in

(Review Buku) Novel Pulang Pergi Karya Tere Liye

Novel pulang pergi karya tere liye

Membaca cerita fiksi dengan bumbu action di dalamnya memang tidak akan pernah gagal membuat pembaca tegang dan asyik saat menikmatinya. Adegan perkelahian, kejar-kejaran, hingga tembak menembak seakan bisa menghipnotis pembaca untuk larut dalam jalinan cerita. Adrenalin diajak untuk turut serta dalam pengalaman membaca yang memacu detak jantung, hingga rasa penasaran dalam benak pembaca.

Aksi Kejar-Kejaran Bujang yang Masih Berlanjut dalam Pulang-Pergi

Dimana biasanya dalam sebuah cerita fiksi yang bertemakan aksi di dalamnya selalu menyertakan kehidupan dunia mafia. Kata mafia sendiri merujuk kepada sekelompok besar terorganisir yang kerap melakukan tindakan kriminal. Bisa dibayangkan betapa menakutkan dan berbahayanya sebuah kelompok mafia.

Adegan aksi ditambah hadirnya kelompok mafia seakan dapat menjadi resep yang sempurna untuk membuat sebuah cerita fiksi yang menarik. Tidak hanya sekedar menghibur, cerita aksi seperti ini juga biasanya mampu meningkatkan adrenalin penikmatnya selama proses membaca. Berbagai adegan sadis berdarah-darah biasanya akan turut serta menemani pengalaman membaca yang brutal dan memikat.

Kehadiran cerita seperti ini biasanya masih sangat jarang ditemukan dalam cerita novel di Indonesia. Biasanya masih banyak penulis Indonesia yang belum berani atau mampu untuk memadupadankan cerita fiksi dan akson dalam karya mereka. Padahal pasar untuk penikmat novel aksi yang berbumbu petualangan dan kriminal seperti ini sudah besar dan amat sangat berpotensi di Indonesia.

Bagaimana kini pembaca Indonesia memerlukan asupan baru untuk menikmati sebuah cerita fiksi. Pasar yang didominasi dengan cerita fiksi yang itu-itu saja, mengurangi pilihan pembaca Indonesia.

Padahal jika diberi pilihan bacaan yang beragam, pembaca Indonesia dijamin akan menikmati setiap karya fiksi bertemakan aksi dan kriminal yang dapat memacu adrenalin.

Novel dengan cerita aksi di dalamnya  menjadi bahan bacaan yang kini mulai dicari dan diminati oleh pembaca Indonesia. Pasar pembaca yang mulai besar dan terbuka ini, pada akhirnya mulai memunculkan beberapa novel dengan tema seperti ini yang layak dibaca. Ini bisa menjadi angin segar untuk pembaca Indonesia yang mulai jenuh dengan bacaan lokal yang tidak banyak pilihan.

Beberapa alasan yang membuat pembaca Indonesia kini lebih tertarik dengan cerita fiksi berbumbu aksi adalah karena jalan ceritanya bisa terbilang penuh dengan tantangan yang tidak membuat pembaca jenuh.

Cek di Balik Pena : Baby Chaesara

Selain itu kehadiran beberapa tokoh yang muncul dalam ceritanya selalu menampilkan tokoh yang kuat dan mudah untuk diingat. Tidak hanya itu, genre cerita seperti ini juga tidak menimbulkan efek galau yang biasanya muncul di kebanyakan cerita fiksi. Sebaliknya cerita aksi akan memberikan dampak memuaskan yang membuat pembaca senang dan puas.

Petualangan yang dihadirkan dalam novel aksi selalu bisa membangkitkan imajinasi pembaca dengan lebih kaya dan luas lagi. Pembaca bisa berpetualang lewat benak mereka dengan deskripsi ceria yang ditawarkan novel aksi, sehingga memberikan pengalaman membaca yang seru dan menarik.

Membaca novel aksi dijamin akan membuat candu atau ketagihan, karena di setiap bagian ceritanya selalu memunculkan sesuatu yang selalu seru, menegangkan, dan menarik untuk diikuti.

Adegan-adegan seperti baku hantam, tembak menembak, hingga kejar mengejar di jalanan seakan mampu menjadi hiburan yang menonjolkan novel bertema aksi dibandingkan novel dengan cerita lainnya.

Kekuatannya ini menjadi daya pikat yang akan menjaring pembaca dari berbagai usia, khususnya usia dewasa. Membaca novel aksi memiliki dampak yang mirip seperti saat menonton film Hollywood dengan adegan action yang menantang.

Sinopsis Novel Pulang-Pergi

pulang-pergi_tere_liye
Novel pulang pergi karya tere liye

tombol beli buku

Bercerita tentang Bujang yang kembali harus berpetualang setelah pergi dan pulang. Saat Bujang sedang berada di pusara mamak dan bapaknya, Bujang mendapatkan sebuah pesan dari Krestiny Otets, pemimpin brotherhood Bratva.

Isi pesan tersebut adalah perintah untuk Bujang dalam dua hari kedepan untuk bertunangan dengan Maria, putri Otets. Jika Bujang tidak hadir dalam acara pertunangan tersebut, berarti Bujang telah membuat malu dan menyakiti hati Maria. Sebagai balasannya, jika Bujang mengingkari pertunangannya, pusara kedua orangtuanya akan Otets ratakan.

Bujang yang tidak mau membuat masalah dengan Otets, pada akhirnya memilih untuk pergi dan terbang ke Rusia. Namun, Bujang tidak sendiri, ia ditemani oleh Salonga dan murid menembaknya, Junior.

Kehadiran Salonga diharapkan dapat menunda perjodohan antara Bujang dan Maria. Salonga siap untuk bernegosiasi dengan Otets agar dapat membantu Bujang menunda perjodohan atau bahkan membatalkannya.

Padahal Salonga sendiri ingin jika Bujang dapat bertunangan dengan Maria, tapi apa boleh dikata, jika Bujang keberatan dengan perjodohan ini, Salonga hanya bisa mendukungnya.

Saat tiba di Rusia, tak disangka Bujang malah bertemu dengan Thomas, seorang ahli keuangan yang memiliki keahlian dalam pertarungan jarak dekat. Thomas hadir karena Otets memerlukan masukan perihal keuangan.

Namun, acara pertunangan tersebut malah berubah menjadi sebuah acara pernikahan. Bujang yang merasa tidak siap sukses dibuat kesal dan kecewa. Apalagi Bujang tidak dapat kabur atau menolak perjodohan tersebut, karena ia tidak mau membuat masalah dengan penguasa shadow economy paling kuat di Rusia tersebut.

Bujang hanya bisa berharap ada keajaiban yang bisa menghentikan atau membatalkan acara pernikahan dirinya dengan Maria. Ajaibnya, mukjizat itu datang dalam serbuan puluhan tukang pukul yang disebut dengan Black Widow. 

Black Widow sendiri merupakan kelompok yang dibentuk dan dikembangkan oleh Natascha, pemimpin tukang pukul kepercayaan Otets. Natascha sendiri sebenarnya sudah dianggap sebagai bibi sendiri bagi Maria, tapi apa mau dikata dia ternyata pengkhianat.

Acara pernikahan tersebut berubah menjadi pertumpahan darah, di mana Natascha berhasil mengambil nyawa Otets. Dalam pertarungan tersebut, Bujang, Salonga, Matia, Junior, dan Thomas berhasil keluar dari serangan Black Widow. Akhirnya Natascha bisa menguasai Bratva yang dipimpin oleh Otets.

Namun, Natascha belum dapat secara resmi menjadi pemimpin Bratva jika Maria, Bujang, Salonga, Junior, dan Thomas belum dapat ia singkirkan. Natascha pun mulai memburu mereka agar dapat mewujudkan keinginannya. Bahkan Natascha rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mencari mereka lewat tangan pembunuh bayaran.

Kini di tengah pelarian, Maria, Bujang, Salonga, Junior, dan Thomas harus menghadapi berbagai kelompok pembunuh bayaran yang mengincar mereka. Bujang harus meminta bantuan kepada orang-orang yang tepat agar mampu keluar dari pengejaran yang dilakukan oleh Natascha.

Dalam pelariannya Bujang berusaha untuk menyusun rencana melawan balik Natascha, tapi di tengah perjalanan, ia malah bertemu dengan sosok yang tak terduga.

 

Profil Penulis Tere Liye

Salah satu penulis Indonesia yang mampu meracik cerita fiksi berbumbu aksi dan kriminal adalah Tere Liye. Tere Liye bisa menangkap, mengolah, dan mengaplikasikan ide cerita aksi dan kriminal dengan gaya dan cara yang unik dalam Pulang-Pergi.

Kemampuan Tere Liye sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena memang Pulang-Pergi sendiri merupakan sebuah sekuel dari dua novel sebelumnya Pulang dan Pergi.

Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye ini lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Lahat, Sumatera Selatan. Tere Liye sendiri lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.

Dimana orang tuanya bekerja sebagai petani. Tere Liye tidak diwarisi darah seni dari keluarganya, sehingga ia mempelajari bidang seni literasi secara otodidak. Setelah lulus kuliah, ia baru aktif menulis dan menelurkan karya-karya yang dinikmati para pembaca.

Pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini sempat bekerja sebagai akuntan sebelum menjadi penulis. Sudah banyak sekali karya-karya yang telah ditulis oleh seorang Tere Liye. Karya-karyanya sendiri banyak digemari dan dinantikan oleh para pembaca di Indonesia.

Beberapa karyanya yang sudah terbit di antaranya adalah Hafalan Surat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (Bukan) Pembohong, Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Bumi, Hujan, Tentang Kamu, dan masih banyak lagi.

Bisa dibilang Tere Liye ini merupakan salah satu penulis yang aktif dalam berkarya dan sudah sangat banyak melahirkan karya-karya fiksi yang digemari oleh para pembaca dari berbagai kalangan.

Namun, satu hal yang menarik dari seorang Tere Liye adalah ia sangat sedikit sekali membagi profil atau kehidupannya pada pembaca. Sehingga, terkesan misterius dan membuat pembaca bertanya-tanya akan sosoknya.

novel tere liye
novel karya tere liye

tombol beli buku

Karya-karya Tere Liye pun sudah banyak yang diangkat menjadi film dan ini membuktikan bagimana kuat serta menariknya jalinan cerita yang ditulis oleh Tere Liye.

Bahkan bisa dibilang Tere Liye mampu mengeksplorasi berbagai tema cerita dalam setiap karyanya. Mulai dari drama, action, hingga sciences-fiction. Ini memperlihatkan bakat dan talenta Tere Liye yang begitu besar.

Tere Liye memiliki ciri khas tersendiri dalam setiap penampilannya saat muncul di depan publik. Di mana ia sering mengenakan kaos oblong, kupluk, sweater, dan sandal jepit. Satu lagi ciri khas yang selalu ditunjukkan oleh Tere Liye dalam setiap karyanya adalah mengedepankan perihal agama Islam, moral kehidupan, dan ilmu pengetahuan.

Para pembaca yang menikmati setiap karya Tere Liye selalu merasakan kesederhanaan dalam setiap tulisannya, sehingga pembaca mampu ikut merasakan nyawa dalam setiap karyanya.

Karya-karya dari Tere Liye pun selalu menjadi buku best seller yang diburu oleh para penggemarnya. Tidak mengherankan jika karya-karya Tere Liye selalu laris manis di pasaran, karena memang selalu ada kualitas tersendiri dalam setiap karyanya.

Pulang-Pergi menjadi salah satu novel yang paling banyak disukai oleh para penggemar Tere Liye. Pulang-Pergi akan mengajak kembali para pembaca dalam sebuah petualangan yang penuh aksi dan adrenalin.

Pulang-Pergi bukan buku Pulang dan Pergi yang dijadikan satu, tapi merupakan buku ketiga dan kelanjutan dari Pulang dan Pergi. Di sini pembaca akan menemukan sebuah jawaban yang sempat menggantung dalam novel terakhirnya, Pergi.

 

Kelebihan Novel Pulang-Pergi

pulang-pergi_tere_liye
Novel pulang pergi karya tere liye

tombol beli buku

Pulang-Pergi masih mampu menghadirkan adegan aksi yang seru dan menegangkan lewat kejar-kejaran yang Bujang alami. Dalam setiap bagian ceritanya, Tere Liye mampu menghadirkan sesuatu yang dapat membuat pembaca semakin penasaran hingga akhir cerita. Adegan aksi yang diselipkan selalu membuat adrenalin terpacu saat membacanya.

Petualangan Bujang yang kerap keliling ke berbagai negara yang berbeda juga dapat menambah kosa kata bahasa asing. Banyak dialog yang memakai kosa kata asing yang akan terasa baru dan berbeda saat dibaca.

Beberapa kosa kata yang muncul di antaranya dari bahasa Rusia, Inggris, Jepang, hingga Spanyol. Kemeriahan dalam kosa kata yang dihadirkan oleh Tere Liye semakin menambah kekayaan dalam novel Pulang-Pergi ini.

Gaya bahasa dan bercerita Tere Liye juga masih mampu menyihir pembaca melalui kesederhanaan, renyah, dan indah untuk dibaca. Tere Liye bisa membawakan ceritanya melalui tulisan yang tidak menyulitkan pembaca, tapi sebaliknya membantu pembaca untuk menikmati dan memahami setiap bagian ceritanya. Tere Liye bisa menghipnotis pembaca dengan setiap pilihan kata yang ia gunakan dalam setiap kalimatnya.

Kelebihan lain yang ada dalam novel Pulang-Pergi ini adalah riset yang dilakukan oleh Tere Liye amat mendalam dan serius. Riset yang kuat dan mendalam dapat membentuk sebuah kerangka cerita yang solid dan tidak gampang membuat jenuh. Tere Liye bisa menghidupkan jalan ceritanya dengan amat kokoh, menarik, dan bikin penasaran.

Kekurangan Novel Pulang-Pergi

Mungkin ini tidak terlalu berpengaruh banyak pada jalan ceritanya, tapi pergantian penerbit untuk novel Pulang-Pergi sepertinya sedikit membuat pembaca buku sebelumnya kecewa. Selain ukuran bukunya yang berubah, cover dua buku sebelumnya pun ikut berubah jika ingin satu konsep dengan Pulang-Pergi.

Ini mengharuskan penggemar cerita Bujang membeli dua buku sebelumnya dengan cover buku yang baru. Selain berganti penerbit, ada sedikit perubahan juga yang terjadi dari segi gaya penulisan yang mungkin lagi-lagi tidak terlalu fatal dan mempengaruhi jalan ceritanya.

Pesan Moral Novel Pulang-Pergi

Makna dan pesan moral yang bisa dipetik dari novel Pulang-Pergi adalah bagaimana kekompakan dan solidaritas yang kuat yang diperlihatkan oleh Bujang, Maria, Salonga, Thomas, Junior, dan kawan-kawannya mampu menghadapi persoalan apapun bahkan penjahat terkuat sekalipun.

Meskipun jumlah pasukan Bujang bisa dikatakan tidak sebanyak lawannya, tapi solidaritas yang kuat yang dimiliki kelompoknya mampu menjadi sumber kekuatan yang besar. Di sini terlihat bukan perkara jumlah, tapi hubungan yang erat yang mampu saling mendukung dan membantu satu sama lain.

Selain itu saat sedang menghadapi masalah Bujang dan kawan-kawannya mampu menghadapinya dengan keadaan tenang dan tidak terburu-buru. Strategi atau rencana yang disusun Bujang berlandaskan ketenangan yang mampu membawa kepada hasil yang baik dan tepat sasaran. Bujang yang tidak mudah terpancing emosi pun bisa menjadi contoh nyata untuk menghadapi segala persoalan dengan kepala dingin.

Ada pula karakter Kakek dan Nenek yang ditemui Bujang yang mengajarkan pembaca untuk tidak turut campur dengan urusan orang lain. Cukup urusi masalah sendiri, tanpa perlu usil atau iseng mengomentari permasalahan orang lain, karena belum tentu diri sendiri lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Lebih baik berkaca dan introspeksi sebelum menilai atau menghakimi masalah orang lain.

Terakhir pesan yang ditunjukkan dalam novel ini adalah selalu saling mendukung, kompak, dan berpikir panjang saat mengambil keputusan bersama kelompok. Redam ego masing-masing dan coba dengarkan pendapat orang lain, sebelum merasa pendapat sendiri yang paling benar dan tepat. Buka pikiran dan jangan berpikir sempit hanya agar tampak cerdas dan kuat di mata orang lain.

Nah, untuk kamu yang ingin membaca dan memiliki novel Pulang-Pergi karya Tere Liye ini, bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Cara mudah dan praktis untuk belanja buku tanpa perlu keluar rumah.

Penulis : Fahri Fauzi Rasihan

Sumber gambar: Gramedia.com

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy