penulis seolah ingin menghidupkan para karakternya dengan menyelipkan banyak adegan komedi atau percakapan lucu. Antara Ove yang konvensional dan orang-orang disekitarnya. Setiap selipan komedia pada novel selalu berhasil membuat pembaca tertawa.

4. Romance Unik

Hubungan Ove dan Sonja mungkin memang tidak ada dalam sepanjang kisah ini. Namun rasa sayang dan cinta Ove dibangun dengan sangat baik disini meskipun Sonja telah tiada. Beberapa adegan romantis juga menjadi selingan yang berupa flashback masa lalu Ove saat masih dengan Sonja. Ove yang kaku, Sonja yang ceria dan penuh kebahagiaan menjadikan kisah asmara keduanya unik dan anti-mainstream.

5. Mengangkat Isu Sosial

Penulis juga sempat mengangkat isu sosial yang mulai banyak terjadi di masyarakat terutama di negara maju. Budaya dimana biasanya orang tua saat sudah memasuki usia renta dan anaknya tidak sanggup untuk mengurus lagi, kemudian dimasukan ke dalam panti jompo. Hal ini mungkin banyak kita temukan di luar sana, tapi tidak di Indonesia. Kita seharusnya bisa memberikan kasih sayang dan bersyukur atas kesehatan orang tua selama mereka masih ada.

Kesimpulan

Ove mungkin terdengar kejam, tapi dibalik sikap menyebalkan dan dinginnya ada luka yang menganga besar di hatinya. Hidupnya yang hanya sebatas hitam putih dan penuh rasa perih menjadi lebih berwarna atas kehadiran Sonja.

Satu-satunya wanita yang bisa melihat kejujuran dan ketulusan di hati Ove, tanpa Sonja hidup Ove kembali berantakan. Rasa perih kembali muncul tak beraturan sehingga membuatnya ingin menyusul istrinya.

Namun sayangnya dunia terlalu berantakan untuk ditinggalkan. Tetangganya terlalu membutuhkan sosok Ove disisi mereka. Selalu ada yang menghentikan Ove untuk mengakhiri hidupnya. Ove sadar satu-satunya yang mencegah dirinya menyusul istrinya adalah rasa pedulinya.

Ketika Ove menyadarinya, dunia seolah kembali berwarna meski tanpa Sonja didalamnya. Atau mungkin Sonja mengirimkan pesan pada dunia. Tapi satu hal yang pasti, layaknya Ove setiap kehidupan tidak selamanya suram. Tergantung dari cara kita memandangnya.

Ove mungkin bukanlah pria yang akan menebarkan senyuman hangat pada siapa saja. Dia juga bukan lelaki idaman dengan mawar dan puisi yang melankolis. Lebih dari itu, dibalik mulutnya yang kaku Ove memiliki banyak kejujuran dan ketulusan di dalam hatinya. Bahwa apa yang dia lakukan adalah apa yang kita mungkin butuhkan, tindakan bukan hanya perkataan.

A Man Called Ove

Grameds, jika kamu tertarik membaca buku A Man Called Ove karya Fredrik Backman ini, kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan sellau memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Inka

BACA JUGA:

Written by Ananda