in

Review To Kill a Mockingbird Karya Harper Lee

To Kill a Mockingbird – Bagi kalian yang kerap membaca novel fiksi tentunya tidak asing dengan To Kill a Mockingbird. To Kill a Mockingbird adalah salah satu karya dari Harper Lee yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1960.

To Kill a Mockingbird sendiri adalah novel fiksi yang menggunakan latar belakang Maycomb, Alabama ketika masa great depression tahun 1930-an.

Secara garis besar novel To Kill a Mockingbird menceritakan tentang kisah Atticus Finch yang memiliki status duda dan menjadi pengacara. Selain itu, ia juga memiliki dua orang anak bernama Jem yang berumur 10 tahun dan anak yang kedua bernama Scout umur 7 tahun.

Dalam novel To Kill a Mockingbird, Atticus Finch digambarkan sebagai seorang ayah dengan sifat progresif namun juga baik. Sedangkan ketika dirinya menjadi seorang pengacara, Atticus Finch digambarkan sebagai pembela keadilan, penuh akan cinta dan kebenaran.Atticus juga menolak adanya diskriminasi rasial, ketidakadilan, kebencian serta kemunafikan.

Nah, sebelum membaca novel To Kill a Mockingbird, ada baiknya kalau kamu mengetahui review To Kill a Mockingbird pada artikel ini.

Sekilas Tentang Harper Lee Penulis To Kill A Mockingbird

To Kill a Mockingbird adalah salah satu karya dari Harper Lee. Harper Lee sendiri adalah seorang penulis yang menciptakan dua karya spektakuler sepanjang hidupnya. Bahkan, Harper Lee juga menjadi salah satu penulis berpengaruh pada abad ke-21.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika Harper Lee hanya memiliki dua karya sepanjang hidupnya. Namun, buku yang dibuat oleh Harper Lee ternyata menjadi warisan yang begitu berharga bagi dunia.

Bahkan buku pertama karya Harper Lee dengan judul To Kill a Mockingbird mampu mendapatkan banyak pujian sekaligus menyabet Penghargaan Pulitzer untuk kategori fiksi pada tahun 1961.

Harper Lee atau yang memiliki nama lengkap Nelle Harper Lee adalah seorang penulis yang lahir pada tanggal 28 April 1926 di Monroeville, Alabama, Amerika Serikat. Harper Lee adalah anak bungsu dari empat bersaudara.

Ayah dari Harper Lee merupakan seorang pengacara dan juga pemilik salah satu koran lokal di tempatnya tinggal. Meski begitu, ibu dari Harper Lee memiliki kondisi gangguan mental dan beberapa kali kabur dari rumah.

Pada tahun 1994, Harper Lee melanjutkan studi di Huntingdon College dalam kurun waktu satu tahun. Selanjutnya, Harper Lee belajar lebih mendalam tentang hukum di Universitas Alabama Tuscaloosa.

Tak sampai di situ saja, pasalnya ketika belajar hukum, Harper Lee juga menulis pada beberapa publikasi mahasiswa. Bahkan, ia juga pernah menjadi editor majalah humor di kampusnya yang bernama Rammer Jammer dalam kurun waktu satu tahun.

Seiring berjalannya waktu, Harper Lee merasa jika dirinya harus mengejar mimpi yang dimilikinya yaitu menjadi seorang penulis. Karena hal tersebutlah Harper Lee memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah hukum yang sedang ia jalani saat itu.

Harper Lee mengawali karir menjadi seorang penulis adalah ketika dirinya membantu seorang temannya dalam melakukan penulisan berita. Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang begitu baik merupakan modal berharga yang dimiliki oleh Harper Lee agar yang juga membantunya ketika menggali informasi pada saat melakukan wawancara dengan narasumber.

Bahkan, karena modal tersebutlah Harper Lee lebih mudah menciptakan kepenulisan berita berkualitas bagi teman yang sedang ia bantu. Momen puncak kegiatan reportase yang dilakukan oleh Harper Lee adalah ketika dirinya dan temannya harus melakukan sesi wawancara dengan salah satu tersangka pembunuhan berbahaya yang bernama Richard Hickock dan Perry Smith.

Pada saat kepenulisan To Kill a Mockingbird, selain mengangkat memoir masa kecilnya, ternyata juga terinspirasi oleh cerita terkait dengan pembunuhan termasuk korban, tersangka dan juga keterangan dari para saksi dari wawancara yang dilakukan oleh Harper Lee.

Lambat laun, buku To Kill a Mockingbird mulai menjadi best seller bahkan bisa mendapatkan Pulitzer Prize pada tahun 1961. Bahkan, novel To Kill a Mockingbird juga mampu dinobatkan sebagai buku sastra yang memberikan pengaruh pada dunia.

Kesuksesan dari To Kill a Mockingbird menjadikan produser film begitu tertarik untuk mengangkat kisah Atticus serta anaknya ke layar perak dengan judul yang sama. Sama seperti novelnya, film To Kill a Mockingbird juga mendapatkan kesuksesan hingga berhasil mendapatkan penghargaan Academy Awards.

Tahun demi tahun mulai berlalu dan tak menjadikan novel To Kill a Mockingbird sebagai karya yang terlupakan justru malah semakin bersinar keberadaannya. Hal ini dibuktikan pada tahun 2005 yang menjadikan novel To Kill a Mockingbird berhasil menyabet penghargaan Los Angeles Public Literally Award.

Sedangkan untuk Harper Lee berhasil mendapatkan penghargaan Presidential Medal of Freedom dari presiden George Walker Bush pada tahun 2007, dan di tahun 2010 ia juga mendapatkan National Medals of Arts dari Presiden Obama.

Setelah Harper Lee menjalani kehidupan sebagai seorang penulis yang cukup tertutup, dirinya memberikan sebuah pengumuman jika akan mengeluarkan karya terbarunya dengan judul Go Set A Watchman.

Got Set A Watchman menceritakan tentang kehidupan tokoh yang ada di novel To Kill A Mockingbird yang berada di 20 tahun kemudian. Meskipun Go Set A Watchman adalah sekuel dari novel yang pertama, tetapi dalam proses penulisan ternyata Go Set A Watchman adalah yang lebih dahulu dibandingkan dengan To Kill A Mockingbird.

Sama seperti novel yang pertama, Go Set A Watchman mampu mendapatkan kesuksesan hingga menjadikannya terjual sebanyak 1,1 juta kopi pada minggu pertama proses penjualannya.

Meski begitu, keberadaan dari buku Go Set A Watchman adalah sebuah kenang-kenangan terakhir dari Harper Lee. Hal ini karena kurang dari setahun setelah menerbitkan Go Set A Watchman, Harper Lee menutup usia tepatnya di 19 Februari 2016 lalu. Saat itu, Harper Lee menutup usia di tanah kelahirannya.

Mimpi dari Harper Lee untuk menjadi seorang penulis meman tercapai yang bahkan menjadikan dua karyanya begitu dicintai oleh semua pembaca di belahan dunia. Meskipun Harper Lee sudah tiada, tetapi karya yang ia buat akan tetap menjadi legenda dunia sastra.

Sinopsis To Kill A Mockingbird

Judul : To Kill a Mockingbird

Penulis : Harper Lee

To Kill a Mockingbird adalah salah satu karya dari Harper Lee yang begitu legendaris dan menceritakan tentang kehidupan satu keluarga yaitu Atticus Finch sebagai ayah dengan kedua anaknya yaitu Scout dan Jem Finch. Meski begitu sebenarnya sudut pandang yang diambil adalah dari Scout sang anak perempuan dari Atticus.

Kehidupan dari Scout dan Jem Finch perlahan berubah ketika ayah mereka yaitu Atticus Finch mencoba menjadi pembela seorang pemuda berkulit hitam. Saat itu Atticus Finch membela seseorang yang memang kerap dianggap sebagai sampah masyarakat.

Karena membela seorang yang dianggap sampah masyarakat itulah, Atticus Finch mendapatkan kecupan dari segala penjuru kota. Dari setiap ancaman yang menimpa keluarga Atticus Finch, Scout belajar jika kehidupan bukan hanya sekedar hitam dan putih saja. Namun terkadang ada prasangka yang kerap kali membutakan manusia dan keadilan tidak bisa selalu ditegakkan dengan mudah.

Review To Kill A Mockingbird

Pros & Cons

Pros
  • Penggambaran tokoh yang dipadukan dengan nilai moral menjadikan buku ini begitu berbeda dari lainnya
  • Memberikan pembelajaran keadilan, kesetaraan dan kewajiban sipil
Cons
  • Terlalu lama menuju konflik utama
  • Adanya south american slang yang belum diberikan arti

 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika To Kill a Mockingbird merupakan sebuah novel fiksi yang dibuat oleh penulis legendaris Harper Lee. Di mana novel To Kill a Mockingbird sendiri pertama kali terbit pada tahun 1960 dan sampai saat ini sudah menjadi salah satu novel yang begitu popular.

To Kill a Mockingbird adalah sebuah novel kemansiaan yang mampu diciptakan dengan begitu menakjubkan dengan mengambil sudut pandang  seorang gadis kecil berusia 7 tahun bernama Scout. Selain itu latar belakang yang digunakan oleh penulis dalam novel To Kill a Mockingbird adalah tahun 1960an di Maycomb County, Alambama.

Di mana novel ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis kecil yang awalnya memiliki kehidupan yang aman dan tentram yang ada di lingkungannya. Scout atau Jean Louise Finch merupakan seorang gadis kecil yang berusia tujuh tahun.

Ia tinggal bersama dengan kakaknya yang berusia empat tahun lebih tua dari Scout bernama Jeremy Finch atau Jem dan ayahnya yang bernama Atticus Finch. Ayah dari Scout sendiri memiliki profesi sebagai seorang pengacara yang ada di Maycomb County.

Sedangkan untuk ibu dari mereka sudah meninggal ketika Scout masih berusia belia. Karena itulah, Scout dan Jem tumbuh besar dibawah asuhan sang ayah. Scout sendiri digambarkan sebagai seorang gadis yang tumbuh berkembang dengan sifat tomboy, rasa ingin tahu yang begitu besar serta mendapatkan pengetahuan dari seorang ayah yang memiliki kedudukan.

Meski begitu, sebenarnya Atticus Finch sebenarnya tidak berada di sekolah formal. Amun karena dirinya memiliki pengetahuan yang cukup luas menjadikannya mampu lulus dalam tes advokat. Bahkan ayah dari Scout juga mampu diterima sebagai seorang pengacara.

Di tempat tinggal keluarga Finch ada seorang juru masak berkulit hitam bernama Calpurnia yang bekerja dengan mereka. Calpurnia tidak seperti orang berkulit hitam lainnya, ia juga bertugas untuk mendidik Scout dan Jem. Bahkan hal tersebut memberikan peran yang lebih bagi seorang juru masak.

Hal tersebut dibuktikan ketika Scout belajar menulis dari Calpurnia. Suatu hari datang seorang teman datang ke kehidupan Scout dan Jems bernama Charles Baker Harris atau biasa dipanggil dengan Dill. Dill sendiri adalah anak dari keluarga Mrs. Rachel, seorang tetangga dari keluarga Finch yang kerap menghabiskan waktu di Maycomb County setiap musim panas tiba.

Scout dan Jem yang saat itu bersama dengan Dill memulai petualangan baru dari kehidupan yang selama ini ia jalani. Dill memberikan saran kepada mereka berdua untuk bisa membuat seorang pemuda misterius bernama Arthur ‘Boo’ Radley agar bisa keluar dari rumahnya.

Boo Radley merupakan seorang tetangga misterius yang tak pernah keluar rumah serta bersosialisasi. Bahkan, Boo Radley juga tidak pernah terlihat sehingga menjadikan keadaanya adalah suatu hal yang misteri bagi anak di lingkungannya.

Banyak cara serta upaya yang dilakukan agar bisa menjadikan Boo Radley keluar dari rumah. Meski begitu berbagai upaya tersebut tidak membuahkan hasil sama sekali. Suatu hari Scout, Jem dan Dill mencoba memasuki kediaman Boo Radley agar bisa membuatnya keluar rumah. ]

Saat itu ketiganya menyelinap secara diam-diam dan ternyata keluar Mr. Nathan Radley dengan sebuah senapan serta memberikan sebuah peringatan. Peringatan tersebut adalah dengan menembakkan senapan ke udara yang menjadikan ketiganya lari ketakutan.

Malangnya celana dari Jem tersangkut di kawat hingga menjadikan dirinya harus melepaskan celananya dan meninggalkannya di tempat tersebut. Ayah memiliki kecurigaan karena Jem mengaku sedang kalah taruhan dengan Dill dan berencana untuk kembali ke rumah Boo Radley keesokan harinya agar bisa mengambil celananya yang tertingga.

Menariknya, celana dari Jem sudah dilipat dengan rapi serta sudah dijahit oleh seorang misterius. Sisi misterius Boo Radley semakin terlihat ketika Scout dan Jem melewati rumahnya. Pada saat itu, mereka menemukan barang-barang aneh yang ditemukan di lubang pohon yang berada di dekat area tersebut.

Awalnya, mereka berdua menemukan permen karet, lalu medali kuno hingga uang dan yang terakhir adalah dua buah miniature yang menyerupai Scout dan Jem sebelum akhirnya lubang yang ada di pohon tersebut ditutup dengan menggunakan semen.

Kehidupan sekolah Scout pun dimulai sejak hari pertamanya ia memasuki sekolah. Ibu guru yang mengajar di kelasnya bernama Miss Caroline yang saat itu berusia 21 tahun. Kala itu dirinya memberikan pembelajaran tentang pengajaran yang baru di sekolahnya.

Selain itu Miss Caroline juga masih beru tinggal di Maycomb County. Kejadian menarik terjadi ketika Miss Caroline mengetahui jika Scout sudah bisa mulai membaca dan menulis. Menurutnya kemampuan yang dimiliki oleh Scout adalah sebuah berita tidak baik.

Hari pertama Scout di sekolah diwarna dengan beberapa kejadian. Mulai dari Walter Cunningham yang tidak membawa bekal dan tidak membawa uang. Ibu guru yang ada saat itu sudah berniat untuk meminjamkan uang kepada Walter sebesar 25 sen dan untuk pengembalian esok hari, namun Walter menolak bantuan tersebut.

Scout yang saat itu ada di tempat kejadian membantu menjelaskan jika Walter merupakan seorang Cunningham dan seorang Cunningham tidak akan mengambil apapun yang tidak bisa mereka kembalikan ke depannya.

Suatu ketika ayah Scout membantu keluarga Cunningham dalam mengurus sengketa tanah. Mereka membayar ayah Scout dengan meletakkan hasil bumi di rumah keluarga Finch. Selain itu Miss Caroline juga harus berhadapan dengan siswa bernama Burniis Ewell yang masuk sekolah hanya pada hari pertama agar bisa melengkapi daftar absen.

Selanjutnya Miss Caroline mulai memberikan teguran kepada Ewell agar dirinya kembali ke sekolah dengan lebih rajin lagi. Ewell langsung memberikan jawaban jika dirinya tidak akan kembali ke sekolah besok maupun hari lainnya. Burnis Ewell merupakan sosok perangai jelek yang kata-katanya mampu menjadikan Miss Caroline menangis.

Saat itu Scout mulai tidak menyukai hari pertamanya ketika berada di sekolah. Bahkan dirinya meminta Atticus untuk berhenti menyekolahkannya saja. Meski begitu Atticus berkata dengan bijak agar Scout terus membaca karena dirinya maupun Miss Caroline mendapatkan penghargaan dengan baik hari ini.

Suatu hari Atticus mendapatkan pekerjaan untuk melakukan pembelaan terhadap seseorang berkulit hitam. Hal tersebut menjadikan Atticus dan keluarganya mengalami banyak kecaman. Pada masa tersebut tidak melakukan pembelaan terhadap kulit hitam dinilai tidak pantas. Meski begitu Atticus dengan tegas menyatakan jika membela keadilan tidak memandang latar belakang dan warna kulit seseorang.

Tom Robinson adalah seorang Nigger, orang kulit hitam yang saat itu mendapatkan dakwaan sebagai seorang pemerkosa terhadap orang kulit putih. Atticus membela Tom bukan tanpa alasan, pasalnya Atticus yakin jika Tom bukanlah orang yang bersalah.

Selama proses pembelahan berlangsung, Atticus mengalami banyak pikiran bahkan menguras perhatian. Karena hal tersebutlah yang menjadikan Bibi Alexandra untuk tingga di rumah Atticus sebagai pengasuh dari Scout. Bibi Alexandra juga mencoba untuk mengubah perilaku Scout yang dinilai begitu tomboy dan tak pantas bagi seorang perempuan.

Ketika Atticus berada di pengadilan, Scout, Jem dan Dill menyaksikan bagaimana dirinya membela Tom yang pada dasarnya memang tidak bersalah atas kejahatan yang ditimpanya.

Nah itulah review singkat dari buku To Kill a Mockingbird. Anda bisa mendapatkan keseluruhan cerita dengan melakukan pembelian buku di Gramedia terdekat atau melalui website resmi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Hendrik Nuryanto 

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy