Agama Islam

Memahami Bacaan Lengkap Surat Al Kafirun dan Artinya

Surat Al Kafirun dan Artinya
Written by Yufi Cantika

Surat Al Kafirun dan Artinya – Surat Al-Kafirun menjadi surah ke-109 dalam Al-Quran. Surat tersebut masuk ke dalam golongan Makiyah. Surah tersebut terdiri dari 6 ayat sehingga termasuk dalam surah-surah pendek dalam juz ke-30.

Pahala membaca surah Al-Kafirun sama dengan mengkhatamkan seperempat Al-Quran. Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Abu Ya’la sebagai berikut.

“Qul huwallahu ahad [Al-Ikhlas] menyamai sepertiga Al-Quran dan Qul yaa aYyuhal kaafiruun [Al-Kafirun] menyamai seperempat Al-Quran. Beliau [Rasulullah SAW.] membaca kedua surat itu dalam dua rakaat fajar,” (HR. Thabrani dan Abu Ya’la)

Surat Al Kafirun dan Artinya

Berikut bunyi surah AL Kafirun dan Artinya.

Ayat 1

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”

Ayat 2

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ

Artinya: “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,”

Ayat 3

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ

Artinya: “dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,”

Ayat 4

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ

Artinya: “dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,”

Ayat 5

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ

Artinya: “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.”

Ayat 6

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Al Quranulkarim Al Marjan - Surat Al Kafirun dan Artinya

button rahmadAsbabun Nuzul dan Isi Kandungan dalam Surah Al-Kafirun

Melansir dari laman Tirto.id mengenai asbabun nuzul serta kandungan dalam surah Al-Kafirun. Jalaludin As-Suyuthi, seorang ulama sekaligus cendekiawan muslim yang berasal dari Mesir pada abad ke-15 menjelaskan mengenai asbabun nuzul surah Al-Kafirun yang dimuat dalam kitab Asbabbun Nuzul.

Dalam kitab tersebut dijelaskan mengenai tanggapan kehadiran beberapa tokoh kaum musyirikin yang meminta kompromi yang berkaitan dengan kepercayaan dan agama kepada Nabi Muhammad SAW.

Imam Thabrani dan Ibnu Abi Hatim menjelaskan dalam riwayat Ibnu Abbas bahwa kaum musyirikin bersedia memberikan wanita yang disukai Nabi Muhammad SAW serta harta yang berlimpah asal Nabi Muhammad SAW tidak mengolok-olok kepercayaan mereka.

Sementara itu, dalam buku Menyelami Makna Kewahyuan Kitab Suci yang karya Mahmud Arif yang dimuat dalam laman Tirto.id dijelaskan bahwa tokoh kaum Quraisy mencakup Umayyah bin Khalaf, Al-Walid bin Mughirah, dan Aswad bin Abdul Muthalib pada masa itu menegosiasikan agar Nabi Muhammad SAW bersedia menyembah Tuhan mereka.

Kaum musyrik bersedia menyembah Tuhan umat Islam jika Nabi Muhammad pun bersedia mempercayai sesemabahan mereka. Orang-orang kafir meminta Nabi Muhammad SAW untuk menyembah berhala mereka selama satu tahun.

Kata mereka, “Wahai Muhammad, ikutilah agama kami, kami pun akan mengikuti agama kamu. Kamu menyembah tuhan-tuhan kami selama satu tahun, nanti kami juga menyembah tuhanmu selama satu tahun pula. Jika ternyata agamamu yang benar, maka kami pun sudah memperoleh kebenaran. itu. Dan apabila ternyata agama kami yang benar, maka kamu pun telah memperoleh kebenaran itu.”

Mendengar ajakan tersebut, Nabi Muhammad SAW langsung berdoa kepada Allah SWT, beliau berkata, “Saya mohon perlindungan Allah agar tidak mempersekutukannya dengan yang lain.”

Keadaan tersebut membuat surah Al-Kafirun turun sebagai penegas bahwa Nabi Muhammad beserta pengikutnya tidak akan menyembah Tuhan selain Allah SWT. Tidak hanya itu, turunnya surah Al-Kafirun juga membawa pesan tentang kerukunan serta toleransi beragama asalkan tidak saling mencampuri urusan akidah dan tauhid dari masing-masing agama serta kepercayaan.

Sementara itu, dalam laman Dosenpintar.com, terdapat tiga periwayatan tentang asbabun nuzul surah Al-Kafirun. Berikut penjelasan ketiga riwayat tersebut.

1. Riwayat At-Thabrani

Dari Ibnu Abda dikisahkan bahwa orang-orang kafir berusaha menghentikan dahwah Nabi Muhammad SAW dengan banyak cara. Seperti berikut ini.

Ditawarkan sebagai orang yang paling kaya di kota Mekah. Kemudian, mereka berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Muhammad, kami menyediakan ini hanya untuk kamu, tetapi ada satu syarat yang kamu jangan pernah mencaci maki Tuhan kami.”

Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa ia masih menunggu wahyu dari Allah. Kemudian, turunlan surah Al-Kafirun sebagai wahyu yang ditunggu-tunggu Nabi Muhammad SAW sebaga upaya menyelesaikan permasalahan tersebut.

2. Riwayat Ibnu Hatim

Riwayat ini menjelaskan bahwa orang kafir berkata kepada Nabi Muhammad, “Wahai Muhammad marilah ikut bersama kami, kita akan bersekutu dalam segala urusan.”

Sekarang, kamu menyembah Tuhan kami maka besok akan kami sembah Tuhanmu. Kita akan bergantian. Begitu kira-kira negosiasi yang ditawarkan oleh kaum kafir.

Peristiwa tersebut menjadi asbabun nuzul turunnya surah Al-Kafirun. Bahwa kita harus fokus menyembah Tuhan yang dipercayai dan tidak memperbolehkan orang lain memaksa menyembah Tuhan yang sama ketika memiliki perbedaan agama serta kepercayaan.

3. Riwayat Abdurrazaq

Dalam riwayat tersebut dikisahkan bahwa orang kafir merayu Nabi Muhammad SAW untuk menyembah Tuhan mereka. Orang-orang kafir merayu dengan berbagai cara. Terdapat sebuah negosiasi.

Negosiasi tersebut berupa permintaan dari kaum kafir agar Nabi Muhammad SAW menyembah Tuhan mereka selama satu tahun. Kemudian, mereka pun akan menyembah Tuhan yang disembah Nabi Muhammad selama satu tahun juga.

Nabi Muhammad dengan tegas menolak negosiasi tersebut. Nabi Muhammad memiliki ketegasan yang luar bias ajika menyangkut mengenai aqidah.

Adapun, isi kandungan dari surah Al-Kafirun yang ada dalam buku Manajemen Kerukunan Umat Beragama: Solusi Menuju Harmoni karya Erina Dwi Parawati, dkk yang dimuat dalam laman Kumparan.com di antaranya sebagai berikut.

  1. Memberikan penolakan secara tegas kepada kaum kafir Quraisy tentang ajakannya untuk menyembah berhala meskipun hanya sesaat dan dengan tujuan apapun.
  2. Memberitahukan bahwa agama sebagai pilihannya dan semua orang akan memperoleh balasan sesuai pilihan yang diambil.
  3. Menunjukkan adanya perbedaan sesembahan dan ibadah yang dilakukan oleh kaum Muslim dengan orang selain mereka.
  4. Mengajarkan untuk saling toleransi terhadap kepercayaan yang dianut serta tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti ajaran aau agama yang berbeda.
  5. Memberikan penegasan bahwa tidak ada toleransi atau kompromi ketika menyangkut agama dan aqidah. Tidak hanya itu, tidak diperbolehkan mempadupadankan dua aqidah yang berbeda.
  6. Memberikan penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak akan menyembah apapun selain Allah SWT.

Tafsir Al Quran Kontemporer Juz Amma Jilid I (Al-Fatihah, An Nas s/d Ad-Dhuha) - Surat Al Kafirun dan Artinya

button rahmad jpgContoh Surah Pendek dalam Juz 30

Surah-surah pendek dalam Al-Quran juz 30 biasanya digunakan sebagai bacaan salat. Berikut beberapa surah-surah pendek dalam juz 30.

1. An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

Qul a‘ūżu birabbin-nās(i).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia,

مَلِكِ النَّاسِۙ

Malikin-nās(i).

Artinya: raja manusia,

اِلٰهِ النَّاسِۙ

Ilāhin-nās(i).

Artinya: sembahan manusia

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

Min syarril-waswāsil-khannās(i).

Artinya: dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās(i).

Artinya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ

Minal jinnati wan-nās(i).

Artinya: dari (golongan) jin dan manusia.

2. Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

Qul a‘ūżu birabbil-falaq(i).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

Min syarri mā khalaq(a).

Artinya: dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

Wa min syarri gāsiqin iżā waqab(a).

Artinya: dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad(i).

Artinya: dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ

Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad(a).

Artinya: dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

3. Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Qul huwallāhu aḥad(un).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Allāhuṣ-ṣamad(u).

Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Lam yalid wa lam yūlad.

Artinya: Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ

Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad(un).

Artinya: serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

4. Al-Lahab

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ

Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb(a).

Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ

Mā agnā ‘anhu māluhū wa mā kasab(a).

Artinya: Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ

Sayaṣlā nāran żāta lahab(in).

Artinya: Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka),

وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ

Wamra’atuh(ū), ḥammālatal-ḥaṭab(i).

Artinya: (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ

Fī jīdihā ḥablum mim masad(in).

Artinya: Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

5. An-Nasr

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ

Iżā jā’a naṣrullāhi wal-fatḥ(u).

Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan

وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ

Wa ra’aitan-nāsa yadkhulūna fī dīnillāhi afwājā(n).

Artinya: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ

Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfirh(u), innahū kāna tawwābā(n).

Artinya: bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.

6. Al-Kafirun

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ

Qul yā ayyuhal-kāfirūn(a).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir,

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ

Lā a‘budu mā ta‘budūn(a).

Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ

Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud(u).

Artinya: Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah.

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ

Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum.

Artinya: Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ

Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud(u).

Artinya: Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ

Lakum dīnukum wa liya dīn(i).

Artinya: Untukmu agamamu dan untukku agamaku.

Buku Aktivitas Menulis Al Quran Juz 30button rahmad jpg

7. Al-Kautsar

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ

Innā a‘ṭainākal-kauṡar(a).

Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Faṣalli lirabbika wanḥar.

Artinya: Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ

Inna syāni’aka huwal-abtar(u).

Artinya: Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

8. Al-Ma’un

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

Ara’aital-lażī yukażżibu bid-dīn(i).

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm(a).

Artinya: Itulah orang yang menghardik anak yatim

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn(i).

Artinya: dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

Fawailul lil-muṣallīn(a).

Artinya: Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn(a).

Artinya: (yaitu) yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

Allażīna hum yurā’ūn(a).

Artinya: yang berbuat riya,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ

Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn(a).

Artinya: dan enggan (memberi) bantuan.

9. Al-Quraisy

لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ

Li’īlāfi quraisy(in).

Artinya: Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy,

اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ

´lāfihim riḥlatasy-syitā’i waṣ-ṣaif(i).

Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan),

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ

Falya‘budū rabba hāżal-bait(i).

Artinya: maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)

الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ

Allażī aṭ‘amahum min jū‘(in), wa āmanahum min khauf(in).

Artinya: yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.

10. Al-Fiil

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ

Alam tara kaifa fa‘ala rabbuka bi’aṣḥābil-fīl(i).

Artinya: Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?

اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ

Alam yaj‘al kaidahum fī taḍlīl(in).

Artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ

Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl(a).

Artinya: Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ

Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl(in).

Artinya: yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ

Fa ja‘alahum ka‘aṣfim ma’kūl(in).

Artinya: sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

11. Al-Humazah

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ

Wailul likulli humazatil-lumazah(tin).

Artinya: Celakalah setiap pengumpat lagi pencela

ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ

Allażī jama‘a mālaw wa ‘addadah(ū).

Artinya: yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ

Yaḥsabu anna mālahū akhladah(ū).

Artinya: Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ

Kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah(ti).

Artinya: Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ

Wa mā adrāka mal-ḥuṭamah(tu).

Artinya: Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ

Nārullāhil-mūqadah(tu).

Artinya: (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ

Allatī taṭṭali‘u ‘alal-af’idah(ti).

Artinya: yang (membakar) naik sampai ke hati.

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ

Innahā ‘alaihim mu’ṣadah(tun).

Artinya: Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka,

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ

Fī ‘amadim mumaddadah(tin).

Artinya: (sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

12. Al-Asr

وَالْعَصْرِۙ

Wal-‘aṣr(i).

Artinya: Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

Innal-insāna lafī khusr(in).

Artinya: sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

Illal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqq(i), wa tawāṣau biṣ-ṣabr(i).

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

13. At-Takasur

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ

Alhākumut-takāṡur(u).

Artinya: Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ

Ḥattā zurtumul-maqābir(a).

Artinya: sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ

Kallā saufa ta‘lamūn(a).

Artinya: Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ

Ṡumma kallā saufa ta‘lamūn(a).

Artinya: Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ

Kallā lau ta‘lamūna ‘ilmal-yaqīn(i).

Artinya: Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya).

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ

Latarawunnal-jaḥīm(a).

Artinya: Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim.

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ

Ṡumma latarawunnahā ‘ainal-yaqīn(i).

Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainulyakin.

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ

Ṡumma latus’alunna yauma’iżin ‘anin-na‘īm(i).

Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

14. Al-A’la

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ

Sabbiḥisma rabbikal-a‘lā.

Artinya: Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ

Allażī khalaqa fasawwā.

Artinya: yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ

Wal-lażī qaddara fahadā.

Artinya: yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ

Wal-lażī akhrajal-mar‘ā.

Artinya: dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,

فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ

Fa ja‘alahū guṡā’an aḥwā.

Artinya: lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ

Sanuqri’uka falā tansā.

Artinya: Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ

Illā mā syā’allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā.

Artinya: kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ

Wa nuyassiruka lil-yusrā.

Artinya: Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).

فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ

Fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā.

Artinya: Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ

Sayażżakkaru may yakhsyā.

Artinya: Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ

Wa yatajannabuhal-asyqā.

Artinya: sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ

Allażī yaṣlan-nāral-kubrā.

Artinya: (yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.

ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ

Ṡumma lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā.

Artinya: Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ

Qad aflaḥa man tazakkā.

Artinya: Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ

Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā.

Artinya: dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ

Bal tu’ṡirvnal-ḥayātad-dun-yā.

Artinya: Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,

وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ

Wal-ākhiratu khairuw wa abqā.

Artinya: padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ

Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.

Artinya: Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,

صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ

Ṣuḥufi ibrāhīma wa mūsā.

Artinya: (yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.

Demikian pembahasan tentang surat Al-Kafirun dan artinya serta beberapa surat pendek pada juz 30. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu.

Jika ingin mencari buku yang berkaitan dengan Al-Quran atau baca tulis Al-Quran, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Baca juga terkait Surat Al Kafirun dan Artinya:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika