Bagi para pecinta genre thriller dan action, pastinya kalian akan menyukai novel yang satu ini. Ini adalah novel berjudul Maria Beetle, yakni novel legendaris yang ditulis oleh Kotaro Isaka, penulis kontemporer Jepang, dan diilustrasikan oleh Megumi Osuga. Novel juga dikenal dengan judul Bullet Train ini juga sudah mendapatkan predikat sebagai novel best seller international, lho!
Novel Maria Beetle diterbitkan pertama kali pada 2010 dan kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggris dengan judul Bullet Train. Novel Maria Beetle diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Juni 2022. Novel dengan total 592 halaman ini mengikuti beberapa pembunuh bayaran di atas kereta T?hoku Shinkansen Hayate. Terdapat total lima pembunuh dalam satu Shinkansen. Lantas, siapakah yang akan mati?
Masing-masing pembunuh itu memiliki misi yang berbeda, tetapi mereka saling berhubungan dalam beberapa hal. Peristiwa ini terjadi setelah novel Isaka Three Assassins atau yang juga dikenal sebagai Grasshopper dalam judul asli Jepang. Pembunuh pertama bernama Ouji, ia adalah sosok yang kelihatannya seperti anak remaja yang polos, tetapi ia sebenarnya psikopat berdarah dingin yang membuat putra Kimura saat ini masih terbaring koma.
Kimura adalah mantan pembunuh bayaran yang ingin membalaskan dendam. Kimura berhasil melacak keberadaan Ouji hingga ke Shinkansen yang berangkat dari Tokyo dengan tujuan akhir Morioka. Namun, ternyata bukan mereka berdua saja orang-orang paling berbahaya di kereta itu. Ada juga Nanao, pembunuh bayaran yang paling sial sedunia dan penakut.
Ia juga berada dalam satu Shinkansen yang sama. Begitu juga dengan duo pembunuh profesional ulung, Jeruk dan Lemon. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang akan terjadi? Mengapa mereka semua berada dalam Shinkansen yang sama? Lalu, siapakah yang akan tiba dengan selamat di stasiun terakhir?
Kisah Maria Beetle ini telah diadaptasi sebagai sandiwara panggung di Jepang pada Februari 2018. Novel ini juga menginspirasi adaptasi film Hollywood yang berjudul Bullet Train, yang disutradarai oleh David Leitch, dan dibintangi oleh Brad Pitt serta Sandra Bullock. Film Bullet Train ini dirilis secara teatrikal pada 5 Agustus 2022
Table of Contents
Profil Kotaro Isaka & Megumi Osuga – Penulis Novel Maria Beetle
Kotaro Isaka
Kotaro Isaka adalah pria yang lahir di Kota Matsudo, Prefektur Chiba, Jepang, pada 25 Mei 1971. Kotaro Isaka adalah seorang penulis fiksi misteri Jepang. Setelah lulus dari fakultas hukum Universitas Tohoku, Kotaro Isaka bekerja sebagai insinyur sistem. Pada tahun 2000, ia berhasil memenangkan Penghargaan Klub Misteri Shincho untuk novel debutnya yang berjudul Dyubon no Inori.
Setelah kesuksesannya itu, ia memutuskan untuk menjadi penulis penuh waktu. Pada tahun 2002, novel Kotara Isaka yang berjudul Lush Life mendapat banyak pujian kritis, tetapi karyanya yang dinominasikan di Naoki Prize J?ryoku Piero (2003) yang membawanya menjadi populer. Karya selanjuttnya yang berjudul Ahiru to Kamo no Koin Rokk?, berhasil memenangkan Hadiah Yoshikawa Eiji ke-25 untuk Penulis Baru.
J?ryoku Piero (2003), Children (2004), Grasshopper (2004), Shinigami no Seido (2005) dan Sabaku (2006), seluruh karya Kotaro Isaka itu berhasil dinominasikan untuk Naoki Prize dan telah terjual sejumlah jutaan eksemplar di seluruh dunia. Kotaro Isaka menjadi satu-satunya penulis di Jepang yang dinominasikan untuk Hon’ya Taish di masing-masing dari empat tahun pertama penghargaan, dan akhirnya menang pada tahun 2008 dengan karyanya yang berjudul Remote Control atau dalam judul asli Jepang, yakni Golden Slumber. Novel Golden Slumber juga memenangkan Penghargaan Yamamoto Sh?gor ke-21.
Megumi Osuga
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Megumi Osuga merupakan manga artist asal Prefektur Chiba, Jepang, yang lahir pada 21 Desember 1976. Megumi Osuga memulai debutnya sebagai manga artist dengan Tonpachi, yang ditayangkan di Shonen Sunday R, dan memiliki seri pendek di Shonen Sunday Super berjudul Honou no Ana no Yomi. Pada tahun 2007, serialisasi Maoh: Juvenile Remix karyanya juga dimulai di Weekly Shonen Sunday. Beberapa manga yang diilustrasikan olehnya, yaitu Maoh: Juvenile Remix, Waltz, Vanilla Fiction, dan Maria Beetle.
Sinopsis Novel Maria Beetle
Di Stasiun Tokyo, Yuichi Kimura, mantan pembunuh bayaran, naik kereta cepat atau shinkansen “Hayate” di T?hoku Shinkansen menuju Morioka, untuk membalas dendam terhadap remaja bernama Satoshi Ouji. Ouji dikenal dengan sebutan “Pangeran” di kalangan teman-temannya. Wataru, putra Kimura yang baru berusia enam tahun, mengalami koma setelah Ouji mendorongnya dari atap gedung apartemen untuk bersenang-senang.
Namun, Ouji sebenarnya sudah tahu persis siapa sosok Kimura dan benar-benar ingin memancingnya untuk naik ke kereta itu. Saat Kimura mendekat, Ouji menjatuhkannya dengan taser improvisasi dan mengikatnya. Ouji yang percaya diri merupakan sosiopat yang suka memanipulasi orang. Kemudian, saat Kimura bangun, Ouji mengambil kendali atas dirinya dan mengancam kehidupan Wataru. Ia mengatakan bahwa terdapat seorang kenalannya yang mengawasi Wataru di rumah sakit dan akan membunuhnya jika Ouji terluka dan tak bisa menjawab teleponnya.
Jeruk dan Lemon adalah duo pembunuh bayaran yang terampil. Jeruk adalah sosok yang sangat tersusun dan mudah dibaca, sementara Lemon adalah sosok yang mudah panik dan terobsesi dengan Thomas & Friends. Duo pembunuh bayaran itu baru saja menyelamatkan putra bos mafia, Yoshio Minegishi, yang diculik, Mereka berdua mengembalikan bocah itu dan koper uang tebusan ke Minegishi di Morioka.
Lemon salah menaruh koper dan putra Minegishi secara misterius berakhir mati ketika mereka meninggalkannya tanpa pengawasan. Di setiap stasiun dalam perjalanan, bawahan Minegishi juga ditugaskan untuk memeriksa kemajuan mereka, jadi Jeruk mencoba memikirkan jalan keluar. Dalam kereta yang sama, ada juga pembunuh lain bernama Nanao.
Nanao adalah pembunuh bayaran dengan nama samaran “Ladybug”, yang terus-menerus menyesali betapa sialnya dia. Sebab, pada setiap pekerjaan yang dia ambil dan berhasil, pasti ada saja kesalahan di suatu hal yang membuatnya menjadi jauh lebih kesulitan daripada yang diantisipasi. Penanggung jawabnya, Maria, sudah memberikan Nanao pekerjaan termudah yang dia bisa untuk naik Shinkansen di Stasiun Tokyo, mencuri koper dari Jeruk dan Lemon, lalu segera turun di Stasiun Ueno.
Namun, saat ia mencoba turun di Stasiun Ueno, dia berhadapan dengan “Serigala”, yakni pembunuh bayaran lain yang memiliki dendam terhadap Ladybug, yang akan naik ke gerbong yang sama. Menyadari kehadiran Ladybug, Serigala tak membiarkannya pergi dan membual tentang keberuntungannya untuk mengambil kontrak baru dan bertemu Ladybug pada saat yang sama. Ladybug unggul dalam pertarungan singkat dan secara tak sengaja mematahkan leher Serigala ketika kereta bergoyang.
Sementara itu, Ouji datang untuk menggunakan kamar kecil dan menyadari ada sesuatu yang aneh ketika Ladybug mengangkat Serigala. Lalu Nanao dengan canggung mengatakan bahwa Serigala itu adalah temannya yang sedang mabuk, dan mencoba mengusir Ouji. Ladybug menyembunyikan mayat Serigala di kursi, mengambil foto target Serigala, dan menyembunyikan koper di kompartemen tersembunyi yang berlokasi di tempat sampah.
Kemudian, ia menemukan tempat duduk untuk menunggu stasiun berikutnya, di mana Maria menyuruhnya turun. Ketika Ouji kembali, ia menemukan koper tersembunyi dan mencoba memikirkan cara untuk memanipulasi penumpang lain untuk hiburannya. Masing-masing dari tiga kelompok pembunuh bayaran itu melarikan diri dari krisis mereka sendiri, dan sang Pangeran mengambil tindakan di Shinkansen yang berhenti berjalan itu untuk bermain dengan orang dewasa.
Kelebihan Novel Maria Beetle
Sebagai novel yang menginspirasi film Hollywood populer berjudul Bullet Train, pastinya kisah Maria Beetle ini sangat menarik. Premis cerita Maria Beetle memang cukup rumit, terutama pada bagian awal. Namun, setelah berjalannya cerita, semakin terang dan terlihat benang merahnya. Alur kisah ini memang berbelit, tetapi pada akhirnya pembaca bisa menemukan bahwa seluruh cabang tersebut menuju kepada satu jawaban di akhir cerita.
Kisah Maria Beetle ini diceritakan menggunakan sudut pandang 7 karakter. Setiap karakternya mengisahkan kondisi di kereta itu dengan cara yang berbeda, yang menunjukan latar belakang masing-masing. Porsi pembagian peran setiap karakter tersebut dinilai pas, sehingga para pembaca juga dapat mengenal setiap karakter dengan baik.
Kisah ini diceritakan dengan sangat detail, karena kisah ini merangkum 1 hari perjalanan dalam shinkansen itu saja. Interaksi antartokoh, segala aksi, dan misteri yang disajikan dapat membuat pembaca kagum dan penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kotaro Isaka juga menyajikan pengembangan karakter yang dinilai baik pada kisah ini.
Pembaca juga dapat menemukan plot twist yang mengejutkan di akhir cerita. Secara keseluruhan, novel Maria Beetle ini adalah novel yang sangat page turner dan menyenangkan untuk dibaca.
Kekurangan Novel Maria Beetle
Selain kelebihan, novel Maria Beetle ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada bagian awal cerita yang dinilai membosankan, karena masih dalam masa perkenalan masing-masing karakter yang jumlahnya cukup banyak. Namun, setelah diungkap keterkaitan antartokoh, pembaca mulai merasakan keseruan dan penasaran akan kelanjutan kisah mereka dalam shinkansen itu.
Selain itu, pembaca menemukan beberapa narasi terlalu bertele-tele, karena pembahasannya dianggap tidak penting. Seperti pembahasan mengenai Thomas and Friends yang tidak ada kaitannya dengan jalan cerita. Hal-hal seperti ini membuat narasi cerita dianggap terlalu panjang, padahal inti ceritanya singkat.
Pesan Moral Novel Maria Beetle
Melalui novel Maria Beetle ini, kita dapat belajar bahwa kecenderungan banyak orang adalah mudah termotivasi oleh uang. Banyak orang yang rela melakukan hal-hal yang buruk oleh karena uang. Tujuan hidup seperti itu sesungguhnya tidak baik, karena hanya memikirkan hal-hal duniawi yang menguntungkan diri sendiri dan membawa hal buruk bagi orang lain.
Melalui kisah ini juga, kita dapat belajar bahwa manusia tidak dimotivasi oleh akal, tetapi oleh naluri. Dan kebanyakan naluri tersebut dipengaruhi oleh orang lain. Jadi, bahkan saat seseorang terlihat bertindak sesuai keinginannya sendiri, mereka selalu menerima masukan dari orang lain.
Nah, itu dia Grameds ulasan novel Maria Beetle karya Kotaro Isaka dan Megumi Osaga. Bagi kalian yang penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi dan akan terjadi pada shinkansen tersebut, yuk langsung saja dapatkan novel ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!
Rating: 3.76
- Review Novel Romance is Not For IT Folks
- Review Novel Maria Beetle
- Review Novel Bungo Stray Dogs
- Review Novel MetroPop: 90 Hari Mencari Suami
- Review Novel The Long Walk
- Review Normal People
- Review Novel Fase
- Review Novel Goodbye Days
- Review Novel Dua Sisi
- Review Novel Sesuk
- Review Novel Leiden
- Review Buku Jodohku dalam Proposal
- Review Buku Norman Edwin: Catatan Sahabat Sang Alam
- Review Novel The Viscount Who Loved Me
- Review Novel Negeri Senja
- Review Novel Bincang Akhlak
- Review Novel Himpunan
- Review Novel The Second Marriage: Mencari Kebahagiaan di Tengah Reruntuhan Rumah Tangga
- Review Novel Haru Mahameru
- Review Buku Cinta Laki-Laki Biasa
- Review Novel Supernova 4: Partikel
- Review Novel Supernova 5: Supernova
- Review Novel Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi
- Review Novel Pelangi untuk Rida
- Review Fourth Element
- Review Novel Metropop Three Sisters
- Review Novel Bendera Setengah Tiang
- Review Novel Hellow Adam
- Review Novel Best Part
- Review Novel Holly Mother
- Review Novel Utara
- Review Buku Metropop: Ikan Kecil
- Review Novel Prince Karya Yohananic_
- Review Novel Alkana Maheswara Karya Lusiafriaa
- Review Novel City Lite: As Always, I Love… Karya Nureesh Vhalega
- Review Novel Undaunted: Ketika Cinta Mensyaratkan Pengorbanan Karya Staffkumpala
- Review Novel Apartemen 12A-05
- Review Novel Aporia
- Review Novel The Sun Above Our Heads
- Review Novel Land of Stories: Worlds Collide
- Review Buku Kitab Pink Karya Jason Ranti
- Review Novel Turning Page