Review Novel Madame Bovary karya Gustave Flaubert – Gustave Flaubert merupakan seorang penulis berkebangsaan Prancis dan dikenal luas karena novel perdananya berjudul Madame Bovary. Karena novel ini membuat nama Gustave Flaubert terkenal, novel Madame Bovary pun disebut-sebut sebagai maha karya Gustave Flaubert. Meskipun novel ini adalah sebuah novel populer, tetapi pada awal kemunculannya, Madame Bovary memicu kontroversi.
Sebab, sebelum terbit sebagai sebuah novel pada tahun 1856, novel Madame Bovary mulanya dimuat secara serial dalam sebuah majalah sastra berjudul La Revue de Paris antara 1 Oktober 1856 hingga 15 Desember 1856. Karena menampilkan beberapa hal vulgar atau tidak senonoh.
Novel ini telah diadaptasi beberapa kali dalam film, televisi, layar lebar dalam bahasa Inggris, bahasa Perancis yang ditampilkan dalam opera. Hingga kini, novel Madame Bovary dianggap sebagai maha karya Gustave dan salah satu karya paling penting dalam khazanah kesusastraan dunia. Penasaran dengan siapa sosok Gustave Flaubert dan tentang novel Madame Bovary ini? Simak review novel Madame Bovary karya Gustave Flaubert!
Table of Contents
Mengenal Gustave Flaubert, Penulis Madame Bovary
Gustave Flaubert adalah seorang penulis berkebangsaan Prancis yang dikenal luas oleh publik berkat novel maha karyanya berjudul Madame Bovary yang terbit pada tahun 1857. Selain dikenal karena novel perdananya, Gustave Flaubert juga dikenal karena memiliki dedikasi yang tinggi serta gaya dan estetikanya ketika menulis sebuah karya sastra. Oleh sebab itu, Gustave Flaubert dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam bidang realisme sastra di negaranya.
Flaubert lahir pada 12 Desember 1821 di Rouen, Seine Maritime, Normandia Atas, di Perancis Utara. Ia adalah putra kedua dari pasangan Anne Justine Caroline serta Achille Cleophas Flaubert, yaitu seorang direktur sekaligus ahli bedah senior dari sebuah rumah sakit besar yang berada di Rouen. Dalam beberapa biografinya, disebutkan bahwa Flaubert telah mulai menulis sejak umur delapan tahun.
Ia belajar di Lycee Pierre Corneille di Rouen hingga tahun 1840, lalu ia melanjutkan pendidikanya di Paris untuk belajar hukum. Di Paris, ia adalah seorang siswa yang tak memperhatikan lingkungan sekitar dan merasa bahwa kota tersebut tidak menyenangkan.
Di sana ia banyak mendapatkan relasi baru termasuk dengan Victor Hugo. menjelang akhir tahun 1840, ia melakukan perjalanan di Pyrenees dan Corsica. Lalu, pada tahun 1846, setelah serangan wabah epilepsi, ia meninggalkan Paris dan akhirnya meninggalkan studi hukum.
Dari tahun 1846-1854, Flaubert memiliki hubungan dengan seorang penyair bernama Louise Colet dan keduanya saling bertukar surat. Usai ia meninggalkan Paris, ia kembali ke Croisset dekat Seine serta Rouen. Lalu ia menetap dan tinggal di sana selama sisa hidupnya. Akan tetapi, sesekali ia berkunjung ke Paris dan Inggris.
Gustave Flaubert tidak pernah menikah dan ia tidak pernah memiliki anak. Alasannya untuk tidak memiliki anak, pernah ia ungkapkan dalam sebuah surat yang ia kirim pada Colet pada 11 Desember 1852. Dalam surat tersebut, Flaubert mengungkapkan bahwa ia menentang persalinan dan mengatakan bahwa ia tidak akan menularkan pada siapapun kejengkelan serta aib keberadaan.
Tahun 1870-an menjadi tahun yang sulit bagi Flaubert, prajurit Prusia menduduki rumahnya selama masa perang Perancis dan Prusia di tahun 1870, lalu ibunya meninggal pada tahun 1872. Usai kematian sang ibu, ia jatuh dalam kesulitan keuangan, sebab gagal berbisnis dengan suami keponakannya.
Flaubert menderita penyakit kelamin selama hampir sepanjang hidupnya. Kesehatannya menurun dan ia meninggal dunia di Croisset karena pendarahan pada otak di tahun 1880 pada usia 58 tahun. Ia kemudian dimakamkan di ruang keluarga di pemakaman Rouen. Sebuah monumen untuk Gustave Flaubert pun diluncurkan di museum Rouen oleh Henri Chapu.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Karya pertama dari Gustave Flaubert berjudul November sebuah Novella yang ia selesaikan pada tahun 1842. Pada September 1849, ia menyelesaikan The Temptation of Saint Anthony dan membacakan karyanya tersebut pada Louis Bouilhet serta Maxime Du Champ selama 4 hari, tanpa memberikan kesempatan pada keduanya untuk menyela maupun memberikan pendapat.
Pada akhir bacaan, teman-teman menyuruh ia membuang naskah tersebut ke dalam api dan menyarankan Flaubert agar ia fokus pada kehidupan sehari-harinya. Pada tahun 1850, usai ia kembali dari Mesir, Flaubert mulai mengerjakan novel Madame Bovary.
Novel tersebut membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama yaitu selama kurang lebih 5 tahun dan diserialkan di Revue de Paris pada tahun 1856. Pemerintah sempat melakukan tindakan pada penerbit dan penulis dari Madame Bovary atas tuduhan amoralitas, tetapi pada akhirnya kedua dibebaskan.
Ketika Madame Bovary muncul dalam bentuk buku, novel tersebut pun disambut hangat oleh masyarakat Perancis. Flaubert kemudian menulis sebuah drama berjudul Le Candidat, tetapi drama ini berakhir gagal, namun ia berhasil menerbitkan veris yang telah dikerjakan ulang berjudul The Temptation of Saint Anthony yang sebagian telah diterbitkan pada awal tahun 1857.
Ia menghabiskan banyak waktunya untuk proyek yang sedang berjalan, yaitu Le Deux Cloportes atau Dua Kutu Kayu yang kemudian berubah judul menjadi Bouvard et Pecuchet sebagai proyek obsesif untuk menulis Three Tales di tahun 1877.
Buku tersebut terdiri dari tiga cerita yaitu Un Coeur simple (Hati yang Sederhana), La Legende de Saint Julien I Hospitalier (Legenda St. Julian the Hospitaller) dan Herodia (Herodias). Usai cerita-cerita tersebut terbit, ia menghabiskan sisa hidupnya dengan bekerja keras pada Bouvard et Pecuchet yang belum sempat ia selesaikan.
Karya ini kemudian dicetak secara anumerta pada tahun 1881, sebagai bentuk sindiran besar tentang kesia-siaan atas pengetahuan manusia serta keseragaman di mana-mana. Ia percaya bahwa karya tersebut adalah sebuah maha karya. Flaubert merupakan penulis surat yang produktif dan suratnya telah dikumpulkan dan beberapa dipublikasikan. Ketika kematiannya, ia sedang mengerjakan sebuah novel sejarah berdasarkan Pertempuran Thermopylae.
Sinopsis Novel Madame Bovary
Judul Buku : Madame Bovary
Penulis : Gustave Flaubert
Jumlah Halaman : 156
Tanggal Terbit : 27 Oktober 2020
Penerbit : Narasi
ISBN : 9789791683944
Harga : Rp 30.000 (Soft Cover); Rp 29.000 (EBook); Rp 198.000 (Soft Cover, penerbit Perseus)
Sinopsis
Novel Madame Bovary adalah sebuah novel yang menceritakan tentang petualangan cinta Emma, seorang putri dari pemilik perkebunan yang memiliki paras sangat cantik, penuh pesona, memikat serta memiliki hasrat untuk mendapatkan cinta dari seorang laki-laki tampan yang memujanya dengan penuh gairah.
Emma dikisahkan mendambakan kehidupan mewah dan kisah cinta indah seperti novel-novel roman. Charles Bovary adalah seorang dokter sederhana yang berhasil menyembuhkan penyakit ayahnya serta mampu memikat hati Emma.
Takdir pun menyatukan keduanya dalam sebuah pernikahan. Setahun istri Charles Bovary meninggal dunia, ia pun menikahi Emma dan pernikahan tersebut adalah anugerah terbesar dalam kehidupan Charles Bovary, ia memiliki karir yang cemerlang, banyak pasien membutuhkan jasa Charles sebagai dokter.
Usai kembali dari ruang prakteknya, ia pun disambut oleh Emma dengan penuh hangat, istrinya yang cantik dengan tubuh kecil serta kulit putih bersih. Charles pun merasakan betul bahwa pernikahannya dengan Emma merupakan bentuk kesempurnaan dalam hidupnya yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dengan mendiang istri, seorang janda berusia 40 tahun.
Akan tetapi, perasaan Charles dan Emma rupanya berbeda. Emma merasa bisa dengan suaminya dan fisiknya sang suami yang mulai berubah serta selalu sibuk dengan pasien-pasiennya. Meskipun begitu, Emma tetap melayani suaminya dengan menyimpan perasaannya yang sepi tersebut.
Emma kemudian hamil dan melahirkan seorang anak perempuan, hal tersebut membuat perasaannya semakin tersiksa. Sebab, ia mendambakan seorang anak laki-laki yang menurutnya mampu mengalihkan kejenuhan pernikahannya dengan Charles. Ia kemudian menitipkan sang anak pada pengasuh dan hanya sesekali saja menengok anaknya tersebut.
Karena kesepian dan bosan, Emma kemudian jatuh cinta pada Leon seorang laki-laki yang sesuai dengan imajinasinya. Begitu pula dengan Leon yang menginginkan Emma meskipun tahu bahwa Emma telah bersuami.
Akan tetapi, cinta keduanya kandas, sebab Leon tidak berani mengungkapkan perasaan cintanya pada Emma dan ia lebih memilih untuk pindah ke Paris. Emma pun bergeming dan membiarkan Leon pergi sekalipun Emma tidak menginginkannya.
Usai kepergian Leon, Emma mulai sakit-sakitan karena terus memikirkan Leon dan Charles memiliki pertimbangan untuk pindah rumah. Di rumah baru tersebut, Emma kembali menemukan energinya usai bertemu dengan Rodolphe, seorang laki-laki karya yang mengagumi Emma dengan penuh gaira.
Dengan pesona yang dimiliki oleh Rodolphe tersebut, Emma pun rela memberikan hadiah padanya, meskipun ia harus berhutang. Pada mulanya, mereka sepakat untuk memulai hidup baru dengan membawa putri kecil Emma, akan tetapi Rodolphe tidak menginginkannya dan pada akhirnya meninggalkan Emma, sebab Rodolphe memang laki-laki yang tidak bisa setia pada satu wanita saja.
Penyakit Emma pun kambuh, sebab ia memikirkan Rodolphe yang sangat ia cintai. Charles pada akhirnya mendiagnosa bahwa Emma terkena kanker. Ia kemudian berinisiatif untuk mengajak Emma ke Paris agar menghibur sang istri tercinta. Hingga Emma akhirnya bertemu kembali dengan Leon dan cinta lamanya bersemi kembali.
Usia bertemu kembali dengan Leon, Emma tidak segan mengeluarkan banyak uang bahkan hingga menjual aset-aset serta berhutang demi bertemu dengan Leon secara sembunyi-sembunyi.
Hutang Emma pun mulai menumpuk, sedangkan Leon meninggalkan dirinya. Emma tahu betul bahwa suaminya, Charles sangat mencintai dirinya. Meskipun begitu, Emma merasa tidak puas dengan cinta sang suami dan menenggak racun untuk mengakhiri depresi serta patah hatinya.
Beberapa hari usai kematian Madame Bovary, Charles Bovary mulai mengetahui perselingkuhan sang istri melalui surat-surat Rodolphe dan Leon serta tagihan hutang atas barang mewah yang dibeli oleh Emma. seperti Emma, Charles pun merasa depresi dan memutuskan mengakhiri hidupnya.
Novel Madame Bovary ini menyampaikan pesan pada pembacanya. Masa kecil Emma dikisahkan banyak ia habiskan di gereja untuk memperdalam ilmu agama, membaca novel-novel romantis, bergelimang harta. Emma juga diceritakan memiliki bakat dalam bidang seni musik dan lukis.
Secara naif, Emma membuat erotis segala hal, seperti kemewahan, kecantikan, imajinasi, seni hingga agama. Pada saat itu, seksualitas dari seorang perempuan sangat tertekan dan Emma tidak mengetahui keinginannya, sehingga ia merasa haus dan tidak terpuaskan, bahkan dengan cinta tulus dari sang suami kaya impiannya, Charles.
Review Novel Madame Bovary karya Gustave Flaubert
Pros | Cons |
Novel yang cocok untuk menggambarkan masa-masa pada tahun 1850-an | Terlalu vulgar untuk sebagian orang. |
Karya sastra yang berani untuk mengkritik | – |
Tidak hanya sekadar novel fenomenal, akan tetapi berisi nilai yang membuat para pembaca ikut berpikir tentang peristiwa yang digambarkan oleh penulis | – |
Rating: 4
Novel Madame Bovary merupakan novel yang mendapatkan predikat sebagai novel terbaik yang pernah ada. Ada pula beberapa yang menganggap bahwa novel ini adalah novel sempurna. Meskipun begitu, tentu saja ada yang menganggap bahwa novel ini tidak sesempurna itu. Lalu bagaimana review novel maha karya dari Gustave Flaubert ini?
Buku ini merupakan buku yang bisa dibaca oleh Grameds yang telah berusia matang. Sebab, ada beberapa hal vulgar yang ditulis Gustave Flaubert hingga mendapatkan penolakan dan memicu kontroversi pada awal perilisannya.
Novel Madame Bovary merupakan novel yang bercerita tentang perselingkuhan seorang wanita menawan. Ditulis oleh Gustave Flaubert pada tahun 1856, novel ini mulanya diterbitkan secara bersambung di sebuah surat kabar.
Madame Bovary merupakan sebuah roman metropolitan yang ditulis lebih dari seabad yang lalu. Pada masa tersebut adalah masa beralihnya kekuasaan dari para bangsawan yang bebas dan hedon ke kaum-kaum borjuis di kelas menengah yang munafik, pengkhotbah moral, akan tetapi korup.
Tokoh-tokoh dalam Madame Bovary seperti Emma, Leon dan Rodolphe menggambarkan bagaimana keadaan orang-orang pada masa tersebut. Karya ini merupakan karya yang berani dengan blak-blakan menyinggung banyak orang konservatif, sehingga pada masa itu, novel ini mendapatkan sambutan hangat dan bahkan pertentangan. Mungkin apabila dibaca sekarang, Grameds akan kurang merasakan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh Flaubert dalam novel ini.
Meskipun begitu, novel Madame Bovary masih layak dibaca pada masa ini. Sebab Gustave Flaubert bisa memotret bagaimana moralitas serta keadaan masa itu. Selain itu, selama proses menulisnya, Gustave Flaubert menempatkan dirinya sebagai seorang perempuan untuk menggambarkan bagaimana perasaan Emma yang terjebak dalam sebuah pernikahan yang membosankan dan membuat dirinya berselingkuh, meskipun pada mulanya, Emma mengidamkan kisah roman yang bisa saja ia dapatkan apabila ia setia pada Charles.
Selain menggambarkan hasrat perempuan melalui Emma, Gustave Flaubert juga menggambarkan bagaimana manusia, bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang sulit untuk dipuaskan dan membutuhkan sebuah keluarga yang stabil, aman dan normal, akan tetapi juga menginginkan kisah asmara yang berapi-api dan hal ini digambarkan melalui Emma yang akhirnya merasa bergairah ketika ia berselingkuh, meskipun ia mendapatkan keluarga layak dan normal.
Buku ini membuat pembaca akan banyak berpikir. Terutama bagi Grameds yang sudah cukup dewasa dan bahkan sudah memasuki usia yang menginginkan pernikahan. Apabila Grameds membaca buku ini, mungkin Grameds akan banyak berpikir tentang bagaimana membangun rumah tangga, agar tidak terjebak seperti Emma maupun Charles.
Madame Bovary cocok bagi Grameds yang menyukai novel roman dan penasaran ingin mengetahui gambaran pada masa-masa Flaubert menulis novel ini atau mungkin bagi Grameds yang penasaran, kenapa sih novel ini mendapatkan title sebagai novel terbaik sepanjang masa, maha karya dan sempurna.
Itulah sedikit penjelasan dan review novel Madame Bovary karya Gustave Flaubert secara singkat. Apabila Grameds tertarik untuk membaca dan membeli karya sastra klasik, seperti Madame Bovary, Grameds bisa membeli bukunya di Gramedia.com.
Karena sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan beragam buku menarik dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!
Penulis: Khansa
Baca juga:
- Review Novel My Youth
- Review Novel Membunuh Commendatore
- Review Novel Misteri Pasukan Cambyses
- Review Novel Some Kind of Summer
- Review Novel Tales of Mystery and Terror
- Review Novel Hujan Bulan Juni
- Review Novel The Woman in Cabin 10
- Review Buku Jalan Panjang untuk Pulang
- Review Novel Sewu Dino
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Buket Bunga Kematian
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Nona Bertangan Kidal
- Review Novel Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Kasus Hilangnya Sang Marquess
- Review Novel Ranjat Kembang
- Review Novel Urban Thriller: Playing Victim
- Review Novel The Dead Returns
- Review Novel And The There Were None (Lalu Semuanya Lenyap)
- Review Novel Kelab dalam Swalayan
- Review Novel Pocong Gundul
- Review Murder At Shijinso
- Review Novel Karavansara
- Review Novel A Thousand Splendid Suns
- Review Buku The Joy Of Missing Out
- Review Buku Limitless
- Review Novel Midnight Restaurant
- Review Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
- Review Novel Pembunuhan di Nihonbashi
- Review Novel Pertempuran Lain Dropadi
- Review Buku Sepotong Hati di Angkringan