Agama Islam

Memahami Tentang Surat Al Lail Beserta Arab dan Latinnya

surat Al Lail
Written by Yufi Cantika

Surat Al Lail – Dalam Al-Quran ada banyak sekali surat yang di mana setiap surat di Al-Quran memiliki makna yang sangat berarti, sehingga dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Salah satu surat Al-Quran yang penuh makna dan akan dibahas pada artikel ini adalah surat Al-Lail.

Namun, sebelum membahas tentang surat Al-Lail, sebaiknya kita memahami secara singkat tentang membaca Al-Quran, Grameds.

Pengertian Membaca Al-Qur’an

Bagi umat muslim membaca surat Al-Quran merupakan sesuatu yang sunnah tetapi bila dilakukan mendapatkan banyak pahala, apalagi bila yang ditulis di dalam Al-Quran menjadi panduan atau pedoman hidup. Penting bagi umat muslim untuk menyempatkan diri membaca Al-Quran setiap harinya selain menambah pahala masih banyak lagi yang bisa didapatkan.

Selain itu, berbagai keutamaan yang didapatkan ketika membaca Al-Quran salah satunya adalah seorang muslim yang membaca Al-Quran akan dibalas oleh Allah SWT berupa satu kebaikan dan dari satu kebaikan tersebut akan dilipat menjadi 10 kebaikan. Namun, masih ada beberapa orang yang masih malas dalam membaca Al-Quran, serta ada juga yang masih beranggapan bahwa membaca Al-Quran adalah sesuatu yang sulit padahal bila ditekuni dengan baik.

Membaca Al-Quran tidak sesulit seperti kelihatannya. Selain permasalahan tersebut, masalah yang paling umum yaitu tidak mempunyai waktu untuk membaca Al-Quran. Jadi, mulai saat ini bagi umat muslim, sebaiknya luangkan waktu untuk membaca Al-Quran agar bisa menambah pahala dan juga menambah kebaikan.

Tentang Surat Al-Lail

Al Lail adalah surat ke-92 dalam Al-Quran. Membaca surat tersebut mempunyai banyak keutamaan. Surat Al Lail diturunkan di kota Mekkah, sehingga tergolong surat Makkiyah. Al-Lail artinya malam. Nama Al-Lail diambil dari permulaan ayat pertama pada surat ini.

Secara umum, kandungan surat Al Lail berisikan balasan bagi orang-orang yang memberikan hartanya kepada orang lain dengan ikhlas dan semata-mata hanya karena Allah SWT.

Dijelaskan dalam kitab Talim al-Muta’allim, di antara penyebab datangnya rezeki adalah membaca surat Al Lail. Adapun penyebab yang lain sebagai berikut:

  1. Menegakkan shalat khusyu’, menyempurnakan adab, rukun, wajib, dan sunnahnya sholat.
  2. Melaksanakan sholat sunnah Dhuha.
  3. Membaca surat Al-Waqi’ah khususnya pada malam hari.
  4. Membaca surat Tabarak, Al-Muzammil, Al-Lail, Al Insyirah.
  5. Pergi ke masjid sebelum adzan.
  6. Selalu berwudhu.

https://www.gramedia.com/products/conf-membuka-pintu-rezeki-seri-hikmah-ke-7?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Surat Al-Lail

surat Al LailSurat Al-Lail termasuk surat yang terdiri dari 21 ayat:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ayat 1

وَالَّيۡلِ اِذَا يَغۡشٰىۙ

Wallaili idzaa yaghsyaa

Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),”

Ayat 2

وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ‏

Wannahaari idzaa tajalla

Artinya: “Demi siang apabila terang benderang,”

Ayat 3

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالۡاُنۡثٰٓىۙ

Wa maa kholaqo dzakara wal untsaa

Artinya: “demi penciptaan laki-laki dan perempuan,”

Ayat 4

اِنَّ سَعۡيَكُمۡ لَشَتّٰىؕ

Inna sa’yakum lasyattaa

Artinya: “sungguh, usahamu memang beraneka macam.”

Ayat 5

فَاَمَّا مَنۡ اَعۡطٰى وَاتَّقٰىۙ‏

Fa amma man a’tho wattaqo

Artinya: “Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,”

Ayat 6

وَصَدَّقَ بِالۡحُسۡنٰىۙ‏

Wa shaddaqa bil husnaa

Artinya: “dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),”

Ayat 7

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡيُسۡرٰىؕ

Fasanu yasiruhu lil yusraa

Artinya: “maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),”

Ayat 8

وَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنٰىۙ

Wa amma man bakhila wastaghna

Artinya: “dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),”

Ayat 9

وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنٰىۙ

Wa kadzaba bil husna

Artinya: “serta mendustakan (pahala) yang terbaik,”

Ayat 10

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡعُسۡرٰىؕ

Fasanu yasiruhu lil usro

Artinya: “maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan),”

Ayat 11

وَمَا يُغۡنِىۡ عَنۡهُ مَالُهٗۤ اِذَا تَرَدّٰى

Wamaa yughnii ‘anhu maluhu idza taradda

Artinya: “dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.”

Ayat 12

اِنَّ عَلَيۡنَا لَـلۡهُدٰى

Inna ‘alaina lal huda

Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk,”

Ayat 13

وَاِنَّ لَـنَا لَـلۡاٰخِرَةَ وَالۡاُوۡلٰى‏

Wa inna lanaa lal Akhirota wal uulaa

Artinya: “dan sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia itu.”

Ayat 14

فَاَنۡذَرۡتُكُمۡ نَارًا تَلَظّٰى‌ۚ

Fa andzartukum naaran lazada

Artinya: “Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala,”

Ayat 15

لَا يَصۡلٰٮهَاۤ اِلَّا الۡاَشۡقَىۙ

Laa yaslaha ilal asqa

Artinya: “yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka,”

Ayat 16

الَّذِىۡ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىؕ

Alladzi kadzaba wa tawalla

Artinya: “yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).”

Ayat 17

وَسَيُجَنَّبُهَا الۡاَتۡقَىۙ

Wa sa janna buhal atqo

Artinya: “Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa,”

Ayat 18

الَّذِىۡ يُؤۡتِىۡ مَالَهٗ يَتَزَكّٰى‌ۚ

Allazii yu’tii maalahuu yatazakkaa

Artinya: “yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),”

Ayat 19

وَمَا لِاَحَدٍ عِنۡدَهٗ مِنۡ نِّعۡمَةٍ تُجۡزٰٓىۙ

Wa maa li ahadin ‘indahu min ni’matin tujza

Artinya: “dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya”

Ayat 20

اِلَّا ابۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ الۡاَعۡلٰى‌ۚ

Ilabb tighaaa’a wajhi rabbihil a ‘laa

Artinya: “tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi.”

Ayat 21

وَلَسَوۡفَ يَرۡضٰى

Walasaufa yarda

Artinya: “Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna).”

Makna dan Kandungan surat Al – Lail

surat Al Lail

Sumber: bincangsyariah.com

Surat Al-Lail merupakan surat ke-92 dalam Al-Quran. Surat ini terdiri dari 21 ayat dan termasuk kedalam golongan surat makkiyah. Makkiyah merupakan ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat-surat Makkiyah turun selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan. Surat ini diturunkan sesudah surat Al-A’la.

Surat ini dinamai Al-Lail, yang diambil dari perkataan Al Lail yang ada dalam ayat pertama surat ini. Surat ini bermakna malam karena Allah SWT bersumpah pada awal surat atas malam (Lail), sehingga dinamakan sebagai surat Al-Lail. Surat Al-Lail dari sisi ini termasuk surat Al-Ausath Al-Mufasholat dan surat ke-19 yang dimulai dengan sumpah.

Selain itu, surat Al-Lail merupakan replika kehidupan manusia. Hal ini karena di dalam surat Al-Lail berisikan tentang bagaimana umat manusia menyikapi kehidupan di dunia ini. Terutama pada masalah harta serta kenikmatan yang nantinya akan mengarahkan manusia pada dua golongan, beruntung atau merugi.

Adapun pokok kandungan dari surat ini juga menjelaskan bahwa bagi orang yang bertakwa dan membenarkan adanya pahala akan diberi kemudahan oleh Allah serta membawa pada kebahagiaan di akhirat. Sedangkan manusia yang melakukan kejahatan akan membawa orang itu kepada kesengsaraan di akhirat dan hartanya pun tidak dapat menyelamatkannya.

Surat ini berbicara tentang bagaimana manusia dalam menjalani kehidupan yang ia jalani terutama terkait harta dan kenikmatan.

Dari penjelasan singkat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan surat Al-Lail . Berikut ini kandungan Surat Al Lail lebih rinci yaitu:

  1. Usaha manusia berlainan, Karena itu balasannya berlainan juga
  2. Orang yang berderma dan bertakwa akan dimudahkan oleh Allah dalam melakukan kebaikan yang membawanya kepada kebahagiaan akhirat
  3. Sedangkan orang yang dimudahkan oleh Allah melakukan kejahatan-kejahatan membawa kesengsaraan di akhirat, maka harta benda tidak akan memberi manfaat apapun kepadanya.
  4. Orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.

Keutamaan Membaca Surat Al-Lail

surat Al Lail

Sumber: sakaran.com

Terdapat berbagai ajaran yang terkandung di dalam surat Al-Lail yang dapat kamu implementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari agar mendapatkan keberkahan dan fitrah dari-Nya. Keutamaan yang didapat dalam membaca surat Al-Lail yaitu orang yang membaca surat Al-Lail, maka dia akan mendapatkan keridhoan dari Allah dan kesulitannya akan dihilangkan serta akan mendapatkan kemudahan dalam setiap urusannya. Selain itu, surat Al-Lail juga bisa dibaca pada orang yang pingsan kemudian dibaca di telinganya.

Masih ada beberapa keutamaan lagi dari surat Al-Lail. Berikut ini beberapa keutamaan yang dimiliki oleh surat Al-Lail bila diamalkan, yaitu:

1. Termasuk Surat Al-Mufashshal

Surat Al Lail termasuk dalam Al-Mufashshal yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai tambahan, sehingga beliau memiliki keutamaan dibandingkan dengan Nabi-Nabi pendahulunya.

2. Bisa Masuk Lewat Pintu Surga Manapun

Apapun yang ada pada dirinya akan bersaksi untuknya di hari kiamat, dan ia akan masuk surga lewat pintu manapun yang ia kehendaki.

3. Mendapatkan Keridhaan Allah SWT

Membaca surat Al-Lail akan mendapatkan keridhaan Allah SWT dan dihilangkan kesulitannya di setiap urusan.

Dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata; Nabi SAW berkata kepadaku, “Barangsiapa membaca surat Wal laili idza yaghsya, maka Allah akan memberinya hingga Dia ridha, dan Dia akan menyelamatkannya dari kesulitan serta Dia akan mempermudah urusannya.”

4. Dihilangkan Kesulitannya, Diberi Kemudahan dan Juga Kekayaan

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat Al-Lail), maka Allah akan memberinya hingga ia merasa puas, menghilangkan kesulitannya, memberinya kemudahan, dan memberinya kekayaan. Dan barangsiapa yang membacanya sebanyak lima belas kali sebelum tidur, maka ia tidak akan melihat dalam tidurnya (dalam mimpi), kecuali yang disukai dan tidak akan melihat hal-hal buruk. Dan barangsiapa yang shalat dengan membacanya di waktu Isya akhir, maka seakan-akan ia shalat dengan seperempat (Al-Qur’an) dan shalatnya pun diterima.” (Tafsir Al Burhan, Juz 8: 302)

5. Doa Agar Orang Pingsan Cepat Sadar

Apabila dibacakan surat Al-Lail di telinga orang yang sedang pingsan, atas izin Allah orang tersebut akan cepat sadar. Dari Ash-Shiddiq berkata:

“Barangsiapa yang membacanya selama lima belas kali, maka ia tidak akan melihat sesuatu yang dibencinya, tidur dengan nyenyak, dan Allah akan melindunginya. Dan barangsiapa yang membacanya pada telinga orang yang pingsan, maka ia akan sadar dengan cepat.”

6. Menyembuhkan Sakit Demam

Jika dituliskan di atas piring dan penulis harus dalam keadaan suci, lalu dilunturkan dengan air. Insya Allah, bila diminumkan ke orang yang sedang demam panas bisa sembuh dengan melakukannya hingga tiga kali.

Asbabun Nuzul (Sebab-sebab) Turunnya Surat Al Lail

Ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya) surat al-Lail, diantaranya dari Ibnu Hatim, Al-Hakim, dan Al-Bazzar. Dalam riwayat Ibnu Hatim dikatakan bahwa surat al-Lail turun berkenaan pemilik pohon kurma yang bakhil. Diceritakan bahwa pemilik pohon kurma tersebut memiliki pohon yang batangnya menjulur hingga ke rumah tetangganya yang fakir dan memiliki banyak anak.

Setiap kali berbuah, ia memetik hasilnya dari rumah tetangganya, namun bila kurma tersebut jatuh dan dipungut oleh anak-anak tetangganya yang fakir, ia segera merampasnya. Bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu juga dipaksa dikeluarkannya. Kemudian, orang fakir itu mengatakan hal itu kepada Nabi Muhammad yang berjanji akan menyelesaikan masalahnya.

Nabi kemudian bertemu dengan pemilik kurma dan bersabda, “Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga.” Pemilik pohon kurma itu berkata, “Hanya sekian tawaran tuan? Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya.” Kemudian pemilik pohon kurma itu pergi.

Pembicaraan itu didengar oleh seorang dermawan yang langsung datang kepada Nabi dan berkata, “Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadi milikku?” Nabi menjawab “Ya.” Orang itu kemudian menemui pemilik pohon kurma.

Pemilik pohon kurma itu berkata, “Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang lebat itu.”

Orang dermawan itu berkata, “Apakah kau mau menjualnya.” Ia menjawab, “Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup.”

Dermawan itu berkata lagi, “Berapa yang engkau inginkan?” Ia berkata, “Aku inginkan empat puluh pohon kurma.” Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, “Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan 40 pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya.”

Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu. Dermawan itu pun menghadap kepada Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan.” Nabi Muhammad kemudian menemui fakir itu, “Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu.” Kemudian turun seluruh surat al-Lail yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.

Riwayat-riwayat lain menyebutkan bahwa sebagian besar isi surat Al-Lail turun berkenaan kedermawanan Abu Bakar. Al-Hakim menyebutkan bahwa ayat 5 hingga ayat terakhir surat ini turun berkenaan dengan kedermawanan Abu Bakar yang memerdekakan hamba-hamba yang lemah.

Sementara riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah menyebutkan Abu Bakar telah memerdekakan 7 hamba-hamba yang disiksa majikannya karena beriman kepada Allah sehingga turun ayat 17 hingga 21 surat ini berkenaan kedermawanannya. Riwayat lain juga menyebutkan bahwa ayat 19 hingga 21 surat ini turun berkenaan dengan kedermawanan Abu Bakar.

Pokok-pokok Surat Al Lail

Usaha manusia itu berlainan, sehingga balasannya berlainan pula. Selain itu, seseorang yang bertakwa bisa mendapatkan kebahagiaan yang diberikan oleh Allah dan orang yang berderma bisa bisa mendapatkan kesengsaraan dalam hidup ini.

Namun orang yang diremehkan Allah adalah mereka yang melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di kehidupan setelah didunia, harta benda tidak hendak akan memberi definisi kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan mempunyainya pahala yang berpihak kepada yang benar.

Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di kehidupan setelah didunia kelak. Demikian pembahasan tentang surat Al-Lail, semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds.

Grameds bisa mendapatkan informasi lebih dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Baca juga:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika