Agama Islam

Surah Ad-Dhuha, Bahasa Arab dan Artinya

Written by Yufi Cantika

Al-Qur’an Surat Ad-Dhuha yang merupakan surat ke-93 yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan terdiri dari 11 ayat. Al-Qur’an surat ini tergolong kedalam surat Makkiyah karena diturunkan pada Kota Mekkah.

Basharat Ahmad yang mengatakan dalam Anwarul Qur’an, surat Ad-Dhuha ini menaruh sebuah perhatian terhadap tersiarnya cahaya matahari Islam yang secara berangsung-angsur. Sehingga, dalam surat ini dinamakan Ad Dhuha yang memiliki arti ‘terangnya waktu siang’.

Surat ini juga banyak dibaca pada saat melaksanakan shalat tarawih, shalat jamaah dan sholat dhuha yang merupakan ibadah shalat yang telah diwasiatkan Nabi Muhammad kepada Abu Hurairah.

Ketika mengerjakan shalat sunnah dhuha, yaitu pada waktu matahari terbit hingga menjelang masuknya dzuhur. Surah Ad-Dhuha juga dapat dibaca pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah.

Nama Ad-Dhuha sendiri dalam surah ini diambil dari sumpah Allah pada ayat pertamanya, yakni “demi waktu dhuha”, yaitu waktu ketika matahari sudah naik sekitar sepenggalah. Surah Ad-Dhuha juga diturunkan setelah beberapa waktu Nabi Muhammad yang tidak mendapatkan wahyu dari Allah SWT.

Hal ini yang membuat kaum kafir di Mekah menghina beliau dengan ucapan semacam “Muhammad sudah tidak dipedulikan Tuhannya”. Diriwayatkan oleh Al Aswad bin Qais, bahwa Jundub bin Sufyan mengisahkan, seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahab, berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini.” (H.R. Bukhari 4569).

Sebagai jawaban atas ucapan tersebut, maka diturunkanlah Surah ad-Dhuha yang menegaskan, bahwa Allah SWT sama sekali tidak meninggalkan atau memurkai Muhammad. Sebaliknya, Allah SWT selalu menjaga beliau tanpa terputus.

Keterangan dalam surat Ad-Dhuha juga menjelaskan mengenai larangan untuk berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta. Juga terdapat pula diperintah oleh Allah SWT supaya senantiasa selalu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Kemuliaan dari shalat Dhuha yang juga memiliki beberapa kemuliaan, diantaranya yang bisa diketahui dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Rasulullah saw, kekasihku itu berwasiat kepadaku tiga hal: pertama puasa tiga hari setiap bulan, kedua dua rakaat dhuha (setiap hari), ketiga shalat witir sebelum tidur.”

Selain itu, dalam hadits lain juga telah disebutkan bahwa, “Barangsiapa menjaga shalat dhuha, maka Allah akan mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”

Bacaan Ad Dhuha

Dokumen pribadi

Berikut bacaan surat Ad Dhuha ayat 1-11 Arab, latin, dan terjemahannya :

Ayat 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالضُّحٰىۙ – ١

Arab latin : waḍ-ḍuḥā

Artinya : Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),

Ayat 2

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢

Arab latin : wal-laili iżā sajā

Artinya : 2. Demi malam apabila telah sunyi,

Ayat 3

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣

Arab latin: mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā

Artinya: Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

Ayat 4

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤

Arab latin: wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

Artinya: 4.sesungguhnya, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

Ayat 5

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥

Arab latin: walasaufa yu’ṭīka rabbuka fa tarḍā

Artinya: Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Ayat 6

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦

Arab latin: alam yajidka yatīman fa āwā

Artinya: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi (mu),

Ayat 7

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧

Arab latin: wa wajadaka ḍāllan fa hadā

Artinya: Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

Ayat 8

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨

Arab latin: wawajadaka ‘ā`ilan fa agnā

Artinya: Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

Ayat 9

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩

Arab latinnya: fa ammal-yatīma fa lā taq-har

Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

Ayat 10

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠

Arab latin: wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

Artinya: Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

Ayat 11

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١

Arab latin: wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ

Artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Tafsir Surat Ad Dhuha

Disebutkan dalam Tafsir Al Azhar, Allah SWT bersumpah atas dua ciptaan-Nya dalam surat Ad Dhuha ini, yakni waktu dhuha dan waktu malam.

وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢

Artinya: “Demi waktu dhuha dan demi waktu malam apabila telah sunyi,” (Ad Dhuha: 1-2).

Imam As-Suyuthi mengatakan dalam Asbabun Nuzul, sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan perkataan orang musyrik kepada Rasulullah SAW yang kala itu beliau SAW tengah sakit dan tidak bisa melaksanakan sholat malam. Hal ini merujuk pada sebuah riwayat Asy-Syaikhani dan lainnya.

Dari Jundub, ia berkata, “Nabi SAW mengeluh sakit sehingga tidak bisa melaksanakan sholat malam selama satu atau dua malam.

Lantas datangnya seorang wanita dan berkata, ‘Wahai Muhammad, aku lihat setanmu telah meninggalkanmu.’ Allah pun menurunkan firman-Nya, ‘Demi waktu dhuha dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.’ (Ad Dhuha: 1-3).”

Sementara itu, Said bin Manshur dan al-Firyabi meriwayatkan dari Jundub, ia berkata, “Jibril terlambat datang kepada Nabi SAW, sehingga orang-orang musyrikin berkata, ‘Dia telah meninggalkan Muhammad.” Latas turunlah ayat tersebut.

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Kisah terlambatnya turun Jibril disebabkan anak anjing adalah populer. Hanya saja jika ini menjadi sebab turunnya ayat maka merupakan suatu yang aneh, bahkan asing dan ditolak berdasarkan keterangan yang shahih.”

Selanjutnya pada surat Ad Dhuha ayat 4, seperti dijelaskan dalam Tafsir Kementerian Agama (Kemenag) RI, Allah SWT mengungkapkan sesuatu yang melapangkan dada Nabi SAW dan menenteramkan jiwanya.

Dijelaskan bahwa keadaan dalam kehidupan Nabi SAW di hari-hari mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah lalu.

Kebesarannya akan bertambah dan namanya akan lebih dikenal. Allah akan selalu membimbingnya untuk mencapai kemuliaan dan untuk menuju kepada kebesaran.

Janji Allah kepada Nabi Muhammad terus terbukti karena sejak itu nama Nabi saw semakin terkenal, kedudukannya semakin bertambah kuat, sehingga mencapai tingkat yang tidak pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya. Demikian penjelasan tafsir tersebut.

Pada ayat 5, Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada Rasulullah SAW bahwa Dia akan terus melimpahkan anugerah-Nya kepada beliau, sehingga beliau menjadi senang dan bahagia. Di antara pemberiannya itu adalah turunnya wahyu (Al-Qur’an) secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi Nabi SAW dan umatnya.

Kemudian, pada ayat 6, Allah SWT mengingatkan nikmat yang pernah diterima Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan, “Bukankah engkau hai Muhammad seorang anak yatim, tidak mempunyai ayah yang bertanggung jawab atas pendidikanmu, menanggulangi kepentingan serta membimbingmu, tetapi Aku telah menjaga, melindungi, dan membimbingmu serta menjauhkanmu dari dosa-dosa perilaku orang-orang Jahiliah dan keburukan mereka, sehingga engkau memperoleh julukan manusia sempurna.”

Selain itu, Dia juga mengingatkan keadaan Nabi Muhammad SAW yang lainnya, seperti tidak mengerti tentang syariat dan tidak mengetahui tentang Al-Qur’an, kemudian Allah memberikan petunjuk kepadanya. Hal ini diterangkan dalam ayat 7.

Allah SWT juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang miskin. Kemudian Dia memberinya harta benda berupa keuntungan yang amat besar dari istrinya Khadijah, baik harta yang diperdagangkan maupun yang digunakan untuk dakwah. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 8.

Lalu, pada ayat 9, sesudah mengingatkan tentang bermacam-macam nikmat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT kemudian meminta Nabi-Nya agar mensyukuri nikmat-nikmat tersebut serta tidak menghina anak-anak yatim dan mengambil haknya.

Selain itu, dalam ayat 10, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar orang-orang yang meminta sesuatu kepadanya jangan ditolak dengan kasar dan dibentak. Malah sebaliknya agar diberi sesuatu atau ditolak secara halus.

Allah SWT mengakhiri surat Ad Dhuha ini dengan menegaskan kembali kepada Nabi Muhammad SAW agar memperbanyak pemberiannya kepada orang-orang fakir dan miskin serta mensyukuri, menyebut, dan mengingat nikmat-Nya.

Untuk memberikan pemahaman lebih mengenai Ad-Dhuha, Grameds bisa membaca Tafsir Al-Quran Kontemporer Juz Amma yang ditulis oleh Ustadz Aam Amiruddin antara lain mempunyai pesan menafsirkan Al-Quran yang dapat memberikan solusi terhadap problem kehidupan spiritual manusia sekarang.

 

Isi Kandungan Surat Ad-Dhuha

Seperti yang telah diketahui bahwa surat Ad-Dhuha sendiri menerangkan tentang pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tidak putus-putusnya.

Larangan untuk berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya senantiasa selalu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan.

Surah Ad-Dhuha memiliki arti, yaitu turun pada waktu dhuha atau pagi hari. Dan pada sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan serta hinaan yang dilontarkan oleh kaum kafir Mekkah yang menganggap bahwa Rasulullah SAW sudah tidak dipedulikan lagi oleh Tuhan.

Hal ini disebabkan karena Nabi Muhammad SAW sendiri sudah lama tidak menerima wahyu kenabian dari Allah SWT. Hingga pada akhirnya turunlah surah Ad-Dhuha untuk mempertegas bahwasannya Allah SWT memberitahukan bahwa, dugaan dari kaum kafir Mekah adalah suatu kesalahan yang sangat besar.

Allah SWT juga telah memberi tahu kepada Nabi Muhammad SAW bahwasannya Allah SWT tidak pernah membenci ataupun melupakannya.

Dan adapun isi kandungan dalam surat Ad Dhuha ada beberapa. Berikut ini isi kandungan dalam surat Ad Dhuha yang bisa kita ketahui dan pahami yaitu :

  1. Isi surat Ad Dhuha artinya bahwa Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan Nabi Muhammad SAW berasal dari keadaan yatim dan tidak memiliki perlindungan serta peningkatan.
  2. Isi surat Ad Dhuha artinya sebagai pertanda dari Allah SWT bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW dan dakwahnya akan bertambah baik dan semakin berkembang.
  3. Kemudian isi surat Ad Dhuha artinya larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta.
  4. Dan isi surat Ad Dhuha artinya perintah untuk mensyukuri anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

Keutamaan Surat Ad-Dhuha

Tidak ada dalil yang memang secara khusus menyebutkan mengenai keutamaan dalam membaca surat Ad-Dhuha. Sehingga tidaklah dibenarkan apabila seseorang membaca dengan tujuan dan keyakinan dalam memperoleh keutamaan tertentu selain keutamaan secara umum jika membaca Al-Quran tanpa adanya dalil secara khusus.

Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menjelaskan bahwa :

ومن البدع : التخصيص بلا دليل ، بقراءة آية ، أو سورة في زمان أو مكان أو لحاجة من الحاجات ، وهكذا قصد التخصيص بلا دليل .

ومنها :

– قراءة الفاتحة بنية قضاء الحوائج وتفريج الكربات .

– قراءة سورة يس أربعين مرة بنية قضاء الحاجات ” انتهى باختصار .

Artinya: “Di antara bentuk kebodohan adalah mengkhususkan suatu ibadah tanpa disertai dalil, seperti dengan membaca ayat atau surah tertentu di waktu atau tempat tertentu dengan tujuan tertentu. Dan yang semisalnya, ketika seorang mengkhususkannya tanpa diiringi dalil.”

Contohnya adalah:

  • Membaca surah Al-Fatihah dengan keyakinan bahwa hal tersebut dapat mengabulkan permohonannya dan menghilangkan kesulitan.
  • Membaca surah Yasin sebanyak 40 kali dengan keyakinan agar kebutuhannya terpenuhi.”

Tetapi jika hanya sekedar membaca Al-Qur’an dengan hanya mengharap ridhoNya dan keutamaan Al-Qur’an tanpa mengharap keyakinan akan menjadi sesuatu yang khusus dibanding ayat lain maka hal tersebut tidak apa-apa. Wallahu a’lam.

Sebab Turunnya Surat Ad Dhuha

Jundub bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu menceritakan :

اشْتَكَى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَلَمْ يَقُمْ لَيْلَةً – أوْ لَيْلَتَيْنِ – فأتَتْهُ امْرَأَةٌ، فَقالَتْ: يا مُحَمَّدُ ما أُرَى شيطَانَكَ إلَّا قدْ تَرَكَكَ، فأنْزَلَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ: {وَالضُّحَى واللَّيْلِ إذَا سَجَى ما ودَّعَكَ رَبُّكَ وما قَلَى}

Artinya: “Suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama sakit selama sehari atau dua hari. Seorang wanita datang ke Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama sembari berkata, ‘Wahai Muhammad! Tidaklah aku saksikan bahwa setanmu itu meninggalkanmu.’ Kemudian Allah ‘Azza  menurunkan surat Ad-Dhuha.” (HR. Bukhari no. 4950)

Kedatangan malaikat Jibril yang merupakan sebuah kebahagiaan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karena dengan kembalinya mendengar wahyu setelah beberapa saat sempat terhenti, mendapat ilmu yang baru dan sebagainya.

Kedatangan Ummu Jamil dalam rangka memunculkan keraguan di hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Akan tetapi, Allah ‘Azza Wajalla segera menegakkan kembali hati Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallama.

Banyak yang sudah mengetahui tata cara dan fadhilah shalat Dhuha. Tapi, buku ini akan memberikan banyak pengetahuan baru tentang shalat Dhuha dan keajaiban-keajaibannya. Nah, Grameds bisa membaca buku Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha dan Kaya Raya Berkah Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, Dhuha dan Sedekah yang tersedia di gramedia.com.

 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa surat Ad-Dhuha dianjurkan dibaca di saat melakukan sholat dhuha. Setelah membaca artikel ini sampai selesai, semoga kita jadi semakin rajin dalam menjalankan sholat dhuha.

Itu dia mengenai pengertian surah Ad-Dhuha dan mengapa diturunkan. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika ingin mencari buku seputar Al-Quran, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Rujukan

  • https://www.merdeka.com/trending/surah-ad-dhuha-latin-dan-artinya-menjelaskan-tentang-pemeliharaan-allah-swt-kln.html

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika