Agama Islam

Bacaan Surat Ali Imran ayat 190-191 dan Tafsir

Written by Yufi Cantika

Surat Ali Imran ayat 190-191 – Dengan diturunkannya Al-Qur’an tentu saja mempunyai tujuan yang mana Al-Qur’an sendiri sudah banyak menjelaskan  dalam ayat-ayat yang dikandungnya.

“Kita akan menemukan beberapa ayat yang dapat memberikan gambaran kepada kita akan tujuan dari diturunkannya Al Quran. Terkadang, ayat-ayat tersebut seolah memberikan penjelasan beberapa tujuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,”

Melalui kumpulan-kumpulan firman-firman Allah SWT yang dikandungnya, Al Quran berisi tentang aturan-aturan yang berlaku bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya baik di langit maupun di bumi.

Selain itu, setiap surat yang ada di dalam Al Quran ini memiliki makna dan tafsirannya masing-masing. Begitu juga surat Ali Imran ayat 190-191. Di kesempatan ini, kita akan membahas tentang surat  Ali Imran ayat 190-191. Namun, sebelum itu, ada baiknya kita membahas tentang tujuan diturunkannya Al Quran terlebih dahulu.

Lalu, Allah SWT mempunyai tujuan apa saja diturunkannya Al Qur’an yang telah dijelaskan ayat-ayat di dalamnya? Simak penjelasan berikut ini agar menambah wawasan tentang Al Qur’an.

Tujuan Diturunkannya Al Quran

1. Memimpin Manusia Menuju Jalan Keselamatan dan Kebahagiaan

Tujuannya yang pertama diturunkannya Al Qur’an adalah untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan dan jalan yang lurus. Hal tersebut semata-mata hanya untuk  memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surat Al Maidah ayat 15-16, Allah SWT berfirman yaitu :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15)

يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)

Artinya : “Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.

Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaanNya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”

2. Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan

Tujuan Al-Quran yang kedua yaitu mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan.

Hal ini diajarkan dalam surat At Tin ayat 6 yaitu sebagai berikut :

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.”

3. Peringatan dan pengingat bagi umat manusia

Tujuan diturunkannya Al-Qur’an selanjutnya adalah Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan dan pengingat bagi manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al An’am ayat 19 yaitu sebagai berikut :

قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ ۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰ ۚ قُلْ لَا أَشْهَدُ ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur’an kepadanya). Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).”

4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia

Sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Al Jasiyah ayat 20 yang isinya tentang  agar manusia menjadikannya sebagai pedoman, petunjuk, dan rahmat. Berikut firman Allah SWT yaitu :

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: “(Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”

5. Pelajaran dan penerangan

Al-Quran juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut bunyi dalil surat Yasin ayat 69,

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ

Artinya: “Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas,”

6. Pemutus Hukum

Tujuan diturunkannya Al Qur’an ada dalam firman Allah SWT dalam Quran Surat An Nahl ayat 64 menjelaskan tentang pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang haq dan batil. Berikut firman Allah SWT tersebut yaitu :

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Pada intinya, tujuan diturunkannya Al Quran semata-mata bentuk kasih sayang Allah SWT kepada makhluk ciptaanNya. Tentunya agar menjalani kehidupan sebaik mungkin dan meraih kebahagiaan abadi di surga.

Tentang Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191

Nah, setelah mengetahui tentang tujuan diturunkannya Al Qur’an maka sekarang kita bahas mengenai Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 adalah ayat tentang ulul albab. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

Surat Ali Imran (آل عمران) merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Nama Ali Imran karena dalam surat ini disebutkan kisah keluarga Imran, ayah Maryam, ibu kandung Isa ‘alaihis salam. Hendaklah sebagai seorang muslim untuk selalu mengingat Allah SWT melalui ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Seperti, terciptanya siang dan malam, luasnya semesta, serta pasang surut air laut.

Dengan memikirkan ciptaan-Nya yang luar biasa, seorang muslim akan mampu untuk selalu mengingat kehendak Allah SWT dalam setiap ciptaan-Nya. Seperti yang tertulis di dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 yang berbunyi yaitu :

Surat Ali ‘Imran Ayat 190

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”

Surat Ali Imran Ayat 191

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa ‘alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190-191

Terdapat beberapa penafsiran dari pakar tafsir tentang makna surat ali imran ayat 190-191. Sebagian penafsiran di bawah ini:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat.” (Tafsir al-Muyassar)

“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia Yang berhak disembah.” (Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat rinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Ayat ini diturunkan ketika suku quraisy meminta Nabi SAW dengan berkata:

“Berdoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan. Kemudian turunlah ayat ini {Inna fii khalqis samawati}, Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.” (Tafsir al-Wajiz)

Karena hanya dengan memikirkan apa yang Allah sebutkan pada ayat ini cukup bagi orang yang berakal untuk menyampaikannya pada keimanan yang tidak dapat digoncangkan oleh syubhat dan tidak terhalang oleh keraguan. (Zubdatut Tafsir)

“Wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan makhluk ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkau Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari kami siksaan neraka.” (Tafsir al-Muyassar)

Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka pun berkata,

“Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan makhluk yang sangat besar ini untuk bersenda gurau. Maha Suci Engkau dari senda gurau. Maka jauhkanlah kami dari azab Neraka, dengan cara Engkau bimbing kami kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan Engkau lindungi kami dari perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Tafsir al-Mukhtashar)

Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya, yaitu dalam keadaan berdiri ketika shalat, duduk di majelis mereka, dan bersandar ketika dalam keadaan junub. Mereka berpikir tentang kehebatan penciptaan langit, bumi dan meyakininya. Mereka berkata:

“Wahai Tuhan Kami, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia dan hanya sebagai hiburan, namun Engkau menciptakannya sebagai petunjuk atas kuasa dan hikmah Mu. Kami menyucikanmu dari segala sesuatu yang tidak sesuai denganMu dan dari kesia-siaan. Maka jadikanlah ketaatan kami kepadaMu itu sebagai pelindung dari neraka.” (Tafsir al-Wajiz)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring) Yakni mereka senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Dan dulu Rasulullah senantiasa berdzikir kepada Allah di setiap waktu. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dari kata dzikir disini adalah shalat, yakni mereka tidak melalaikannya dalam keadaan apapun, sehingga mereka senantiasa melakukan shalat baik dengan berdiri ketika tidak ada uzur dan halangan atau dengan duduk atau berbaring ketika terhalang untuk berdiri.”

 وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ 

“(dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) Yakni tentang kehebatan dan kedetailan penciptaan keduanya padahal ukurannya sangat besar.”

 رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا 

((seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia) Yakni Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia atau main-main akan tetapi Engkau menciptakannya sebagai bukti atas hikmah dan kekuasaan-Mu, dan untuk Engkau jadikan bumi sebagai tempat menguji hamba-hamba-Mu agar terlihat siapa diantara mereka yang mentaati-Mu dan siapa yang bermaksiat kepada-Mu. سُبْحٰنَكَ (Maha Suci Engkau) Yakni Engkau Maha Suci dari apa yang tidak layak untuk-Mu.” (Zubdatut Tafsir)

Kandungan Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191

Surat Ali Imran ayat 190-191 secara umum menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah yang semestinya direnungi oleh umat Muslim. Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191. Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191:

  1. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan Allah.
  2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini hanya diketahui oleh ulul albab.
  3. Ulul albab adalah orang yang berdzikir dan berpikir. Ia selalu ingat kepada Allah dalam segala kondisi dan ia juga mempergunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan alam semesta.
  4. Tafakur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bermanfaat.
  5. Tafakur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah dan memperbanyak doa kepada-Nya.

Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191

Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari atha ia bercerita bahwa: Aku pergi bersama Ibnu Umar dan Ubaid Bin Umar waktu mengunjungi Aisyah r.a., yang menerima dan menemui kami dibalik tirai. Beliau bertanya kepada kami,

“Hai Ubaid! Apakah yang menghalangimu mengunjungi kami?”

Ubaid menjawab dengan pepatah yang berbunyi:

“Berkunjunglah jarang-jarang agar bertambah kasih dan sayang.”

Lalu Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah,

“Ceritakanlah kepada kami apa yang engkau lihat yang paling menakjubkan tentang perilaku Rasulullah SAW?”

Aisyah menjawab,

“Semua tingkah lakunya menakjubkan. Pada suatu malam beliau menghampiriku sehingga bersentuh tubuhku dengan tubuhnya.”

Lalu beliau bersabda kepadaku,

“Biarlah aku beribadah kepada tuhanku.”

Aku menjawab,

“Demi Allah! Bahwa aku suka engkau berada disampingku, tetapi aku juga suka engkau beribadah kepada Tuhanmu.”

Usai shalat beliau duduk sambil menangis tersedu-sedu sampai janggutnya basah oleh air matanya, kemudian ia bersujud dalam keadaan menangis hingga air matanya membasahi lantai. Ketika Bilal datang untuk panggilan shalat subuh, ia menemui beliau masih dalam keadaan tersedu-sedu dalam keadaan berbaring.

Bilal bertanya kepadanya,

“Apakah yang menyebabkan engkau menangis ya Rasulullah padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang?”

Rasulullah menjawab,

“Bagaimana aku tidak menangis hai Bilal, setelah Allah menurunkan ayat ini, celakalah hai Bilal orang yang membaca ayat ini tanpa merenungkan dalam-dalam isinya.”

Demikian pembahasan tentang surat Ali Imran ayat 190-191. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang tersedia di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Rujukan:

  • https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6414793/surah-ali-imran-190-191-memaknai-penciptaan-langit-dan-bumi/amp
  • https://kalam.sindonews.com/ayatquran/3/190/191/ali-imran-ayat-190-191
  • https://tafsirweb-com.webpkgcache.com/doc/-/s/tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-191.html

Memahami tafsir Al-Quran ini bisa dilakukan, memiliki banyak sekali metodenya. Maka dari itu, kita perlu mengetahui metode-metode menafsirkan Al-Quran agar lebih mudah menafsirkan Al-Quran. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam menafsirkan Al-Quran  adalah 20 Hari Bisa Memahami Tafsir Al-Quran Metode 3 in 1 (Jilid 2).

Dalam memahami tafsir Al-Quran, sebaiknya mengikuti kaidahnya. Untuk mengetahui hal itu, kamu bisa membaca buku Kaidah Tafsir Al-Quran. Di dalam buku ini, pembaca akan mengetahui Buku ini memperbincangkan kaidah-kaidah yang sangat diperlukan untuk memahami Al-Qur’an. Kaidah-kaidah tersebut meliputi kaidah bahasa, kaidah yang berkaitan dengan ulum Al-Qur’an,

Setiap surah yang ada di dalam Al-Quran memiliki arti dan tafsirnya tersendiri. Begitu juga dengan surat Al-Maidah yang memiliki tafsirnya tersendiri. Buku Tafsir Al-Amin Bedah Surah Al-Maidah ini bisa dijadikan referensi dalam memahami tafsir surat Al-Maidah.

 

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika