Agama Islam

Surat Al-Kafirun: Bacaan, Makna, dan Kautamaannya

Written by Yufi Cantika

Dalam Al-Quran terdapat banyak sekali surat yang penuh dengan makna dan bisa dijadikan sebagai pedoman hidup. Salah satu surat yang penuh dengan makna adalah surat Al-Kafirun. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lanjut tentang surat tersebut. Jadi, simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Sekilas Tentang Surat Al Kafirun

Surat Al-Kafirun merupakan surat ke-109 dari Al Qur’an, artinya Orang-orang kafir, isi lengkapnya ayat 1-6 mengandung makna dan keutamaan. Dalam surat Al Kafirun juga terdapat beberapa keutamaan, salah satunya bisa mendapatkan pahala seperti khatam dalam membaca Al-Quran. Berisikan penetapan tauhid ibadah dan berlepas dari kesyirikan serta perbedaan besar antara Islam dan syirik.

Surat Al Kafirun termasuk surat Makkiyah. Sebutan surat Al Kafirun merujuk pada ayat permulaan surat ini yakni kata al kafirun. Sesuai dengan namanya, surat Al-Kafirun mengisahkan tentang orang-orang Kafir pada masa Nabi Muhammad SAW. Dinamakan Al Kafirun karena dalam surat ini, Allah SWT menyampaikan kepada kaum kafir bahwa perbuatan jahat mereka akan mendapat pembalasan.

Latin Beserta Arti Surat Al Kafirun

Ayat 1

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ

qul yā ayyuhal-kāfirụn

Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,”

Ayat 2

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

lā a’budu mā ta’budụn

Artinya: “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”

Ayat 3

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud

Artinya: “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”

Ayat 4

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ

wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum

Artinya: “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,”

Ayat 5

وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud

Artinya: “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.”

Ayat 6

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ

lakum dīnukum wa liya dīn

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Makna Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun memiliki makna yang kuat tentang toleransi beragama tanpa mengganggu akidah masing-masing pemeluk agama. Arti surat Al-Kafirun menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menolak dengan tegas untuk menyembah Tuhan selain Allah SWT.

Surat ini diturunkan Allah SWT untuk menjawab penawaran kaum musyrikin Quraisy kepada Rasulullah SAW. Pada masa penyebaran agama Islam di Makkah, kaum Quraisy mengajak Rasulullah SAW untuk menyembah tuhan mereka selama satu tahun. Sebaliknya, mereka berjanji akan menyembah Allah SWT sesuai dengan konsep Islam. Rasulullah SAW tentu menentang penawaran kaum Quraisy tersebut dan Allah SWT pun menurunkan surat Al-Kafirun.

Orang-orang kafir (Al-Kafirun) diambil dari perkataan “Al-Kafirun”, yang terdapat dalam ayat pertama surat ini (Q.S. Al-Kafirun). Yaitu seseorang yang tidak percaya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Dan biasa disebut dengan kata kafir. Secara bahasa, berarti menutupi sesuatu, menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih.

Jamak dari kata kafir adalah kafirun, kuffar. Dalam Al-Quran perkataan kafir mengacu pada perbuatan yang ada hubungannya dengan Tuhan. Seperti mengingkari nikmat-nikmat (berkah) Tuhan dan tidak berterima kasih kepadaNya (Q.S. 30:34); lari dari tanggung jawab atau melepaskan diri dari suatu perbuatan (Q.S. 14: 22); pembangkangan serta penolakan terhadap hukum-hukum Tuhan (Q.S. 5:44), dan meninggalkan amal saleh yang diperintahkan oleh Tuhan (Q.S. 30:44).

Namun, dari 525 kali kata kafir dan isytiqaq (kata jadian)-nya yang disebut dalam Al-Quran, arti kafir yang paling dominan adalah pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah SWT dan Rasul-rasulnya, khususnya Muhammad SAW dengan ajaran-ajaran yang dibawanya.

Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekkah (Q.S. 74:10) dan bahkan dalam Al-Quran terdapat surah Al-Kafirun yang khusus ditujukan kepada mereka.

Surah Al-Kafirun terdiri dari 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat al-Ma’un الكافر , 3 atau الكافرون , orang kafir adalah orang yang menentang yaitu bila melihat sinar kebenaran maka ia memejamkan mata dan bila mendengar kata-kata kebenaran maka ia sumbat telinganya.

Orang seperti ini tidak perlu lagi memperhatikan dalil setelah ditunjukkan kepadanya dan tidak mau mengalah terhadap hujjah bila menyakiti hatinya, ia justru menolak semua itu karena lebih senang dan merasa lebih cocok dengan apa yang terlintas dalam hatinya seperti yang dilakukan oleh banyak orang disekitarnya dan para pendahuluannya.

Kelompok inilah yang dimaksudkan oleh Allah dalam firmannya dalam Q.S. al-Anfal ayat 22-23; Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan bisu yang tidak mengerti apa-apa pun.

Dalam tafsir An-Nur, surah ini menandaskan bahwa ma’bud (Tuhan yang disembah) oleh Muhammad dan kaum Muslimin tidaklah sama dengan ma’bud atau sesembahan orang musyrik. Demikian pula ibadat Muhammad dan umatnya yang harus berdasarkan keikhlasan dan ketulusan hati, serta bersih dari upaya mempersekutukan Allah adalah berbeda dari pada ibadat orang-orang musyrik.

Isi Pokok Surat Al Kafirun

Surah Al-Kafirun menjelaskan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Pernyataan yang merupakan isi pokok dari Surah Al-Kafirun dijabarkan sebagai berikut yaitu:

  1. Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa umat Islam tidak menyembah apa yang mereka sembah.
  2. Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati dalam hubungan sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam akidah dan ibadah pokok.
  3. Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Dari ketiga isi pokok tersebut dapat dikatakan bahwa surat Al-Kafirun ini memiliki pesan untuk umat muslim menghargai agama lain.

Asbabun Nuzul Surat Al Kafirun

Pada masa penyebaran Islam di Makkah, kaum Quraisy yang menentang Rasulullah SAW tak henti-hentinya mencari cara untuk menghentikan ancaman Islam terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Sebab, turun atau asbabun nuzul surah Al-Kafirun berkaitan dengan kokohnya tekad Nabi Muhammad SAW untuk mendakwahkan Islam.

Orang-orang kafir Quraisy yang ingin menggagalkan dakwah Rasulullah SAW mencari cara lain untuk merayu beliau. Mahmud Arif dalam Menyelami Makna Kewahyuan Kitab Suci (2009) menyatakan bahwa Umayyah bin Khalaf, Al-Walid bin Mughirah, dan Aswad bin Abdul Muthalib menegosiasi Nabi Muhammad SAW untuk saling menyembah Tuhan mereka.

Gerombolan orang kafir itu berkata bahwa mereka akan menyembah Allah SWT, asalkan Nabi Muhammad SAW juga menyembah berhala-berhala mereka. Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi menuliskan dalam Kitab Tafsir Al-Jalalain (1997) bahwa permintaan orang kafir kepada Rasulullah adalah menyembah berhala selama setahun.

Surah Al-Kafirun turun sebagai penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW dan umat Islam tidak akan pernah menyembah Tuhan selain Allah SWT. Kerukunan dan toleransi dalam Islam dijunjung tinggi selama tidak tercampur dengan kemurnian akidah dan tauhid.

Keutamaan Surat Al Kafirun

Surat Al-Kafirun bukan hanya mengisahkan tentang orang-orang kafir dari kaum Quraisy, melainkan juga tentang sikap umat Muslim kepada pemeluk agama lain. Setiap surat di dalam kitab suci Al Quran memiliki beragam keutamaan bagi kehidupan muslim. Begitu pula dengan surat Al Kafirun yang memiliki keutamaan apabila diamalkan sehari-hari.

Selain itu, surat Al-Kafirun juga memiliki keutamaan yang istimewa lainnya. Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam buku Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menjelaskan beberapa keutamaan dari membaca surat Al Kafirun. Hal ini disampaikan berdasarkan beberapa sumber yaitu:

1. Memiliki pahala sepadan khatam Al-Qur’an Apabila Dibaca Empat Kali

Keutamaan membaca surat Al-Kafirun sebanyak empat kali maka pahalanya sama seperti khatam Al-Quran. Karena keutamaan membaca surat Al Kafirun, Nabi Muhammad SAW sering mengamalkan surat Al Kafirun saat shalat sunnah.

Ibnu Umar bersabda,

“Qul huwallahu ahad menyamai sepertiga Al Quran dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun menyamai seperempat Al Quran. Beliau (Rasulullah SAW) membaca kedua surat itu dalam dua rakaat fajar.” (HR. Thabrani dan Abu Ya’la; hasan).

2. Mendapatkan pahala seperempat Al-Quran

Keutamaan surat Al-Kafirun yang tak kalah istimewa adalah karena pahala yang diperoleh saat membaca surat Al-Kafirun setara dengan membaca seperempat Al-Quran, seperti yang diriwayatkan Ibnu Umar:

Qul huwallahu ahad menyamai sepertiga Al-Quran dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun menyamai seperempat Al-Quran. Beliau (Rasulullah SAW) membaca kedua surat itu dalam dua rakaat fajar.” (HR. Thabrani dan Abu Ya’la; hasan).

3. Memperkuat keimanan

Dalam surat Al Kafirun ditegaskan bahwa tiada hal yang bisa disembah selain Allah SWT. Dengan membaca surat Al Kafirun maka memperkuat iman dan menjadi cara untuk menjauhi diri dari hal-hal musyrik. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,

“Tidak ada dalam Al-Quran yang lebih menakutkan bagi Iblis daripada Qul ya ayyuhAl-Kafirun, sebab ia adalah tauhid dan pembebasan dari kemusyrikan.”

4. Menegaskan toleransi beragama

Dalam surat Al Kafirun, Allah SWT menekankan perihal toleransi antar umat beragama. Seperti yang tertuang dalam ayat terakhir dalam surat Al Kafirun yang artinya:

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Sikap toleransi yang dimaksud adalah sikap tidak memaksakan keyakinan umat Muslim terhadap keyakinan umat non-Muslim karena Islam tidak mengajarkan dengan paksaan.

5. Menghilangkan kemusyrikan

Surat Al-Kafirun juga dapat menyadarkan seseorang dari kemusyrikan karena menyekutukan Allah SWT. Imam Ja’far ‘alaihis salaam berkata:

“Bacalah surat 7x dalam 1 hari untuk menjaga iman. Barang siapa membiasakan membacanya pada waktu matahari terbit dan terbenam maka ia akan dilindungi dari keraguan, kesyirikan, dan keyakinan yang buruk.”

6. Menghindari gangguan iblis

Surat Al-Kafirun adalah surat yang paling ditakuti oleh iblis, sesuai yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Tidak ada dalam Al-Quran yang lebih menakutkan bagi iblis daripada Qul ya ayyuhAl-Kafirun, sebab ia adalah tauhid dan pembebasan dari kemusyrikan.”

7. Membangun keberanian menghadapi orang kafir 

Di dalam surat Al Kafirun terdapat makna bahwa umat muslim harus siap melawan dan menentang orang-orang kafir, bahwa agama Islam tidak bisa disamakan dengan agama mereka. Orang-orang Islam dan orang-orang kafir tentunya berbeda dan hal ini ditunjukkan dalam surat Al Kafirun.

8. Pembela antara Islam dan kafir 

Surat Al Kafirun menjadi pembeda antara Islam dan kafir. Hal ini ditunjukkan oleh ayat tersebut bahwa apa yang disembah, diikuti dan apapun yang menjadi aturan Islam tidak sama dengan apa yang mereka (orang kafir) yakini. Mereka tidak dapat menjadi seorang muslim dan seorang muslim tidak bisa menjadi mereka. Inilah keutamaan ayat ini, sehingga menjadi identitas dan pembeda antara muslim dan bukan.

9. Membangun keoptimisan Islam

Surat Al Kafirun dalam sejarah dulu juga menjadi suatu penyemangat dan pembangun optimisme agar umat Islam tidak takut dan gentar dalam melawan kekafiran. Semuanya dilakukan agar Islam menang dan dapat memberikan rahmatan lil alamin bagi semesta alam.

10. Istirahat lebih tentram

Mari mulai sekarang amalkan dengan membaca surah Al Kafirun sebelum tidur. Keutamaan surah Al Kafirun lainnya yakni secara tidak sadar, ini akan membuat kualitas istirahat menjadi lebih baik.

Surat ini sering dijadikan sebagai bacaan menjelang tidur, sebagai isyarat seorang muslim melakukan ibadah kepada Allah SWT. Hal ini agar, saat menutup mata dan terbangun di pagi hari, terhindar dari kekufuran dan kesyirikan. Tidak hanya itu, semoga tidur di malam hari terhindari dari mimpi buruk syaitan.

11. Menyimpan segudang pahala

Ketahuilah bahwa keutamaan dari surah Al Kafirun lainnya yakni berkaitan tentang pahala. Dalam Islam, istilah pahala merujuk dari bahasa Arab, yang dikenal dengan sebutan ‘ajr (أجْر). Adapun arti dari pahala ini yakni sebuah imbalan atas ketaatan terhadap Allah SWT dan sunah Rasulullah SAW. Membaca dan mengamalkan surah Al Kafirun dipercaya dapat melipatgandakan pahala untuk pembacanya. Ajarkan bacaan surat Al Kafirun pada anak.

12. Keshahihan dalam ibadah

Rasulullah SAW mengamalkan surah Al Kafirun dalam setiap ibadah subuh dan magrib. Keutamaan yang dapat dirasakan yakni sebagai pelengkap kesahihan sebuah ibadah.

Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menjelaskan,

مَا أُحْصِي مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ ، وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الفَجْرِ : بِقُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Artinya: “Tak terhitung aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah Al Kafirun dan Al Ikhlas ketika shalat 2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat sebelum subuh.” (HR. Turmudzi 431 dan dishahihkan al-Albani).

Cara Mengamalkan Qur’an Surat Al Kafirun

MenixNews.com

Adapun cara mengamalkan Surat Al-Kafirun sesuai dengan isi pokok atau kandungannya yakni sebagai berikut:

  1. Saling menghargai antar pemeluk agama dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
  2. Saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
  3. Saling menghargai dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang yang telah Dalam surat Al Kafirun juga terdapat beberapa keutamaan, salah satunya bisa mendapatkan pahala seperti khatam Al-Quran.
  4. Saling menghargai dan setia kawan kepada semua teman tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
  5. Saling berbagi dan tolong menolong dalam kegiatan sosial antar pemeluk agama.
  6. Saling menghargai dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.
  7. Menumbuhkan semangat gotong royong.
  8. Istiqomah dalam aqidah dan ibadah Islamiah.

Demikian pembahasan tentang surat Al-Kafirun, mulai dari latin dan artinya hingga keutamaannya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu dan menjadikan kita sebagai umat Islam yang saling menjaga toleransi dalam beragam.

Jika ingin mencari buku tentang Islam atau Al-Quran, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.

Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika