in

Review Novel Sepotong Hati yang Baru Karya Tere Liye

Buku yang berjudul Sepotong Hati yang Baru merupakan karya dari novelis populer, Tere Liye. Buku ini pertama kali terbit pada 2012, tetapi terdapat terbitan terbaru tahun 2021 dari Penerbit Sabak Grip. Buku Sepotong Hati yang Baru ini adalah buku kedua, lanjutan dari buku karya Tere Liye sebelumnya yang berjudul Berjuta Rasanya.

Di dalam buku ini, Anda akan mendapati total delapan cerita pendek yang memiliki tema yang sama, tetapi tidak saling berhubungan. Tema yang diangkat buku ini adalah mengenai sepotong hati yang hilang dan sepotong hati yang baru, alias mengenai patah hati dan jatuh cinta.

Sejumlah cerita di buku ini terinspirasi dari legenda atau cerita lama yang ada di buku Berjuta Rasanya, dalam versi yang berbeda. Selain itu, ada juga kisah cinta manusia biasa yang sering ditemukan secara umum di masyarakat.

Kita hanya memiliki sepotong hati, bukan? Satu-satunya. Lalu, bagaimana jika hati itu terluka? Bagaimana hati kita justru disakiti oleh orang yang kita cintai? Aduh, apakah kita bisa mengobatinya? Apakah luka tersebut bisa sembuh, tanpa meninggalkan bekas? Atau jangan-jangan, kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru.

Melalui buku ini, Tere Liye mengharapkan semoga datang pemahaman baik tentang itu. Bahwa semua perasaan dan pengalaman cinta adalah spesial. Sama spesialnya dengan punya kita. Tak peduli sesederhana apapun itu, yang terpenting adalah dikemas dengan pemahaman-pemahaman yang baik.

Nah, biar kalian semakin yakin untuk membeli buku ini, maka tak ada salahnya untuk membaca artikel review buku ini, hingga selesai, ya.

Profil Tere Liye – Penulis Buku Sepotong Hati yang Baru

Nama Tere Liye bukan nama asli dari penulis novel Sepotong Hati yang Baru ini, melainkan itu adalah nama penanya yang selalu dicantumkan dalam setiap karyanya. Nama Tere Liye sendiri berasal dari bahasa India yang memiliki arti “untukmu”.

Nama asli dari Tere Liye adalah Darwis. Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979, di Lahat, Sumatera Selatan. Tere Liye lahir di keluarga petani biasa di daerah pedalaman Sumatera. Tere Liye merupakan anak keenam dari total tujuh anak yang dimiliki orang tuanya. Keluarga Tere Liye adalah keluarga yang sederhana.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Kesederhanaan tersebut bukan lah menjadi hal yang negatif, melainkan menjadi hal positif, yang mana kesederhanaan tersebut memupuk kepribadian Tere Liye menjadi seorang yang rendah hati walaupun tengah mencapai kesuksesan di hidupnya.

Tere Liye menempuh studi pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Lalu melanjutkan kepada jenjang selanjutnya di sekolah yang sama, SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian, menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 9, Bandar Lampung.

Setelah lulus pendidikan menengah atas, Tere Liye merantau keluar Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa untuk melanjutkan studinya di Universitas Indonesia, dan kuliah di Fakultas Ekonomi. Pria berusia 42 tahun ini sudah menikah dengan seorang wanita bernama Riski Amelia. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang buah hati, yakni Abdullah Pasai dan Faizah Azkia.

Tere Liye sehari-harinya bekerja sebagai seorang akuntan. Baginya, menulis hanya lah sebuah hobi, bukan profesi yang memang ingin digelutinya. Tere Liye adalah pribadi yang sangat tertutup. Berbeda dengan penulis ternama lainnya, Tere Liye tidak ingin membagikan informasi personal mengenai dirinya. Anda tidak dapat menemukan riwayat hidup, foto, dan kontak aktif yang bisa dihubungi di akhir buku karyanya.

Tere Liye jarang menerima tawaran untuk menjadi pembicara di berbagai acara seperti seminar, workshop, bedah buku, dan acara lain yang terkait dengan profesinya sebagai penulis. Bahkan, dalam suatu kesempatan di acara talkshow yang dibintanginya, Tere Liye enggan memperkenalkan diri dan langsung mulai menjelaskan materi presentasinya.

Meskipun bagi Tere Liye menulis hanya lah hobi, bakatnya untuk menulis tak bisa dipungkiri. Tere Liye mengawali karirnya sebagai penulis pada tahun 2005, dengan karyanya yang berjudul Hafalan Shalat Delisa.

Buku Hafalan Shalat Delisa karya pertama Tere Liye langsung meraih kesuksesan dan berhasil diadaptasi menjadi film layar lebar. Terdapat 5 karya lain dari Tere Liye yang juga diadaptasi menjadi film layar lebar. Karya-karya tersebut, yakni Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Bidadari-bidadari Surga, dan Moga Bunda Disayang Allah.

Hingga saat ini, Tere Liye telah berhasil menerbitkan sebanyak lebih dari 50 buku dengan berbagai jenis dan genre. Tere Liye menulis berbagai jenis buku, yaitu novel, buku kumpulan puisi, buku kumpulan kutipan, buku kumpulan cerpen, hingga buku anak-anak bergambar.

Tere Liye juga merupakan penulis multi-genre dengan melahirkan karya bergenre romance, anak-anak dan keluarga, filsafat, action, fantasi, science fiction, biografi, sosial, ekonomi, dan politik, serta sejarah. Tere Liye juga menulis beberapa buku serial, yaitu Serial Anak-anak Mamak, Serial Bumi, Serial Aksi, dan Serial Cerita Anak Bergambar.

Sinopsis Buku Sepotong Hati yang Baru

Kisah pertama dalam buku ini berjudul “Hiks, Kupikir Itu Sungguhan”. Ini adalah kisah tentang seorang remaja bernama Putri yang terlalu kepedean akibat perhatian yang diberikan oleh salah satu teman kuliahnya. Nana, teman dekatnya, sudah sering mengingatkan Putri supaya tidak mudah terbawa perasaan, karena belum tentu Rio benar menaruh hati kepadanya.

Rio memang sosok yang mudah bergaul, dia juga baik dan perhatian kepada semua orang, tak terkecuali Nana yang ternyata juga menyukai Rio. Ironisnya, Nana yang selalu menasihati Putri supaya tidak kepedean malah ikut juga terjangkit virus terbawa perasaan, karena Rio sering memuji dirinya pandai dalam memasak dan membuat kue. Ketika Nana diajak bertemu dengan orangtua Rio, ia sampai berbunga-bunga mengira Rio serius berhubungan dengannya.

Putri yang merasa kecewa pun akhirnya dapat berlapang dada dan merelakan Nana bersama dengan Rio jika memang Rio menaruh hati kepada Nana. Namun, setelah sampai di rumah Rio, Nana merasa terkejut, karena ia ternyata malah diajak bergabung dengan bisnis kue orangtua Rio. Tentunya ini tak seperti dugaan awal yang mengira Rio akan memperkenalkan dirinya sebagai seorang kekasih.

“Makanya, siapa suruh ke-GR-an? Pada saat kebenaran itu datang, ia bagai embun yang terkena cahaya matahari. Bagai debu yang disiram oleh air. Musnah sudah segala harapan-harapan palsu itu. Hanya menyisakan kesedihan. Lalu, salah siapa? Mau menyalahkan orang lain?”

Kisah kedua mengisahkan tentang Sie-Sie, seorang amoi Singkawang yang rela menjadi istri yang dibeli demi mendapatkan biaya berobat untuk ibunya yang sakit-sakitan, sekaligus membiayai hidup adik-adiknya. Sie-Sie menjadi istri pemuda asal Taiwan yang bernama Wong Lan.

Sifat Wong Lan ini sangat buruk, sejak berumur tiga belas tahun, ia sudah malas sekolah, lebih suka kelayapan, berjudi, minum minuman keras, dan suka berbicara dengan nada tinggi, marah-marah, hingga bisa memukuli pembantunya. Orangtua Wong Lan berharap sikapnya ini akan berubah setelah memiliki istri dan anak.

Oleh karena itu, dalam surat wasiat mereka, orang tua Wong Lan memutuskan untuk memberikan warisan kepada Wong Lan ketika ia sudah menikah. Sesuai dengan prediksi bahwa tabiat tak akan mudah diubah, Wong Lan memperlakukan Sie-Sie dengan sangat buruk. Namun, Sie-Sie telah berjanji akan mencintai suaminya itu dengan apa adanya, dan dia juga berjanji akan membuat suaminya bisa mencintai Sie-Sie apa adanya.

Perjuangan Sie-Sie dalam mempertahankan rumah tangganya itu sangat berat, tetapi ia dapat menjalaninya, dan akhirnya bisa membuat Wong Lan jatuh hati kepadanya. Bagi Sie-Sie, hidup adalah perjuangan, dan kebahagiaan harus didapatkan dengan banyak pengorbanan. Dan yang terpenting, Sie-Sie sudah memenuhi janjinya.

Kisah selanjutnya memiliki judul yang sama dengan judul bumi ini, yakno “Sepotong Hati yang Baru”. Ini adalah kisah tentang sepasang kekasih yang salah satunya suka datang dan pergi sesuka hatinya. Ia bahkan tega membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan, hanya karena ia bertemu pria yang dianggapnya sebagai jodoh sejati.

Namun, saat akhirnya ia ditinggalkan oleh pria itu, ia malah memohon untuk kembali kepada mantan calon suaminya. Pria itu pun mengatakan bahwa ia telah memiliki istri, walaupun pada kenyataannya belum. Sebab, cinta bukan sekadar tentang memaafkan. Cinta merupakan harga diri. Dan cinta adalah rasionalitas sempurna.

Kisah berikutnya mengenai hubungan yang tak direstui orang tua, karena terdapat perbedaan kasta antara keduanya. Cinta yang terhalang oleh restu orang tua memang sulit untuk diperjuangkan. Sebab, pada akhirnya hal-hal yang terlihat lebih diindahkan dibandingkan rasa cinta yang hanya dialami dua anak manusia.

Kisah berikutnya adalah tentang kisah cinta Itje dan Kang Djalil, seorang pembantu dan seorang pengawal dari Meneer Belanda, pada zaman VOC masih berkuasa di Indonesia. Ini adalah kisah tentang bagaimana keduanya menaruh cinta mereka di bawah cintanya kepada tanah Batavia. Batavia yang sama-sama mereka perjuangkan demi mencapai kemerdekaan, walaupun taruhannya adalah nyawa.

Setelah kisah-kisah sebelumnya menceritakan tentang patah hati, cerita selanjutnya mengisahkan tentang persahabatan dua orang perempuan yang memiliki penampilan fisik di bawah rata-rata. Suatu saat, salah satu dari mereka berubah menjadi cantik dan kaya, kemudian berubah menjadi sombong dan melupakan sahabatnya. Lalu, pada saat ia jatuh bangkrut, ia baru menyadari bahwa persahabatan tak dapat dibeli dan ditukar dengan materi apapun. Cerita ini mungkin sudah Anda dapati di dalam buku Berjuta Rasanya, tetapi dalam versi yang berbeda.

Cerpen ketujuh mengajak kita untuk mengingat kembali kisah cinta Rama dan Sinta yang berakhir tragis, karena kurangnya kepercayaan Rama terhadap Sinta. Sebab, jika rasa cinta dan sayang tak dilandasi dengan rasa percaya, maka seluruh rasa cinta itu sia-sia. Dan pada akhirnya, ketidakpercayaan akan menghancurkan hubungan.

Cerpen terakhir mengisahkan tentang anak gadis yang merupakan anak seorang menteri, tetapi ia mencintai anak pembantunya. Cinta yang tumbuh sejak mereka berdua masih kecil itu berlanjut hingga mereka dewasa. Namun, tentunya perbedaan kelas sosial membuat hubungan mereka berdua ditentang oleh keluarga sang gadis.

Sejumlah kesalahpahaman juga turut membuat kisah ini semakin memilukan. Membuat cerita yang bertajuk “Buat Apa Disesali….” ini menjadi kisah penutup yang menyesakkan, karena takdir tak menyatukan dua sejoli yang saling mencintai ini.

Daripada penasaran terhadap isi cerita dari setiap bab,  maka langsung saja dapatkan bukunya dengan klik gambar buku di bawah ini, ya.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Sepotong Hati yang Baru

Pros & Cons

Pros
  • Buku ini mengangkat tema kisah cinta dan patah hati yang realistis dan seru untuk diikuti.
  • Banyak pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita-cerita pendek dalam buku ini.
  • Tere Liye berhasil dalam memberikan banyak pemahaman-pemahaman baik akan kisah yang ditulisnya, tanpa memberikan kesan menggurui.
  • Buku ini dituliskan dengan gaya bahasa yang puitis dan indah, tetapi mudah dimengerti.
Cons
  • Penggunaan ejaan zaman dahulu pada salah satu kisah dalam buku ini mungkin tidak dimengerti semua pembaca.

 

 

Kelebihan Buku Sepotong Hati yang Baru

Sebagai sebuah karya Tere Liye, tentunya buku Sepotong Hati yang Baru ini tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Terutama, dengan mengangkat tema yang sangat seru untuk dibahas dan relate dengan pengalaman pembaca, buku ini berhasil menarik hati pembacanya. Buku ini menyajikan kisah-kisah patah hati dan jatuh cinta yang realistis dan mengandung banyak pesan moral.

Tere Liye juga selalu berhasil dalam memberikan banyak pemahaman-pemahaman baik akan kisah yang ditulisnya, tetapi tanpa memberikan kesan menggurui.  Cerita-cerita pendek yang dituliskan Tere Liye dalam buku ini banyak mengandung hal-hal menarik, dan bisa memberikan pemahaman yang baik juga kepada pembaca, terutama dalam hal yang terkait perasaan.

Setiap cerita pendek dalam buku ini berhasil memberikan pemahaman yang berbeda-beda, baik tentang keteguhan janji, mimpi-mimpi sepasang kekasih yang tak mendapatkan restu, kepercayaan dalam sebuah hubungan, komitmen dalam cinta, dan mengenai masa lalu yang tidak perlu disesali walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain tentang cinta, salah satu cerita pendek juga mengajarkan mengenai persahabatan, kesabaran, dan juga keikhlasan.

Tentunya, buku ini dituliskan Tere Liye dengan gaya bahasa yang puitis dan indah. Meskipun begitu, seluruh kisah ini mudah dimengerti, karena Tere Liye merangkai kata-kata tersebut dengan mengalir. Maka itu, para pembaca juga bisa terbawa aliran kalimat-kalimat indah yang ada pada buku ini.

Kekurangan Buku Sepotong Hati yang Baru

Selain memiliki kelebihan, buku Sepotong Hati yang Baru ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan buku ini terletak pada penggunaan ejaan zaman dahulu pada salah satu cerita, yang mungkin tidak dimengerti seluruh pembaca.

Pesan Moral Buku Sepotong Hati yang Baru

Melalui kisah ini, kita diajarkan untuk tidak menaruh ekspektasi terlalu tinggi akibat diperlakukan dengan baik oleh seseorang. Apalagi jika menganggap itu adalah cinta. Lebih baik berfokus pada untuk tetap menerima kebaikan itu tanpa mengharapkan apapun, supaya menghindari diri dari rasa kecewa.

Dari buku ini juga, kita bisa belajar bahwa keteguhan, rasa sabar, rasa percaya dan kesetiaan menjadi sebuah pondasi utama dari sebuah hubungan. Tanpa keberadaan salah satu hal tersebut, hubungan akan terjalin tidak baik, bahkan bisa saja rusak. Sebab, cinta merupakan hal yang kompleks dan menjadi bentuk kebesaran hati dan perasaan yang paling dalam.

Dari salah satu kisah dalam buku ini, kita juga bisa belajar bahwa persahabatan merupakan hal tak tergantikan yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga. Maka itu, hargai sahabatmu, apresiasi keberadaan mereka, karena pada akhirnya hanya mereka yang akan bertahan dalam situasi terburukmu. Jangan korbankan hal yang tulus demi materi yang tidak akan bertahan selamanya.

Buku ini juga mengajarkan kita bahwa kita harus bisa mengendalikan perasaan supaya tidak kehilangan akal sehat ketika sudah jatuh cinta. Sebab, jika kita memahami cinta secara tidak rasional, maka kita akan lebih mudah membenarkan apa pun yang terjadi dalam hati tanpa memberikan kesempatan otak untuk berpikir bahwa hal itu bisa terjadi mungkin akibat kita tidak mampu mengendalikan perasaan sendiri.

Buku ini juga mengingatkan kita bagaimana komunikasi menjadi hal yang paling penting dalam seluruh jenis hubungan. Komunikasi bagaikan dayung yang menggerakan bahtera hubungan Anda. Maka itu, ciptakan komunikasi yang baik dengan pasangan atau keluarga, sahabat, dan rekan lainnya.

Nah, itu dia Grameds ulasan buku Sepotong Hati yang Baru karya Tere Liye. Bagi kalian yang sedang galau atau sedang membaca kisah-kisah cinta yang realistis, buku ini sangat direkomendasikan untuk Anda. Yuk dapatkan bukunya sekarang di gramedia.com! Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Rating: 3.75

Penulis: Gabriel

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy