in

Review Buku Yang Telah Lama Pergi Karya Tere Liye

Grameds, siapa yang tidak kenal dengan penulis Tere Liye? Buku-buku dengan dengan berbagai genre kaya penulis best seller Tere Liye memang selalu menarik perhatian para pembaca. Buku Yang Telah Lama Pergi ini merupakan buku dengan genre yang sedikit berbeda dengan genre buku-buku Tere Liye lainnya.

Buku ini merupakan buku yang menceritakan kisah dengan latar tahun 1200 Masehi yang melibatkan pengkhianatan, pemberontakan dan pertempuran di tengah lautan luas. Buku Yang Telah Lama Pergi ini akan menghadirkan sejarah yang juga dipadukan dengan berbagai isu tentang kehidupan yang diangkat dan masih relate dengan keadaan saat ini. Nah Grameds, sebelum kamu memiliki bukunya, berikut ini adalah ulasan singkat mengenai buku Yang Telah Lama Pergi.

 

Sinopsis Buku Yang Telah Lama Pergi

Buku Yang Telah Lama Pergi dikemas dalam 442 halaman yang membahas mengenai balas dendam yang dikemas berbeda dengan biasanya. Latar cerita yang berada di abad ke 13 akan membawa pembaca ke masa-masa kerajaan Sriwijaya.

Novel ini menceritakan seorang kartografer atau seorang pembuat peta bernama Al Mas’ud yang berasal dari Baghdad. Al Mas’ud sejak kecil sudah menjelajahi perjalanan yang jauh yaitu melintasi samudra dan lautan luas bersama sang Ayah.

Karena sejak kecil terbiasa menjelajah hingga dewasa Al Mas’ud memiliki jiwa berpetualang yang tidak dapat dihentikan oleh siapapun dan ia semakin ingin melakukan perjalanan panjang bahkan ketika sang istri tengah hamil anak pertamanya, ia tega meninggalkan istri dan calon anaknya untuk menjelajah dan menyelesaikan pembuatan peta yang belum terselesaikan yaitu peta Swarnadwipa atau Sumatra yang menjadi wasiat terakhir yang diberikan dari sang Ayah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Ketika matahari terbit dan menyinari Kota Baghdad, Mas’ud pun berangkat dan semua berjalan sesuai kehendaknya. Semua logistik dan peralatan membuat peta telah ia bawa ke atas kapal. Perjalanan Mas’ud seharusnya lancar tidak ada kendala selain debutan ombak dan badai laut yang menjadi lawannya, namun siapa sangka yang dihadapi lebih dari sekedar ombak laut.

Ia disergap oleh sekelompok perompak ketika berada di Selat Malaka, semua barang yang ia bawa habis dijarah oleh perompak itu termasuk alat membuat peta dan logistik yang ia miliki. Mas’ud tahu bahwa kapal-kapal itu berlabuh di pelabuhan kecil di gerbang Selat Malaka dengan keinginan untuk kembali mendapatkan barang miliknya ia nekat naik ke salah satu kapal paling besar milik perompak itu dan sayangnya ia tertangkap basah di sarang perompak ganas itu.

Karena dianggap sebagai mata-mata, Mas’ud dikurung dan disiksa diatas kapal oleh perompak. Ia tidak bisa membuktikan dirinya bukan mata-mata dan tentu para perompak tidak akan percaya begitu saja dan beruntungnya ketika pedang hampir menikam lehernya ada seorang biksu yang menyelamatkannya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Biksu Tsing adalah adalah sosok biksu yang menempuh perjalanan panjang untuk mencari kitab suci dan menerjemahkan sutra di berbagai tempat di dunia dan hal itu lah yang membuat dia bertemu dan berteman dengan Remasut si Raja Perompak. Biksu Tsing sendiri adalah sosok yang disegani dan dihormati di kalangan perompak karena Biksu dan Raja Perompak juga memiliki visi dan misi yang sama yaitu memiliki dendam yang sama pada para pejabat dan orang-orang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya.

Mas’ud dapat diselamatkan oleh Biksu Tsing karena ternyata mereka pernah bertemu belasan tahun silam dan pertemuan itu sangat membekas karena Biksu Tsing telah bertemu dengan keturunan pembuat peta terbaik di dunia.Pertemuan ini membawa pada sebuah takdir yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, Mas’ud bersama Biksu Tsing dan Perompak bersama-sama melakukan perjalanan menuju Pulau Suwarnadwipa atau Kerajaan Sriwijaya.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan bulan demi bulan Mas’ud menghabiskan hari bersama para perompak itu mengarungi berbagai medan dilautan mulai dari berpindah kapal hingga bertemu banyak sosok yang tidak terduga hingga ikut bertarung. Kini Al Mas’ud tidak hanya piawai dalam membuat peta namun juga berhasil menjadi pencetus ide dan strategi perang di atas lautan luas.Pertarungan demi pertarungan melawan armada kapal Kerajaan Sriwijaya terus terjadi ketika menuju Palembang. Mas’ud tetap ingin menyelesaikan wasiat terakhir sang ayah untuk membuat peta pulau Swarnadwipa yang paling detail meski harus berpetualang dan bertarung dengan perampok sekalipun.

Grameds, bagaimanakah kelanjutan cerita dari Al Mas’ud? Akankah ia bisa menyelesaikan tugas dan wasiat yang diberikan mendiang sang ayah sebelum meninggal dunia? Akankah pengorbanannya meninggalkan anak dan istrinya membuahkan hasil yang baik? atau justru Al Mas’ud harus gugur ditengah jalan? Kamu bisa membaca kelanjutan ceritanya di Buku Yang Telah Lama Pergi.

 

Tentang Penulis Buku Yang Telah Lama Pergi

Siapa yang tidak kenal dengan Tere Liye, penulis best seller yang selalu membuat penggemarnya penasaran dengan karya-karya barunya. Tere Liye sendiri sudah menerbitkan 30 karya buku yang ia tulis sejak tahun 2005.

Tere Liye awalnya adalah sosok yang misterius, ia tidak suka membagi kehidupannya ke media sosial dan publik. Tak jarang orang yang tidak tahu siapa Tere Liye akan menganggap dirinya adalah perempuan padahal ia adalah laki-laki dengan nama asli Darwis yang berasal dari Sumatera Selatan dan Tere Liye adalah nama pena yang ia gunakan. Nama Tere Liye sendiri ia dapatkan dari sebuah lagu India yang dinyanyikan oleh Lata Mangeshkar dan Roop Kumar Rathod.

Saat ini ada beberapa novel yang sudah diterbitkan karya Tere Liye sendiri seperti Hafalan Shalat Delisa (2005), Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2006), Burlian (2009), Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010), Ayahku (Bukan) Pembohong (2011), Sepotong Hati yang Baru (2012), Kau,Aku dan Sepucuk Angpau Merah (2012), Berjuta Rasanya (2012), Negeri Para Bedebah (2012), Negeri di Ujung Tanduk (2013), Bumi (2014), Rindu (2014), Bulan (2015), Pulang (2015), Tentang Kamu (2016), Hujan(2016), Matahari (2016), Harga Sebuah Percaya (2017), Bintang (2017), Si Anak Pemberani (2018), Si Anak Cahaya (2018), Si Anak Spesial (2018),Si Anak Pintar (2018), Dia Adalah Kakakku (2018),Si Anak Kuat (2018), Sunset Bersama (2018), Ceros dan Batozar (2018),Komet (2018), Pergi (2018), Si Anak Badai (2019), Si Anak Pelangi (2019), Nebula (2019), Lumpu (2020), Si Putih (2020), Selamat Tinggal (2020), Selena (2020), Bedebah Di Ujung Tanduk (2021), Bibi Gill (2021), Janji (2021), Pulang-Pergi (2021), Sagaras (2022), Sesuk (2022), Rasa (2022), Matahari Minor (2022), Tanah Para Bandit (2023), Yang Telah Lama Pergi (2023), Hello (2023).

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Yang Telah Lama Pergi

Pros & Cons

Pros
  • Novel dengan latar petualangan, bajak laut dan sejarah yang dikemas dengan unik
  • Terdapat plot twist yang epic dan alur cerita yang tidak mudah ditebak
  • Bahasa yang digunakan sederhana
  • Halaman pada setiap bab tidak terlalu panjang
  • Penggambaran setiap tokohnya sangat detail
  • Memiliki pesan moral yang banyak dapat kita ambil dan terapkan
  • Menggunakan nama lain dari pulau-pulau dan negara 
Cons
  • Kurangnya detail pada cerita diatas kapal mengenai apa yang menyatukan perampok dan tokoh utama.

Kelebihan Buku Yang Telah Lama Pergi

Novel ini berbeda dengan  beberapa cerita novel laga yang sebelumnya pernah dituliskan juga oleh Tere Liye. Novel ini menceritakan mengenai perjalanan petualangan mengarungi lautan dan mengenai kisah para perompak hingga Pulau Sumatera. Novel ini akan sangat berkesan dan cocok untuk kamu yang memang menyukai hal-hal seperti bajak laut. Meski dikemas dalam latar masa lalu bahkan latar kerajaan namun tidak membosankan pada setiap ceritanya.

Selain itu novel ini juga memberikan plot twist yang mengejutkan dan epic bagi para pembacanya sehingga alur ceritanya juga tidak mudah ditebak dan membuat pembacanya ingin terus melanjutkan setiap lembaran cerita demi cerita.

Cerita yang dituliskan setiap bab nya juga dapat mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak terlalu rumit. Meski alur yang digunakan adalah maju dan mundur namun secara keseluruhan penulisan dapat dipahami dengan baik dan tidak membuat bingung. Ukuran font pada buku nya juga pas dan halaman pada tiap bab juga tidak terlalu panjang sehingga para pembacanya tidak mudah merasa bosan.

Selanjutnya adalah gambaran setiap tokoh yang sangat detail dan juga terasa semangat dan feelingnya hingga ke pembaca. Dikatakan bahwa Al Mas’ud sendiri merupakan sosok lelaki yang memiliki darah jiwa petualang yang sangat besar. Karakter ini dapat terasa hingga ke pembaca dan pembaca dapat membayangkannya secara langsung bagaimana cerita ini.

Buku ini tidak hanya sebatas novel yang bercerita mengenai perompak dan petualangan di lautan luas namun novel ini juga memberikan pembacanya berbagai pelajaran hidup yang dapat diterapkan dan memperlihatkan mengenai pandangan hidup yang lebih luas. Beberapa hal penting yang menjadi highlight dari cerita pada buku Yang Telah Lama Pergi ini adalah seputar balas dendam, pengkhianatan, keserakahan, dan rasa tidak pernah cukup.

Kelebihan lain buku ini adalah penulis sengaja menggunakan nama lain dari setiap pulau atau negara sehingga para pembacanya bisa langsung googling sendiri dan menambah wawasan baru mengenai pulau-pulau dan negara-negara yang sebenarnya tidak pernah kita ketahui jika tidak membaca buku ini.

Kekurangan Buku Yang Telah Lama Pergi

Kekurangan buku ini sebenarnya tidak terlalu parah dan tidak mengganggu jalannya cerita di dalam novel namun seperti yang kita tahu bahwa tokoh utama sendiri berasal dari Baghdad dan di dalam kapal perampok itu semua memiliki latar belakang yang berbeda. Seperti samurai dari Jepang, Biksu yang sudah menjelajah berbagai tempat dan Raja Perompak itu sendiri. Namun bagaimana mereka semua dapat berkomunikasi dengan baik? Bahasa apa yang kira-kira mereka gunakan? Pada bagian ini mungkin perlu dijelaskan lebih detail sehingga pembaca tidak memiliki pertanyaan mengenai hal ini.

 

Pesan Moral Buku Yang Telah Lama Pergi

Buku ini sebenarnya mengajarkan kita beberapa hal yang dapat diterapkan pada kehidupan saat ini loh Grameds. Seperti yang sudah diceritakan bahwa buku ini juga menceritakan mengenai balas dendam yang sebenarnya bukan merupakan hal yang baik namun mungkin dalam beberapa kondisi hal itu akan memberikan manfaat jika dilakukan untuk suatu kebaikan.

“Hidup ini bagai sungai yang mengalir, Samurai Buta. Maka mengalirlah seperti sungai yang jernih, bermanfaat bagi sekitarnya. Membuat lahan subur, memberikan sumber kehidupan. Lupakanlah semua sakit hati dan dendam.. Karena ketahuilah, walaupun besok lusa kamu tidak bisa membalas sakit hati kepada orang yang membunuh ruanmu, kamu bisa membalas kematian tuanmu dengan menjadi orang baik. Daimyo akan tersenyum menyaksikan anak kecil usia enam tahun yang bermain pedang-pedangan, telah menjadi orang baik.” Hal — 384.

 

Penutup

Nah Grameds, itu dia adalah beberapa ulasan singkat mengenai novel Yang Telah Lama Pergi. Novel ini cocok untuk kamu yang ingin mencari cerita dengan latar sejarah terutama mengenai petualangan dan bajak laut. Buku ini akan memberikan berbagai penambahan pengetahuan sejarah kamu yang mungkin tidak pernah kamu dapatkan dibangku sekolah.

Jika Grameds tertarik membaca buku ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Gramedia senantiasa menjadi #SahabataTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Si Anak Spesial

Si Anak Spesial

Kenapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang, “Kau Spesial, Burlian?” Itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan keyakinan yang menjadi pegangan penting setiap kali terbentur masalah, Kau selalu spesial. Buku ini tentang Burlian, si anak keras kepala yang memiliki masa kecil sangat spesial. Kelak dia akan mengelilingi dunia, menyaksikan betapa luasnya dunia dibanding kampung halamanya.

 

Si Anak Kuat

Si Anak Kuat Tere Liye

Membahas mengenai seorang anak bernama Amelia, kisah anak yang memiliki mimpi-mimpi hebat untuk kampung tercintanya. Dalam seri ini Tere liye memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda di setiap bukunya. Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini adalah mahkotanya.Novel si anak kuat menceritakan tidak hanya berisi konflik tentang keluarga saja tetapi juga konflik di dalam hal sosial. Tidak seperti halnya novel lainnya dalam hal pemilihan genre ,novel si anak kuat ini berbeda, jika biasanya genre yang digunakan itu adalah genre Romance atau genre yang berisi kisah cinta sepasang kekasih , namun kali ini penulis menggunakan genre novel inspiratif,sama halnya dengan novel serial anak nusantara lainnya. Novel si anak kuat menceritakan kisah kisah inspiratif yang diperankan oleh seorang gadis yang bernama amelia yang memiliki keteguhan hati dan semangat yang tinggi, tidak hanya itu dalam novel ini juga menceritakan tentang kasih sayang dan kepedulian antara keluarga ,cerita pertemanan maupun cerita konflik sosial lainnya.

 

Si Anak Pintar

Si Anak Pintar Tere Liye

Buku ini tentang Pukat, si anak paling pintar dalam keluarga. Masa kecilnya dipenuhi petualangan seru dan kejadian kocak serta jangan lupakan pertengkaran dengan kakak dan adik-adiknya. Tapi apakah dia mampu menjawab teka-teki hebat itu, apakah harta karun paling berharga di kampung mereka? Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini adalah mahkotanya. Buku ini merupakan buku ketiga dari serial anak nusantara, recover dari buku berjudul Pukat – serial anak-anak Mamak

Written by Adila Verni