Biologi

Perkembangbiakan Hewan: Generatif dan Vegetatif

Written by Nandy

Perkembangbiakan hewan – Dalam pembelajaran biologi di bangku sekolah dahulu tentunya kita akan bertemu dengan materi perkembangbiakan. Dimana setiap makhluk hidup yang ada di bumi akan melakukan perkembangbiakan. Mulai dari manusia, tumbuhan hingga hewan.

Perkembangbiakan yang dilakukan oleh makhluk hidup tersebut bertujuan untuk melanjutkan keberlangsungan hidup mereka. Dimana dengan adanya perkembangbiakan yang menghasilkan keturunan akan menjadikan keberadaan spesies mereka tetap terjaga hingga kurun waktu yang lama.

Nah, dalam artikel ini akan membahas mengenai perkembangbiakan hewan. Secara umum hewan akan perkembangbiakan dengan cara aseksual atau vegetatif dan seksual atau generatif. Perkembangbiakan hewan adalah salah satu karakteristik dasar yang akan dimiliki oleh setiap hewan sebagai makhluk hidup.

Tujuan dari perkembangbiakan yang dilakukan oleh hewan adalah agar terhindar dari kepunahan. Nah, di bawah ini ada beberapa jenis perkembangbiakan hewan yang bisa kalian baca selengkapnya.

Perkembangbiakan Generatif

Perkembangbiakan generatif atau bisa kita sebut dengan istilah perkembangbiakan seksual akan terjadi ketika sel kelamin jantan atau spermatozoa bertemu dengan sel kelamin betina atau sel telur. Dimana jenis perkembangbiakan generatif ini secara umum akan dibedakan menjadi tiga jenis.

Mulai dari perkembangbiakan ovipar, vivipar dan ovovivipar. Tujuan dari adanya perkembangbiakan generatif adalah untuk membentuk individu baru. Adapun penjelasan mengenai jenis perkembangbiakan generatif adalah sebagai berikut ini.

  • Ovipar (Bertelur)

Ovipar adalah salah satu jenis perkembangbiakan generatif binatang dengan cara bertelur. Dimana perkembangbiakan tersebut akan dilakukan oleh unggas dan reptil. Setelah proses pembuahan terjadi, maka embrio yang dihasilkan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada cangkang telur.

Embrio tersebut nantinya akan mendapatkan asupan nutrisi dan cadangan makanan dari dalam telur yang  telah dikeluarkan  oleh tubuh induk. Karena hal tersebut embrio hewan ovipar akan melakukan proses perkembangan di dalam telur dan berada di luar tubuh induk.

Hewan ovipar memiliki beberapa ciri seperti tidak adanya kelenjar susu, tidak memiliki daun telinga, mengengkrami telur, tidak melakukan proses menyusui anaknya. Sedangkan untuk contoh hewan yang melakukan perkembangbiakan ovipar atau bertelur adalah seperti bebek, ayam dan angsa.

Kelompok Hewan Ovipar

Sebelumnya telah dijelaskan beberapa contoh dari hewan yang mengalami perkembangbiakan ovipar. Hewan yang mengalami perkembangbiakan ovipar akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dimana setiap kelompok hewan ovipar ini memiliki pengertian yang berbeda dengan contoh yang berbeda pula.

Oleh karena itu, kita juga perlu mengelompokkan hewan ovipar. Berikut ini kelompok hewan ovipar.

  • Kelompok Unggas

Setelah induk mengalami proses bertelur, nantinya induk tersebut akan melakukan proses mengerami telur yang keluar. Dimana ketika telur sudah dierami dalam kurun waktu tertentu, maka telur tersebut akan menetas menjadi anak. Kondisi ini akan dialami oleh kelompok unggas seperti ayam, itik, angsa dan burung.

  • Kelompok Ikan

Induk ikan akan mengeluarkan telur dan biasanya jumlah yang dihasilkan terlihat cukup banyak. Telur yang keluar tersebut tentunya sudah dibuahi dan akan bersiap untuk menetas menjadi anak ikan. Sebagai contoh kelompok ikan yang mengalami proses tersebut adalah seperti ikan lele, ikan mas dan ikan nila.

  • Kelompok reptile

Reptil dapat hidup pada kondisi tertentu. Maksudnya adalah hewan yang tergolong dalam kelompok reptil ada yang hidup di area air dan ada juga yang hidup di area darat. Lalu, untuk cara berkembang biak dari hewan kelompok reptil adalah diawali dengan proses perkawinan antara induk betina dengan induk jantan.

Berikutnya, induk betina akan mengalami proses bertelur. Dimana setelah beberapa hari selanjutnya telur tersebut akan mengalami kondisi menetas dan menjadi anak reptile. Contoh kelompok reptil yang mengalami kondisi tersebut adalah seperti ular, cecak, kadal, tokek, bunglon, biawak, buaya dan kura-kura.

  • Kelompok Amfibi

Katak atau kodok adalah contoh dari kelompok hewan amfibi. Dimana hewan tersebut telah melewati proses metamorphosis pada siklus hidupnya. Amfibi sendiri akan bereproduksi dengan fertilisasi eksternal. Dimana kata betina akan melepaskan telur di dalam air dan katak jantan akan melepaskan sperma di dalam air sebagai bentuk proses pembuahan sel telur tersebut.

  • Vivipar (Melahirkan)

Vivipar adalah jenis perkembangbiakan yang akan dilakukan dengan cara melahirkan. Dalam hal ini tentunya hewan akan mengalami masa kehamilan. Dimana kehamilan tersebut bisa terjadi setelah adanya pembuahan, embrio akan tumbuh dan mengalami perkembangan di dalam rahim induk betina.

Selanjutnya, akan ada yang namanya proses pertumbuhan hingga pada akhirnya akan dilahirkan membentuk individu baru sejenis. Perlu diketahui juga ketika embrio berada di dalam kandungan, embrio tersebut akan mendapatkan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi oleh  induk betina melalui plasenta.

Dibandingkan dengan jenis pada hewan ovipar, janin yang ada hewan vivipar cenderung lebih lambat. Lalu untuk ciri hewan vivipar adalah adanya kelenjar susu, adanya daun telinga, tubuh hewan tersebut akan ditutupi oleh bulu atau rambut, secara umum akan menyusui atau mamalia.

Sedangkan untuk contoh dari hewan vivipar adalah seperti kucing, anjing, singa, kelinci, sapi, kambing, paus, lumba-lumba dan lain sebagainya.

  • Ovovivipar (Bertelur dan Melahirkan)

Pada perkembangbiakan generatif ada yang namanya jenis ovovivipar. Secara mudahnya ovovivipar merupakan kombinasi antara du acara pebangbiakan yaitu ovipar atau bertelur dan vivipar atau melahirkan.

Hewan yang berkembang biak secara ovovivipar akan diawali dengan adanya pembuahan menjadikan embrio yang dihasilkan bertumbuh dan berkembang di dalam telur. Kondisi ini memang terlihat mirip dengan perkembangbikan ovipar.

Namun khusus pada perkembangbiakan ovovivipar, telur tersebut pada akhirnya tidak akan dikeluarkan dari dalam tubuh induknya namun akan tetap berada di dalam tubuh induknya hingga proses mentas. Setelah mentas itulah calon akan akan dilahirkan oleh induk betina.

Jumlah hewan yang memiliki perkembangbiakan ovovivipar tidak sebanyak jenis perkembangbiakan lainnya seperti ovipar atau vivipar. Meski hewan ovovivipar tidak memiliki ciri khusus. Namun untuk membedakan hewan ovovivipar dengan jenis hewan lainnya adalah dari proses pembuahan hingga melahirkan.

Secara fisik ciri hewan ovovivipar memang lebih mirip dengan hewan ovipar. Adapun contoh dari hewan ovovivipar adalah seperti ikan pari, kadal, hiu, bunglon, kuda laut, platypus dan lain sebagainya.

Mempelajari materi tentang proses perkembanbiakan hewan tentunya akan lebih mudah memahami konsep dasarnya. Banyak banget materi yang bisa kita pelajari mengenai konsep perkembangan hewan, anatomi tubuh hewan hingga fisiologi reproduksi seperti yang telah dijelaskan dalam buku EMBRIOLOGI DAN REPRODUKSI HEWAN (Bahasan Reproduksi Hewan).

 

Perkembangan Vegetatif

Berikutnya ada cara perkembangbiakan vegetatif atau aseksual. Dimana perkambang biakan ini akan terjadi tanpa perlu proses perkawinan atau tanpa adanya proses pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan. Kebanyakan perkembangbiakan vegetatif akan terjadi pada hewan tingkat rendah atau avertebrata.

Dalam proses perkembangbiakan vegetatif ini akan dilakukan dengan cara membelah diri, pertunasan dan fragmentasi. Dalam prosesnya, perkembangbiakan vegetatif akan dilakukan secara alami dan buatan. Nah, untuk lebih paham lagi, berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis yang ada di dalam perkembangbiakan vegetatif.

  • Membelah Diri

Jenis yang pertama adalah pekembangbiakan membelah diri. Dimana jenis pekembangbiakan ini akan dilakukan oleh hewan dengan sel satu seperti amoeba dan paramaecium. Keduanya kerap disebut sebagai organisme eukariotik.

Selain itu organisme tersebut juga memiliki selaput inti. Ukuran hewan seperti amoeba dan paramaecium sendiri tergolong kecil dan hanya bisa dilihat menggunakan bantuan alat seperti mikroskop. Cara induk hewan seperti amoeba dan paramaecium sendiri adalah dengan membagi tubuhnya menjadi dua ukuran yang sama besar.

Adapun contoh dari hewan yang melakukan pekembangbiakan secara membelah diri adalah sebagai berikut ini.

  • Amoeba

Seperti yang  dijelaskan sebelumnya jika amoeba adalah salah satu jenis hewan yang melakukan proses pekembangbiakan secara membelah diri. Dimana amoeba sendiri merupakan  protista yang bergerak dengan bantuan pseudopodia atau kaki semu yang lebih merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak dengan proses mekanisme tersebut.

Amoeba sendiri hidup di darat maupun di air atau bahkan di berbagai habitat lainnya. Cara berkembang biak yang akan dilakuan oleh pekembangbiakan adalah dengan cara membelahdiri dalam kurun waktu yang begitu cepat.

Perlu diketahui juga jika sebagian perubahan geografi atau atmosfer memungkinkan terjadinya pemusnahan sebagian besar organisme hidup. Namun untuk amoeba yang termasuk organisme uniseluler mampu bertahan karena memiliki kemampuan reproduksi dengan begitu cepat.

  • Protozoa

Protozoa memiliki ukuran yang begitu kecil hingga hanya mampu dilihat dengan bantuan alat seperti mikroskop. Meski begitu beberapa kondisi menyebabkan protozoa dengan alga sulit dibedakan walaupun sudah dilihat dengan bantuan alat mikroskop.

Contoh protozoa sendiri seperti alga hijau Euglenophyta. Dimana alga hijau Euglenophyta memiliki kondisi seperti adanya sel berflagela, sel tunggal yang bisa berklorofil, adanya kondisi kehilangan klorofil dan memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.

Protozoa bisa dibedakan dari jamur yang dapat bergerak secara aktif tanpa adanya dinding sel dari alga karena tidak berklorofil beserta bisa dibedakan dari jamur lendir karena tidak akan membentuk badan buah.

  • Paramecium

Paramecium sendiri adalah protista yang terlihat mirip dengan hewan yang memiliki dua inti dalam satu sel. Dua sel tersebut adalah inti besar yang kerap disebut sebagai Makronukleus yang bisa digunakan untuk mengawasi kegiatan pertumbuhan serta metabolisme dan juga regenerasi.

Lalu, untuk inti sel kerap disebut sebagai mikronukleus yang digunakan sebagai pengendalian kegiatan reproduksi. Paramecium mendapatkan makanannya dengan cara menggetarkan silianya. Selain itu paramecium juga memiliki vakuola makan yang mampu berfungsi sebagai pencerna serta mengedarkan makanan. Lalu untuk vakuola berdenyut memiliki fungsi untuk mengeluarkan sisa makanan yang ada.

  • Pertunasan

Bertunas merupakan salah satu cara berkembang biak hewan ketika organisme baru tumbuh. Tunas kecil akan muncul pada tubuh induk hewan dan ketika sudah mencapai cukup umur, maka tunas tersebut akan berpisah dengan tubuh induk hingga membentuk individu baru.

Contoh paling mudah untuk hewan yang melakukan perkembanbiakan bertunas adalah hydra, porifera dan coelenterata. Pembentukan tunas pada hydra akan diawali dengan adanya tonjolan yang muncul pada bagian dinding tubuh bagian tengah.

Dimana tonjolan tersebut nantinya akan mengalami proses memanjang hingga membentuk mulut serta tangan. Hydra dengan bentuk tunas dalam kondisi belum dewasa akan mendapatkan makanan dari induk dewasa. Dan ketika sudah memasuki usia dewasa, nantinya hydra tersebut akan mulai menangkap makanannya secara mandiri. Selanjutnya hydra tersebut akan melepaskan diri dari tubuh induk dewasa.

  • Hydra

Sebelumnya telah kita bahas secara singkat mengenai perkembangbiakan bertunas pada hydra. Nah dalam poin ini akan dijelaskan kembali secara lebih detail mengenai hydra itu sendiri.

Hydra merupakan hewan yang memiliki karakteristik tidak adanya tulang belakang serta akan hidup ada habitat air tawar. Hydra juga termasuk sebagai hewan pemangsa yang hidup di air tawar dengan suhu tropis serta tidak tercemar.

Sama seperti amoeba, hydra juga termasuk kedalam hewan mikroskopis. Dimana hydra hanya bisa dilihat dengan bantuan alat seperti mikroskop. Hydra sendiri memiliki ukuran tubuh kecil dengan panjang sekitar 10 milimeter dan untuk bentuknya menyerupai tabung.

Agar bisa melindungi diri dari adanya ancaman, hydra akan melakukan kontraksi pada tubuhnya hingga membentuk atau menyerupai gumpalan kecil. Proses pekembangbiakan yang dilakukan oleh hydra akan dimulai dari munculnya benjolan pada tubuh hydra dewasa.

Dimana nantinya tonjolan tersebut akan terus berkembang hingga membesar dan ketika sudah pada kondisi cukup besar, maka hydra akan mampu mendapatkan makanan secara mandiri. Tunas hydra juga akan melepaskan diri dari induknya hingga bertumbuh dan berkembang menjadi individu baru sejenis.

  • Porifera

Porifera atau bisa disebut sebagai spon merupakan hewan multiseluler seperti hydra. Dimana porifera merupakan spesies hewan air yang mampu hidup di dalam laut pada kedalaman 8000 meter dan tidak akan pernah melakukan perpindahan.

Porifera memiliki karakteristik tubuh berpori banyak. Sedangkan untuk perkembangbiakan porifera sendiri akan dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup di dalam koloni. Potongan yang terlepas tersebut nantinya akan mudah untuk tumbuh dan berkembang menjadi porifera baru.

  • Coelenterate

Selanjutnya ada coelenterata. Dimana proses perkembangbiakan coelenterata hampir menyerupai dengan yang dilakukan oleh porifera yaitu secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang akan melekat pada hewan induk. Nantinya kuncup tersebut akan tumbuh menjadi lebih besar hingga berubah ke bentuk individu baru sejenis.

  • Fragmentasi

Lalu ada jua pekembangbiakan frakmentasi yang akan dilakukan oleh hewan tertentu. Fragmentasi sendiri merupakan cara pekembangbiakan hewan yang dilakukan dengan cara memotong atau memutus bagian tubuhnya. Contoh hewan yang mengalami perkembangbiakan fragmentasi adalah seperti planaria dan beberapa jenis cacing.

Cacing pilih adalah salah satu jenis hewan yang akan berkembang biak dengan cara fragmentasi. Keberadaan dari cacing pipih lebih mudah ditemukan di bawah bebatuan yang ada di sungai. Cacing pipih memiliki karakteristik ukuran tubuh yang cukup kecil.

Ketika salah satu bagian tubuhnya di potong, maka potongan tubuh tersebut akan mengalami pertumbuhan sehingga menjadi individu baru sejenis.

  • Partenogenesis

Partenogenesis merupakan pertumbuhan serta perkembangan telur yang dapat terjadi tanpa adanya proses pembuahan dari sel kelamin induk jantan. Sebagai contohnya adalah ketika sel kelamin induk betina lebah tidak dibuahi oleh sel kelamin jantan, maka tetap bisa menghasilkan telur dan ketika menetas akan bisa menghasilkan lebah jantan baru. Namun ketika ada pembuahan dengan sel kelamin jantan, maka lebah yang dihasilkan nantinya merupakan lebah betina.

Memahami proses reproduksi pada hewan tentunya sangat penting bagi kita. Seperti yang dijelaskan dalam buku Reproduksi Perkembangan Hewan bahwa reproduksi hewan adalah proses untuk menghasilkan individu baru sejenis atau memiliki kesamaan sifat dengan induknya.

Cara Reproduksi Generatif Pada Hewan

Hewan mampu melakukan proses perkembangbiakan dengan cara generatif atau dengan proses pembuahan terlebih dahulu dengan alat perkembangbiakan hewan. Dalam hal ini sel kelamin jantan akan dinamakan sebagai sel sperma dan untuk sel kelamin betina akan dinamakan sebagai sel telur.

Dalam proses reproduksi generatif ini proses pembuahan akan dibagi menjadi dua yaitu di dalam dan di luar. Keduanya memiliki pengertian dan cara yang  berbeda. Nah, untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di bawah ini.

  • Pembuahan Luar

Hewan yang melakukan pembuahan di luar merupakan hewan yang hidup di area air seperti ikan dan katak. Hal ini bisa terjadi karena hewan tersebut tidak memiliki alat yang digunakan untuk memasukkan sel kelamin jantan ke sel kelamin betina.

  • Pembuahan Dalam

Secara umum hewan mamalia akan melakukan proses reproduksi dengan cara pembuahan dalam. Pembuahan tersebut akan berlangsung di dalam tubuh induk betina. Hewan jantan harus memiliki sel kelamin agar dapat memasukkan sperma ke hewan betina. Sebagai contoh hewan yang melakukan pembuahan dalam adalah reptile, burung dan jenis hewan mamalia lainnya.

Dari ulasan di atas tentunya kita tahu jika setiap hewan akan memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Tentunya, ada beberapa fase perkembangan hewan yang harus dilewati hingga menjadi individu sejati sejenis seperti yang  dijelaskan dalam buku Perkembangan Hewan.

Nah, itulah ulasan mengenai perkembanbiakan pada hewan yang bisa kalian baca selengkapnya di atas. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian, Grameds.

Jika ingin mencari buku seputar hewan, maka Grameds bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik Nuryanto

Rujukan:

  • https://mediaindonesia.com/humaniora/458834/mengenal-perkembangbiakan-hewan-secara-vegetatif-dan-generatif
  • https://ipa.pelajaran.co.id/perkembangbiakan-vegetatif-pada-hewan/#Perkembangbiakan_Vegetatif_Pada_Hewan
  • https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6453032/perkembangbiakan-vegetatif-dan-generatif-pada-hewan-dan-contoh-contohnya
  • https://www.ruangguru.com/blog/perkembangbiakan-hewan
  • https://www.bola.com/ragam/read/4705242/macam-macam-perkembangbiakan-generatif-pada-hewan

 

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya