in

5 Cara Mendidik Anak yang Sulit Diatur menurut Psikolog

Mendidik anak adalah kewajiban orang tua agar sang anak tumbuh dan berkembang dengan pribadi yang baik. Namun, bagaimana jika anak sulit mendengarkan dan cenderung membangkang? Berikut adalah cara mendidik anak yang bisa Grameds tiru.

Cara Mendidik Anak yang Susah Diatur

(Sumber foto: www.pexels.com)

Mendidik anak yang susah diatur bisa menjadi tantangan besar, tetapi banyak psikolog menyarankan beberapa strategi yang dapat membantu. Berikut adalah 5 cara mendidik anak  menurut pandangan psikolog:

1. Tetapkan Aturan yang Jelas

Menetapkan aturan yang jelas adalah salah satu cara efektif dalam mendidik anak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai bagaimana melakukannya:

  • Jelas dan Sederhana

Pastikan aturan yang Grameds tetapkan mudah dipahami oleh anak. Gunakan bahasa yang sederhana dan langsung. Misalnya, “Setelah bermain, mainan harus dibereskan,” lebih efektif daripada “Jangan membuat ruangan berantakan.”

 

  • Konsisten

Konsistensi adalah kunci dalam penerapan aturan. Anak perlu melihat bahwa aturan berlaku setiap saat dan untuk semua orang di rumah. Jika aturan berubah-ubah atau diterapkan tidak konsisten, anak bisa menjadi bingung dan cenderung melanggar aturan.

 

  • Relevan dan Realistis

Aturan harus relevan dengan situasi dan usia anak. Misalnya, mengharuskan anak usia tiga tahun untuk merapikan seluruh rumah bukanlah aturan yang realistis. Sebaliknya, meminta mereka untuk menyimpan mainan di kotak mainan setelah bermain adalah hal yang lebih masuk akal.

 

  • Libatkan Anak dalam Pembuatan Aturan

Ketika memungkinkan, libatkan anak dalam proses pembuatan aturan. Ini bisa meningkatkan kepatuhan karena anak merasa memiliki andil dalam keputusan tersebut. Misalnya, Grameds bisa berdiskusi dengan anak tentang pentingnya aturan tertentu dan bagaimana mereka bisa mematuhi aturan tersebut.

 

  • Jelaskan Konsekuensi

Anak perlu tahu apa yang akan terjadi jika mereka melanggar aturan. Konsekuensi harus logis dan terkait langsung dengan pelanggaran. Misalnya, jika mereka tidak mengerjakan PR, mereka mungkin tidak boleh menonton TV sampai PR selesai.

 

  • Visualisasi Aturan

Untuk anak-anak yang lebih muda, menggunakan gambar atau diagram yang menggambarkan aturan dapat membantu mereka memahami dan mengingatnya. Misalnya, gambar anak yang merapikan mainan setelah bermain.

 

  • Pengingat yang Teratur

Anak sering membutuhkan pengingat tentang aturan yang ada, terutama di awal penerapan. Berikan pengingat secara rutin dan dengan cara yang positif, seperti “Ingat ya, kita selalu membereskan mainan setelah bermain.”

Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!

 

  • Positif dan Proaktif

Fokus pada perilaku positif yang diharapkan daripada hanya melarang perilaku negatif. Misalnya, daripada mengatakan “Jangan lari di dalam rumah,” Grameds bisa mengatakan “Kita berjalan dengan tenang di dalam rumah.”

 

  • Pantau dan Evaluasi

Secara berkala, tinjau kembali aturan yang ada untuk memastikan mereka masih relevan dan efektif. Diskusikan dengan anak apa yang berhasil dan apa yang perlu diubah.

 

  • Berikan Pujian untuk Kepatuhan

Saat anak mematuhi aturan, berikan pujian dan penghargaan. Ini bisa berupa kata-kata pujian sederhana, stiker, atau waktu tambahan untuk bermain. Pujian membantu memperkuat perilaku positif dan membuat anak merasa dihargai.

 

Menjadi Orang Tua Hebat! Tips & Trik Sukses Parenting

 

 

2. Berikan Konsekuensi yang Tepat

Memberikan konsekuensi yang tepat adalah strategi penting dalam mendidik anak yang kerap mengindahkan perintah orang tua. Konsekuensi atas suatu tindakan bisa membantu anak memahami akibat yang muncul dari mereka. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai konsep ini:

 

  • Konsekuensi Logis dan Relevan

Konsekuensi harus logis dan langsung terkait dengan perilaku anak. Misalnya, jika anak tidak membereskan mainannya, konsekuensi logisnya adalah mereka tidak dapat bermain dengan mainan tersebut sampai dibereskan. Konsekuensi yang logis membantu anak memahami bahwa tindakan mereka memiliki dampak langsung.

 

  • Konsekuensi Positif dan Negatif

Konsekuensi bisa positif atau negatif. Konsekuensi positif adalah penghargaan atau pujian yang diberikan ketika anak menunjukkan perilaku yang baik. Misalnya, jika anak menyelesaikan tugas rumahnya, mereka mungkin mendapatkan waktu tambahan untuk bermain. Konsekuensi negatif adalah tindakan yang diambil untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti kehilangan hak istimewa (contohnya, tidak boleh menonton TV) ketika mereka melanggar aturan.

 

  • Konsistensi dalam Penerapan

Konsistensi sangat penting dalam penerapan konsekuensi. Jika aturan dan konsekuensi diterapkan secara tidak konsisten, anak bisa menjadi bingung dan tidak menganggap aturan tersebut serius. Pastikan setiap kali aturan dilanggar, konsekuensinya diterapkan.

 

  • Segera dan Tepat Waktu

Konsekuensi harus diberikan segera setelah perilaku terjadi. Konsekuensi yang diberikan jauh setelah perilaku tersebut bisa membuat anak sulit menghubungkan tindakan mereka dengan konsekuensinya. Misalnya, jika anak berperilaku buruk di toko, konsekuensinya harus diterapkan segera setelah kejadian, bukan beberapa jam kemudian di rumah.

 

  • Adil dan Proporsional

Konsekuensi harus adil dan sesuai dengan tingkat kesalahan. Konsekuensi yang terlalu keras untuk pelanggaran kecil bisa membuat anak merasa diperlakukan tidak adil dan malah memberontak. Sebaliknya, konsekuensi yang terlalu ringan untuk pelanggaran besar tidak akan efektif.

 

  • Menjelaskan Alasan di Balik Konsekuensi

Anak perlu memahami mengapa mereka menerima konsekuensi tersebut. Jelaskan dengan cara yang sederhana dan jelas mengapa perilaku mereka tidak dapat diterima dan bagaimana konsekuensi tersebut berhubungan dengan perilaku mereka. Misalnya, “Kamu tidak boleh menonton TV malam ini karena kamu tidak menyelesaikan PR-mu.”

 

  • Menghindari Hukuman Fisik

Sebisa mungkin, hindari hukuman fisik. Hukuman fisik bisa menyebabkan trauma emosional dan merusak hubungan antara orang tua dan anak. Fokuslah pada konsekuensi yang mendidik dan membantu anak belajar dari kesalahan mereka.

 

  • Memberikan Kesempatan untuk Memperbaiki Kesalahan

Selain memberikan konsekuensi, penting juga untuk memberikan anak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Misalnya, jika mereka berbuat salah dengan tidak menghormati teman, minta mereka untuk meminta maaf dan menunjukkan perilaku yang lebih baik di masa depan.

 

  • Menggunakan Penguatan Positif

Selalu kombinasikan konsekuensi negatif dengan penguatan positif. Saat anak menunjukkan perilaku yang baik, berikan pujian dan penghargaan. Ini membantu mereka melihat nilai dari berperilaku baik dan bukan hanya menghindari perilaku buruk.

 

  • Mengatur Harapan yang Realistis

Pastikan harapan orang tua realistis dan sesuai dengan usia serta kemampuan anak. Jangan berharap anak melakukan sesuatu yang berada di luar kemampuan mereka. Tetapkan tujuan yang bisa dicapai dan berikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapainya.

 

3. Berikan Pujian dan Penghargaan

Memberikan pujian dan penghargaan adalah strategi penting dalam mendidik anak yang susah diatur. Teknik ini membantu memperkuat perilaku positif dan memberikan motivasi bagi anak untuk terus berperilaku baik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai konsep ini:

 

  • Pujian dan Penghargaan Positif

Pujian adalah bentuk penghargaan verbal yang diberikan saat anak menunjukkan perilaku baik. Pujian bisa berupa kata-kata positif seperti “Bagus sekali!”, “Kamu hebat!”, atau “Mama bangga padamu karena kamu sudah merapikan mainanmu.” Penghargaan bisa berupa sesuatu yang lebih konkret, seperti stiker, waktu bermain tambahan, atau kegiatan spesial bersama orang tua.

 

  • Menguatkan Perilaku Positif

Pujian dan penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku positif. Ketika anak mendapatkan respon positif untuk tindakan tertentu, mereka akan cenderung mengulangi perilaku tersebut karena mereka merasa dihargai dan diakui. Ini adalah prinsip dasar dari penguatan positif dalam psikologi perilaku.

 

  • Spesifik dan Tulus

Pujian harus spesifik dan tulus. Daripada memberikan pujian umum seperti “Kamu anak yang baik,” lebih baik katakan, “Kamu melakukan pekerjaan yang bagus dengan membereskan mainanmu tanpa diminta.” Pujian yang spesifik membantu anak memahami tindakan mana yang dihargai dan diakui.

 

  • Konsistensi

Sama seperti dalam pemberian konsekuensi, konsistensi sangat penting dalam memberikan pujian dan penghargaan. Setiap kali anak menunjukkan perilaku yang diinginkan, mereka harus menerima pujian atau penghargaan. Konsistensi ini membantu anak memahami bahwa perilaku baik selalu diakui dan dihargai.

 

  • Proporsional dengan Usaha

Pujian dan penghargaan harus proporsional dengan usaha yang dilakukan oleh anak. Untuk usaha kecil, pujian verbal mungkin cukup. Untuk usaha yang lebih besar atau pencapaian yang signifikan, penghargaan yang lebih besar mungkin diperlukan. Ini membantu anak memahami bahwa usaha yang lebih besar dihargai lebih tinggi.

 

  • Memperhatikan Kebutuhan Individu

Setiap anak unik dan merespon terhadap jenis pujian dan penghargaan yang berbeda. Beberapa anak mungkin sangat termotivasi oleh pujian verbal, sementara yang lain mungkin lebih merespons terhadap penghargaan konkret seperti hadiah kecil atau waktu tambahan bermain.

 

  • Membangun Rasa Percaya Diri

Pujian dan penghargaan membantu membangun rasa percaya diri dan harga diri anak. Ketika anak merasa dihargai dan diakui, mereka merasa lebih percaya diri dalam kemampuannya dan lebih termotivasi untuk terus berusaha dan berperilaku baik.

 

  • Mendorong Pengulangan Perilaku Baik

Dengan memberikan pujian dan penghargaan secara konsisten, orang tua mendorong anak untuk mengulangi perilaku baik. Ini membantu membangun kebiasaan positif yang akan bertahan dalam jangka panjang.

 

  • Menghindari Penghargaan Berlebihan

Penting untuk menghindari pemberian penghargaan yang berlebihan sehingga anak tidak menjadi terlalu bergantung pada penghargaan eksternal untuk berperilaku baik. Sebaiknya, gunakan penghargaan sebagai alat bantu untuk mengajarkan dan menguatkan perilaku baik, bukan sebagai satu-satunya motivator.

 

  • Menggunakan Penguatan Positif dalam Kehidupan Sehari-hari

Cobalah untuk menjadikan penguatan positif sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Sering-seringlah memberikan pujian kecil sepanjang hari untuk berbagai perilaku positif. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong anak untuk terus berperilaku baik.

Enjoy the Sandwich Parenting

 

 

4. Berikan Waktu Khusus untuk Anak

(Sumber foto: www.pexels.com)

Quality time  adalah pendekatan penting dalam mendidik anak. Hal ini berarti meluangkan waktu khusus setiap hari atau minggu untuk berinteraksi dengan anak secara positif dan tanpa gangguan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai konsep ini:

 

  • Definisi Waktu Khusus

Waktu khusus adalah periode di mana orang tua dan anak menghabiskan waktu bersama dengan fokus penuh pada kegiatan yang disukai anak. Selama waktu ini, perhatian penuh diberikan kepada anak, tanpa gangguan dari pekerjaan, telepon, atau kegiatan lainnya.

 

  • Membangun Hubungan yang Kuat

Waktu khusus membantu memperkuat ikatan antara orang tua dan anak. Dengan memberikan perhatian penuh dan tanpa gangguan, anak merasa dihargai dan dicintai. Ini penting untuk membangun rasa percaya dan keamanan dalam hubungan.

 

  • Meningkatkan Komunikasi

Menghabiskan waktu khusus dengan anak meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak. Ini memberi kesempatan bagi anak untuk berbicara tentang perasaannya, mengungkapkan pikiran, dan berbagi cerita tentang kehidupannya. Orang tua juga dapat menggunakan waktu ini untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan serta keinginan anak.

 

  • Mengurangi Perilaku Negatif

Anak yang merasa dihargai dan didengarkan cenderung menunjukkan perilaku yang lebih baik. Waktu khusus membantu mengurangi perilaku negatif karena anak merasa mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua. Mereka tidak perlu mencari perhatian dengan cara yang tidak diinginkan.

 

  • Mengajarkan Nilai dan Keterampilan Sosial

Selama waktu khusus, orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai positif dan keterampilan sosial kepada anak melalui contoh dan interaksi langsung. Ini bisa termasuk mengajarkan tentang empati, kerja sama, dan penyelesaian konflik.

 

  • Meningkatkan Kemandirian dan Kepercayaan Diri

Ketika anak merasakan dukungan dan perhatian penuh dari orang tua, mereka lebih cenderung merasa percaya diri dan mandiri. Waktu khusus memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi minat mereka dengan dukungan orang tua, yang pada gilirannya meningkatkan rasa percaya diri mereka.

 

  • Mengidentifikasi dan Mengatasi Masalah

Waktu khusus memberi kesempatan bagi orang tua untuk lebih mengenal anak dan mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak terlihat dalam rutinitas sehari-hari. Ini bisa termasuk masalah emosional, sosial, atau akademis yang dapat ditangani lebih awal dengan perhatian dan intervensi yang tepat.

 

  • Kegiatan yang Dapat Dilakukan

Waktu khusus bisa berupa berbagai kegiatan yang disukai anak, seperti bermain permainan, membaca buku bersama, berjalan-jalan di taman, memasak bersama, atau sekadar berbicara. Kegiatan ini tidak harus mahal atau rumit; yang penting adalah kualitas interaksi dan perhatian yang diberikan.

 

  • Membuat Jadwal yang Konsisten

Membuat jadwal yang konsisten untuk waktu khusus adalah penting. Anak perlu tahu bahwa mereka akan memiliki waktu tetap dengan orang tua mereka. Ini bisa berupa beberapa menit setiap hari atau sesi yang lebih lama beberapa kali dalam seminggu. Konsistensi ini membantu anak merasa aman dan dihargai.

 

  • Menyesuaikan dengan Usia dan Minat Anak

Waktu khusus harus disesuaikan dengan usia dan minat anak. Untuk anak yang lebih kecil, ini mungkin melibatkan bermain peran atau permainan sederhana. Untuk anak yang lebih besar, ini bisa termasuk hobi atau proyek yang lebih kompleks. Menyesuaikan kegiatan dengan minat anak membantu menjaga keterlibatan dan kesenangan mereka.

 

Jangan Salah Didik

 

5. Menghindari Hukuman Fisik

Hukuman fisik, seperti memukul atau mencubit, dapat menyebabkan trauma emosional dan fisik, serta merusak hubungan antara orang tua dan anak.

Selain itu, hukuman fisik seringkali tidak efektif dalam jangka panjang karena cenderung mengajarkan anak untuk takut daripada memahami alasan di balik aturan atau perilaku yang diharapkan.

Sebagai gantinya, pendekatan disiplin yang berfokus pada penguatan positif, penetapan konsekuensi logis, dan komunikasi yang efektif lebih dianjurkan. Metode ini membantu anak belajar mengendalikan diri, memahami dampak tindakan mereka, dan membangun rasa hormat serta kepercayaan terhadap orang tua. Menghindari hukuman fisik juga mendukung perkembangan emosional anak yang lebih sehat dan membantu mereka membangun keterampilan sosial yang baik.

 

Kesimpulan

Mendidik anak membutuhkan pendekatan yang konsisten, penuh kasih sayang, dan positif. Penting untuk menetapkan aturan yang jelas dan konsekuensi yang logis serta konsisten dalam penerapan sehari-hari.

Memberikan pujian dan penghargaan untuk perilaku positif membantu memperkuat kebiasaan baik, sementara waktu khusus untuk anak memperkuat ikatan emosional dan komunikasi. Menghindari hukuman fisik sangat penting, karena pendekatan disiplin yang positif lebih efektif dalam jangka panjang dan mendukung perkembangan emosional anak yang sehat.

Dengan kesabaran, pemahaman, dan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola perilaku mereka, meningkatkan kemandirian, dan berkembang menjadi individu yang lebih baik. Grameds bisa mempelajari ilmu parenting melalui buku-buku terbaik dari Gramedia.com.

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu