Agama Islam

Kata-Kata Idul Adha

Written by Yufi Cantika

Kata-kata Idul Adha – Idul Adha merupakan hari besar Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, atau sering dikenal dengan ‘Hari Raya Haji’, di mana umat Islam sedang menunaikan ibadah haji yang utama, yakni wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian ihram, yaitu pakaian serba putih serta tidak berjahit, yang melambangkan pandangan hidup dan persamaan akidah, serta memiliki nilai persamaan dalam segala bidang kehidupan.

Jadi, mereka semuanya merasa sederajat dan tidak ada perbedaan. Mereka sama-sama bertujuan mendekatkan diri kepada Allah Maha Besar, dengan bersama-sama membaca talbiyah.

Selain disebut Hari Raya Haji, Idul Adha juga dikenal dengan nama ‘Idul Qurban’, sebab pada hari itu Allah juga memberikan kesempatan kepada umat muslim yang belum mampu pergi haji untuk berkurban. Yang demikian itu juga sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Berkurban disini yaitu dengan menyembelih hewan kurban.

Hal ini sebagai simbol kecintaan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Jadi, bagaimana sejarah Idul Adha dan apa makna hari raya Idul Adha? Mari kita simak penjelasan berikut.

Sejarah Idul Adha

Syaibatulhamdi/Pixabay

Jika kita melihat dari sisi sejarah dari perayaan Idul Adha ini, maka kita akan teringat akan kisah teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yaitu ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk memindahkan istrinya Siti Hajar bersama putranya, yaitu Nabi Ismail kecil yang waktu itu masih menyusu.

Mereka berdua ditempatkan di lembah yang tandus nan gersang, bahkan tidak ada satupun pohon yang tumbuh. Lembah itu begitu sunyi dan tidak ada penghuni seorangpun.

Awalnya, Nabi Ibrahim sendiri tidak mengetahui maksud dari wahyu Allah ketika menyuruhnya menempatkan istri dan juga putranya Nabi Ismail yang masih bayi, dipisahkan di suatu tempat paling asing, kira-kira jaraknya 1600 KM di sebelah utara dari Palestina. Namun, baik Nabi Ibrahim maupun istrinya Hajar, menerima perintah tersebut dengan penuh keikhlasan dan tawakal.

Sebab pentingnya peristiwa itu, Allah Subhanahu Wa ta’ala mengabadikannya didalam Al Qur’an :

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya : “Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. [QS Ibrahim: 37].

Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa sewaktu Siti Hajar kehabisan air minum, sampai tidak bisa menyusui Nabi Ismail kecil, Siti Hajar mulai mencari air kesana dan kemari, sambil berlari kecil atau Sa’i, antara Sofa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

Saat itu, Allah mengutus malaikat Jibril, dan mata air ZamZam tiba-tiba terpancar dari kaki Nabi Ismail kecil. Sejak saat itulah, lembah yang dulu gersang, kini memiliki sumber kehidupan dan persediaan air yang berlimpah.

Berjalannya waktu, datanglah orang-orang dari berbagai pelosok, baik para pedagang maupun musafir ke tempat Siti Hajar dan Ismail untuk membeli air. Rezeki datang dari berbagai penjuru, dan tempat sekitarnya menjadi makmur. Hingga kini, lembah tandus itu dikenal dengan kota Mekkah, sebuah kota yang makmur dan aman, hal ini berkat doa Nabi Ibrahim dan berkat kepandaian Siti  Hajar dalam mengelola masyarakat, hingga menjadi kota yang besar dan makmur.

Kota Mekkah yang makmur dan aman digambarkan Allah Subhanahu Wa ta’ala dalam Al Qur’an :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـَذَا بَلَداً آمِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ

Artinya : “Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kiamat.” [QS Al-Baqarah: 126].

Dari ayat diatas, menjadi bukti yang nyata, bahwa Kota Mekkah sampai saat ini memiliki kemakmuran melimpah. Dan dijadikan sebagai pusat haji umat muslim seluruh dunia. Jamaah haji memperoleh fasilitas yang baik dan cukup dalam melakukan ibadah haji dan umrah.

Hal ini pun terbukti bahwa kemakmuran kota Mekkah semakin modern, banyak pembangunan dan tata pemerintahan serta ekonomi yang bagus. Terutama keamanan hukum di kota Mekkah menjadi faktor utama yang mengagumkan. Semua itu menjadi bukti dalil, bahwa terkabulnya doa Nabi Ibrahim. Kemakmuran yang terjadi, tidak hanya dinikmati oleh umat muslim saja, namun orang-orang beragama lain pun ikut menikmati.

Allah Subhanahu Wa ta’ala berfirman :

قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Artinya : “Dan kepada orang kafir pun, aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka. Dan itulah seburuk buruk tempat kembali”. [QS. Al-Baqarah: 126]

Selain itu, Idul Adha disebut juga “Idul Nahr” yang artinya hari raya penyembelihan. Hal ini memperingati ujian terberat yang menimpa Nabi Ibrahim. Dan hasil dari ketabahan dan kesabaran Nabi Ibrahim menghadapi ujian dan cobaan, hingga Allah memberinya anugerah atau kehormatan Khalilullah atau kekasih Allah. Nabi Ibrahim juga termasuk dalam Nabi dan Rasul Ulul Azmi, yang mana mendapatkan ujian dan cobaan paling berat dari manusia-manusia lain.

Dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim, Ibnu Katsir menyatakan bahwa, pernyataan Nabi Ibrahim tentang akan mengorbankan anaknya jika Allah menghendaki, itu lah yang kemudian menjadi ujian dan cobaan, yaitu Allah menguji iman dan ketakwaan Nabi Ibrahim lewat mimpinya yang Haq. Dalam mimpinya, ia harus mengorbankan putranya sendiri yang saat itu masih 7 tahun.

Anak yang shaleh, baik dan rupawan, sehat nan cekatan ini, agar dikorbankan atau disembelih dengan tangannya sendiri. Sungguh peristiwa sangat mengerikan!

Peristiwa ini dicantumkan dalam Al Qur’an :

قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya : Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” [QS As-shaffat : 102].

Kemudian, setelah mendengar jawaban Nabi Ismail, Nabi Ibrahim pun memantapkan niatnya. Nabi Ismail juga ikhlas dan seperti ayahnya yang sudah tawakal. Dan seketika saat pisau nyaris menyembelih leher Nabi Ismail, tiba-tiba Allah berseru dan berfirman, untuk menghentikan penyembelihan itu, sebab Allah telah meridhoi pengorbanan mereka berdua, yang telah memasrahkan tawakal mereka hanya kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Dan sebagai bentuk imbalan atas keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan menyembelih seekor kambing sebagai kurban.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Alquran Surah As-shaffat Ayat 107-110 :

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.”

سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ

“Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”

كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Dari kisah ini pula kemudian adanya rangkaian ibadah haji dan perintah menunaikan ibadah haji jika mampu dan penyembelihan hewan qurban setiap Hari Raya Idul Adha.

Dalam melakukan haji dan umrah membutuhkan suatu petunjuk atau arahan agar beribadah di sana dapat dilakukan dengan khusyu. Mencari petunjuk atau arahan ketika haji dan umrah bisa juga dilakukan dengan membaca buku, salah satunya adalah buku Petunjuk Praktis Haji & Umrah.

Dalam buku ini akan menjelaskan beberapa hal, seperti bagaimana memakai kain ihram, adab ketika membaca doa dan informasi tempat-tempat maqbaroh di tanah suci.

 

Makna Hari Raya Idul Adha

Kita sudah mengetahui, bahwa Idul Adha menjadi peringatan mengenai kegiatan penyembelihan atau kurban, sebagai gambaran keikhlasan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan putra satu-satunya yaitu Nabi Ismail untuk Allah.

Kurban sendiri adalah kata serapan bahasa Arab yang berarti pendekatan. Secara istilah, kurban dapat diartikan penyembelihan hewan kurban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Hari Raya Idul Adha memiliki makna dan mengandung pembelajaran. Lalu, apa makna yang dapat kita ambil dari Hari Raya Idul Adha? Berikut maknanya:

1. Meningkatkan Ketakwaan 

Makna pertama hari raya idul Adha adalah meningkatkan ketakwaan. Pengertian takwa yang sesungguhnya, yaitu ketaatan manusia dengan Allah, dalam menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya. Tingkat ketakwaan seorang hamba dapat dilihat melalui kepeduliannya terhadap sesama.

Pengertian takwa berhubungan dengan ketaatan manusia dengan sang pencipta-Nya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.  Tingkat ketakwaan seseorang bisa dilihat atau dinilai melalui kepeduliannya terhadap sesama.

2. Kepatuhan Kepada Orang Tua

Idul Adha merupakan rangkaian dari peristiwa yang memaknai seorang anak, yaitu Nabi Ismail yang patuh,dan mendengarkan apa yang dikatakan Nabi Ibrahim selaku orangtuanya. Jadi, idul Adha juga dimaknai dalam konteks untuk mendengarkan dan taat kepada orang tua dalam segala hal, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Misalnya, menyayangi orang tua, menghor orang tua, membantu dengan ikhlas, dan sebagainya.

3. Berbagi Dengan Sesama

Seperti yang kita ketahui, Idul Adha merupakan peringatan kurban, dan alangkah baiknya, kita maknai dengan berbagi dengan sesama. Misalnya, berbagi daging kurban kepada tetangga dan orang-orang sekitar, apalagi bagi mereka yang kurang mampu.

Jadi, setiap orang dapat merasakan kebahagiaan yang sama, dengan saling berbagi. Kemudian harapannya, hal ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus menunggu hari raya Idul Adha.

4. Bersilaturahmi Dengan Orang Sekitar

Kemudian hari raya idul Adha juga dimaknai sebagai momen yang tepat untuk menjalin silaturahmi. Baik dengan keluarga, saudara, tetangga, maupun orang-orang lingkungan sekitar. Tentunya hal ini menjadi tradisi yang tepat untuk mempererat hubungan silaturahmi.

5. Menumbuhkan Rasa Empati

Hari Raya Idul Adha juga dimaknai untuk menumbuhkan rasa empati dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Bagi orang mampu, tak ada salahnya ia berkurban. Dengan kata lain, dapat menyisihkan sebagian hartanya untuk melakukan kebaikan dan berbagi dengan sesama yang kurang mampu atau membutuhkan.

Ajari anak-anak kita mengenal makna Idul Adha, serta peristiwa besar yang terjadi dalam sejarah Islam. Saat ini, sudah ada banyak buku tentang Idul Adha yang juga disertai dengan gambar, salah satunya adalah buku Muslim Kids Activity Book : Qurban & Haji

 

Kata-Kata Ucapan Hari Raya Idul Adha

Perayaan hari raya Idul Adha memang penuh sukacita dan dirasakan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Umat muslim saling memberikan ucapan selamat hari raya Idul Adha kepada keluarga, tetangga, sanak saudara, sahabat, hingga teman sebagai bentuk perayaan dan kebahagiaan.

Lalu, bagaimana kata-kata atau ucapan selamat Hari Raya Idul Adha yang baik?

Simak informasinya berikut ini ya.

  1. “Keikhlasan Nabi Ibrahim diganti dengan banyak keberkahan. Semoga Nabi Ibrahim tetap menjadi inspirasi kita dalam hal ketakwaan dan keikhlasan kepada Allah SWT. Selamat Idul Adha.”
  1. “Semoga kita dianugerahi kesholehan seperti Nabi Ibrahim, ketaatan seperti Nabi Ismail, keikhlasan seperti Siti Hajar. Selamat Idul Adha, mohon maaf lahir dan batin .”
  1. “Saya dan keluarga mohon maaf lahir-batin. Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga perjalanan hidup kita semakin berkah, rezeki yang cukup dan berkah”.
  1. “Semoga berkah Allah selalu menyertai kita, bahagia di dunia dan di akhirat. Selamat Idul Adha.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga ibadah kurban kita membawa keberkahan bagi semuanya.”
  1. “Semoga rahmat dari Allah menyertai hidup kita, dan membawa kita ke jalan yang selalu benar. Selamat Idul Adha.”
  1. “Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha untuk semuanya, mohon maaf lahir dan batin.”
  1. Taqabbalallahu minna wa minkum.

Artinya : “Semoga Allah menerima (amal) kami dan kamu.”

  1. Kul ‘am wa antum bi khair. Eid Mubarak!

Artinya : “Hari Raya yang diberkati, semoga kamu (sekalian) setiap tahun dalam keadaan baik.”

  1. Litanzil ‘alaykum barakat Allah fi Eid al-Adha hatha.

Artinya : “Semoga berkah Allah diberkatkan kepada kamu pada Hari Idul Adha (tahun ini).”

  1. La yujad ‘amal anbil siwaa altasamuh.

Artinya : “Tiada perbuatan yang mulia selain memaafkan.”

  1. Tahiati alharat li’aqrab ‘ayilat, amul ‘an nusbih ‘ashkhas ‘akthar fayidatan.

Artinya : “Salam hangat untuk keluarga terdekat, semoga kita menjadi orang yang lebih bermanfaat.”

  1. Tanqiat alqalb, watathir alruwh, wafath bab almaghfirat ‘an al’akhta’ wal’akhta’ wal’akhta’ alty kanat mawjudatan ‘alaa al’iitlaq.

Artinya : “Sucikan hati, bersihkan jiwa, bukakan pintu maaf atas kesalahan, kekhilafan dan kekeliruan yang pernah ada.”

  1. Asakum min uwadah.

Artinya: “Semoga kalian berumur panjang (agar bertemu Idul Adha berikutnya).”

  1. Aeyadaan sa’idat , ‘atamanaa ‘an nakun wa’ayilatuna su’ada’ daymana.

Artinya : “Selamat hari raya, semoga kita sekeluarga selalu bahagia.”

  1. La yazal hunak khata damniun, tahadathaan waf’ila, fi hadha alyawm almuqadas, yrja ‘an taghfir.

Artinya : “Masih ada salah yang tersirat, terucap, dan terlakukan. Di hari yang penuh kesucian ini, mohonlah dimaafkan.”

  1. “Malam takbir sudah berkumandang, hari esok akan menjadi sebuah kemenangan bagi kita semua. Selamat Idul Adha, mohon maaf lahir dan batin.”
  1. “Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, semoga amal ibadah serta kurban seluruh umat muslim diterima oleh Allah SWT.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, Semoga ibadah dan qurban membawa keberkahan bagi seluruh umat di dunia.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, Semoga hikmah qurban senantiasa membawa ketulusan serta kebersihan hati bagi kita.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, Semoga kita semua bisa memaknai pengorbanan, keikhlasan dihari yang suci ini.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, Semoga kita semua bisa meneladani keteguhan Nabi Ibrahim, dan juga keikhlasan Nabi Ismail.”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, taqabbalallaahu minna wa minkum. “Semoga Allah SWT menerima ibadah kurban kita dan seluruh umat Muslim di dunia”
  1. “Selamat Hari Raya Idul Adha, Semoga Allah SWT menerima ibadah dan qurban kita tahun ini.”

Itulah beberapa kata-kata atau ucapan di hari raya Idul Adha yang mungkin bisa kamu gunakan. Tentunya masih banyak kata-kata indah dan bermakna mendalam lainnya yang bisa kamu buat.

Ingin berdakwah dalam mengenalkan sejarah, peristiwa dan hari-hari besar Islam? Belajar agar pandai dalam berdakwah bisa melalui buku Smart Dakwah (Set – 3 Judul). Dalam buku ini, pembaca akan mengetahui konsep-konsep dan berbagai macam strategi dalam berdakwah.

 

Hikmah yang dapat diambil dari peristiwa dan perayaan hari raya Idul Adha ialah, bahwa hakikatnya, manusia itu sama. Yang membedakan disisi Allah hanyalah taqwanya.

Dan bagi umat muslim yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah, wukuf di Arafah adalah gambaran bahwa kelak seluruh manusia akan dikumpulkan satu tempat, yaitu Padang Mahsyar. Dan seluruh manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang dilakukan di dunia.

Jika ingin mencari buku tentang sejarah Islam, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis : Veronika Novi

Rujukan:

  • https://www.risalahislam.com/2022/07/arti-adha-dalam-idul-adha.html
  • https://www.republika.co.id/berita/qwir8q440/sejarah-dan-asalusul-idul-adha
  • https://amalqurban.com/sejarah-dan-makna-idul-adha/
  • https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/30/153000869/makna-idul-adha-dalam-kehidupan-sehari-hari

Buku & Quotes Yang Lainnya

1. Buku

2. Quotes dan Kata Bijak Lainnya

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika