in

Review Novel Si Putih karya Tere Liye: Buku Kesembilan dari Serial Bumi

SI PUTIH

Apakah kalian merupakan salah satu penggiat novel Tere Liye serial Bumi? Jika iya, tentu tak luput dari pandangan kalian akan karakter hewan yang satu ini, Si Putih.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa karakter menggemaskan itu merupakan hewan kesayangan milik Raib. Akan tetapi, di balik itu, siapa yang akan mengira bahwa hewan menggemaskan itu memiliki masa lalunya sendiri sebelum akhirnya ia diletakkan di depan pintu rumah Raib.

Tere Liye selaku penulis seri petualangan dunia paralel, tentu sudah menyiapkan kisah tersendiri untuk hewan menggemaskan ini yang ternyata penuh akan teka-teki. Sampai akhirnya, buku yang mengulas tentang Si Putih terbit pada tahun 2021 oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama dengan tajuk yang serupa dengan nama karakter, Si Putih.

Novel setebal 376 halaman ini adalah spin-off buku kesembilan dari serial petualangan dunia paralel. Namun, apabila kalian berharap akan berpetualang dan berjelajah bersama tiga sekawan didikan Miss Keriting–Raib, Ali, dan Seli–di dalam novel ini, jelas tidak ada sebab mereka pun muncul hanya sebagai cameo.

Dalam novel Si Putih, pembaca akan diajak berpetualang ke klan baru yang belum pernah ditemukan pada novel-novel sebelumnya dari serial Bumi ini. Pembaca pun disuguhkan dengan berbagai tokoh dan karakter baru yang tidak kalah menarik, di antaranya N-ou, Kakek Tua Br-ham, Tabib Hebat, S-ket, Raja Gunung Timur, dan sebagainya.

Tak hanya itu, pembaca akan mengetahui bahwa pandemi yang cukup menyusahkan penduduk pun terjadi di klan-klan yang amat jauh dari kemajuan teknologi. Akan tetapi, di balik kesusahan tersebut, tentu terselipkan hal-hal positif.

Kira-kira, seperti apa ya cerita yang ada di dalam novel Si Putih? Coba simak sinopsis singkat di bawah ini.

Sinopsis Novel Si Putih karya Tere Liye

SI PUTIH
SI PUTIH

tombol beli bukuKisah ini bermula dari Si Putih yang bukan merupakan hewan biasa. Si Putih merupakan hewan kuno yang lahir di peradaban panjang klan Polaris. Klan Polaris adalah klan yang kerap diserang oleh pandemi. Di sana terdapat puluhan miliar makhluk hidup yang mana pada ribuan tahun lalu sejarah menuliskan bahwa tidak sedikit penduduknya dapat berkomunikasi dengan hewan, bahkan dapat saling memahami dan itu merupakan kemampuan yang jarang ditemukan.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Penduduk klan Polaris sudah tergiurkan akan ilmu pengetahuan dan teknologi sebab peradaban yang mereka miliki sudah melesat jauh, lebih canggih, dan modern. Akan tetapi, sudah sejak lama mereka telah melupakan satu hal. Hal itu adalah kemampuan unik dari bangsa klan Polaris asli yang dapat berbicara dengan hewan. Bahkan, kode genetik itupun masih tersisa dan sesekali diturunkan pada peredaran tertentu saja.

N-ou, salah satu anak yang bisa dikatakan beruntung. N-ou yang saat itu berusia enam tahun terpaksa terpisahkan dari kedua orang tuanya sebab dirinya tidak lolos seleksi saat pemeriksaan di portal menuju klan Polaris bagian kedua. N-ou yang saat itu terdeteksi bahwa di dalam tubuhnya terdapat virus yang mengharuskan dirinya kembali ke daerah asalnya, yakni kota E-um.

Kota E-um, kota di mana ia berasal dan tempati sudah berantakan, hancur, tidak ada yang bisa diselamatkan akibat adanya pandemi yang terjadi. Semua orang histeris meminta untuk dibantu dan diselamatkan dengan benda terbang. Namun, sayangnya mereka yang ditubuhnya terinfeksi virus, terpaksa ditolak dan malah menimbulkan kerusuhan di tengah kesusahan yang melanda.

Saat N-ou diletakkan di dalam sebuah gedung yang sudah berantakan itu, ia bertemu dengan Si Putih, yakni seekor kucing yang rela membantu N-ou, memberinya makan, menyelimutinya, mencarikannya air sehingga anak kecil berusia enam tahun itu dapat kembali beraktivitas dan pulih dari virus yang meradang tubuhnya.

N-ou memiliki tekad dan ambisi untuk menemui kedua orang tuanya dengan mencari berbagai cara supaya dapat menerobos dinding kuat tebal itu. Selama lima tahun ia mencari cara, ditemani pula oleh Si Putih, tetapi hasil yang didapat tidaklah ada alias nihil.

Sejak saat itu, N-ou membatalkan semua tekad dan keinginannya itu, ia memutuskan untuk berjelajah mempelajari klan Polaris ditemani oleh Si Putih. Mereka berdua mendapati kapsul canggih yang sedang terparkir rapi, tak ada pemilik. Penjelajahan dan petualangan dimulai dengan melewati hutan yang selama ini ia menyangka bahwa tidak akan berpenghuni, tetapi nyatanya N-ou mendapati rumah kecil tua.

N-ou yang sedari awal menyadari bahwa akan ada bahaya yang menerjang rumah kecil tua itu (baca: gubuk tua) maka dengan segera ia menyelamatkan seorang laki-laki tua yang berada di gubuk tua. Namun, ternyata orang tua itu sangatlah banyak bicara alias cerewet sehingga sukar untuk dilakukan evakuasi.

Dari peristiwa tersebut, anggota dari petualangan N-ou menjadi bertambah, yakni bersama laki-laki tua itu yang bernama B-rham atau Pak Tua. Petualangan dan penjelajahan mereka pun bertambah menyenangkan, menegangkan, sekaligus menyeramkan. Titik tertinggi dari petualangan mereka adalah saat N-ou beserta rombongannya dengan tidak sengaja bertarung melawan pengendali hewan yang kemudian mereka berhasil menaklukkannya.

Namun, tempat yang dijadikan destinasi petualangan mereka terbilang unik sebab kota-kota tersebut adalah kota dengan tanpa teknologi, bisa dikatakan sangatlah primitif. Hal itu dikarenakan kekuasaan mereka diatur oleh semacam pengendali hewan.

Dalam novel Si Putih, dikisahkan bahwa tokoh N-ou merupakan anak yang tumbuh dan berkembang menjadi remaja pintar, cerdas, dan peduli dengan sesama, bahkan dirinya rela bertarung melawan seorang penguasa, yakni Raja Gunung Timur. Hal itu dilakukan N-ou hanya untuk menyelamatkan nyawa temannya yang pernah dikenalnya saat di kota E-um.

Namun, akankah N-ou berhasil mengalahkan Raja Gunung Timur? Atas ketulusan dan kebaikannya, N-ou dan Si Putih berhasil menaklukkan Raja penguasa Gunung Timur yang bertindak laku sesukanya. Sampai akhirnya, pengendali hewan yang peduli pada rakyat mengambil alih kekuasaan tersebut.

Terlepas dari itu, apakah N-ou masih memegang harapan agar dapat menerobos masuk dinding tebal itu? Apakah N-ou sudah mendapatkan strateginya? Akankah dirinya berhasil menuju lorong klan Polaris bagian kedua dan bertemu dengan orang tuanya? Bagaimana dengan Si Putih?

Temukan jawabannya di novel Si Putih dan ikuti perjalanan kisah N-ou yang ditemani oleh Si Putih.

NEBULA
NEBULA

tombol beli buku

Selena dan Nebula menceritakan siapa orangtua Raib dalam serial petualangan dunia paralel. Dua buku ini sebaiknya dibaca berurutan.

Kedua buku ini juga bercerita tentang Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekolah terbaik di seluruh Klan Bulan. Tentang persahabatan tiga mahasiswa, yang diam-diam memiliki rencana bertualang ke tempat-tempat jauh. Tapi petualangan itu berakhir buruk, saat persahabatan mereka diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan.

Dua buku ini bukan akhir. Justru awal terbukanya kembali portal menuju Klan Aldebaran.

Hal yang Menarik dari Novel Si Putih karya Tere Liye

Dilihat dari cover novel Si Putih, tampak ilustrasi seekor kucing dan naga–yang mana di dalam novel ini akan diceritakan pula pertarungan antara Si Putih dan naga. Dengan kata lain, apabila ditelaah lebih jauh dan mendetail, cover-nya pun memvisualisasikan petualangan dalam novel ini. Sungguh menakjubkan.

Selain itu, hal menarik lainnya di dalam novel Si Putih ini menciptakan cerita baru, kemudian banyaknya karakter baru yang belum pernah dijumpai pada kesembilan buku serial Bumi sebelumnya. Bilamana di novelnya pembaca akan diperlihatkan petualangan Raib, Seli, Ali, dan Ily. Akan tetapi, di novel ini justru pembaca akan diajak berpetualang bersama Si Putih, N-ou, dan Pak Tua menggunakan Paruh Lancip yang mana petualangan mereka tak kalah menakjubkannya. Terlebih, petualangan mereka juga tak kalah menghibur dengan Raib dan kawan-kawannya.

Novel Si Putih di dalamnya memuat konflik perebutan kekuasaan yang mana dengan itu mampu memakan tidak sedikitnya korban jiwa. Kekuasaan yang diperebutkan berada di tangan para pemegang kekuatan sehingga mengakibatkan munculnya konspirasi pandemi agar setidaknya banyak manusia yang mati. Memangnya apa tujuannya? Tujuannya hanyalah satu, yakni dengan harapan dapat menguasai dan mengendalikan klan, bahkan dunia paralel sekalipun.

Berdasarkan cerita yang dimuat dalam Si Putih, Tere Liye selaku penulis mencoba untuk mengilustrasikan kejadian yang serupa dengan isu kemunculan pandemi yang dihadapi dunia saat ini. Namun, terlepas dari hal demikian, penulis sukses membuat kita sebagai pembaca seakan berada di situasi pada cerita yang ada, salah satunya adanya persamaan penderitaan yang dialami, yakni pandemi korona.

Selain itu, karakter Pak Tua, yakni Br-ham agak sedikit menonjol karena sikapnya yang meskipun cenderung rewel, tetapi ia adalah sosok yang seru, sangat menyenangkan, dan humoris. Maka bisa diibaratkan ia adalah sebagai sosok yang mewarnai petualangan N-ou dan Si Putih, serta menghidupkan cerita.

Segala petualangan dan penjelajahan di dalam cerita yang menegangkan mampu digambarkan secara apik dan luar biasa yang mana terdapat berbagai hal yang terlihat mustahil terjadi, tetapi bisa menjadi sesuatu yang tampak nyata dalam novel ini. Hal itu dapat ditemukan dalam novel ini, yakni dengan adanya komunikasi dan interaksi antara hewan dan manusia, bahkan tumbuhkan sekalipun yang dapat membuat imajinasi para pembaca seakan diajak bermain–tanpa kesan ‘memaksa’.

Terdapat salah satu adegan yang menakjubkan, yaitu saat mereka menghadapi berbagai tokoh karakter antagonis, saat itu N-ou melakukan bonding dengan si Putih sehingga kekuatan dan kemampuannya justru semakin bertambah. Selain itu, penulis mampu memberikan gambaran yang apik saat N-ou, Si Putih, dan Pak Tua sedang melakukan percakapan yang mana mereka bertiga jelas berbeda.

N-ou dan Pak Tua merupakan dua manusia, memiliki perbedaan usia yang terbilang cukup jauh, sementara Si Putih adalah seekor hewan purba. Akan tetapi, perbedaan itu justru digambarkan oleh penulis dengan sangat menakjubkan. Mereka mampu berkomunikasi dan melakukan petualangan yang bersahabat.

Di akhir cerita, Tere Liye mencoba untuk mengakhiri kisah Si Putih dengan cukup menarik sehingga menimbulkan kesan penasaran kepada para pembaca agar melanjutkan kisah berikutnya. Halaman demi halaman disuguhkan kisah dan suatu kerumitan yang dijelaskan melalui gaya bahasa penulisan dari Tere Liye. Bagi yang sudah menggeluti berbagai novel Tere Liye tentu tahu bahwa dirinya mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan begitu, pembaca tidak akan timbul rasa jenuh saat membaca karya tulisnya ini.

KOMET MINOR
KOMET MINOR

tombol beli buku

Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir di sini. Siapa pun yang menang, semua berakhir di sini, di Klan Komet Minor, tempat aliansi Para Pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.

Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, Seli, dan Ali menemukan teman seperjalanan yang hebat. Bersama-sama kami melewati berbagai rintangan, memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama-sama.

Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati, pengorbanan, ambisi, dan memaafkan.

Buku keenam dari serial “BUMI”

Kelemahan Novel Si Putih karya Tere Liye

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, novel Si Putih memang menghadirkan tokoh baru dan klan baru. Namun, bentuk petualangan yang digunakan cenderung tidak ada pembaharuan alias itu-itu saja. 

Saat membaca, tidak menimbulkan efek yang begitu mendebarkan, mungkin hal itu karena alurnya yang terbilang mudah ditebak dan tidak ‘mengejutkan’. Dengan kata lain, jenis petualangan yang dihadapkan pada N-ou dan Si Putih bukanlah hal yang baru.

Barangkali hal yang baru dalam novel ini terletak pada klan yang dapat mengendalikan hewan, tepatnya di kawasan Timur klan Polaris dengan penguasanya, yakni pengendali hewan. Sebagai pembaca setia serial Bumi ini, tentu pembaca sudah dapat menebak dan memprediksikan bahwa pada akhirnya N-ou berhasil menaklukkan sang Raja Gunung Timur.

Istilahnya, ‘anak baru’ mampu menaklukkan lawannya–seorang raja yang bahkan sudah berkuasa selama bertahun-tahun–dengan bantuan dan kemampuan yang hadir secara tiba-tiba saat detik-detik penghabisan.

Selain itu, terdapat beberapa part yang sedikit membuat jenuh dalam novel Si Putih. Hal itu tampak pada adegan Si Putih meminta makanan. Adegan itu terus-menerus diulang sehingga menimbulkan efek jenuh dan membosankan bagi pembaca. Teruntuk pengembangan karakternya juga terkesan sama saja, tidak ada yang baru. Hal itu terbukti dalam novel bahwa N-ou yang tadinya seorang anak biasa, tumbuh dan berkembang menjadi seorang remaja yang dipaksa bersikap dewasa sebab faktor situasi dan kondisi yang ada.

Akhir dari novel ini sangat menggantung. Mengapa? Hal itu karena pembaca diharuskan untuk membeli dan membaca novel setelah ini, yakni bertajuk Bibi Gil. Dalam novel ini sosok Bibi Gil, yaitu guru dari Miss Selena pun ditampilkan.

Apabila dibandingkan dengan novel Selena dan Nebula, novel Si Putih ini cenderung lebih membosankan. Hal itu karena dalam novel Selena dan Nebula mempunyai alur cerita yang menarik bagi pembacanya, bernas akan intrik, dan sedikit plot twist. Akan tetapi, hal-hal demikian tidak ditemukan dalam novel Si Putih. 

Pesan Moral Novel Si Putih karya Tere Liye

Terlepas dari kelemahan yang ada, novel Si Putih tentu memiliki berbagai nilai yang dapat kita ambil dan pelajari. Salah satunya adalah kita harus paham betul bahwa di dunia ini, segala kehidupan yang ada bukan hanya ditempati dan dijalani oleh manusia, melainkan ada makhluk hidup lainnya, yakni hewan dan tumbuhan.

Dalam hal ini, kita sebagai pembaca akan mempelajari banyak hal terlebih mengenai kehidupan yang mana pada kenyataannya selalu ada pihak yang ingin menang sendiri, berbuat sewenang-wenangnya, serakah, dan menghalalkan segala cara agar dapat menjadi seorang penguasa. Sementara, di sisi lainnya harus ada pihak yang tersakiti, terasingkan, dan tertindas.

Akan tetapi, kita juga harus ingat, di balik kejahatan tentu kebenaranlah yang akan selalu menang pada akhirnya. Dengan membaca novel ini, pembaca jadi terilhami dan menyadari akan kehidupan di dunia berdasarkan perspektif yang berbeda.

Itulah Review Novel Si Putih karya Tere Liye. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari novel dengan berbagai genre, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.

Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia

Sumber: dari berbagai sumber

BULAN
BULAN

tombol beli buku

Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh, dan dia salah satu teman baikku. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.

Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli dan aku yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang kami simpan sendiri sejak kecil. Aku bisa menghilang dan Seli bisa mengeluarkan petir. Dengan kekuatan itu, kami bertualang menuju tempat-tempat yang menakjubkan.

Buku kedua dari serial “BUMI”

Written by Tasya Talitha