Agama Islam

Mempelajari 7 Ayat Surat Al Maun: Arab Latin Beserta Artinya

Surat Al Maun
Written by Yufi Cantika

Surat Al Maun merupakan surat ke 107 dalam Al Quran yang artinya adalah barang-barang yang berguna. Surat ini turun di Mekah, sehingga tergolong dalam surat Makkiyah. Surat Al Maun termasuk surat pendek, karena hanya terdiri dari 7 ayat pendek saja, sehingga mudah untuk dihafalkan.

Meskipun surat Al Maun turun di kota Mekah dan tergolong dalam surat Makkiyah, tetapi mayoritas dari ulama berpendapat bahwa surat Al-Maun adalah surat ke 17 yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW, sehingga menyatakan bahwa surat Al Maun tergolong dalam surat Madaniyyah.

Namun, ada pula beberapa ulama yang berpendapat bahwa sebagian dari Surat Al Maun turun di Mekah sementara bagian lainnya turun di Madinah. Surat Al Maun berada sebelum surat Al Kafirun serta sesudah surat At Takasur. Surat Al Maun memiliki keistimewaan dan isinya menjelaskan tentang akhlak dari orang-orang yang mendustakan agama serta akhirat. Berikut penjelasan lengkapnya.

Surat Al Maun Arab-Latin Lengkap dengan Artinya

Surat Al Maun

pexels.com

Pokok dari surat Al Maun menjelaskan mengenai ancaman pada orang-orang yang termasuk dalam golongan orang yang menodai agama yaitu orang-orang yang menindas anak yatim, tidak menolong orang yang meminta, bersikap riya’, lalai pada sholatnya dan enggan menolong orang dengan barang yang berguna. Berikut surat Al Maun, arab latin dengan artinya.

Arab Latin:

(1) a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn (2) fa żālikallażī yadu”ul-yatīm (3) wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa’āmil-miskīn (4) fa wailul lil-muṣallīn (5) allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn (6) allażīna hum yurā`ụn (7) wa yamna’ụnal-mā’ụn

Artinya:

(1) tahukah kamu (orang-orang) yang mendustakan agama? (2) itu adalah orang yang menghardik anak yatim. (3) dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang-orang miskin. (4) maka celakalah bagi orang-orang yang melaksanakan sholat. (5) yaitu orang-orang yang lalai dalam sholatnya. (6) orang-orang yang berbuat riya. (7) dan enggan menolong dengan barang-barang berguna.

Surat Al-Maun

Tafsir 7 Ayat Surat Al Maun

Surat Al Maun

pexels.com

Setelah mengetahui bacaan dan arti dari surat Al Maun, Grameds juga perlu mengetahui tafsir atau makna di balik surat Al Maun. tujuannya agar Grameds tidak hanya dapat membaca surat Al Maun saja, akan tetapi juga memahami kandungan di dalamnya. Berikut tafsir dari surat Al Maun.

1. Ayat pertama

Ayat pertama dalam surat Al Maun artinya adalah tahukan kamu (orang-orang) yang mendustakan agama? Ada kata ad din dalam ayat pertama tersebut yang bermakna al jazau yang artinya adalah balasan. Sebagaimana dalam kaidah syariat yaitu sebagai berikut:

Artinya adalah balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya.

Penerapan kata ini sama seperti ketika ada seseorang yang berbuat kebaikan pada manusia, maka Allah pun akan berbuat baik padanya. Seseorang yang meringankan beban orang lain, maka Allah pun akan meringankan bebannya di dunia serta di akhirat kelak.

Seseorang yang membahagiakan orang lain, maka Allah pun akan membahagiakan dirinya. Dan di antara nama-nama hari kiamat yaitu hari pembalasan.

Surat Al Maun berkisah tentang orang yang mulanya mendustakan agama, kemudian pada hari akhir atau di akhirat akhirnya sikap tersebut menimbulkan akhlak yang sangat buruk.

Dari tafsir ini juga diketahui bahwa keimanan pada akhirat merupakan suatu perkara yang sangat penting. Barang siapa yang yakin pada adanya hari pembalasan, maka ia akan berbuat sebaik-baiknya di dunia ini. Namun, barang siapa yang tidak yakin dengan hari kebangkitan serta hari pembalasan atau ragu dengan hal tersebut, maka ia akan berani melakukan kemaksiatan atau melakukan perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Oleh sebab itu, orang yang imannya kuat pada hari akhir akan tampak pada sifat-sifatnya.

2. Ayat kedua

Pada ayat kedua dari surat Al Maun, Allah berfirman bahwa “Maka itulah orang-orang yang menghardik anak-anak yatim.” Pada ayat kedua ini tafsirnya adalah ada orang-orang yang mendustakan hari pembalasan dan tanda-tandanya adalah dengan tidak peduli dan menyakiti anak yatim.

Orang-orang yang menghardik atau menyakiti anak yatim, maka Allah akan mencabut rahmat atau kasih sayang-Nya dari hatinya, maka hatinya pun akan mati rasa, sehingga seharusnya ia memiliki belas kasih pada anak yatim. Namun, karena Allah mencabut rahmat tersebut, maka ia pun berbuat sebaliknya dan menghardik anak yatim.

Yatim merupakan istilah syariat untuk merujuk seorang anak yang ayahnya telah meninggal dunia, sedangkan anak tersebut belum baligh atau belum dewasa. Ada pula, ketika ia telah mencapai usia baligh atau dewasa, maka ia tidak dikatakan sebagai anak yatim.

Berbeda dengan hewan, hewan dikatakan yatim apabila induknya telah meninggal dunia. Sebab yang merawat hewan adalah induknya. Ada pula manusia disebut sebagai yatim, jika yang meninggal adalah ayahnya, sebab ayah yang mengurus serta mencari nafkah untuk anak tersebut hingga ia mencapai usia baligh.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Al Qurthubi yang artinya adalah, “Dan yatim pada manusia ialah kehilangan atau wafatnya ayah dan pada hewan adalah hilang atau matinya sang induk.” (Tafsir Al Qurthubi 2/14 dan Lisanul ‘Arob 12/645)

Di antara sifat jahiliyah, salah satunya adalah meremehkan orang-orang yang lemah seperti anak-anak yatim dan wanita. Pada zaman jahiliyah, para wanita tidak diberikan warisan, begitu pula dengan anak yatim, keberadaan mereka tidak dihargai, sebab tidak ada seseorang yang melindungi mereka.

Seandainya mereka memiliki sejumlah harta, maka harta tersebut akan diambil serta digunakan dengan zalim. Itulah sebabnya Allah mengkhususkan penyebutan anak yatim dalam surat Al Maun, bahwa orang yang tidak beriman ialah orang yang menghardik anak yatim.

3. Ayat ketiga

Tafsir dari ayat ketiga surat Al Maun adalah salah satu sifat dari orang-orang yang mendustakan hari pembalasan adalah ia tidak menganjurkan memberi makanan pada orang miskin. Orang tersebut bersikap pelit serta tidak yakin bahwa apa yang ia berikan akan mendapatkan balasan dari Allah baik di dunia maupun di akhirat. Oleh sebab itu, Nabi pernah bersabda:

“Tidak akan berkumpul sifat-sifat kikir serta keimanan dalam hati seorang hamba selama-lamanya.” (HR. An Nasa’i no 3110)

Seseorang yang bersikap pelit, menandakan bahwa imannya pada hari pembalasan berkurang, seakan-akan ia yakin bahwa Allah tidak akan membalas perbuatannya kelak. Oleh sebab itulah, ia juga tidak pernah memotivasi orang lain untuk memberi makan pada fakir miskin.

Orang yang melakukan maksiat, akan mencari teman untuk melakukan perbuatan maksiat sama seperti yang ia lakukan agar dia tidak merasa rendah seorang diri dan tidak hanya ia yang mendapatkan celaan.

Sebab, orang pelit apabila melihat sekelilingnya dermawan, maka ia tentu akan memandang rendah dirinya atau orang lain akan mencela dan memandangnya rendah. Oleh sebab itu, ia tidak suka apabila orang-orang sekelilingnya bersikap dermawan.

4. Ayat empat dan lima

Pada ayat keempat dan kelima dalam surat Al Maun, Allah mengatakan tentang orang-orang yang lalai pada sholatnya, maka akan celaka. Lalai dalam melaksanakan sholat, termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang sholatnya keluar dari waktunya tanpa ada udzur tertentu.

Termasuk pula orang-orang yang suka menunda-nunda shalat hingga sampai di ujung waktunya. Contohnya seperti orang yang dengan sengaja melaksanakan sholat ashar di waktu menjelang maghrib tanpa ada udzur tertentu. Orang yang shalat seperti ini termasuk orang munafik. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda:

“Ini adalah shalat dari orang munafik. Ia duduk hingga matahari berada di antara dua tanduk setan. Kemudian ia mengerjakan shalat Ashar empat rakaat. Ia hanya mengingat Allah dalam waktu yang sedikit saja.” (HR. Muslim no 622)

Mereka adalah orang-orang yang shalat, tetapi shalat mereka tidak benar, sehingga mereka dicela oleh Allah. Sebagian dari ulama juga menyebutkan bahwa orang yang dicela dalam ayat ini adalah orang-orang yang shalat akan tetapi tidak khusyuk.

Khusyuk dalam shalat adalah perkara yang tidak berat, sehingga dianggap tercela apabila ada orang shalat dan sengaja tidak khusyuk pikirannya ke mana-mana ketika melaksanakan shalat.

5. Ayat enam

Tafsir selanjutnya dari surat Al Maun adalah pada ayat enam yang artinya adalah, “orang-orang yang berbuat riya.” Riya yang dimaksud ialah ketika ada seseorang yang berbuat kebaikan dan ingin dilihat oleh orang lain ketika ia berbuat kebaikan. Sikap ini, termasuk dalam sifat dari orang-orang munafik.

Hal ini Allah jelaskan pula dalam surat An Nisa ayat 142. Berikut artinya.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka (orang munafik). Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan para manusia. Dan tidaklah mereka menyebutkan Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa: 142)

6. Ayat ketujuh

Tafsir berikutnya adalah ayat ketujuh dari surat Al Maun yang artinya adalah ‘dan enggan menolong dengan barang-barang berguna.’ dalam ayat ketujuh ini, ada kata al maun. Tentang kata al maun ini, para ulama berselisih pendapat mengenai maknanya.

Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa Al Maun adalah semua benda yang berguna. Namun ada pula yang memaknainya dengan pinjaman yaitu suatu hal yang dipinjamkan lalu akan dikembalikan.

Inilah salah satu dari sifat orang pelit, apabila ada orang lain yang meminjam suatu barang darinya, maka ia tidak ingin meminjamkan barang tersebut, meskipun si peminjam telah berjanji akan mengembalikan barang yang ia pinjam.

Padahal meminjamkan suatu barang tidak akan memberi kemudharatan atau keburukan pada orang yang memberi pinjaman. Sebab, barang yang dipinjam akan kembali.

Surat Al-Maun

Manfaat dan Keutamaan

Surat Al Maun

pexels.com

Setelah mengetahui tafsir dan makna yang terkandung di balik 7 ayat surat Al Maun, Grameds juga perlu mengetahui keutamaan-keutamaan dalam surat Al Maun ini. Dengan mengetahui keutamaan surat Al Maun, maka Grameds akan lebih memahami dan merasa ikhlas serta rajin dalam mengamalkan nilai serta melakukan perintah Allah yang tercantum dalam surat Al Maun, berikut penjelasannya.

1. Tidak melupakan shalat

Dalam tafsir dari surat Al Maun, telah dijelaskan bahwa salah satu makna dari surat Al Maun adalah memberi peringatan kepada manusia untuk tidak melupakan shalat dan melaksanakan shalat dengan khusyuk serta tidak lalai. Dengan begitu, maka seorang muslim pun tidak akan tergolong sebagai orang munafik.

Dalam surat Al Maun, ada hal yang mengingatkan umat muslim untuk senantiasa mendirikan shalat dan tidak telat dalam melaksanakannya. Hal ini tertera pula dalam sebuah hadits riwayat Bukhari. Berikut isi haditsnya.

“Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata, aku bertanya pada Rasulullah SAW, amal apakah yang paling utama? Kemudian Rasul pun menjawab, shalat pada waktunya. Aku kemudian berkata lagi. Kemudian apa? Lalu Rasul menjawab lagi, berbuat baik pada orang tua. Aku berkata lagi, lalu apa? Kemudian Rasul menjawab, jihad di jalan Allah.” (Muttafaqun Alaih) (HR. Bukhari no 7534 dan Muslim no 85)

2. Menghindari perbuatan riya

Keutamaan kedua dari surat Al Maun adalah terhindar dari perbuatan riya. Riya atau tinggi hati merupakan suatu perilaku yang harus dijauhi oleh umat muslim dan bahkan perbuatan riya ini sangat tidak disukai oleh Allah SWT.

Dalam surat Al Maun, manusia juga diperintahkan untuk menjauhi perbuatan riya. Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberi makanan yang disukainya pada orang miskin, anak-anak yatim serta orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberikan makanan padamu hanyalah untuk mengharap keridhaan dari Allah dan kami tidak menghendaki balasan dari kamu serta tidak pula ucapan terima kasih.” (QS Al Insan: 8-9)

Selain surat Al Insan, perbuatan riya ini juga dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 264 dan beberapa hadits lainnya.

3. Ikhlas ketika beramal sholeh

Sama halnya seperti perilaku riya, seorang muslim juga harus ikhlas ketika melakukan amal sholeh. Sebab, perbuatan baik akan dilihat dari bagaimana hati seseorang. Apabila seseorang melalui suatu amalan, akan tetapi tidak ikhlas atau dengan niat riya, maka amalan tersebut pun akan menjadi sia-sia.

Dengan membaca surat Al Maun, maka seorang muslim akan mengingat bahwa rendah hati adalah hal yang harus dijaga dan Allah SWT senantiasa menjaga hamba-hamba Nya dari segala keburukan.

4. Memberi makan fakir miskin serta yatim piatu

Keutamaan dari surat Al Maun selanjutnya ialah mengajak dan mengingatkan umat muslim untuk memberi makan fakir miskin serta yatim piatu. Hal ini dijelaskan pula dalam sebuah hadits riwayat Bukhari. Berikut haditsnya.

“Dari Sahl bin Sa’ad ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda ‘aku dan orang-orang yang menanggung anak yatim kedudukannya di surga sama seperti ini, lalu Rasul memberi isyarat jari telunjuk serta jari tengahnya dan agak meregangkan kedua jari tersebut.” (HR Bukhari)

Dalam haditsnya, dijelaskan pula tentang orang-orang yang memberi makanan pada fakir miskin serta anak-anak yatim piatu. Berikut haditsnya.

“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘orang yang berusaha menghidupi para janda serta orang-orang miskin seperti orang yang berjuang di jalan Allah. Ia juga seperti orang yang berpuasa di siang hari serta menegakan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari no 5353 dan Muslim no 2982).

Surat Al-Maun

Itulah 7 ayat dari surat Al Maun, lengkap dengan arab latin dan artinya. Apabila Grameds ingin mengetahui surat lain dalam Al Quran, maka Grameds bisa membeli Al Quran atau buku tafsir Al Quran untuk mengetahui makna dalam surat-surat Al Quran.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan buku-buku tafsir serta kitab Al Quran untuk Grameds. Jangan ragu untuk membeli buku di gramedia.com karena dijamin bermanfaat dan berkualitas. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika