Biologi

Apa Itu Fungsi Plastida? Pahami Fungsi dan Jenis-Jenis Plastida

Written by Nandy

Apa itu fungsi plastida  – Grameds tentu sudah paham kalau tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Proses ini begitu penting untuk tumbuhan karena pada keadaan inilah tumbuhan melakukan proses pembuatan atau pembentukan makanan, terutama pada tumbuhan yang mengandung zat hijau daun.

Proses fotosintesis sendiri terjadi di dalam plastida. Oleh karena itu, keberadaan plastida di dalam tumbuhan sangat vital karena berhubungan dengan produksi makanan dan reproduksi. Nah, bagi kalian yang sedang belajar ilmu Biologi, ada kabar baik nih. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas mengenai plastida dan fungsinya pada tumbuhan. Gimana Grameds, kalian sudah siap? Kalau sudah siap, yuk Grameds kita tancap gas langsung.

Apa Itu Plastida?

Sumber gambar: byjus.com

Sebelum kita masuk ke inti bahasan, yakni fungsi plastida, tidak ada salahnya jika kita mengenali dulu apa sebenarnya plastida itu. Setelah mengenali plastida secara garis besar, kita dapat membahas fungsi plastida dan tentunya hal ini dapat membantu kalian dalam memahami ulasan mengenai plastida.

Plastida bisa dikatakan sebagai organel terbesar yang hanya akan kita temukan pada sel alga dan tumbuhan. Dengan kata lain, plastida tidak akan kita temui pada sel hewan dan manusia. Ukuran plastida sangat kecil, yakni sekitar 4µm-6µm dengan ketebalan sekitar 1µm-3µm. Plastida merupakan organel dengan dua membran, yakni membran luar dan membran dalam.

Satuan µm mengartikan mikrometer dan setiap 1 µm setara dengan 1 X 10-6 meter atau 1:1000.000 meter. Kalian bisa melihatnya dengan mata telanjang? Oleh karena ukurannya yang sangat kecil, maka plastida hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya saja.

Sebagai kita bahas di atas, organel sitoplasma ini memegang peran penting dalam proses fotosintesis sekaligus penyimpanan makanan. Fungsi plastida sangat bergantung terhadap keberadaan pigmen karena pada umumnya, plastida yang terlibat di dalam fotosintesis hanyalah plastida yang mengandung pigmen (yang memberikan efek warna hijau, merah, kuning, dan lainnya).

Plastida dikenal memiliki beberapa kandungan warna. Plastida berwarna hijau disebut kloroplas. Sementara itu, plastida yang mengandung pigmen berwarna lain disebut kromoplas. Sedangkan sebagian plastida tidak memiliki pigmen warna disebut dengan leukoplas.

Dalam proses fotosintesis, kloroplas merupakan plastida yang paling penting karena mengandung zat hijau daun. Di dalam zat hijau daun terdapat klorofil yang dapat menangkap sinar matahari sebagai syarat terjadinya proses fotosintesis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kloroplas merupakan tempat di mana terjadinya fotosintesis.

Fungsi Plastida

Di awal, kita telah sedikit membahas mengenai fungsi plastida sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Kali ini kita akan membahas fungsi plastida lebih lengkap sebagaimana yang akan kita jelaskan di bawah ini.

1. Fotosintesis

Kandungan kloroplas di dalam plastida menjadikannya sebagai tempat terjadinya fotosintesis.

2. Meningkatkan Penyimpanan Cadangan Makanan

Di dalam menjalankan fungsi ini, plastida bertipe kromoplas dan leukoplas lah yang berperan besar. Kloroplas yang berubah menjadi kromoplas mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan sel dan jaringan dalam menyerap bahan-bahan yang terlarut di dalam air, seperti karbohidrat.

3. Menarik Polinator

Polinator merupakan perantara yang membantu terjadinya proses penyerbukan pada bunga sehingga serbuk sari dapat menempel di kepala putik. Pada umumnya, polinator adalah hewan-hewan seperti lebah, kupu-kupu, burung, kumbang, lalat, ngengat, dan kelelawar. Adanya polinator ini dapat membantu penyerbukan karena tubuhnya yang menempel pada benang sari sehingga serbuk sari menempel di tubuhnya kemudian bagian tubuh tersebut menyentuh kepala putik.

Agar hewan-hewan tersebut hinggap pada bunga atau tumbuhan yang dimaksud, maka perlu adanya sesuatu yang menarik perhatian polinator. Selain nektar pada bunga, warna buah atau bunga yang diakibatkan oleh pigmen warna pada tumbuhan dapat menjadi sesuatu yang menarik polinator.

 

4. Penyimpanan Makanan

Fungsi plastida dalam hal ini dimainkan oleh leukoplas seperti amiloplas untuk penyimpanan amilum, sedikit kromoplas, dan elaioplas untuk lipid atau lemak, dan proteinoplas untuk protein. Hal ini dikarenakan plastida tidak lepas dari fungsinya sebagai organel yang berkaitan dengan penggabungan dan jumlah makanan.

5. Memproduksi Protein dan Asam Amino

Asam amino merupakan pecahan protein yang terlibat di dalam metabolisme. Fungsi ini dilakukan dengan baik oleh leukoplas.

6. Pembeda Antara Hewan dan Tumbuhan

Oleh karena itu plastida hanya terdapat pada tumbuhan dan alga, maka hewan tidak memiliki plastida. Poin ini dapat menjadi pembeda yang sangat jelas antara hewan dan tumbuhan.

Jenis-jenis Plastida

Plastida terbagi menjadi beberapa jenis dengan masing-masing jenis memiliki fungsi khusus. Dari beberapa klasifikasi yang ada, kita akan memilih klasifikasi yang didasarkan pada ada atau tidaknya pigmen secara Biologi dan tahap perkembangan plastida. Sebut saja ada empat jenis plastida, yaitu sebagai berikut.

Sumber gambar: byjus.com

1. Kloroplas (Cloroplasts)

Sumber gambar: www.sciencefacts.net

Kloroplas merupakan salah satu jenis plastida yang mengandung pigmen hijau. Kloroplas akan banyak kalian temukan pada tumbuhan hijau dan ganggang berwarna biru-hijau. Zat warna hijau daun pada tumbuhan dihasilkan oleh kloroplas dan disebut dengan klorofil.

Dengan demikian, fungsi utama kloroplas adalah untuk mensintesis makanan dengan memanfaatkan sinar matahari melalui proses fotosintesis dan menghasilkan energi dalam bentuk molekul fosfat yang berenergi tinggi.

Selain kedua fungsi di atas, kloroplas juga berfungsi untuk memproduksi NADPH yang dapat mensintesis glukosa di saat fotosintesis, melepaskan molekul-molekul oksigen (O2) melalui proses fotolisis air, memproduksi asam amino dan lipid guna memproduksi membran kloroplas, melindungi tanaman terhadap patogen, dan melakukan reproduksi bagian sel lainnya secara independen dan mandiri karena memiliki DNA sendiri.

Klorofil sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu klorofil A untuk menghasilkan warna hijau-biru, klorofil B untuk menghasilkan hijau-kekuningan, klorofil C untuk menghasilkan hijau-coklat, dan klorofil D untuk menghasilkan warna hijau-merah.

Jika diperhatikan dengan seksama gambar bagian-bagian kloroplas di atas, dapat kita temukan plastida ini memiliki dua membran, yakni membran dalam dan membran luar. Di antara dua membran tersebut terdapat ruang sebesar 10-20 nanometer.

Di dalamnya terdapat sistem membran lain yang bentuknya menyerupai kantong-kantong pipih yang dinamakan tilakoid yang susunannya bertumpuk dan membentuk struktur unik jamak granum (grana). Setiap grana mengandung 10-20 tilakoid. Ruangan di antara grana disebut dengan stroma. Di dalam tilakoid inilah terdapat pigmen fotosintesis, yakni klorofil dan karoten. Satu lagi bagian dari kloroplas adalah DNA yang berfungsi sebagai bahan genetik.

Pada tumbuhan yang termasuk tingkat tinggi, kloroplas umumnya memiliki bentuk bikonveks dan plankonveks. Sedangkan pada tanaman lainnya, bentuk kloroplas bervariasi mulai dari berserabut, bulat, bulat telur, hingga diskoid. Ukuran kloroplas rata memiliki diameter 4 µm-6 µm dan ketebalan 1 µm-3 µm.

2. Kromoplas (Chromoplasts)

Sumber gambar: www.sciencefacts.net

Dalam bahasa Yunani, chroma berarti “warna”. Dari segi bahasa, dapat kita pahami bahwa kromoplas merupakan plastida yang memiliki pigmen, sehingga dapat memberikan warna. Jika kalian melihat adanya warna selain hijau pada tumbuhan seperti merah, kuning, hingga jingga, maka warna tersebut ada karena peran dari kromoplas ini.

Adanya kandungan beta karoten pada kromoplas berfungsi untuk melakukan sintesis pigmen warna. Perlu diketahui pigmen sendiri merupakan zat warna yang diproduksi di dalam tubuh makhluk hidup. Pada tanaman berbunga dan memiliki buah,  fungsi kromoplas dapat kita lihat secara kasat mata. Apalagi jika buah tersebut sudah matang dan tua, warnanya seringkali berubah dari warna mentahnya. Misalkan  saja jeruk yang menguning, tomat yang menjadi kuning dan merah, pisang yang menguning, wortel yang menjadi orange, dan sebagainya.

Warna yang dihasilkan oleh kromoplas ini juga dapat menarik perhatian polinator. Jika ada polinator yang tertarik, dia akan hinggap di tanaman tersebut. Hal ini akan menguntungkan tanaman karena polinator tersebut akan membantu proses penyerbukan tanpa ia sadari.

Tidak seperti kloroplas, kromoplas tidak terlibat dalam proses fotosintesis. Karena tidak terlibat dalam fotosintesis, kromoplas tidak terlibat dalam produksi makanan nabati.

Perlu diketahui sebagai info tambahan, mengkonsumsi karotenoid dapat mengurangi resiko penyakit kanker dan kardiovaskular. Tidak hanya itu, fucoxanthin pada kromoplas terbukti memiliki efek anti-obesitas dan anti-diabetes. Karotenoid pada kromoplas juga dapat berfungsi sebagai antikosidan pada tumbuhan.

Dibandingkan dengan kloroplas, ukuran kromoplas relatif lebih kecil, meskipun besarnya bervariasi. Di bagian dalamnya, terdapat molekul besar yang disebut fibril. Di dalam fibril terdapat tetesan lipid.

Jika diamati dengan seksama menggunakan mikroskop elektron, kromoplas diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu globular (biasanya ditemukan pada buah-buahan sitrus seperti jeruk, lemon, dan sebangsanya), membran konsentris (ditemukan pada bunga tulip dan daffodil), tubular (ditemukan pada hypanthium, mawar, dan capsicum atau cabai merah), fribillar (ditemukan pada lada), dan kristal (ditemukan akar wortel dan tomat).

Secara ringkas, perbedaan antara kloroplas dan kromoplas terdapat pada enam hal, yakni tampilan warna, nama pigmen, letak, fungsi utama, sistem lamelar, dan ribosomnya. Dari warna, kloroplas berwarna hijau, sedangkan kromoplas berwarna kuning, merah, dan orange.

Pigmen pada kloroplas mengandung klorofil, sedangkan kromoplas mengandung karotenoid. Letak klorofil berada di bagian tumbuhan yang berwarna hijau, sedangkan kromoplas dapat ditemukan di pada bagian tumbuhan yang tidak berwarna hijau, seperti buah matang, daun yang sudah tua, serta mahkota dan kelopak bunga.

Fungsi utama kloroplas adalah sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, sementara kromoplas berfungsi untuk menarik perhatian pollinator. Kloroplas memiliki sistem lamelar, sementara kromoplas tidak memilikinya. Dan terakhir, dari segi ribosom, kloroplas memilikinya, sedangkan kromoplas tidak memiliki ribosom.

Pada saat tertentu, kromoplas dapat berubah menjadi kloroplas kembali. Proses ini disebut dengan penghijauan ulang. Hal ini dapat terjadi pada beberapa bagian tanaman dan karena ada beberapa faktor penyebabnya. Fenomena ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar klorofil dan pengurangan karotenoid. Proses redifferensiasi ini terjadinya karena adanya bantuan hormon nitrat dan giberelin.

3. Leukoplas (Leucoplasts)

Sumber gambar: sciencefacts.net

Leukoplas merupakan salah satu jenis plastida yang secara eksklusif ditemukan dalam tumbuhan. Berbeda dengan jenis plastida lainnya, leukoplas tidak berwarna karena tidak memiliki pigmen apapun. Oleh karena itu, plastida jenis ini dinamakan leukoplas, yang dalam bahasa Yunani, leuco artinya putih dan plastos artinya dibentuk.

Biasanya leukoplas dapat ditemukan pada jaringan-jaringan nonfotosintetik seperti endosperma, akar, umbi, dan biji. Semuanya merupakan tempat untuk menyimpan protein, pati, dan lipid di dalam tumbuhan. Leukoplas dapat melaksanakan fungsi biosintetik seperti mensintesis asam amino, asam lemak, dan senyawa-senyawa lainnya.

Berdasarkan zat yang terdapat di dalamnya, leukoplas terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Amiloplas (Amyloplast)

Jenis leukoplas ini berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi pati. Setelah terbentuk pati, amiloplas menyimpannya di dalam biji, umbi, batang, dan buah. Amiloplas juga melakukan sintesis pada pati agar dapat dimanfaatkan selama proses fotosintesis. Setelah sintesis berhasil, pati disimpan sementara di dalam kloroplas. Kemudian pati tersebut dipecah agar dapat melepaskan energi di saat tidak terjadi proses fotosintesis.

2. Elaioplas (Elaioplast)

Leukoplas tipe ini dapat mensintesis asam lemak serta menyimpan lipid di dalam mikrokompartemen berisi lipid  yang disebut dengan plastoglobuli. Leukoplas satu ini juga disebut dengan oleosom. Plastida jenis ini juga memainkan peran kunci dalam pengembangan butiran serbuk sari.

3. Proteionoplas (Proteinoplasts)

Juga sering dikenal dengan aleuroplasts. Sebagaimana namanya, leukoplas ini dapat menyimpan protein. Umumnya proteinoplas banyak ditemukan pada biji.

Di dunia ini, ada banyak tanaman yang mewarisi platida hanya dari satu induk yang sama. Angiospermae mewarisi plastida dari gamet betina. Di sisi lain, ada banyak gimnospermae yang mewarisi plastida dari serbuk sari jantan. Sementara untuk Alga mewarisi plastida dari satu induk saja.

4. Gerontoplas (Gerontoloplasts)

Pada dasarnya, plastida jenis ini merupakan kloroplas yang mengalami proses penuaan. Gerontoplas mengacu pada kloroplas yang terdapat di daun, yang mengubah menjadi organel lain, ketika daun tidak lagi berfotosintesis (pada umumnya saat musim gugur tiba. Fungsi dari gerontoplas adalah mengontrol pembogkaran hasil fotosintesis.

Kesimpulan

Plastida merupakan organel yang sangat vital pada tumbuhan. Organel ini hanya dapat ditemukan pada tumbuhan dan alga. Sementara hewan dan manusia tidak memiliki organel ini. Vitalnya plastida dapat kita sepakati dari fungsi-fungsi dalam menjalankan perannya.

Sebut saja fungsi plastida adalah menjadi tempat berlangsungnya fotosintesis, meningkatkan penyimpanan cadangan makanan, menarik polinator, memproduksi protein dan asam amino, dan pembeda antara hewan dan tumbuhan. Mengingat betapa krusialnya peran yang dijalankan oleh plastida, tidak heran jika plastida dikatakan plastida merupakan organel vital. Bukan begitu, Grameds.

Platsida juga  terbagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu kloroplas yang memiliki zat warna hijau daun, kromoplas yang memiliki pigmen warna dan sebagai penarik polinator, leukoplas yang melakukan sintesis asam amino dan asam lemak pada tumbuhan, dan gerontoplas yang dapat mengontrol hasil fotosintesis.

Plastida memiliki ukuran yang kecil. Namun dengan kecilnya ukuran tersebut bukan berarti plastida merupakan orgael bersel satu. Plastida memiliki beberapa bagian-bagan penyusun lainnya.

Grameds, pembahasan kita mengenai fungsi plastida ini memang cukup berat. Ada banyak istilah ilmiah dan banyak bagian organel yang kita bahas. Bahkan kita membahas hal yang detail dari yang sudah detail. Apakah dengan itu kita menjadi kapok? Jawabannya tidak. Justru ada banyak ilmu dan wawasan baru yang kita dapat dengan membahas hal-hal baru. Meski demikian, ulasan kita kali ini sudah mencapai titik ujungnya.

Kami yakin bahwa masih ada banyak hal ingin Grameds baca. Masih ada banyak literasi yang ingin Grameds nikmati. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia.com selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan untuk menemani proses pembelajaran yang kalian lakukan. Buku-buku pilihan kami telah siap untuk menemani kalian.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Mutiani Eka Astutik

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya